All Chapters of Istri Rahasia Kepala Sekolah: Chapter 161 - Chapter 170
184 Chapters
Bab 161
“Zero seven?”“Ready!”“Zero five?”“Ready! Security system’s off!”“Zero nine?”“Clear!!”Terjadi percakapan di antara beberapa pria yang tengah melakukan simulasi sebuah operasi penculikan. Mereka tengah berlatih di sebuah gedung kosong yang tak terpakai. Namun meskipun gedung itu tak terpakai, gedung itu merupakan gedung bekas hotel di mana memiliki lift dan sistem keamanan yang canggih. Gedung itu disulap menjadi markas sebuah komplotan rahasia.Mereka memiliki panggilan khusus pada rekannya saat operasi penculikan berlangsung. Mereka menggunakan kode dan berkomunikasi lewat walkie talkie yang dilengkapi fitur scan, emergency alarm dan CTCSS DCS.“Bos! Mission has accomplished!!” seru pimpinan operasi. Ia berkata dengan penuh semangat dan antusias. Nafasnya terengah-engah namun aura cerah terpancar dari wajahnya. Jika ia berhasil menjalankan misi kali ini maka ia akan mendapat bayaran yang tinggi.“No! It’s just beginning!” sahut pria berwajah kaukasia itu. Sembari menyelipkan ceru
Read more
Bab 162
Saat Malati membelakan matanya perlahan, kepalanya terasa pusing. Ia merasa limbung, masih setengah sadar akibat pengaruh obat bius. Malati tidak sadarkan diri selama lebih dari tujuh jam lamanya.Saat penglihatannya jelas dan kesadarannya terkumpul, Malati terlonjak kaget. Ia baru sadar jika dirinya tidak berada di kediaman Eyang Waluyo. Ia berada di suatu tempat asing, tepatnya kamar asing yang menyerupai kamar hotel.Ia bangun lalu mengguncangkan tubuhnya yang terasa kaku bak rusuk bambu. Tangan dan kakinya tidak bisa bergerak. Jelas saja, tangan dan kakinya diikat oleh tali nilon.“Mas Aldino, aku di mana? Aku takut,” gumam Malati baru pertama kalinya ia merasa takut luar biasa. Ia butuh suaminya saat ini. Matanya sudah berkaca-kaca. Pikirannya sudah berkelana kesana kemari. Yang paling Putri Melati takuti ialah ia dilecehkan oleh para pria hidung belang.“Allah, lindungi aku,” imbuhnya dengan suara yang serak.Perempuan penyuka pelajaran exact itu menarik nafas dalam, berusaha me
Read more
Bab 163
‘Ciuman itu rasanya hangat dan lembut. Bagaimana bisa aku menikmatinya. Barulah aku sadar jika aku juga jatuh cinta untuk yang pertama kalinya pada pria itu.’‘Aku telah melaksanakan kewajibanku sebagai seorang istri.’‘Aku sadar ternyata aku merindukanmu … Kepala Sekolah killer.’Aldino membuka helai demi helai lembaran buku diary milik Putri Melati. Rasanya ada sesuatu yang tajam menikam ulu hatinya. Sesuatu meremas jantungnya. Sakit sekali.Dua minggu sudah istrinya menghilang. Ia sudah berusaha mencarinya kemana-mana. Ia pula sudah meminta bantuan pada berbagai pihak untuk mencari keberadaannya. Pun, ia sendiri sudah bolos sekolah demi mencari istrinya dengan tangan dan kakinya.Penemuan kamera spionase sama sekali tidak membantu. Komplotan yang menculik Malati bergerak sangat cepat dan tak terendus oleh pihak manapun.“Mala, kau sedang apa Sayang? Kau sudah makan belum? Maafkan Mas. Mas belum bisa menjemputmu.”Aldino berkata dengan penuh frustasi sembari mencium fotonya. Air mata
Read more
Bab 164
