All Chapters of Mengembalikan Senyum Bidadari : Chapter 81 - Chapter 90
119 Chapters
Part 81
Pandu tak mampu menjawab pertanyaan Zea. Pria itu makin larut dalam sesal, ketika mengetahui kesalahan yang ia perbuat memiliki dampak yang sangat besar pada putrinya.“Bukan hanya Mama yang sakit ketika Papa mendua, Zea juga! Zea juga sama sakitnya ketika Papa menikah lagi dan memutuskan untuk berpisah,” lirih Zea mengusap air matanya yang berjatuhan.Fusena yang mendengar penuturan Zea ikut meneteskan air mata. Ia bisa merasakan apa yang dihadapi gadis itu.Zyan berdiri, kemudian berjalan mendekati adiknya. “Zea, jangan begitu, Dik. Mas Zyan sudah bilang, kita serahkan semua kepada Mama. Apa pun keputusan Mama, itulah yang terbaik untuk kita.”Gadis itu memandang kakaknya dengan air mata berlinang. “Zea hanya ingin, sebelum pernikahan ini terjadi, semua yang hadir di sini berpikir sejenak dari sudut pandang kita sebagai anak. Bukankah mereka juga pernah menjadi anak-anak?”Zea bangkit, kemudian berlari meninggalkan acara pernikahan tersebut. Ia masuk ke dalam kamar, mengempaskan tub
Read more
Part 82
“Betapa banyak anak tiri yang menderita, karena mendapatkan orang tua sambung yang enggak bisa memahami mereka. Bahkan, ada orang tua yang enggan mengajak anaknya hidup bersama keluarga barunya. Ada pula anak yang mendapatkan kekerasan, bahkan dibunuh oleh orang tua sambungnya. Bahkan, enggak sedikit remaja putri yang mendapatkan pelecehan seksual dari ayah tirinya,” ujar penghulu menceritakan beberapa kisah yang pernah terjadi. “Ayah dan ibu yang baik enggak akan pernah membuat keputusan dengan mengorbankan kebahagiaan anak-anak untuk kebahagiaan mereka sendiri.”Pandu dan Alina hanya tertunduk dengan air mata yang menetes. Ia adalah ayah yang buruk, demi kebahagiaannya, ia mengabaikan perasaan anak-anaknya. Begitu pun Alina, ia merasa berdosa pada Zea. Untuk menyelamatkan hatinya, ia pun mengabaikan hati Zea yang ikut terluka dengan keputusannya. “Saya sangat tersentuh dengan ungkapan hati Zea tadi,” ucap Fusena. “Saya paham dengan apa yang ia inginkan. Sebagai anak, tentu ia berh
Read more
Part 83
Setelah acara usai, para tamu berpamitan pulang. Bi Mirna tampak bahagia dan semangat ketika membersihkan dan menata kembali rumah majikannya. Ia senang, Pandu dan Alina kembali bersama, meski ia bisa melihat ada sedikit luka yang masih tergores di hati wanita itu. Sejak Pandu sah menjadi suami Alina, Zea selalu menempel pada pria itu. Ia bahagia ketika keinginannya kembali tercapai. Sementara itu, Alina merasa kikuk berhadapan dengan mantan suaminya. Ia tak tahu bagaimana menghadapi situasi seperti ini. Alina duduk di sisi ranjang tanpa berani berbaring. Ia merasa belum siap, jika pria itu datang dan tidur satu ranjang dengannya.Suara ketukan dan ucapan salam terdengar dari seorang pria yang sejak tadi mengusik hati Alina. Perlahan pintu terbuka, menampakkan sosok Pandu yang masuk ke kamar mereka. Keduanya tampak gugup dan tak nyaman, layaknya sepasang pengantin baru yang belum mengenal karena dijodohkan.Alina menunduk, berkali-kali ia menggigit bibir bawah dan memilin ujung dress
Read more
Part 84
