All Chapters of Mengembalikan Senyum Bidadari : Chapter 61 - Chapter 70
119 Chapters
Part 61
Dada pria itu naik turun menahan kemarahan. Telunjuknya mengarah pada wajah Rosa. “Jangan bohong, dulu kamu mengancamku akan menyebarkan video itu, jika aku enggak memberimu sejumlah uang. Aku sudah turuti keinginanmu, Ros, bahkan kamu sudah berjanji untuk menghapusnya, tetapi kamu ingkar!”Rosa menangis bersamaan rasa takut menghadapi kemarahan Himawan. Ia kembali mengingat video lama itu. Perasaannya mengatakan, bahwa video itu telah ia hapus karena takut ketahuan oleh Pandu. Namun, kenapa video itu muncul kembali?“Sudah kubilang, bukan aku!”Plak! Sebuah tamparan kembali melayang di pipi Rosa. Wanita itu meringis, cairan merah mengalir di sudut bibir. Himawan tak percaya dengan pengakuan Rosa. Ia hafal betul bagaimana sifat licik wanita itu. Bahkan, Himawan merasa dibodohi. Dulu, Rosa menjajakan tubuhnya pada Himawan. Rosa pula yang merekam video mereka dengan alasan sebagai kenang-kenangan dan koleksi pribadi. Namun, ternyata wanita itu menjebaknya dan memeras Himawan berkali-ka
Read more
Part 62
Pandu beristigfar di dalam hati. Tubuhnya gemetar melihat aksi liar Rosa dari benda pipih di tangannya. Walaupun Rosa belum memberikan klarifikasi, Pandu yakin, pemeran wanita dalam video yang berdurasi enam belas menit itu adalah Rosa. “Ya, Allah, wanita macam apa yang aku nikahi dulu? Ternyata aku dibutakan oleh nafsu, hingga membuang jodoh terbaik yang engkau berikan. Ampuni aku, ya Allah.”Tetesan air mata kembali jatuh di pipi. Ia pikir, hanya kepada Daniel, Rosa memberikan kehormatannya. Namun ternyata Pandu salah, wanita itu berkencan dengan banyak pria dan sengaja membangkitkan hasrat mereka dengan pose dan permainan liarnya yang menjijikkan. Pandu mengela napas lemah. Di satu sisi ia bersyukur karena kelakuan Rosa terkuak ketika mereka telah berpisah, tetapi di sisi lain ia merasa kasihan pada wanita itu. Rosa memiliki keluarga yang tak harmonis. Kedua orang tuanya bercerai ketika ia masih remaja. Masing-masing sudah menikah dan tak ada yang peduli dengan Rosa, hingga wanita
Read more
Part 63
“Sini, aku traktir.” Bryan menarik tangan Zea menuju kasir. Setelah menyelesaikan pembayaran, pria itu mengajak Zea memasuki restoran yang menyajikan masakah khas daerah. Mereka memilih duduk di lesehan yang berada di pojok restoran. Bryan mendekati pelayan dan mulai memesan, sedangkan Zea fokus pada buku yang ia beli. “Rajin belajar, ya, biar lulus menjadi mahasiswi kedokteran.”“Zea akan berusaha, semoga Allah berkehendak.”“Aamiin. aku dukung kamu Zee.”“Kalau kamu bagaimana?”“Aku bercita-cita jadi pengusaha, Zee. Karena itu, aku akan memilih jurusan Manajemen Bisnis atau Teknologi Informasi, supaya bisa menciptakan lapangan pekerjaan, banyak duit, biar bisa sedekah, kemudian nikahi kamu.”Zea terkekeh dan memukul lengan Bryan dengan buku yang dipegangnya. Bryan tersenyum melihat gadis itu kembali ceria. Beberapa kali ia mengeluarkan gombalan, supaya Zea kembali bahagia. Percakapan mereka terhenti, ketika menu pesanan tiba. Zea menatap heran dengan makanan yang dihidangkan. “Ini?
