Semua Bab Saat Doa Si Miskin Diijabah: Bab 31 - Bab 40
96 Bab
BAB 31
Widya kini sudah menarik rambut Mika sekuat tenaga, hal itu membuat Mika terseret ke lantai dengan kondisi tubuhnya yang tanpa sehelai benangpun, sungguh ia merasa sangat malu karena di dalam kamar itu ada 5 orang lelaki yang tak lain adalah anak buah dari Widya."Aww mas, tolong masss!" pekik Mika karena merasakan perih di kepala.Erwin bingung karena ingin menolong Mika tapi di hadang oleh anak buah Widya."Ma, tolong jangan begini ma, bisa kita bicarakan baik baik masalah ini, tidak dengan kekerasan," hiba Erwin pada Widya."Cuih, kalau sudah begini baru minta bicara baik baik kemarin kemarin kemana!" "Kau wanita jalang rasakan ini, seenaknya kau datang dan meminta begitu banyak uang pada suamiku, apakah orang tuamu tidak mengajarkan akhlak padamu hingga kau menjajakan selangkanganmu pada suami orang!" ucap Widya yang masih menarik rambut Mika."Suamimu yang mendatangiku, bukan mauku, dia yang datang padaku dan memintaku untuk menjadi istrinya, makanya jadi istri itu yang becus bi
Baca selengkapnya
BAB 32
"Duh panjang ceritanya, yang penting ayo kita cari Mika, kasihan dia sendirian di tengah hutan.""Kok bisa?""Ini semua gara gara istri pertamanya Erwin.""Apa mas bilang, temanmu itu laki laki pengecut, sok mau hidupin perempuan lain, lah dia sendiri takut sama istrinya." gerutu Raka, Raka tidak menyadari jika perkataannya pun menunjukkan seperti itu jugalah dirinya."Yeee mana aku tau akan jadi begini," sungut Rita."Yaudah ayo cepetan cari adikmu, takut ntar ada apa apa lagi sama dia."Akhirnya Raka dan Rita bergegas menuju di mana lokasi Mika berada, tak lupa juga mereka membawa kedua anaknya karena memang tidak mungkin untuk di tinggal malam malam sendirian.Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 2 jam dan mencari cari keberadaan Mika sesuai dengan lokasi yang di share, akhirnya mereka menemukam keberadaa Mika.Rita dan Raka merasa terkejut dan miris ketika melihat kondisi Mika."Ya ampun Mik, kenapa kamu kayak orang gila begini," ucap Rita ketika ia turun dari mobil."Hu hu hu
Baca selengkapnya
BAB 33
"Ya belum adalah, kamu Pikir proses proyek kayak orang makan cabe langsung pedasnya berasa, ya mesti sabar lah paling gak tiga bulan."Rita hanya mengerucutkan bibir tanpa bisa menjawab ucapan Raka lagi."Duh, kalian kok malah berantem sih, ayo anterin aku pulang, aku mau istirahat aja," ucap Mika menghentikan pertengkaran kedua kakaknya itu."Emmm, Mik, gimana kalau kita numpang di rumah kamu dulu, paling gak sampai rumah kita nanti kembali?" ucap Raka seketika saat Mika akan menaiki mobil."Iya Mik, kita gak ada tempat tinggal lagi, mau ke rumah Bapak kamu tau sendiri kan gimana mereka sama kita sekarang, harapan kita sekarang cuma kamu Mik, gimana?" timpal Rita."Terserah kalian aja, asal kakak juga bantu beres beres rumah aku, juga Kak Raka bantu keuangan bulanan.""Beres soal itu, makasih ya Mik." ucap Rita dan Raka bersamaan.Akhirnya Rita sekeluarga menuju rumah Mika untuk menetap sementara disana.****Mika turun dari mobil dan di bantu oleh Raka, Rita yang melihat itu pun men
Baca selengkapnya
BAB 34
"O iya, dia tadi kan izin pengen makan di dapur tapi kok lama banget makannya, aku susul deh, kebetulan aku juga mau buang air kecil."Rita memutuskan untuk menyusul suaminya, dia juga ingin buang air kecil di kamar mandi dekat dapur karena di kamar yang di pakainya memang tidak ada kamar mandinya."Mas Raka, mas," panggil Rita saat dirinya sudah di dapur, tapi tidak ada respon dari si pemilik nama."Mas Raka kemana sih, di sini juga gak ada, aduh, aku kebelet lagi, aku pipis dulu ah, nanti lanjut cari lagi."Rita masuk ke kamar mandi untuk menuntaskan hajatnya, setelah selesai ia kembali mencoba mencari dimana suaminya berada."Duh, mas Raka kemana sih, tengah malem begini bukannya istirahat malah ngelayap, masa makan aja dari tadi gak kelar kelar."Akhirnya Rita memutuskan untuk mencari suaminya ke semua ruangan, hingga sampai dirinya berada di depan kamar Mika, Rita mendengar suara yang tak asing, yaitu suara desahan yang saling bersahutan dari dua orang yang sedang memadu kasih.
