Все главы Mengembalikan Senyum Bidadari : Глава 91 - Глава 100
119
Part 91
Suara ponsel tak henti berdering, hingga mengusik dua orang yang sedang tertidur pulas memulihkan tenaga. Tangan Miftah bergerak meraih benda pipih itu, kemudian meletakkannya di telinga.“Mas, kamu di mana?” Tanpa basa-basi, suara wanita dengan nada cemas terdengar di ujung telepon.Miftah bangkit dari tidurnya seraya memijit kepala yang terasa pusing karena pengaruh obat. “Lagi di luar. Ada pertemuan penting dengan klien.”Rosa yang mendengar Miftah berbohong tersenyum kecut tanpa membuka mata. Ini adalah alasan klasik seorang suami mengelabuhi istrinya.“Iya, Sayang, aku pulang.” Pria itu bergegas ke kamar mandi, kemudian memakai kembali pakaiannya. Sebelum pergi, Miftah mendatangi Rosa yang pura-pura memejamkan mata. “Aku harus segera pulang, ayah mertuaku berkunjung,” ucap Miftah, kemudian mengambil dompet dan kunci mobil yang tersimpan di nakas. Ia pergi, meninggalkan Rosa begitu saja tanpa memastikan wanita itu sudah bangun atau mendengar tanggapan Rosa. Miftah bukanlah pria pe
Читайте больше
Part 92
Kejadian tempo hari di hotel membuat Alina tak tenang. Pengakuan Rosa dan tangisnya menjadi pertanda, bahwa apa yang diucapkan wanita itu benar. Jika mereka tak bahagia selama menikah, kenapa mereka bertahan selama enam tahun? Kenapa Rosa mengaku tak disentuh Pandu? Bukankah mereka sudah melakukannya sebelum menikah? Alina memijit kepalanya yang terasa pusing memikirkan hal itu. Ia pikir, hidup Rosa sangat bahagia karena telah berhasil mendapatkan apa yang ia inginkan. Ternyata semua tak sejalan dengan prasangka Alina.“Lin,” panggil Pandu, ketika melihat istrinya terpaku di balkon kamar. Terlalu larut dalam lamunan, Alina tak menyadari kehadiran pria itu.“Lin,” ucap Pandu seraya menyentuh pundak Alina. Sontak Alina kaget. Pandu terkekeh melihat reaksi istrinya. Ia duduk di samping wanita itu, kemudian menggenggam tangannya erat. “Kenapa? Serius amat melamunnya.”Alina menyandarkan punggung pada sofa, kemudian menoleh pada Pandu yang menatap ke depan. Ia bisa melihat dengan jela
Читайте больше
Part 93
Akhir-akhir ini Alina sering mengeluh sakit kepala dan tak enak badan. Kadang ia berpikir, apakah penyebab kesehatannya menurun karena faktor usia? Namun setelah mengetahui bahwa ia telat datang bulan dan rutin berhubungan suami istri, Alina yakin jika di rahimnya sedang tumbuh benih Pandu.“Kita ke dokter, ya,” ajak Pandu pada Alina yang berbaring di ranjang. “Kamu tampak pucat, Lin.”Alina memejamkan mata. Kepalanya terasa berputar setiap kali ia bangkit dari ranjang. “Ayo.” Pandu membantu wanita itu berdiri. “Huek.” Perutnya yang bergejolak memaksa Alina berlari ke kamar mandi dan menumpahkan cairan yang terasa pahit dari mulut. Pandu memijit pundak wanita itu. Setelah membersihkan diri, ia menggendong Alina kembali ke ranjang. “Mas.”“Ya.” “Sepertinya aku hamil.” Ucapan Alina membuat Pandu ternganga dan jantungnya berdegup kencang. “Aku sudah telat datang bulan dua minggu.” “Sekarang kita ke dokter.” Pandu membuka lemari pakaian, kemudian menyiapkan baju ganti Alina. Dengan t
Читайте больше
Part 94