Beberapa kali bel berbunyi. Namun tak ada satupun yang membukakan pintu rumah. Seorang pria dalam balutan hem batik bermotif Sogam mendengus kesal. Ia berdiri mematung sudah setengah jam di depan rumah mewah itu. Mengapa rumah sebesar itu tidak ada yang membukakan pintu untuknya. Menurut satpam yang berada di pos depan, ia disuruh menekan bel karena tuan rumah berada di dalam.Apakah tuan rumahnya tuli ataukah sedang menunaikan hajatnya di kamar mandi?? Lalu dimanakah ART?Kesabarannya sudah tak setebal mukanya sehingga ia memutuskan untuk merogoh ponsel yang bersembunyi di balik saku jaketnya. Ia akan menelpon sang punya rumah.Tut … tut … tut..Telepon Aldino Tama Waluyo tidak aktif.“Anjir! Emang si Al lagi hibernasi! Apa lagi boker? Apa jangan-jangan si Aldino Ray lagi bikin rencana buat bundir?? Beneran, si Bos Tubruk sedang tantrum! Bisa-bisa dia depresot!!!”Yuda Tarumanegara mengumpati sahabatnya tanpa ampun. Ia sudah tak sabar ingin bertatap muka dengan pria besar itu. Ketia
Read more
Bab 165
“Dasar bedebah kam*ret!!”“Kau bilang apa?”Aldino menudingkan stik es krim ke wajah sahabatnya. Ia berbicara dengan mulut penuh es krim.“Emang aku bilang apa? Aku cuma bilang ban karet,” sahut Yuda dengan meringis melihat sikap sahabatnya yang mirip roller coaster, jungkir balik.Sebelumnya Aldino ceria saat menemukan makanan yang diinginkannya. Sepulang dari rumah sakit, ia meminta Yuda mengantarnya pergi ke sebuah sekolah negeri di mana di sana ada penjual jajanan khas anak sekolah. Tak biasanya Aldino membeli makanan yang tak sehat. Ia membeli cilung, mie jimbabwe, cilor hingga maklor.Sekarang pria besar itu minta diantar ke kedai es krim. Ia ingin makan es krim rasa sirsak. Susah sekali Yuda mencari es krim dengan varian bahan buah lokal itu. Ia sampai menyisiri jalan besar hingga jalan arteri untuk menemukan kedai es krim yang menjual beraneka rasa.“Udah mau sore, Al,” peringat Yuda dengan hati-hati. Ia mendadak cosplay jadi pengasuh Aldino hari itu. Ia merasa tak tega meli
Read more
Bab 166
Setiap kali mengunjungi tempat gemerlap sebuah bar, Malati seringkali mendadak pusing. Apalagi mendengar suara-suara dentuman berisik berasal dari musik remix elektronik yang sangat mengganggu indera pendengarannya.“Di sana kita duduk!” tunjuk Ravenscroft pada sebuah kursi kulit di mana di tengahnya ada sebuah meja bundar berbahan kaca dengan diameter empat puluh centi. Malati terkejut saat melihat pemandangan itu. Di kursi yang ditunjukan oleh pria di sampingnya, tampak seorang pria berwajah oriental sedang duduk sembari meneguk wine dan dikelilingi oleh wanita dewasa berpakaian minim bahan.Wanita dewasa itu sedang menggoda pria itu. Ada yang memainkan dasi miliknya sembari berbisik mesra padanya. Ada pula yang menggelendot manja pada lengannya. Pun, ada pula yang sedang meraba-raba bagian pahanya. Benar-benar pemandangan nista. Mata Malati ternoda melihat aksi mereka yang frontal dan mesum.Apalah daya Malati. Wanita muda yang malang itu hanya menuruti semua perintah pria bertubu
Read more
Bab 167
“Pak Al sehat? Katanya Bapak sakit ya? Maaf ya Pak saya kira Bapak gak masuk sekolah karena apa ya … ya gitu deh,” imbuh guru Linda dengan menyematkan senyuman lebarnya yang nyaris membelah wajahnya. “Ah, ya, Pak, kapan ya kita liburan? Para guru sudah protes. Pengen liburan kemana gitu. Kalau bisa sebelum ujian. Ya … sebelum guru stress mempersiapkan soal ujian anak-anak.”Aldino mendelik tajam pada bawahannya. Linda terlalu berisik. Padahal Aldino sudah masuk sekolah seperti biasa namun guru itu selalu membahas hal yang sama.Aldino berdehem lalu melambaikan tangannya pada Yuda Tarumanegara yang sedang berjalan menuju mereka.Melihat tak ada respon dari sang kepala sekolah, Linda mendengus kesal dan hendak pergi meninggalkan kepala sekolah itu.“Tunggu, Ustazah Linda.”Aldino menahan kepergian Linda.“Ah, ada apa Pak?”Linda mengerjapkan matanya beberapa kali. Kali ini apa keinginan pria besar itu. Agak susah ditebak memang.“Pak Yuda, tolong urus para guru!” kata Aldino terdengar