Alina memberanikan diri menatap sang suami yang juga memandangnya lekat. Walaupun cahaya lampu tak begitu terang, tetapi ia bisa melihat pancaran kesalehan dari wajah ayah anak-anaknya itu. Pandu bergeser, mendekati Alina yang masih duduk di atas sajadah. Ia kembali melayangkan ciuman di kening wanita itu cukup lama dengan mendebarkan. Alina hanya pasrah menerima perlakuan Pandu. Merasakan wanita itu tak menolak aksinya, Pandu makin mendekatkan diri. Ia merengkuh punggung Alina, kemudian mengecup setiap inci wajah yang berbalut mukena itu hingga terhenti di bibir lembut yang sudah lama tak ia nikmati. Hasrat yang bertahun-tahun tersimpan, kini kembali bangkit. Tubuh Pandu bereaksi, jantungnya berdegup kencang, dan sorot matanya tampak sayu. Berkali kali Pandu menelan saliva, merasakan gejolak pria yang meronta.“Lin,” bisik Pandu dengan suara berat. “Bolehkah aku ....”Alina hanya menjawab dengan memejamkan kedua mata. Ia hafal gestur tubuh Pandu ketika pria itu butuh dirinya. Pan
Read more
Part 85
Miftah berhasil membebaskan Rosa dari segala tuntutan. Wanita itu tak bisa dipenjara, karena berdalih bahwa video yang ia rekam merupakan koleksi pribadi. Ia tak tahu apa pun tentang penyebaran video itu ke publik. Ponselnya yang hilang menguatkan Rosa bahwa bukan ia pelaku penyebaran video itu. Himawan terpaksa harus mendekam tiga tahun di penjara. Sebagai pemeran pria di video tersebut, ia telah merusak citra institusi dan mengkhianati perkawinannya dengan berselingkuh dan melakukan perzinaan. Pria itu sangat menyesal ketika hakim memutuskannya bersalah. Himawan tak bisa berbuat banyak, apalagi membayar penegak hukum, karena kasusnya menjadi sorotan media. Bahkan, sidang putusan yang ia dapatkan dihadiri oleh puluhan wartawan dari media cetak maupun elektronik.“Selamat, Bu Rosa,” ucap Miftah mengulurkan tangan.“Terima kasih, Pak. Berkat jasa Bapak, akhirnya saya diputuskan bebas.”Miftah menghela napas lega ketika keluar dari persidangan. Untuk kesekian kalinya, pria itu sukses m
Read more
Part 86
Suasana malam kian larut, membuat cuaca makin dingin. Alina beranjak dari perkumpulan remaja itu, kemudian berdiri di ujung pembatas rumah yang menampilkan pemandangan malam Kota Bandung. Alina kaget, ketika Pandu meletakkan jaket di pundak wanita itu agar tak kedinginan. “Terima kasih,” ucap Alina.Pandu berdiri di belakang wanitanya. Ia meletakkan kedua tangan di perut rata Alina. Sikap Pandu yang menunjukkan kemesraan di depan anak-anak membuat wanita itu tak nyaman. “Malu sama anak-anak, Mas.”Pria itu mendekatkan bibirnya di telinga Alina. “Kalau begitu, kita ke kamar saja.” Pandu menarik tangan Alina turun dari rooftop menuju kamar mereka. “Mas, Zea bagaimana?” tanya Alina khawatir.“Ada Zyan yang akan menjaganya,” ucap Pandu. Entah mengapa, selama menikah Pandu tak pernah bosan mencumbu wanita itu. Setiap kali mereka memiliki waktu berdua, maka akan berakhir di tempat tidur. Di usia yang tak muda lagi, kadang Alina menahan diri untuk tak menolak, tetapi jika diteruskan, ia
Read more
Part 87
Miftah datang ke rumah Rosa dengan membawa lembar akta kelahiran Shanum yang baru. Setelah pengajuan perubahan akta kelahiran disetujui pengadilan negeri dengan mempertimbangkan bukti-bukti bahwa Shanum terlahir dari luar pernikahan yang sah, maka status anak itu memiliki hubungan perdata dengan ibunya. Tak hanya itu, nama besar ‘Dirgantara’ pun dengan berat hati harus dilepas Rosa. Miftah menyerahkan hasil kerjanya pada Rosa, sekaligus menagih janji wanita itu untuk melunasi pembayaran atas jasa timnya.“Saya sedang enggak ada uang, Pak,” ucap Rosa jujur. Usaha butiknya merugi, sementara ia harus membayar semua pengeluaran pokok yang tak tertutupi oleh penghasilan yang diterima. Bahkan, mobil kesayangan Rosa telah terjual untuk membayar gaji karyawan, pengeluaran wajib setiap bulan, dan kebutuhannya sehari-hari. “Saya bangkrut, Pak. Tetapi saya usahakan untuk membayar kekurangannya.” “Apa Ibu punya penghasilan lain?” Selama menjadi pengacara Rosa, pria itu tahu bagaimana keuangan k