“Tetapi … jika Zea mau,” lanjut Pandu yang seketika membuat senyum Bryan terhenti.Bryan mengalihkan pandangan pada Zea yang duduk di sofa keluarga. Syarat terakhir yang diajukan Pandu ada pada gadis itu. Zea tampak diam dan terlihat tak sebahagia dirinya. Bryan yang melihat perubahan di raut wajah Zea merasa takut. Jika Pandu merestuinya, tetapi Zea menolak, sama saja dengan gagal. “Bolehkah saya minta waktu untuk bicara berdua dengan Zea, Om?” tanya Bryan.Pria itu mengangguk. “Silakan.”Bryan berjalan mendekati Zea. Ia minta Zea mengikutinya ke taman untuk bicara berdua. Setelah meyakinkan Pandu, kini Bryan harus bisa meyakinkan putrinya. “Zea belum ada niat untuk menikah,” tolak gadis itu halus.Bryan memandang Zea dengan kecewa. “Kenapa, Zee?”Zea menatap Bryan yang terlihat sangat berharap. “Zea belum bisa berpisah dengan Papa dan Mama. Zea baru saja menikmati kebahagiaan menjadi seorang anak, karena memiliki keluarga yang utuh.”Bryan menghela napas lemah. Ia tahu, semenjak k
Читайте больше
Part 95
Berdasarkan kesepakatan, Zea dan Bryan dinikahkan secara sederhana. Sedangkan resepsi pernikahan akan dirayakan setelah keduanya lulus kuliah. Meskipun demikian, pernikahan mereka tetap dilegalkan. Bertempat di rumah Pandu, pernikahan sederhana pun digelar. Dekorasi cantik nan elegan menghiasi rumah mewah itu. Walaupun prosesi pernikahan hanya dihadiri oleh keluarga besar kedua pengantin dan orang terdekat, Pandu tetap melayani tamu dan besannya dengan hidangan mewah dan cendera mata cantik. Keluarga Bryan datang dengan membawa seserahan, mahar, dan sepasang cincin berlian. Pria muda itu memakai beskap berwarna putih, sedangkan Zea tampil cantik memakai kebaya panjang dengan ekor dan taburan mute yang memberi kesan ningrat dan elegan. Warna putih disepakati Regina dan Alina, karena mengandung makna akan terbentuknya sebuah ikatan yang suci. Jantung Bryan berdegup kencang, ketika detik-detik ijab kabul akan dilaksanakan. Berkali-kali ia melirik ke lantai atas rumah Pandu, tetapi yang
Читайте больше
Part 96
Setelah pernikahan selesai, keluarga besar Bagas undur diri untuk pulang kecuali Bryan. Sebelumnya, pengantin itu sudah sepakat untuk tinggal di rumah masing-masing dan menjalani kehidupan seperti biasa. Namun Alina bersikukuh meminta keduanya untuk tinggal bersama. Permintaan Alina sangat menguntungkan bagi Bryan yang selalu ingin dekat dengan istrinya. Namun, tidak dengan Zea. Semenjak pria itu ikut masuk ke kamarnya, Zea tak mampu berbuat banyak. Keduanya hanya duduk terpaku di sisi ranjang tanpa ada yang berani membuka percakapan.Walaupun sebelumnya sudah akrab dan saling kenal, tetapi untuk berduaan di dalam kamar membuat Zea panas dingin. Zea gelisah. Ia tak menduga perjanjian keduanya untuk tetap tinggal bersama keluarga masing-masing ditentang orang tua mereka.“Ke mana suami ikut, istri harus ikut. Jadi, jangan tinggal terpisah. Menikah itu untuk menyatukan. Suami istri saja yang serumah bisa berpisah, apalagi yang enggak serumah,” ucap Alina kala itu.Akhirnya Zea hanya bis
Читайте больше
Part 97
Bryan menyingkirkan anak-anak rambut dari kening Zea, kemudian mengecup kening itu lembut. Sentuhan itu begitu manis dan menggetarkan jiwa Bryan. Tak hanya itu, pria muda itu juga mengelus pipi mulus Zea. Sentuhan Bryan tak berarti bagi Zea yang telah nyenyak. Buktinya, ia tak terganggu dengan aksi sang suami. Bryan kembali mendekatkan diri seraya tersenyum. Saat sang istri tertidur, ia bisa dengan bebas melakukan apa pun tanpa harus minta izin atau mendapatkan penolakan.Sesaat, tatapannya terhenti pada bibir merah alami yang sangat menggoda. Tak ingin membuang kesempatan, pria itu mengecupnya lembut, menikmati sentuhan yang baru pertama kali ia rasakan. Indah dan melenakan. Zea yang sedang di alam mimpi merasa terganggu, hingga ulah Bryan itu membuatnya tersadar dan kaget. Refleks, Zea membuka mata. Kedua tangannya mendorong tubuh Bryan, sementara mulutnya berteriak, “Agrhhh!”Bryan yang panik langsung membungkam mulut itu dengan sebelah tangannya.“Hmmp.” Zea mencoba memberontak.
