Semua Bab Mengulang Waktu Untuk Membalasmu: Bab 41 - Bab 50
71 Bab
Peran drama
Di kamar hotel itu, dua insan saling meluapkan gairahnya. Satu per satu pakaian yang Olivia kenakan kini mulai berjatuhan di lantai. Edric membaringkan Olivia dengan lembut di atas ranjang, dengan dirinya yang masih mengenakan pakaian lengkap namun tampak berantakan.“Apa kau yakin akan melakukan ini?” tanyanya dengan suara yang serak, menatap Olivia yang berada di bawahnya dengan pandangan yang berkabut.Olivia mengangguk. “Tentu, Kak. Aku mencintaimu,” jawabnya.Edric tak munafik. Berduaan dengan perempuan seperti Olivia di suatu ruangan dengan posisi seperti ini pasti memancing sesuatu dari dirinya. Untuk sejenak, ia memikirkan Leyna. Tetapi, bukankah akan sama saja, tidak atau melakukan hubungan ini dengan Olivia nantinya berakhir sama. Mereka berdua akan bersama. Jangan lupakan, wajah manis dan cantik Olivia, sang kekasih, kini berada di bawahnya, sesuatu yang Edric inginkan dari dulu. Kenapa Edric menolaknya? Leyna memang menjadi rupawan, tetapi belum tentu perempuan itu akan mau
Baca selengkapnya
Drama yang Berakhir
"Antar kami ke sana.” Suara Logan terdengar sangat dingin. Ia juga meraih tangan Leyna dan menggenggamnya. Leyna saja yang saat ini sedang berpura – pura membuat ekspresi sedih ikut terkejut, lantaran sang Ayah di sini terlihat memerankan perannya dengan baik. Peran Ayah protektif saat putrinya disakiti. Pelayan itu dengan tanggap langsung memimpin jalan menuju ke tempat yang ia ceritakan. Lantai lima belas, lantai yang memang direservasi Edric dan Marcos selama acara berlangsung. Tak hanya Logan dan Leyna saja, Marcos, Maya dan beberapa tamu serta dua kru media juga tampak mengikuti langkah mereka. “Bagaimana ini? Mereka akan ketahuan.” Maya dalam langkahnya memiliki ketakutan di dalam hati dan pikirannya. Ia diam – diam menelpon ponsel Olivia, namun, sudah dari tadi tidak diangkat – angkat. Sedangkan Marcos, wajahnya terlihat tegang dengan guratan – guratan urat yang tercetak. Jantungnya juga berdegup kencang. Jika memang benar seperti yang dikatakan pelayan itu, citra Faramond pa
Baca selengkapnya
Berhasil?
Saat ini, Leyna sedang berada di apartemennya. Memang, tadi Logan sempat memintanya untuk ke rumah utama saja, tetapi ia menolak. Leyna masih butuh sendiri di tempat yang membuatnya leluasa dan nyaman.Rencananya sudah berhasil, kini ia hanya butuh waktu untuk menunggu takdir alam mempermainkan Edric dan Olivia. Entah pada akhirnya mereka akan bahagia atau tidak, ia tak peduli. Yang terpenting, ia dapat menghindari pernikahan dengan Edric, menghindari diceraikan secara paksa, dan harta wasiat ibunya direnggut mereka berdua.Namun, ada satu hal yang mengganggu pikiran Leyna. Eekspresi dan tindakan ayahnya tadi, membuatnya ragu bila ayahnya ikut andil dalam rencana penguasaan harta itu. leyna dapat merasakan emosi Logan benar – benar nyata, tulus, dan tidak dibuat – buat. Lalu, jika memang benar ayahnya maish menyayangi dirinya, arti dari percakapan itu apa? Mengapa juga Logan terlihat lebih menyayangi Olivia selama ini? Seperti contohnya pengenalan Olivia sebagai keluarga Manston di de
Baca selengkapnya
Pembalikan takdir
