All Chapters of Wanita Yang Bunuh Diri Itu Ternyata Istriku: Chapter 41 - Chapter 50
52 Chapters
41
POV Wulan 1Galang mengusir dan menceraikanku begitu saja sesaat setelah istri pertamanya, Alika, memilih bunuh diri. Dia dengan semena-menanya menyalahkanku atas kematian istrinya itu. Padahal Alika bunuh diri atas kemauannya sendiri. Rendi dengan sangat menyebalkannya berlagak menjadi orang bijak, karena menerima begitu saja saat Galang menceraikanku juga mengusir kami dari rumahnya. Memang dia mau tinggal dimana setelah ini?Aku tak punya pilihan lagi, berbekal uang 10 juta dari Galang, dan cukup banyak emas perhiasan yang sempat aku beli selama menjadi istrinya. Kami pun pergi meninggalkan rumah itu. Setelahnya kami menyewa sebuah rumah untuk ditinggali. Aku pun mencoba peruntunganku kembali dalam bekerja. Berbekal ijazah sarjana akunting, aku melamar ke beberapa perusahaan. Ternyata nasib mujur masih mengikutiku. Aku diterima menjadi staff akunting di salah satu perusahaan.Tidak sampai di situ saja. Nasib mujurku yang lain adalah Ridwan, anak dari direktur perusahaan tempatku
Read more
42
Segera kubuka galeri ponselku ingin tahu apakah ada video serupa di sini. Aku takut saat lengah ada yang menyalinnya lalu menyebarkannya. Tapi bagaimana bisa? Sedangkan ponselku memakai kunci sidik jari. Pasti sulit membukanya.Tapi ternyata ada hal lain yang membuatku tercengang. Semua gambar dan video yang kusimpan di ponsel hilang. Saat kucek lagi, ternyata kartu memorinya pun hilang tak ada di tempatnya. Siapa pelakunya? Bisa-bisanya ia melakukannya padaku. Apakah pelakunya orang di rumahku? Kaira? Atau mungkin yang lainnya?Tak mau ketahuan oleh Mas Andre, segera kuambil ponselnya. Ternyata sudah cukup banyak yang menanyakan tentang video itu. Sepertinya Mas Andre masih belum mengetahuinya sama sekali. Segera kuhapus semua pesan dan pemberitahuan yang masuk. Mematikan paket datanya, dan kusembunyikan ponselnya di tasku. [Ridwan, bantu aku menghapus videoku yang viral itu sebelum Andre tahu! Jika ia sampai tahu habis nasibku sebagai istri Andre!]Aku mencoba meminta bantuan pada
Read more
43
Sedari awal aku memang tahu hanya dimanfaatkan olehnya. Tapi yang menjadi kebodohanku adalah percaya bahwa dia akan memenuhi janjinya. Ternyata semua palsu."Kau, tak 'kan pernah menikahiku kan Ridwan?" tanyaku tiba-tiba."Hah, apa maksudmu, Wulan?" tanya Ridwan balik. Seolah polos tak mengerti arah pembicaraanku."Kau dulu berjanji akan menikahiku jika aku mau membantu menghancurkan Andrajaya. Kau bohong 'kan?" tanyaku lagi, menegaskan semuanya.Ridwan pun kemudian terbahak, seakan aku baru saja membuat lelucon untuknya."Kau ini licik, tapi terlalu bodoh, Wulan! Kau kira aku mau apa menikah dengan wanita sepertimu? Apa kata orang-orang jika tahu aku menikahi wanita biasa saja? Apa lagi setelah kasus video viral ini, kau kira masih ada yang mau menikah denganmu?" umpat Ridwan sambil masih saja terus terbahak.Aku tak kaget lagi dengan ucapannya barusan. Hanya saja merasa semua ucapannya benar. Aku wanita licik, bodoh, jahat, dan kini hal yang paling privasi dari diriku terbongkar ke
Read more
44
