All Chapters of Mengembalikan Senyum Bidadari : Chapter 51 - Chapter 60
119 Chapters
Part 51
Rosa memijat kepala yang terasa pusing. Deretan angka yang ia baca membuatnya harus berpikir keras, bagaimana untuk menanggulanginya. Meningkatnya jumlah konsumen, membuat penjualan gamis ‘Rose’ makin laku di pasaran. Follower beberapa akun media sosial Rosa juga naik drastis. Ini merupakan peluang bagi Rosa untuk mengepakkan sayap bisnisnya dengan membuat gamis dan hijab syar’i terbaru. Tema yang ia usung adalah pakaian syar’i untuk remaja putri. Para desainer telah merancang sebaik mungkin, dengan perpaduan warna-warna lembut favorit gadis remaja.Model untuk brand gamis ‘Rose’ telah ditentukan. Rosa memilih seorang artis remaja yang sedang naik daun sebagai brand ambassador. Sebuah hotel bintang lima telah ia booking untuk launching produk terbarunya tersebut, serta penambahan beberapa butik di daerah telah siap memasarkan gamis terbaru ‘Rose’. Selain itu, Rosa juga membekali reseller yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga untuk siap bersaing dengan produk serupa. Semua memerlukan
Read more
Part 52
Pandu dan Alina menjawab bersamaan, “Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatu.” Hati Pandu yang tadinya tenteram menjadi tak nyaman karena kehadiran Fusena. Senyum pria itu begitu semringah menatap Alina. Bahkan, ia membawa sebuah buket bunga mawar merah untuk Alina.Wanita itu menerima dengan senang hati, kemudian mempersilakan Fusena bergabung bersama mereka. Melihat senyum Alina yang begitu bahagia saat menerima pemberian Fusena, membuat hati Pandu sakit. Semenjak mereka berpisah, tak satu kali pun Alina tersenyum sebahagia ini kepada Pandu. Bahkan pria itu ingat, ia tak pernah menghadiahi Alina bunga, karena Pandu bukanlah seorang suami yang romantis. Perlakuan Fusena saat ini menyadarkannya, bahwa wanita butuh perhatian dan hadiah kecil dari pasangannya.“Sudah lama, Pak Pandu?” tanya Fusena yang duduk di sampingnya.Pandu tersenyum. “Belum lama ini.” Tak ingin membuat Fusena curiga, pria itu kembali angkat bicara, “Saya ingin bertemu dengan anak-anak.”“Ya, saya senang Pak Pan
Read more
Part 53
Setelah memarkirkan mobilnya di depan minimarket, Rosa berjalan menyusuri gang menuju tempat tinggal Pandu. Beberapa hari ini hanya Pandu yang tinggal di tempat itu, sementara Rosa menolak dengan alasan kesehatan Shanum. Di depan pintu, Rosa tertegun. Suara Pandu yang sedang membaca Al-Qur’an terdengar serak. Perlahan, wanita itu mengintip dari jendela. Pandu memakai koko putih sedang duduk bersila, sebuah Al-Qur’an berada di pangkuannya. Rosa tak berani masuk. Bahkan, untuk mengetuk pintu pun ia segan. Pandu begitu khusyuk mengaji. Rosa bisa melihat tetesan air mata Pandu jatuh bersamaan getaran suara yang menyentuh hati. Dalam pertobatan mereka, Rosa akui, Pandu lebih baik dari dirinya. Pandu benar-benar berubah. Bahkan, pria itu seperti menutup diri dari kemilau dunia.Setelah Pandu menghentikan bacaannya, Rosa mengetuk pintu. Tak berapa lama, pria itu keluar. Wajahnya bersinar dan sorot mata Pandu tampak teduh. Walaupun tinggal di tempat sederhana, pesona pria itu begitu menenter
Read more
Part 54