Saat hendak kembali ke apartemennya, Leyna diminta untuk datang ke rumah utama Manston saat itu juga. Bahkan, sopir ayahnya sampai menjemputnya. Padahal, biasanya juga tidak seperti ini. Leyna menduga, akan ada pembicaraan antara dua keluarga tentang keputusan pernikahan nanti. Ia tak perlu khawatir, karena ayahnya sendiri yang memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Edric. Jadi, Leyna hanya akan diam saja dan mengamati saat berada di sana. Hatinya memang tak karuan, tetapi itu karena perasaan membuncah mengingat pederitaannya di masa lalu tidak akan pernah terjadi. Sesampainya di sana, benar saja, sesuai dugaan Leyna. Di meja ruang tamu, Logan, Maya, Olivia, Edric, dan Marcos sudah berkumpul di sana. Suasananya juga tempak suram dengan keheningan yang menyelimuti area. “Selamat pagi semua,” sapa Leyna sebelum duduk di sofa yang kosong. “Ada apa, Ayah?” tanya Leyna yang to the point. Ia saat ini hanya menatap ke arah ayahnya saja, tak berniat menatap wajah – wajah lain yang
Baca selengkapnya
Samar
Saat ini, Leyna tengah berada di mansion Evanthe, yang untuk saat ini hanya dihuni Reynand, pamannya beserta keluarga kecilnya. Suatu fakta yang baru ia tahu. Ternyata, kakek dan neneknya masih hidup dan untuk saat ini mereka tinggal di luar negeri. Memilih hidup tenang menikmati masa tua dan meninggalkan segalanya pada Reynand, satu – satunya pewaris Evanthe.Sudah dapat Leyna tebak. Alasan Reynand memanggilnya ke sana pasti untuk membahas rencana yang pernah ia katakan pada pamannya itu. Mengambil seluruh harta wasiat mendiang ibunya dan mengubah marganya menjadi marga Evanthe. Memang tak mudah untuk melakukannya. Tetapi, dengan adanya Reynand, semua akan teratasi. Leyna tak perlu mengkahawatirkan apapun. Ia hanya perlu menunggu meskipun itu membutuhkan waktu yang cukup lama.“Jadi, apa kau sudah lega? Rencana besarmu sudah terlaksana, bukan?” tanya Reynand yang baru saja datang dan langsung mengambil duduk di sebelah Leyna.“Hmm,” dehem Leyna singkat seraya mengangguk kecil sebaga
Baca selengkapnya
Pernikahan mereka
Pernikahan antara Olivia dan Edric akhirnya tiba. Pernikahan yang semula untuk Leyna itu, kini tergantikan oleh Olivia. Pernikahan yang seharusnya megah itu, kini hanya diadakan di gedung pernikahan kecil yang dihadiri beberapa orang saja. sebenarnya, tidak ada perubahan pada daftar tamu yang diundang. Hanya saja, kebanyakan tamu itu mengundurkan diri dengan sendirinya atau hanya sekadar menitipkan salam tanpa menghadiri acaranya. Bagaimana tidak? Mereka malas dan agak berat menghadiri acara pernikahan hasil dari perbuatan yang tidak baik.Meskipun begitu, tak sedikit juga yang memilih hadir dalam pernikahan ini. Entah karena merasa tidak enak, atau malah terlalu ingin tahu tentang drama yang baru saja terjadi itu.Olivia dengan rambut pirangnya yang tergerai, tampak sangat menawan dengan balutan dress putih ala puteri kerajaan dengan bahu mengkilap yang senagaja diperlihatkan. Sedangkan Edric, ia juga tampak tampan dengan setelan tuxedo hitamnya, khas pengantin pria. Keduanya tampak
Baca selengkapnya
Pelampiasan
Sebenarnya, Leyna bukanlah tipikal perempuan yang suka dengan keramaian, keriuhan, dan berbau alkohol. Namun, untuk sekarang, ia dengan sengaja pergi ke klub. Ia ingin berada di suasana bising agar ia lebih leluasa dalam mengeluarkan segala unek – uneknya. Dan untuk saat ini, satu hal yang sangat ia butuhkan hanyalah berada di bar.“Berikan aku whiskey,” pintanya pada bartender di sana yang menatap Leyna dengan heran.“Wah, Nona. Sepertinya kau ingin mabuk parah.” Suara di belakangnya, membuat Leyna dengan terpaksa menoleh untuk memastikan.“Xavier?” gumamnya yang masih dapat didengar pria itu.“Jangan berikan dia whiskey, vodka saja untuk kami.” ucapnya yang langsung diangguki oleh bartender.“Hey! Aku yang memesan itu! Kenapa kau dengan seenaknya mengganti pesananku?!” kesal Leyna yang tanpa ia sadari mengeluarkan kaimat terpanjangnya pada Xavier.“Percayalah, vodka lebih enak.” jawabnya enteng seraya mengedipkan sebelah matanya jahil.“Pria gila,” gumam Leyna yang memilih tidak mel