Selepas dari rumah Pak Andre tadi, aku langsung kembali ke kantor. Tak mau berlama-lama berada pada suasana canggung di rumah itu karena Pak Andre yang mungkin merasa terluka atau tersinggung akan perilaku Wulan padanya.Kaira memintaku untuk tinggal lebih lama lagi. Katanya untuk sekedar menemani merayakan hari yang menyenangkan karena telah berhasil mengusir Wulan dari rumah.Tapi aku menolaknya. Lebih baik aku bekerja lebih keras lagi dan mengembangkan perusahaan dari pada melakukan hal yang tak berguna seperti itu. Juga lebih baik aku mencari cara lain untuk membalas perbuatan Wulan dan Rendi pada Alika yang masih belum tuntas kutunaikan."Galang, kau tahu kasus Wulan yang viral itu? Kacau, benar-benar kacau dia. Kurasa dia mendapat karma atas perbuatannya sendiri," ucap Satria, saat baru saja memasuki ruang kerjaku. "Oh ya, kudengar kau juga kemarin memukuli Rendi habis-habisan di sini?" tanya Satria lagi, makin menggangguku dengan berondongan pertanyaannya, padahal aku tengah s
Read more
45
Dibalik cermin aku mengobati lukaku sendiri dengan sebongkah es batu dan betadine. Ternyata pukulan Rendi keras sekali hingga meninggalkan legam yang membiru di wajah ini.Sebenarnya saat Rendi memukuli tadi, aku seperti melihat diri sendiri yang sedang marah saat mengetahui bahwa Alika mengalami KDRT oleh Wulan dan Ibu. Rasanya ingin bisa melakukan seperti yang Rendi lakukan barusan kepadaku. Namun sayang aku tak bisa memukuli wanita. Maka waktu itu aku menahannya.Kembali aku merenungi semua yang telah terjadi. Ibu dan Wulan telah memilih jalan yang sama dengan Alika. Satu persatu akhirnya mereka telah merasakan apa yang dirasakan Alika sebelumnya. Walau akhir hidup mereka yang mengenaskan itu semua tidak masuk dengan rencanaku sama sekali.Tinggal Rendi yang belum mendapat balasan apapun dariku. Aku harus melakukan sesuatu untuk membongkar semua perbuatannya dan membuatnya menyesali perbuatannya. Tapi kini Rendi juga menuduhku menjadi penyebab kematian kakaknya. Skor kami 1-1 kini.
Read more
46
Terbangun saat aku merasakan haus yang teramat sangat di tenggorokan ini. Perlahan kubuka mata, merasa aneh berada di tempat yang nampak asing ini. Aku berada di mana? Kenapa aku bisa berada di tempat yang .... Tiba-tiba indra perasaku mulai aktif kini. Kepalaku berdenyut hebat dan terasa amat sakit. Saat kuangkat tangan, untuk memegangi kepala yang rasanya akan copot itu, kulihat ditanganku menempel sebuah selang dan jarum infus.Aku di rumah sakitkah? Apa yang sebenarnya telah terjadi padaku?Dengan keras kucoba mengingat semua yang terjadi hari ini. Aku datang ke pemakaman Wulan, kembali bekerja, menemukan hal mencurigakan di perusahaan, lalu .... Kaira. Ya, aku kemarin mencari Kaira dan tak menemukannya. Yang ada malahan aku diserang oleh lelaki bertopeng dengan sebilah kayu. Nampaknya aku pingsan setelahnya. Lalu, siapa yang membawaku ke rumah sakit ini?"Galang, kau sudah siuman?" Satria datang menghampiri. Wajahnya menunjukkan kekhawatiran."Kau, ini ceroboh sekali, mau jadi
Read more
47
"Aku siapa? Haha ... Sebaiknya kau tak usah tahu. Tapi yang pasti aku tahu siapa dirimu, Galang Ginanjar!" jawab lelaki itu angkuh. Lelaki itu kini mulai melangkah maju, mengitariku, entah untuk apa."Kau 'kan yang telah memperlakukan Wulan seenaknya, menceraikan dia lalu membuatnya terlantar? Kau juga yang membuat ia akhirnya bunuh diri seperti yang dilakukan istri pertamamu!" ucap lelaki yang entah siapa itu, dengan angkuhnya."Kau siapa? Apa hubungannya dirimu dengan semua ini?" tanyaku, kesal akan tingkah angkuhnya."Aku memang bukan siap-siapa, tapi aku pernah berjanji akan melindungi Wulan. Maka sekarang saatnyalah aku melakukannya, agar Wulan tenang di alam sana." jawabnya. Dengan tetap mengitariku. Membuatku merasa risih."Lantas, apa yang mau kalian perbuat padaku sekarang?" tanyaku lagiKemudian mereka pun saling memberikan kode yang entah apa artinya dengan matanya. Sampai tiba-tiba, lelaki itu memegangi tanganku dari belakang mengunci gerakanku.Lalu Rendi mengeluarkan ta
