“Maaf, Mas. Aku saat bahagia dengan kehadiranmu, hingga lupa akan status kita.”Pandu tak menanggapi. Ia beristigfar dalam hati, dan memohon pada Allah agar dilindungi dari rayuan wanita itu. Jangan sampai ia terjerat jebakan Rosa untuk kedua kalinya. Pria itu pun berjalan menuju ruang keluarga. “Aku senang kamu datang, Mas,” ucap Rosa memecah lamunan Pandu. Kini penampilannya telah berubah. Gamis syar’i berwarna hitam seperti memberi tahu bahwa wanita itu sedang berduka.Keduanya duduk di ruang keluarga yang terhubung dengan dapur. Pandu menatap Rosa lekat, ia melihat ada bekas luka di wajah Rosa, kantong mata yang menebal, dan tubuh yang tampak kurus. Pria itu menghela napas lemah, ia mencoba tak peduli, dan tak akan bertanya tentang keadaan Rosa.“Bantu aku, Mas. Masalah yang aku hadapi sangat berat,” lirih Rosa. Wanita itu menangis menceritakan masalah yang ia hadapi. Pandu hanya diam dan tak tersentuh dengan tangis Rosa tentang nama baik yang tercoreng, keuangan yang menipis, d
Read more