All Chapters of Akibat Berzina Sebelum Menikah : Chapter 71 - Chapter 80
102 Chapters
Ayo Kita Pergi
Mas Damar menghampiri diriku dan menyudutkan tubuhku ke tembok. Matanya berkaca-kaca, giginya gemerutuk menahan amarah. Kedua tangannya mencengkram bahuku dengan erat."Apa kamu begitu ingin bercerai denganku, Amelia Larasati!" seru mas Damar sambil menatap tajam kearahku. Bukan hanya kemarahan yang terlihat di matanya, segitu kecewanya kah dia melihatku bersama dengan lelaki lain."Kamu menyakitiku mas, lepaskan," lirihku sambil merona. Bulir bening menetes dari sudut mataku tanpa diminta, lelaki yang menikahiku itu menyakiti hatiku dengan menuduhku memiliki hubungan dengan pria selain dirinya, dan sekarang menyakiti fisikku, padahal aku sedang mengandung anaknya. Cengkraman tangannya melemah, dia melepaskanku dan berjalan menuju sofa lalu duduk sambil meremas rambutnya. Apa yang terjadi padanya, apa dia begitu marah hanya karena melihatku diantar oleh laki-laki lain atau dia sedang ada masalah lain. Lagian kenapa dia datang siang-siang begini, bukankah seharusnya dia bekerja sian
Read more
Rahasiakan Kehamilan Ini
"Mas, kita akan pergi kemana? mau lari begitu saja bersama? semua orang akan khawatir. Papa dan mama juga akan mencariku. Kita tetap disini, kita rahasiakan kehamilan ini. Asal kamu selalu menjagaku itu sudah cukup, aku akan lebih berhati-hati dan tinggal di dalam rumah," ucapku sambil memeluknya dari belakang. Menghentikan kesibukannya memasukkan baju-bajuku kedalam koper. "Aku tidak yakin kita akan baik-baik saja jika disini.""Asal tidak ada yang tahu jika aku hamil maka semua akan baik-baik saja, kamu harus bisa merahasiakannya juga. Nanti saat aku sudah tidak bisa menyembunyikan kehamilan ini lagi, aku akan pulang ke rumah mama dan mereka yang akan menjagaku. Kita bisa juga pulang bersama karena saat itu pasti Zahra sudah melahirkan," tuturku panjang lebar. Setelah Zahra melahirkan dan aku bisa membuktikan jika anaknya bukan anakmu, saat itu aku akan segera pergi dari sini."Apa kamu yakin dengan keputusan ini?" tanya mas Damar memastikan."Iya, yakin!""Tadi sebenarnya aku in
Read more
Memberikan Bukti
Pintu rumahku diketuk berulang kali, terdengar suara salam dari orang yang aku kenal, mbak Susi. "Sebentar mbak," teriakku dari dalam. Aku segera meraih mukena dan memakainya. Kain itu bisa menutupi seluruh tubuhku dan menyembunyikan perutku. Hingga saat ini tidak ada seorang pun yang tahu aku hamil kecuali mas Damar. "Habis salat mbak?" tanya mbak Susi begitu aku membuka pintu rumahku. Aku hanya tersenyum menanggapi pertanyaannya, lalu mempersilahkan wanita itu masuk. "Ini mbak, di suruh bawa makanan buat mbak Amel. Kok mbak Amel tidak datang ke sana sih, nengokin bayi nya mbak Zahra. Orang-orang jadi pada mengira mbak Amel tidak suka dengan kelahiran anak itu.""Biarlah mbak," sahutku sambil tersenyum.Sudah seminggu yang lalu maduku itu melahirkan, katanya anak laki-laki dan hari ini adalah hari dimana diadakan acara aqiqah buat bayi laki-laki itu. Tapi aku masih saja tidak mau datang, bagaimana aku bisa datang dengan perut yang membesar ini. Meskipun usia kandunganku baru ena
Read more
Prahara