Read more
Part 88
Bryan telah menunggu Zea di depan fakultas kedokteran, tempat gadis itu menuntut ilmu. Keduanya berjalan memasuki area parkir menuju kendaraan Bryan. “Kita ke mana?” tanya Bryan, ketika mereka telah masuk ke dalam mobil.Zea melirik jam di tangannya yang masih menunjukkan pukul 14.00. “Jalan, yuk!”Bryan setuju. Mereka memilih sebuah tempat wisata yang ada di kawasan Lembang, Bandung. Setelah menikmati aneka jajanan dan menaiki wahana air yang ada di Pasar Terapung, mereka pun kembali pulang. Namun di perjalanan keduanya terjebak macet, hingga mobil itu harus terhenti lama. “Masih di jalan, Ma,” jawab Zea, ketika Alina menelepon karena khawatir.Pukul 20.00, Zea tiba di rumah. Pandu dan Alina sudah berdiri di depan teras. Sepasang remaja itu merasa bersalah, karena pulang terlambat. Mereka tak menyangka akan terjebak macet beberapa jam di jalan. Pandu menyambut Zea dingin, ketika tangan gadis itu meraih tangannya. Kedekatan Zea dan Bryan membuat Pandu mulai khawatir. Kadang, tanpa
Read more
Part 89
Regina menatap putranya yang akhir-akhir ini tak semangat. Bahkan, pulang kuliah Bryan sering menghabiskan waktunya di rumah atau membantu Bagas di kantor.“Kamu kenapa?” tanya Bagas yang penasaran dengan perubahan sikap putranya.Pria muda itu menghela napas lemah. “Om Pandu melarangku mendekati putrinya, Pa.”Regina dan Bagas saling pandang. Kesalahan apa yang dilakukan putranya, hingga Pandu melarang hubungan mereka? Putranya tampan, bahkan berasal dari keluarga baik-baik dan terpandang. “Kenapa?” “Om Pandu bilang, ia harus menjaga putrinya untuk enggak pacaran dan berduaan dengan pria yang enggak halal untuk Zea,” jawab Bryan lemah mengingat statusnya. “Om Pandu khawatir kami akan melakukan hal yang salah. Terus terang saja, aku enggak pernah berpikir untuk merusak Zea, Pa. Aku sayang dan cinta sama Zea. Tetapi Om Pandu meminta kami jaga jarak. Jika sudah menikah, baru boleh bersama.”Bagas terkekeh mendengar perkataan putranya. “Kamu tahu kenapa kakakmu, Diandra, Papa nikahkan d
Read more
Part 90
Rosa berdiri di depan kamar itu dengan penuh kemarahan. Ia ingin menggedor pintu itu agar terjadi keributan dan keduanya malu hingga tak jadi memadu kasih. Ketika tangan Rosa hendak beraksi, ponselnya berdering. Wanita itu menghela napas kasar. Ia mengambil ponsel dan mendapati nama Miftah tertera di layar.“Di mana? Aku sudah menunggu dari tadi,” ucap pria itu di ujung telepon.“Ya, aku sudah sampai.” Rosa merungut, panggilan Miftah mengganggu aksinya.Pintu kamar sebelah terbuka. Miftah muncul dengan bertelanjang dada. Rosa tak menyangka, kamar yang dipesan Miftah berdampingan dengan kamar yang dipesan Pandu. “Bukan di situ.”“Oh, aku pikir di sini,” dalih Rosa.Miftah semringah, ketika Rosa memasuki kamarnya. Ia tak peduli dengan wajah wanita itu yang tampak menyembunyikan sebuah kemarahan. Rosa meletakkan tasnya di nakas. Pandangannya berserobok dengan sebuah obat khusus pria dewasa yang sudah terbuka. Sebagai wanita yang bergelut dari satu ranjang ke ranjang lain, Rosa hafal betu
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status