Baca selengkapnya
BAB 35
"Assalamualaikum, Bu," Rita dan Raka menuju rumah Bu Sri ketika pergi dari rumah Mika."Waalaikumsalam, lho, Rita, Raka, kalian ada apa kok bawa bawa tas segala?" tanya Bu Sri keheranan melihat Rita dan Raka menenteng beberapa tas besar."Rita dan Mas Raka mau menumpang disini Bu.""Menumpang? Emangnya rumah kamu kemana?""Rumah di sita Pak Tarjo, gara gara aku tak bisa kembalikan uang mereka.""Ya itu kan salah kamu, lagian kenapa diam saja mereka ambil rumahmu.""Kami takut Bu, karena Pak Tarjo bawa bodyguard yang badannya besar-besar.""Ya itu resiko kalian sudah lancang mencuri di rumah Ibu, dan sekarang maaf, Ibu tak bisa menampung kalian.""Ibu tega sama aku sama Mas Raka, Ibu tega sama Cucu-cucu Ibu," ucap Rita tak percaya jika Bu Sri berani mengusirnya."Ibu harus tega, biar kamu tau bagaimana rasanya hidup susah itu,""Tapi Bu.""Tidak ada yang boleh di antara kalian menginjakkan kaki di rumah ini!" tiba-tiba pak Darto datang dari dalam rumah dengan menggunakan kursi rodanya.
Baca selengkapnya
BAB 36
"Darimana saja kamu Mas, kenapa telponku gak di angkat?" baru saja Raka sampai tapi Rita sudah memberondongnya dengan pertanyaan."Uang kita hilang Dek, lenyap tak bersisa," ucap Raka lirih dengan muka kusut."Apa maksudmu uang kita lenyap? Uang apa?""Uang proyek Mas di bawa kabur sama temen mas.""APA!" Rita histeris, Rendra yang sedang tidur terkejut mendengar teriakan Rita dan seketika menangis."Tidak, tidak mungkin itu, kamu bohong kan Mas? Kamu lagi bercanda kan?" ucap Rita yang sudah berderai dengan air mata."Mas gak becanda Dek, uang kita hilang, bukan hanya Mas, tapi juga temen Mas dan masih banyak lagi.""Kenapa gak lapor polisi!""Percuma Dek, dia juga udah jadi DPO.""Tidak Mas, kamu bohong Mas, kita tidak mungkin di tipu," seketika itu juga Rita ambruk ke lantai dan pingsan."Dek, bangun...*****"Mas, gimana dengan hidup kita selanjutnya mas, kita udah gak punya rumah lagi, uang ludes, Ibu dan Bapak juga gak mau nampung kita lagi, kenapa sih hidup kita sekarang jadi be
Baca selengkapnya
BAB 37
Sungguh kalian manusia tidak tahu diri, seharusnya kalian bersyukur di beri kepercayaan oleh Allah harta berlimpah, tapi kalian lupa diri, kalian angkuh, kalian merasa setelah kalian kaya lantas kalian berhak menghina sesamanya."Rita dan Raka terdiam tanpa bisa membalas ucapan Aliyah, karena memang apa yang Aliyah katakan benar adanya."Gini saja, aku memang tidak bisa meminjamkan uang sebanyak itu pada kalian, tapi kalau kalian mau, kalian bisa pakai rumahku untuk tempat tinggal kalian, dan untuk Kak Raka bisa berjualan mi ayam memakai gerobak, nanti bahan-bahannya akan aku suplai, jadi kalian hanya tinggal menjualnya saja dengan berkeliling menggunakan gerobak,jika dengan yang lain aku memberi hasil 60 40, nanti hasilnya khusus untuk kalian aku beri 50 50 , gimana?""Jadi kamu menyuruh aku menjadi tukang mi ayam keliling?" ucap Raka tak percaya."Iya, gimana?""Enggak ah, bisa turun kastaku kalau jadi tukang mi ayam, enak saja.""Ya itu terserah kalian mau apa enggak, aku hanya nga