Read more
Part 64
Video panas Rosa dan Himawan begitu cepat beredar di tengah masyarakat. Banyak netizen yang penasaran dengan aksi keduanya, mengingat mereka adalah tokoh publik yang sering muncul di layar kaca. Walaupun keduanya menampik video tersebut, tetapi tak sedikit masyarakat yang percaya bahwa pemerannya adalah Rosa dan Himawan.Beredarnya video syur berdurasi enam belas menit itu tak hanya membuat geger masyarakat, tetapi juga lembaga pemerintah. Bagaimana tidak, orang yang terlibat dalam video tak senonoh itu adalah pejabat tinggi pemerintahan. Banyak pihak dan lembaga yang namanya ikut terseret dan tercemar. Partai politik pengusung Himawan pun menjadi murka. Kepercayaan publik akan partai bersih menjadi sirna, meskipun belum jelas bahwa Himawan pelaku utama.Keresahan masyarakat ini membuat pihak kepolisian bertindak. Pemanggilan pelaku utama untuk pemeriksaan telah dilayangkan kepada Rosa dan Himawan. Pihak pertama yang diundang adalah Himawan, selisih satu hari dengan Rosa. Keduanya se
Read more
Part 65
Rosa terbangun, ketika suara ribut dari ruang tamu terdengar. Wanita itu memakai piama, kemudian melangkah keluar. Dahinya mengernyit, ketika Meri—asisten rumah tangganya—berdebat dengan seorang wanita yang tak ia kenal. “Ada apa?” tanya Rosa yang berdiri di ujung tangga lantai dua. Seorang wanita dewasa tersenyum sinis menatap Rosa. Ia berjalan menaiki anak tangga mendekati wanita itu. “Kamu Rosalina?” tanyanya menatap Rosa dari atas sampai bawah.“Anda siapa, ada perlu apa malam-malam datang ke sini?” tanya Rosa tanpa menjawab pertanyaan wanita cantik yang tubuh dan wajahnya tampak terawat.Dengan gerak cepat, wanita itu mendekati Rosa. “Aku Sekar, istri dari Himawan.”Seketika Rosa kaget, tetapi ia mencoba mengatasi diri untuk tak menampakkan rasa takut pada wanita itu. “Apa tujuan Anda ke sini?” Dada Sekar naik turun menahan kemarahan. “Apa kamu berselingkuh dengan suamiku?” Rosa tersenyum sinis. “Sudah aku katakan di media, bahwa aku dan suamimu enggak saling kenal. Itu hanya
Read more
Part 66
“Putri Bapak sakit.”Seketika tubuh Pandu mendadak tegang mendengar berita yang disampaikan Istaz Fahri. Sibuk menata hatinya yang rapuh, hingga Pandu lalai akan tugasnya sebagai seorang ayah yang harus memberikan kasih sayang pada putrinya. Pandu takut sesuatu yang buruk terjadi pada Zea. “Pulanglah, putri Bapak butuh Bapak,” ungkap Ustaz Fahri. Pandu bergegas mengemasi barang-barangnya. Ia tak bisa menunggu lama, bahkan pria itu segera memesan tiket pesawat agar bisa cepat sampai ke rumah. Ustaz Fahri mengantar Pandu ke bandara dengan menggunakan minibus pondok. Sepanjang jalan, Pandu tak tenang. Tangisan Zea ketika mereka berpisah kembali menyentuh hatinya.“Astagfirullah.” Pandu beristigfar. “Saya terlalu egois memikirkan hati yang lemah, hingga saya lupa jika ada hati yang harus saya jaga,” ungkap Pandu dengan mata berkaca-kaca.Ustaz Fahri menepuk pundak Pandu. “Insyaallah, tobat Bapak diterima Allah. Air mata yang jatuh saat memohon ampunan Allah akan mampu memadamkan api ner
Read more
Part 67
Zea mulai tak tenang. Pandu pamit setengah jam yang lalu, tetapi pria itu belum juga kembali. Mata Zea yang mulai berat tak henti menatap pintu yang tertutup. Ia berharap, pintu itu segera terbuka menampakkan wajah teduh pria yang sangat ia rindukan. “Ma, nanti Papa balik lagi enggak, Ma?” “Iya, Papa pergi salat ke masjid, jadi agak lama.” “Kalau Papa pergi dan enggak kembali, bagaimana Ma? Zea takut, Papa menghilang seperti kita dulu.”Alina menenangkan hati putrinya. “Papa enggak akan meninggalkan Zea. Sekarang istirahat, ya.”Zea memejamkan mata. Efek obat membuatnya terserang kantuk, hingga tak butuh waktu lama membawa gadis itu berlalu ke alam mimpi.Alina duduk bersandar di sofa. Matanya menatap layar datar yang menyala di dinding. Sejak dulu, Alina tak suka menonton televisi, apalagi enam tahun lalu mereka tak memiliki perangkat elektronik tersebut. Perlahan pintu terbuka, sosok Pandu masuk membawa beberapa bungkus makanan, kemudian meletakkannya di atas meja. Ia mendekati Z