"Kenapa mendadak ingin pulang?" tanya mas Damar begitu dia sampai di rumah yang aku huni. Aku sampai lebih dulu darinya beberapa menit yang lalu. "Aku tidak mendadak mas, sudah siap-siap sejak lama kok. Lihat barang bawaanku saja sudah rapi, rumah juga sudah aku rapikan. Jadi aku memang sudah bersiap-siap sebelumnya sih, dan ini kunci rumahnya kamu yang simpan nanti.""Apa kamu mau melarikan diri, meninggalkan aku sekarang?" Aku tertawa mendengar pertanyaan suamiku ini, "Kalau aku mau meninggalkan kamu, aku tidak akan minta diantar dan pamit mas.""Lalu kenapa sekarang ingin pulang kerumah mama dan papa?""Lihatlah perutku ini," ucapku sambil mengelus perutku yang sudah mulai membesar."Bagaimana aku bisa terus sendirian disini dengan keadaan seperti ini, aku butuh orang yang menjagaku dan menemaniku setiap saat. Aku butuh perhatian wanita yang sudah melahirkan diriku, disini aku tidak memiliki siapapun selain dirimu. Itupun kamu sekarang sibuk lagi dengan bayi laki-laki itu," ujar
Read more
Menemanimu
"Kamu tidak adil mas! kamu tidak adil. Aku Membencimu dan juga membencinya!" pekik Zahra sambil berlalu ke arahku. Mas Damar segera meraih tangan istri keduanya dan mencegahnya mendekatiku."Aku memang tidak adil, kamu boleh meluapkan kemarahanmu padaku. Tapi jangan pernah sentuh lagi Amelia.""Plaakk!" "Zahra!" pekikku kencang. Wanita itu menampar wajah suaminya yang juga suamiku. Mas Damar hanya diam tidak melakukan apapun pada wanita yang tengah kalap di dekatnya itu. "Kenapa? kamu tidak suka aku menamparnya. Dia hanya peduli padamu, kamu tidak pernah merasakan apa yang aku rasakan karena kamu selalu mendapatkan kasih sayangnya." Zahra berteriak dan menatap marah kepadaku. "Maafkan aku Zahra, aku yang salah. Dalam hubungan ini tidak ada siapa pun yang bahagia, kita semua menderita," ucap mas Damar lirih. Zahra menangis, badannya luruh ke lantai, terduduk bagai tidak bertenaga. "Maafkan aku," ucap mas Damar lagi. Lelaki itu mendekatiku dan meraih pergelangan tanganku, dan p
Read more
Karma
POV Alesha Zahra________&&_______Sejak aku mengandung dan bisa mengusir keluar Amelia dari rumah mertua kami, aku merasa sudah mendapatkan segalanya. Kasih sayang ibu dan perhatian semua orang, bahkan aku bisa menguasai kamar yang demi kamar itu wanita bod*h itu rela mas Damar lebih banyak bersamaku. Aku bisa mendapatkan semuanya, hanya satu yang tetap tidak bisa kumiliki, cinta suamiku. Aku tidak peduli dia tidak mencintaiku, asal dia selalu bersamaku, aku terus menggunakan kehamilanku untuk menghalanginya bertemu dengan istri pertamanya. Saat dia berjanji akan datang dan mengatakan rindu pada Amelia, aku sengaja membuatnya mencari makanan yang susah di dapatkan hingga akhirnya dia pulang sore hari dan hujan pun turun dengan lebat. Saat mereka janjian untuk bertemu di kebun kopi, aku juga melakukan hal yang sama. Begitu melihat mbak Susi pergi untuk menjemput Amelia, aku segera merengek pada suamiku untuk mencarikan sesuatu lagi. Nampaknya usahaku tidak sia-sia, wanita itu bisa m
Read more
Karma 2
Pandangan wanita itu nanar menatap kearah kami. "Tega kamu mas! kamu bilang akan bekerja, ada urusan, tapi ternyata kamu ada disini. Urusanmu adalah urusan ranjang bersama wanita ini, hah!?" ucap Maya berapi-api. Dia langsung menarik badan Bisma dari atas tubuhku dan mendorongnya menjauhiku. Tenang wanita itu begitu kuat, mungkin karena di kuasai kemarahan. "Dasar wanita murahan! kamu sudah mengambil suami orang lain tapi tidak puas dan ingin juga mengambil suamiku. Aku bukan Amelia, aku tidak akan tinggal diam dengan semua ini. Aku akan membunuhmu sekarang juga," pekiknya kencang. Istri Bisma langsung menyerangku dengan membabi buta, menampar pipiku berkali-kali dan memukuliku. Aku yang sejak tadi dalam posisi tidak berdaya makin tak berdaya untuk melawan wanita yang sedang kalap itu. "Aku sudah menhan diri selama ini karena malu sama mertuamu, tapi ternyata kamu masih belum berubah juga. Bahkan setelah suamimu meninggalkan dirimu kamu makin tidak terkendali. Apa kamu sekarang b
