Semua Bab Mengulang Waktu Untuk Membalasmu: Bab 31 - Bab 40
71 Bab
Selamat?
Dalam kesadarannya yang sudah mulai kembali, Leyna dapat mendengar samar – samar percakapan dua orang pria tak jauh dari tempatnya berbaring. Namun, tentu saja Leyna masih menutup matanya, berpura – pura tak sadarkan diri guna melihat situasi. Ia juga menyempatkan untuk meraba tubuhnya pelan dan merasakan pakaiannya masih lengkap. Ia benar – benar lega akan itu.Secara perlahan, tangan Leyna bergerak mengambil botol kecil di dalam sakunya. Ia lantas membuka sedikit pandangannya dan melihat kedua pria itu duduk di sofa seberang. Penampilan pria itu tak seperti yang Leyna bayangkan. Pria berbadan kekar mengerikan dengan tato di seluruh tubuhnya atau tindik di beberapa bagian tubuh. Yang berada di dalam ruangannya ini berbeda. Kedua pria itu tampak seperti pria normal dengan setelan kemeja formal.“Sebenarnya, apa yang direncanakan Olivia?” pikir Leyna tak mengerti skenario Olivia.“Apa ia ingin merekamku yang melakukan hubungan tak pantas dengan kedua pria itu? Yang nantinya akan ia seb
Baca selengkapnya
Savior
“Pakailah ini dan rapikan rambutmu,” ujar Liam. Saat ini, ia tengah berada di dalam lift bersama Leyna, kekasih bos sekaligus sahabatnya.Leyna mengerutkan alisnya melihat kacamata hitam yang disodorkan Liam. Seakan mengerti kebingungan perempuan di sampingnya itu, Liam menjelaskan. “Di depan, ada beberapa awak media yang aku rasa suruhan adikmu. Jadi, rapikan dirimu dan tolong bersikaplah seperti biasa. Apa kau bisa?” tanya Liam hati hati. Sebenarnya, ia tahu. Tak etis jika meminta seseorang menyembunyikan rasa takut akibat trauma yang dialam seperti kasusi Leyna. Tetapi bagaimana lagi? Setidaknya dengan bersikap biasa selama beberapa menit akan menggagalkan rencana busuk yang akan menghancurkan Leyna selamanya.Leyna mengangguk. Ia lantas mengambil kacamata hitam itu dan merapikan penampiannya. Cukup bermodalkan jari dan kaca lift, ia dapat memperbaiki penampilannya yang berantakan. Ia juga membersihkan lipstik yang tak karuan di pinggir bibirnya, dengan sapu tangan yang diberikan
Baca selengkapnya
Bagaimana?
Saat ini Xavier sudah sampai di basement, ia tak menghiraukan awak media itu dan berlari kecil menghampiri mobil pribadinya. Xavier kemudian mengecek jendela mobil. Setelah ia tahu Leyna ada di bangku belakang, ia segera masuk dan memerintahkan Liam untuk melajukan mobilnya.“Kau tak apa?” tanya Leyna seraya menelisik tubuh Xavier yang baru saja datang itu. Pria itu tampak baik – baik saja. Hanya berantakan sedikit pada pakaiannya akibat perkelahian tadi.“I’m Okay. Kau? Apa ada yang terluka?” Xavier bertanya sambil memegang pundak Leyna. Ingin menelisik wajah perempuan itu dan bagian lainnya. Ia juga tak mengerti. Seharusnya yang pertama kali bertanya tentang keadaan itu adalah dirinya. Bukan Leyna.Leyna menggeleng kecil seraya tersenyum dengan sangat tipis. “Tak apa. Terima kasih atas bantuanmu, Xavier.” ucapnya tulus. Ia benar – benar seperti memiliki lusinan nyawa karena pria di hadapannya itu.“No probem. Sekarang, buat dirimu senyaman mungkin di sini. Dan apa kau akan pulang ke
Baca selengkapnya
our time