Read more
48
Malam kini sudah semakin gelap. Suasana di bangunan gedung mangkrak ini semakin mencekam. Kudengar dari dalam gedung ada ketegangan yang teramat sangat. Nampaknya Rendi dan juga lelaki asing itu mempertahankan diri dengan cukup keras."Bajingan Rendi ...!" murka Pak Andre saat mendengar pengakuan Kaira barusan. "Awas saja akan aku habisi dia setelah ini!" pekiknya lagi, nampak sangat marah. Tangannya mengepal kuat, menahan amarah yang sudah di ubun-ubun.Bagaimana tidak, Rendi telah dengan sengaja menodai Kaira anak gadisnya. Aku saja yang bukan siapa-siapa Kaira ikut geram dibuatnya. Memang Kaira salah telah menyebarkan video itu. Tapi tak seharusnya Rendi melakukan hal sejauh ini.Sementara itu, Kulihat Kaira menangis tersedu memeluk sang Ayah. Dapat kurasakan kesedihannya, ia pasti sangat shock dan juga terpukul atas semua yang menimpa dirinya."Mari, Pak, kita harus segera pergi. Di sini terlalu berbahaya!" ajak para polisi wanita itu seiring terdengar lagi suara tembakan dari dala
Read more
49
Author's POV2 tahun yang lalu.17 Desember 2018Seperti biasa, hari itu Alika tengah mengerjakan pekerjaan rumahnya seorang diri saat belum ada seorang pun penghuni rumah yang bangun dari tidurnya. Menyapu, mengepel, mencuci piring, mencuci baju, semua Alika kerjakan tanpa sedikit pun ada bantuan dari Wulan--madunya sendiri--atau pun Ibu mertuanya. Tiba-tiba, Rendi, adik dari madunya datang begitu saja dan mendorong Alika yang sedang mencuci piring di wastafel. Sekonyong-konyong lelaki yang seumuran dengan Alika itu memuntahkan seisi perutnya.Alika kesal bukan main melihat ulah lelaki pengangguran itu, yang bisanya hanya merepotkan di rumah ini. Setiap harinya selalu pulang pagi dan dalam keadaan mabuk seperti sekarang ini. Tak pernah ada kegiatan berarti yang ia lakukan. Kesalnya lagi, kakaknya, Wulan selalu saja menuruti adiknya yang hanya bisa minta uang padanya saja. Apalagi uang yang diberikan oleh kakaknya itu adalah uang dari Galang suami Alika yang juga suami Wulan."Kau in
Read more
50
Mendapati Alika yang melawan, Wulan tak tinggal diam. Ia mendatangi Alika kembali dengan nafas yang terengah-engah lalu sekonyong-konyong menjabak rambut Alika keras hingga Alika tersungkur terjatuh."Jangan pikir kau bisa melawanku, Alika. Tak akan pernah bisa!" murka Wulan. Sembari mengeraskan cengkeramannya pada rambut Alika. Alika memekik kesakitan. Ia tak tahan lagi terus diperlakukan kasar. Seketika ia mengambil alat pel lantai yang tergeletak begitu saja lalu memukulnya ke badan Wulan dengan keras.Wulan meringis kesakitan. Tak percaya Alika melawan. Langsung saja Wulan merebut alat pel di tangan Alika, lalu menghujani Alika dengan pukulan bertubi-tubi. Alika tak dapat berbuat banyak. Ia hanya meringkuk kesakitan sembari melindungi janin di dalam perutnya.Saat Wulan sedang melancarkan aksinya, tiba-tiba saja terdengar tangisan Alesha yang kencang. Alesha ketakutan melihat ibunya dipukuli, dan juga menjerit kesakitan.Ibu segera menghampiri Alesha, dan menggendongnya. Tapi bu
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status