“Kenapa kamu mau menikah denganku, Ros? Padahal kamu tahu kalau aku pria enggak baik, pembohong, tukang selingkuh, dan jahat pada istri sendiri. Enggak ada yang istimewa dariku,” tanya Pandu menatap wanita itu lekat. “Apa karena harta yang aku punya, hingga kamu tertarik? Hartaku enggak banyak, Ros. Belum ada apa-apanya dari kekayaan yang ada di bumi ini.”Rosa diam, tak berani menyela pembicaraan Pandu.“Betapa mahal yang harus kita bayar di akhirat kelak. Aku takut, Ros. Aku takut enggak sanggup menghadap Allah dengan wajah penuh dosa.” Pandu tertunduk, tubuhnya bergetar hebat. Dulu, ketika cinta berlandaskan nafsunya menggelora, ia tak ingat nasib setelah kematian. Dengan mudah berbuat dosa dan menjatuhkan talak pada Alina. Sekarang, ketika cintanya pada Alina bertakhta, Pandu takut dan bingung, apakah ia harus melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya? Matanya basah. Pandu mengusap tetesan air yang jatuh. Pandu seperti kehilangan peluang untuk kembali pada cinta pertamanya. Al
Read more
Part 55
Rosa menatap pria itu lekat. Pandu seperti tak tertarik dengan kecantikan dan kesuksesannya. “Semuanya sudah di depan mata dan aku enggak akan menyerah, Mas.”“Kamu mengorbankan rumah tanggamu demi karier?” tanya Pandu kembali.Rosa menjawab yakin, “Kamu yang memberiku pilihan, Mas. Lagi pula, agama enggak melarang seorang wanita untuk berbisnis.”“Tetapi seorang istri butuh izin dan rida suami. Lagi pula, aku sanggup memenuhi semua kebutuhanmu. Bukankah dari dulu, berapa pun kamu meminta uang, aku selalu kasih?”Rosa menghela napas. Pandu merusak mood-nya yang sedang bahagia karena pencapaian. “Aku tetap pada keputusanku, Mas.”Pandu menatap sendu wanita yang ia perjuangkan mati-matian itu. Keputusan Rosa sepertinya tak bisa diganggu gugat lagi. Ambisi dan dunia menutup hatinya. Rosa bicara agama jika itu menguntungkan untuknya, tetapi jika menentang kodrat, ia lari dari ketentuan yang Allah berikan. “Aku sudah pernah berada di puncak kesuksesan, Ros. Jauh dan melebihi apa yang kamu
Read more
Part 56
Alina hanya tersenyum mendengar kesuksesan Rosa. Ia meletakkan tangan di dada, kemudian memejamkan mata. Sejenak Alina meresapi, adakah kebencian atau iri pada keberhasilan istri suaminya itu? Perlahan Alina membuka mata dan tersenyum. Ia bersyukur, hatinya telah berdamai dan menerima. Sehebat atau sebahagia apa pun Rosa, ia tak peduli. Fokus Alina sekarang adalah kebahagiaan anak-anaknya.“Kita enggak tahu jalan takdir Allah, ya, Bu. Banyak orang yang berbuat dosa, tetapi tetap diberi Allah kesenangan dan kenikmatan dunia. Padahal, itu istidraj. Suatu saat nanti mereka terlena, kemudian dijatuhkan dalam keadaan terhina,” ungkap Regina, ketika bersilaturahmi ke rumah Alina.“Insyaallah, saya sudah mengikhlaskan semua. Dulu, saya terlalu larut pada kesedihan, Bu, hingga saya menyiksa diri sendiri selama enam tahun.”“Saya salut dengan Bu Alina. Walau tersakiti, tetapi enggak mau membalas mantan suami dan istri barunya.” “Enggak perlu mengotori diri kita, Bu. Biarkan Allah yang menilai
Read more
Part 57
Wanita itu kini berada di atas angin. Bahkan, Ustazah Ana yang melihat keberhasilan Rosa dan kasus perceraiannya pernah mengingatkan wanita itu untuk tidak mendramatisir masalahnya dengan Pandu ke publik. Namun, Rosa tak mengindahkan. Ustazah Ana pernah marah ketika Rosa mengatakan bahwa Pandu adalah suami yang tidak bersyukur mendapatkan istri sepertinya. Tak ingin dinasihati, Rosa malah memblokir nomor wanita tersebut.***Berita perceraian Pandu dan Rosa juga sampai ke telinga Alina. Banyaknya pemberitaan yang menyudutkan mantan suaminya membuat Alina menjadi iba. Selama berumah tangga, Pandu sangat baik. Justru kehadiran Rosalah yang membuat semuanya berubah. Alina tak tahu apa yang terjadi di antara mereka. Yang jelas, sikap Rosa seolah-olah dia korban kezaliman Pandu terlalu mengada-ada.“Apa benar, Papa selama ini masih mencintai Mama?” tanya Zyan yang tiba-tiba hadir ketika sebuah tayangan infotaiment menampilkan berita tersebut. “Tante itu bilang, mereka berpisah karena Papa