Читайте больше
Part 98
Mata Rosa membulat. Ia bangkit dari tidurnya dan duduk berhadapan dengan Miftah. “Tentu ini anakmu. Aku enggak pernah berhubungan dengan pria lain!”Miftah terdiam sejenak dan membuang pandangan dari tatapan tak suka Rosa. “Bagaimana aku bisa percaya? Pandu saja yang terpaksa menikahimu karena hamil, ternyata itu bukan anaknya.” “Miftah!” bentak Rosa. Dada wanita itu mulai naik turun, menahan kemarahan. Ia tak terima pria itu menyamakan apa yang terjadi dulu dengan keadaannya yang sekarang.“Bukankah begitu kenyataannya? Kamu tidur dengan banyak pria, kemudian menjebaknya agar bisa menikah dengannya.”Rosa berang dan merasa terhina mendengar ucapan Miftah, meskipun itu memang benar. Rosa melayangkan tangannya di udara, tetapi sebelum ia menampar pria itu, Miftah terlebih dahulu menangkap tangan Rosa. Rosa menangis. Air matanya tak bisa ditahan, ketika seorang pria yang menabur benih di rahimnya kemudian begitu tega meragukan anak yang ada dalam kandungan Rosa. “Kalau kamu enggak perc
Читайте больше
Part 99
Rosa ingin menampakkan diri, tetapi hatinya ragu. Ia takut jika wanita itu atau Pandu kembali memarahinya. Rosa menatap Alina lekat. Dari jarak beberapa meter, ia hanya bisa menatap wajah ayu itu duduk bersandar sambil mengelus buah cintanya. Tak lama Pandu datang, ia membeli sebotol air mineral, kemudian membuka tutup botol sebelum menyerahkannya pada Alina. “Hari ini kita sudah bisa lihat jenis kelaminnya, Mas,” ucap Alina yang jelas terdengar oleh Rosa. “Mas mau laki-laki atau perempuan?”Pandu menggenggam jemari istrinya, kemudian menciumnya mesra. Melihat adegan itu membuat hati Rosa meringis. Ternyata benar kata Bi Mirna bahwa sebenarnya Pandu adalah pria yang baik dan sangat menyayangi keluarga. Bahkan, Rosa sendiri pernah merasakan kebaikan pria itu, meski tak sama dengan yang Alina dapatkan.“Laki-laki atau perempuan enggak masalah. Yang penting, ibunya sehat,” jawab Pandu diplomatis. “Kalau Mas sendiri berharap apa?” Alina kembali bertanya.Pandu tersenyum dengan tatapan
Читайте больше
Part 100
Zea melipat mukena dan sajadah setelah menyelesaikan salat Isya. Pintu kamarnya terbuka, menampakkan sosok Bryan yang baru pulang dari masjid. Zea mencium punggung tangan sang suami takzim.Pria itu membawa Zea duduk di ranjang mereka. “Ini Zee.” Bryan menyerahkan sebuah kartu debit berlogo bank swasta terbesar di Indonesia.Kening Zea mengerut. Ia ragu untuk menerima pemberian Bryan itu. “Nafkah dari aku. Ini hasil jerih payahku selama bekerja di perusahaan Papa. Semua biaya kebutuhanmu, ambil dari sini,” ungkap Bryan.“Zea masih punya uang,” tolak gadis itu halus.“Tetapi itu pemberian papamu. Sekarang kamu tanggung jawabku, Zee. Jadi, sudah kewajibanku untuk melakukannya.”Zea mengambil kartu itu dari tangan Bryan. “Aku hanya bisa menafkahimu semampu yang aku bisa. Mungkin jumlahnya enggak sebesar pemberian papamu, tetapi aku akan kerja keras lagi agar bisa memenuhi semua kebutuhan kita.”“Terima kasih, Bryan. Zea akan selalu bersyukur berapa pun yang kamu kasih.” Zea menundukkan
Читайте больше
Предыдущий
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status