Baca selengkapnya
Terjerat Dia
Celah – celah yang membiarkan cahaya matahari lolos itu membuat Leyna terbangun dari tidurnya. Netranya berusaha menyesuaikan kapasitas penerangan yang masuk. Sementara tangannya, ia gunakan untuk memegangi kepalanya yang sedikit pusing. Mungkin, karena efek minum alkohol kemarin malam.Setelah dirasa matanya sudah dapat terbuka dengan lebar, Leyna baru sadar. Saat ini, ia berada di kamar yang tampak asing baginya. Dengan segera, Leyna mengibaskan selimut yang membungkusnya dan segera bangkit dari ranjang yang terbilang sangat nyaman itu. Namun, rasa sakit di pangkal pahanya membuat dahinya mengernyit heran. Secara otomatis, ia terduduk setelah tidak kuat dan tidak familiar dengan rasa sakit yang baru ia rasakan itu.“Tunggu, apa kemarin malam terjadi sesuatu?” gumamnya saat menyadari baju yang ia pakai saat ini berbeda dengan apa yang ia ingat. Leyna berusaha unutk mengambil kembali ingatan kemarin malam, tapi nihil. Tak ada jejak apapun di kepalanya.Leyna kemudian melihat ke arah
Baca selengkapnya
Permintaan kecil
“Karena mulai kemarin malam, kau telah menjadi milikku,”Leyna yang mendengar semua ucapan Xavier, mengumpulkan keberanian dan kekesalannya. Miliknya? Enak saja, memangnya siapa pria di depannya ini sampai – sampai mengklaim dirinya seperti mengklaim barang.“In your dream, Sir.” Leyna membenturkan kepalanya pada milik Xavier dengan lumayan keras. Benturan antar kepala itu berhasil membuat dirinya keluar dari kukungan pria itu. Meskipun harus ia akui, dahi Xavier sama kerasnya dengan batu, dan karena kenekatannya itu dahinya juga terasa sakit sekarang.“Kau liar sekali, Nona. Seperti kemarin malam,” sindir Xavier yang ikut menghampiri meja menyusul Leyna yang hendak menyuap makanan lezat di sana.“Diamlah! Jangan bahas itu! kau hanya mengada – ada.” Saking kesalnya Leyna, ia bahkan melempar garpu yang tadinya akan ia gunakan untuk makan ke arah Xavier. Beruntung Xavier dapat menghindar dengan gesit.“Wow, kau sungguh menyeramkan, Ley. Baiklah, aku tak akan mengungkit itu lagi. Atau,
Baca selengkapnya
Hidden Feelings
Di kediaman Faramond yang biasanya sepi itu kini memiliki pengantin baru. Walaupun keluarga itu kedatangan anggota baru, suasana di sana tetap terlihat seperti biasa. Yang membedakan hanyalah sekarang, terdapat seorang wanita selain para pelayan di sana.Edric dan Olivia saat ini tengah sarapan berdua. Sedangkan Marcos? Ia pergi ke luar negeri setelah acara pernikahan kemarin untuk keperluan bisnis. Dan jadilah yang menempati mansion itu hanyalah Edric, Olivia dan beberapa pelayan dan penjaga saja.Pelayan tampak bekerja maksimal dalam menyiapkan dan menghidangkan masakan kepada tuan dan nyonya muda mereka. Walaupun beberapa dari mereka memang dengan sembunyi - sembunyi menatap tak suka pada Olivia yang menurutnya sudah kurang ajar pada saudaranya.“Kak, kau ambil cuti sampai kapan?” tanya Olivia memecah keheningan.“Emm, mungkin satu minggu ke depan. Kenapa, Liv?” tanyanya menatap Olivia kemudian mengalihkannya pada sarapannya.“Bagaimana kalau kita liburan sebentar, Kak? Apa kau mau
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status