Read more
Part 58
Rosa kaget, ketika mendapati seorang pria yang sangat ia benci sudah duduk di kursi kebesarannya. Entah bagaimana caranya, hingga Daniel bisa masuk ke ruangan privasi Rosa. “Ada apa kamu ke sini?” tanya Rosa ketus.Daniel memutar kursi itu hingga berhadapan langsung dengan Rosa yang menatapnya tajam. “Aku ingin mengucapkan selamat kepadamu, karena telah berhasil menjadi pengusaha muda nan berbakat.”Rosa memutar bola mata jengah. Ia tak mau berurusan dengan Daniel lagi. “Selain itu, maksud kedatanganku untuk menawarkan diri menjadi suamimu.” Pria itu tersenyum melihat wajah Rosa yang tampak menahan kemarahan. Daniel menyandarkan punggungnya di kursi, kemudian menyilangkan kedua kaki di atas meja. Rosa benci melihat kelakuan pria itu. “Jangan mimpi! Aku enggak sudi menjadi istrimu.”Daniel berdiri, kemudian tertawa lebar. Ia berjalan mendekati Rosa, kemudian meletakkan tangannya di rahang wanita itu. “Apa ada buruan baru yang akan kamu incar, setelah berhasil memeras konglomerat Pand
Read more
Part 59
Sepanjang jalan, mata pria itu tak henti menatap keluar jendela. Pemandangan sawah dan hamparan kebun karet terlihat saling kejar, ketika kereta api yang ditumpangi Pandu melintas. Pandu memejamkan mata. Ia berharap, makin jauh dari Alina akan membuatnya makin mudah untuk melupakan sang mantan istri yang sebentar lagi akan menikah. Rasa cintanya begitu besar pada Alina. Namun, cinta itu terhalang tembok yang tinggi. Pandu tak ingin merusak hubungan Alina dengan Fusena, apalagi menghalangi kedekatan keduanya. Hanya saja, hati Pandu belum siap kehilangan Alina untuk selamanya.Jika tak ingat malu, ingin rasanya ia mengungkapkan keinginannya untuk rujuk. Namun, melihat senyum Alina dan kebahagiaan putrinya bersama calon ayah tiri, ia menjadi tak tega. Lagi pula, bukankah itu kebodohan Pandu sendiri yang melepas Alina, bahkan mengusir wanita itu?Tiba di stasiun, kedatangan Pandu disambut seorang pria paruh baya. Dia adalah Ustaz Fahri yang merupakan teman Ustaz Ahmad. Pria itulah yang me
Read more
Part 60
Detak high heels Rosa terdengar, ketika beradu lantai. Ia berjalan menyusuri hunian yang sekarang tampak berbeda. “Aku enggak menyangka, ternyata Mas Pandu mengganti semuanya,” ujarnya tertawa sumbang.“Ada perlu apa kamu ke sini?” tanya Alina pada Rosa yang dari tadi sibuk menelisik setiap inci rumahnya.“Aku ingin bertemu dengan Mas Pandu.”Alina terkekeh. Ia tahu ini hanya akal-akalan Rosa saja untuk bisa menginjakkan kaki di rumah ini. “Kamu salah tempat, Mas Pandu enggak ada di sini.”“Benarkah? Bukankah ini rumahnya?”“Kalau kamu ingin bicara dengan Mas Pandu, kenapa enggak menghubunginya?” Alina balik bertanya.Rosa tercekat. Ia memang tak pernah lagi menghubungi Pandu semenjak mereka bercerai. “Jika enggak ada urusan, kamu boleh pergi.”Rosa membuka kacamatanya, kemudian berjalan mendekati Alina. “Aku enggak menyangka, kalau papa Shanum enggak tinggal di sini.” Wanita itu duduk di sofa, kemudian meletakkan tas branded-nya di atas meja. Sebuah senyum kemenangan tercipta, ketik
Read more
PREV
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status