"Periksa jadwal Olivia dan segera beritahu aku besok. Aku akan menelponmu dengan ponsel yang berbeda, mengerti?” perintah Leyna pada orang di seberang telepon."Ah, tolong cari tahu juga apa yang dilakukan Lexi dan Chloe, teman baruku saat wisuda kemarin."Setelah sambungan telepon itu terputus, Leyna membuka pintu kembali berniat mengembalikan ponsel milik Xavier. Namun, pemilik ponsel itu menghilang. Leyna menekuk alisnya seraya menolehkan kepalanya ke samping guna mencari jejak Xavier. Dalam hitungan detik, pasti pria itu tak jauh dari sana, pikirnya.Netra Leyna tertuju pada pintu kamar di sebelahnya yang sedikit terbuka. Ia yakin Xavier berada di sana karena mungkin mengira ponselnya akan lama ia pinjam.Leyna mengetuk pintu itu, “Tuan Xavier! Ini ponselmu,” Meskipun melihat pintu itu sedikit terbuka, Leyna tak mau lancang masuk ke dalamnya. Ia juga agak tak nyaman bila berada di dalam satu ruangan apalagi seperti kamar tidur dengan pria asing. Efek traumanya.“Masuklah, Ley! Maaf
Baca selengkapnya
Mencari tahu
Paginya, Leyna bersiap diri untuk segera pergi dari rumah Xavier. Kejadian kemarin malam berhasil membuatnya malu dan tak nyaman bila terus – terusan bersama pria itu dalam satu atap. Entah mengapa juga, padahal saat ia terjaga tubuhnya baik – baik saja. Namun, saat tidur tadi, tragedi di hotel itu seakan muncul sebagai mimpi buruk yang sampai membuat tidurnya tak nyaman akibat sesak napas yang ia alami.“Apa ini semacam trauma psikis?” monolog Leyna. Tetapi, kenapa saat bersama Xavier kemarin ia tak mengalami serangan panik? Pikirnya.“Nona, Tuan Xavier meminta anda untuk sarapan di bawah,” intrupsi Bibi pelayan pada Leyna.“Baik, Bi. Aku akan menyusul,” jawab Leyna sopan.Ia langsung merapikan dirinya sendiri agar tampil rapi, memakai make – up tipis yang sudah disediakan Xavier, serta mengambil papaerbag di kasurnya yang berisi pakaian yang ia kenakan kemarin. Setelah dirasa barang – barangnya sudah ia kemasi, ia segera turun ke bawah untuk sarapan bersama sang pemilik rumah.“Hai,
Baca selengkapnya
menuju karma
“Kenapa aku belum juga mendapat kabar dari mereka?” tanya Olivia seraya berjalan ke sana dan kemari dengan bingung. Ini sudah jam sembilan pagi, dan ia belum mendapat video ataupun kabar dari orang suruhannya. Ia kembali memencet deretan angka itu dan menunggu seseorang mengangkatnya, namun nihil.Saat ia hendak melempar ponselnya ke ranjang, dering notifikasi pesan mengalihkan niatnya. Pesan itu berasal dari orang yang sedari tadi ia tunggu kabarnya, orang suruhannya. Lagi – lagi, Olivia mengernyitkan alisnya, bingung dan gagal memahami maksud isi pesan itu. Bagaimana tidak? Orang suruhannya itu hanya memberikan pesan berisi alamat suatu rumah sakit lengkap dengan ruangannya.“Apa yang mereka lakukan? Apa Leyna dirawat di sana?” tanyanya pada diri sendiri. Tak perlu lama, Olivia lnagsung mengambil kunci mobil, masker, dan jaketnya. Ia akan memastikannya sendiri, mengingat nomor orang suruhannya itu tidak pernah bisa ia hubungi.Setelah lima belas menit lamanya, ia akhirnya sampai di t
Baca selengkapnya
Buaya
Di taman belakang kediaman Evanthe, Leyna berdiri dengan Roy yang berada di sampingnya. Selepas rundingan di ruang tamu tadi, Roy memintanya untuk datang ke sana. Leyna sendiri sudah tahu, Roy pasti menyadari kebohongannya. Namun, kenapa Roy sedari tadi diam saja dan belum memulai pembicaraan? Itulah yang dipikirkan Leyna saat ini.“Ada apa?” tanya Leyna yang sudah tak tahan dengan keheningan yang terjadi.Roy tampak menghla napas panjang sebelum menjawab pertanyaan sepupunya itu. “Apa yang terjadi denganmu kemarin?”“Aku hanya istirahat saja di hotel.” Elak Leyna yang mencoba untuk tidak mengatakan kejadian yang sebenarnya.“Jangan mengelak, Ley. Meskipun TKP itu sudah dibersihkan dengan cerdik, aku tetap mendapatkan informasinya. Jangan lupa, Evanthe punya banyak mata. Termasuk untuk dirimu,”“Jika kau sudah tahu, kenapa bertanya lagi padaku?” Leyna tak mengerti jalan pemikiran Roy ysng terkesan ribet.“Aku memang tahu, tetapi tidak dengan detailnya.”Tak punya pilihan lain, Leyna p