Read more
Bab 168
Suara lenguhan dan desahan memenuhi sebuah kamar mewah hotel tipe presidential suite. Sepasang wanita dan pria dewasa tengah bergumul di atas ranjang berukuran king size. Mereka menghabiskan malam mereka dengan wine dan bercinta meskipun ke duanya tidak terikat dalam hubungan yang sah. Sang wanita telah bersuami sedangkan sang pria tidak pernah benar-benar menjalin hubungan serius dengan wanita. Pria berotot itu hanya memanfaatkan para wanita sebagai pemuas sek* semata.“Rav, faster!!” imbuh sang wanita dengan menjambak rambut sang pria ketika ia berada di bawah kungkungan sang pria.“Okay, Baby!!!” jawab sang pria dengan senang hati mengabulkan permintaam sang wanita.Akhirnya ke duanya tumbang setelah mengejar puncak kenikmatan dunia sesaat itu.Sang pria langsung berguling dan berbaring di samping wanita berambut pirang yang ditidurinya. Tangannya terulur mengusai rambutnya yang bersimbah keringat.“Thanks,” serunya mengecup pipi kanan wanita di sampingnya.Wanita itu hanya bergum
Read more
Bab 169
“Mala, Sayang,” imbuh Aldino tiba-tiba mencemaskan istrinya. “Apa kau baik-baik saja?”Aldino menjadi teringat istrinya. Semoga istrinya berada dalam kondisi baik.Usai bermonolog, pria bertubuh besar itu buru-buru merapikan pecahan bekas vas bunga dan membuangnya ke dalam tong sampah.Tak lama kemudian ia merasa pusing dan merasa mual kembali. Padahal selama perjalanan perutnya dalam kondisi baik-baik saja.Gegas, pria besar itu memuntahkan seluruh isi lambungnya di wastafel kamar itu hingga yang tersisa hanyalah air yang terasa pahit. Perutnya sudah benar-benar kosong.“Pak, Anda butuh obat?” tanya Jimmy yang kebetulan memasuki kamar yang dihuni Aldino-kedatangannya untuk mengecek pria itu. Dan, pintunya tidak dikunci. Ia diminta Mr Bon untuk menjaga tuan muda Waluyo.“Sorry, Pak, aku masuk tanpa ijin.”Jimmy berkata sembari mendekati Aldino. Ia mengecek Aldino.Melihat Aldino yang tengah muntah, Jimmy langsung kembali ke kamarnya dan membawa kotak obat.“Pak, ini ada obat. Sepertin
Read more
Bab 170
Di bawah komando Anton, Aldino dan tim bergerak mengikuti arahannya. Kini mereka sudah berada di sebuah mansion yang terletak di balik hutan rawa yang sepi. Mereka menyebar dan menyerbu ke beberapa titik untuk menaklukan barikade pengawal yang berada di sana. Mansion milik Ravenscroft berdiri kokoh bagaikan istana buckingham Palace namun di tempat terpencil.Yang pasti halaman mansion itu dikelilingi oleh tanaman pagar boxwood yang berbentuk labirin sehingga menyulitkan siapapun yang melewatinya kecuali sang empunya mansion.“One, two, three! Let’s go!!” imbuh Anton pada anak buahnya. Pria itu meminta anak buahnya menyebar ke berbagai arah.Mereka tidak melumpuhkan security system sebab system yang mereka gunakan canggih. Salah satu cara yang mereka lakukan ialah dengan menaklukan satu per satu orang Ravenscroft dan menyamar jadi bagian dari mereka agar bisa masuk ke dalam mansion yang sangat luas itu.Beberapa berhasil menaklukan sayap barat. Sementara itu Aldino bersama Jimmy dan d
Read more
PREV
1
...
141516171819
DMCA.com Protection Status