Read more
Bisakah Kalian Tetap Bersama
Perlahan aku membuka amplop berwarna putih yang tertulis namaku. Alesha menulis surat untukku.Amelia, Sahabatku. Mungkin sekarang aku tidak pantas lagi disebut sahabat, setelah apa yang aku lakukan padamu. Aku sudah menduga jika kamu pasti tidak akan mau menemuiku, makanya aku sengaja menulis surat ini. Maafkan aku, teman. Aku sudah iri dengan apa yang kamu miliki, bahkan aku berusaha merebutnya darimu. Tapi nyatanya ikatan cinta kalian begitu kuat, aku tidak bisa memiliki suamimu dan aku sendiri yang terbakar didalam api yang aku ciptakan sendiri.Ibu mas Damar sudah menyuruhku pergi dari rumah itu, saat ini aku sudah tidak ada disana lagi. Raka bersama bunda sekarang, bunda sangat kecewa padaku saat aku menceritakan semuanya dengan sebenar-benarnya. Mungkin aku tidak berhak meminta, tapi jika boleh aku tidak ingin Raka diambil dan diasuh oleh Bisma, lelaki itu tidak boleh merawatnya. Aku juga titip bundaku, Amel. Jenguklah dia sesekali, hiburlah dirinya, aku tahu kamu akan mau m
Read more
Sepasang Anak
Mas Damar tampak menghela nafas panjang, seolah-olah menata hati dan ucapan yang hendak dia sampaikan pada bunda Zahra. "Sebelumnya saya minta maaf bunda, saya tidak bisa lagi mempertahankan pernikahan saya dengan Alesha. Selain karena pengacara sudah mengurus semuanya dan mungkin akan segera selesai, sejak awal tidak ada perasaan yang terjalin diantara kami. Jika kami terus mempertahankan hubungan ini, tidak akan ada yang bahagia, baik saya maupun Alesha. Lebih baik saya melepaskan, dan berharap suatu saat nanti Alesha akan mendapatkan laki-laki yang baik, yang mau menerimanya dan menjaganya dengan baik," tutur mas Damar panjang lebar. Dalam hatiku aku merasa lega mendengar jawaban dari suamiku itu, disisi lain bunda tampak kecewa dengan jawaban mas Damar. "Bunda tidak bisa memaksa ataupun berbuat apa-apa karena kesalahan putri bunda memang tidak bisa di toleransi, dan memang perasaan tidak bisa di paksakan. Buktinya anak bunda sendiri yang mengalaminya. Mungkin nak Damar begitu n
Read more
Perubahan Ibu
Gelombang cinta sudah kurasakan sejak tadi pagi di perutku. Aku pikir sepertinya aku akan melahirkan, biasanya rasa ini akan segera menghilang begitu beberapa saat aku rasakan. Dokter bilang itu kontraksi palsu. Tapi hari ini, rasa itu semakin lama semakin sering muncul, dan rasanya luar biasa. Aku sejak tadi mencoba menahannya karena kupikir ini akan hilang lagi seperti biasanya, karena perkiraan kelahiran masih satu minggu lagi. Namun ternyata makin siang rasanya semakin sering muncul. Sejak pagi tadi aku sudah berjalan-jalan di sekeliling rumah seperti biasanya selepas mas Damar pergi bekerja, dan saat ini aku tengah berisitirahat di dalam kamar sambil menikmati rasa sakit di perutku yang datang dan pergi secara intens. "Maaa," aku berteriak memanggil mama. Tidak ada jawaban, mungkin mama sedang sibuk di dapur. Perlahan-lahan aku turun dari tempat tidur dan berjalan keluar kamar untuk mencari mama. Sepertinya aku harus segera kerumah sakit. "Maaa," seruku lagi, memanggil calon
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status