Baca selengkapnya
The Day
Sebenarnya apa yang dipikirkan Edric? Kenapa secara tiba – tiba ia jadi liar seperti ini? pikir Leyna yang juga mencoba untuk menghentiksn pergerakan Edric dengan menahan dada bidang pria itu.“Ed, apa maksudmu?” tanya Leyna dengan tenang.Edric kembali tersenyum, senyum antara tulus atau licik, terlihat sama. Ia menelusuri garis wajah Leyna seraya mengagumi perubahan yang terjadi pada tunangannya itu. “Kita akan menikah, Ley. Dan aku ingin memilikimu sekarang. Apakah tidak boleh?” Hembusan nafas Edric begitu terasa menerpa wajah Leyna.Sekujur tubuh Leyna langsung merinidng selepas perkataan Edric meluncur. Ia benar – benar terperangkap dengan buaya besar di sana. “Ed..” ucap Leyna pelan dengan tatapan yang sebisa mungkin tenang. “Aku janji akan menjadi milikmu, tapi tunggulah sampai menikah nanti. Aku.. kejadi- kejadian it – itu – “ lanjut Leyna yang napasnya pendek – pendek dan tak merasakan air matanya mengalir deras. Badannya bergetar dengan sendirinya.“Ley?” ucap Edric denga
Baca selengkapnya
Ratu drama
Pemilik wajah campuran Eropa dan Asia barat itu memasuki aula tempat diadakannya pesta Edric. Tubuhnya tercetak sempurna dengan balutan dress hitam tanpa lengan yang menampilkan bahu mulusnya. Rambut burgundy yang tergerai indah nan lurus disertai jepitan rambut berlapis berlian itu menambah kesan anggunnya. Leyna Manston, terlihat sangat dewasa dan elegan. Ia menyapu pandangannnya ke seluruh penjuru untuk melihat – lihat orang yang menghadiri acara tersebut. Yang ternyata, bukan orang sembarangan. Para pebisnis besar, pemilik saham di berbagai negara, selebritas, bahkan orang pemerintahan juga hadir. “Tak biasanya orang pemerintahan ikut hadir,” Memang tak banyak, mungkin hanya dua atau tiga orang saja. apapun itu, Leyna memilih tak menggubris kehadiran beberapa orang asing itu. Kedatangan Leyna bisa dibilang cukup terlambat, karena bisa dilihat Edric dan Marcos sudah menyampaikan ucapan sambutannya, dengan Olivia yang entah mengapa berada di atasa panggung, berdiri di belakang Edr
Baca selengkapnya
On the way Our End
Leyna tersenyum miring melihat kedekatan dan kespontanan Edric terhadap Olivia. Melihat itu, ia segera mengirimkan pesan kepada orangnya untuk melakukan tugas yang sudah ia rencanakan. “Baiklah, sekarang aku hanya tinggal duduk diam dan menanti keributan.” gumamnya pada diri sendiri seraya meninggalkan kerumunan itu. Ia tak akan pergi jauh - jauh dari ruangan pesta, hanya duduk di balkon aula seraya termangu. Itu saja sudah cukup untuk menambah kesan dramastis. Salah satu poin yang menambah cita rasa rencananya kali ini.***Edric yang membopong Olivia, kini sudah sampai di lantai yang memang sudah ia booking untuk dia dan Marcos. Sengaja mereservasi satu lantai demi keamanan dan kenyamanan mereka. Ia juga tak ceroboh membawa Olivia ke lantai ini. Sebelum memutuskan pergi ke lantai ini, Edric sudah memastikan sendiri ayahnya berada di bawah dan tampak sibuk dengan klien – kliennya. Jadi, sedikit kemungkinan bila Marcos apalagi orang lain masuk ke lantai ini.“Kak, aku bisa turun dan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status