Read more
Part 68
Rosa menangis. Ia tak tahu harus bagaimana. Namanya sudah tercemar. Tubuh yang ia tutupi dengan busana syar’i, kini menjadi tontonan gratis semua orang. Bahkan, nasihat agama yang pernah ia sampaikan di media sosial menjadi bahan ocehan orang. “Saya harus bagaimana, Pak Miftah?” Miftah berdiskusi dengan timnya. Mereka menimbang setiap langkah yang akan diambil dan dampak yang terjadi terhadap kliennya. “Menurut saya, Ibu harus jujur dan meminta maaf pada masyarakat. Jika Ibu terus menampik, pihak yang merasa tertuduh akan makin gencar menyerang Ibu. Dilihat dari bukti yang mereka punya, posisi mereka sangat kuat, dan prediksi saya kita akan kalah.”Rosa memijit kepala. Uang yang ia keluarkan begitu banyak untuk membayar pengacara hebat ini, tetapi tetap saja tak bisa memperbaiki apa yang telah terjadi. “Saya enggak sanggup. Saya mohon, Bapak yang mengklarifikasi hal ini ke publik,” pinta Rosa seraya bangkit. Dengan langkah gontai, wanita itu berjalan menuju kamar.Tiba di kamar, wani
Read more
Part 69
Pandu duduk di kursi dan mendekatkan diri pada putrinya yang terbaring. Diraihnya jari lentik Zea, kemudian menciumnya dengan penuh cinta. Perlakuan manis Pandu membuat Zea nyaman. Ia menyandarkan kepalanya ke lengan Pandu. Zea sangat bahagia bisa sedekat ini dengan papanya. Dulu, Alina dan Pandu akan memeluknya bersamaan jika Zea sakit. Sekarang, hal itu tak bisa terjadi lagi. Salah satu dari mereka harus menjaga jarak, karena hukum agama melarang untuk berdekatan.“Pa, Papa tinggal di mana?” tanya Zea penasaran.“Kenapa?”“Jika Zea sudah sembuh, Zea ingin berkunjung ke rumah Papa dan menginap di sana. Boleh, kan, Ma?” tanya Zea menatap Alina.Alina mengangguk.Pandu terdiam. Ia masih menempati rumah sederhana yang tentu tak sehat untuk putrinya. Jika Zea berkunjung atau menghabiskan malam di rumah itu, sudah pasti ia tak tega. Pandu harus segera mencari tempat tinggal baru yang lebih sehat dan nyaman. “Nanti Papa akan ajak Zea ke tempat tinggal Papa. Yang penting, sekarang Zea sembu
Read more
Part 70
“Maaf, Mas. Aku saat bahagia dengan kehadiranmu, hingga lupa akan status kita.”Pandu tak menanggapi. Ia beristigfar dalam hati, dan memohon pada Allah agar dilindungi dari rayuan wanita itu. Jangan sampai ia terjerat jebakan Rosa untuk kedua kalinya. Pria itu pun berjalan menuju ruang keluarga. “Aku senang kamu datang, Mas,” ucap Rosa memecah lamunan Pandu. Kini penampilannya telah berubah. Gamis syar’i berwarna hitam seperti memberi tahu bahwa wanita itu sedang berduka.Keduanya duduk di ruang keluarga yang terhubung dengan dapur. Pandu menatap Rosa lekat, ia melihat ada bekas luka di wajah Rosa, kantong mata yang menebal, dan tubuh yang tampak kurus. Pria itu menghela napas lemah, ia mencoba tak peduli, dan tak akan bertanya tentang keadaan Rosa.“Bantu aku, Mas. Masalah yang aku hadapi sangat berat,” lirih Rosa. Wanita itu menangis menceritakan masalah yang ia hadapi. Pandu hanya diam dan tak tersentuh dengan tangis Rosa tentang nama baik yang tercoreng, keuangan yang menipis, d
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status