Baca selengkapnya
BAB 38
Rita dan Raka sudah mendapatkan hidayahnya, mereka sadar jika selama ini mereka telah salah, mereka silau dengan kemewahan, harta membuat hati mereka menjadi batu.Tapi mereka masih beruntung, Allah membuka hati mereka hingga mereka cepat sadar."Bang beli!" ucap seseorang memanggil Raka.Raka mendorong gerobaknya menuju suara itu, Raka tahu siapa pemilik suara itu, dia Mika, sebetulnya Raka tahu jika Mika tidak ada niatan ingin membeli dagangan Raka, melainkam hanya ingin menghinanya, tapi bagi Raka pantang menolak rezeki, baginya siapapun akan di layaninya dengan baik."Hai si orang miskin baru, gimana hidupmu hari ini? Pasti sangat menyedihkan dong ya, secara dari kaya menjadi miskin hahaha, ups." ejek Mika."Kamu mau beli apa?""Kamu, kamu! Yang sopan dong! Kamu kira aku temanmu di panggil kamu, aku ini pembeli, dan pembeli adalah raja, jadi layanilah raja dengan sebaik mungkin, hahahaha.""Baiklah, maaf, Mbak mau beli mi ayam?" Raka mencoba bersabar menghadapi Mika meskipun sesun
Baca selengkapnya
BAB 39
"Hahaahha, seperti inikah wanita pilihanmu Mas? Sungguh tak selevel denganku," ucap Anggun pada suaminya, sedangkan Ardi sedari tadi tak berkutik, hanya menundukkan kepala."Dasar wanita sialan, berani kau permalukanku di rumahku sendiri, lihat saja setelah ini kau akan di usir oleh Mas Ardi!" hardik Mika."Hahahaha, apa aku gak salah dengar? Rumah Laki-laki bejat ini? Hai gundik sayang, asal kau tau rumah beserta isinya dan semua harta yang di akui milik laki-laki durjana di sampingmu ini adalah punyaku, warisan dari orangtuaku, sepeserpun laki-laki itu tak ada sumbang sih di dalamnya.""Tidak! Kau pasti bohong!""Untuk apa aku berbohong padamu, tak da gunanya, yang kau ucapkan itu benar adanya.""Huuu, dasar pelakor murahan, emang enak kena tipu, hahahaha.""Rasain tuh, makan tuh laki kere banyak gaya, hahaha."Para warga yang kebanyakan ibu-ibu mengejek Mika."Udah pak Rt, arak aja mereka keliling kampung, biar tau rasa." ucap salah satu Ibu."Lekaslah kalian berpakaian, setelahnya
Baca selengkapnya
BAB 40
"Ya, aku gak sudi menjadi istrimu, sana kau pergi yang jauh, karena aku sudah gak sudi lagi berhubungan denganmu, jangan lagi pernah kembali kesini, karena aku sudah mendapatkan penggantimu!""Kalau begitu kembalikan semua yang pernah aku berikan sama kamu, uang, perhiasan, balikin semuanya!""Enak aja, emangnya kamu bisa balikin kenikmatan yang sudah aku berikan juga padamu? Udah sana jangan ganggu aku lagi, sebentar lagi calonku yang baru mau datang!"Ardi merasa sangat marah, dirinya merasa sangat terhina dengan ucapan yang di lontarkan Mika, Ardi mengepalkan tangannya, giginya bergemeletuk tanda jika dirinya tengah emosi, dan dengan secepat kilat, Ardi mengambil batu bata yang ada di pinggir pagar rumah Mika, tanpa aba-aba, Ardi memukulkan batu bata itu ke kepala Mika beberapa kali, Mika yang tidak siap dengan serangan yang di berikan Ardi pun tumbang tanpa sempat berteriak minta tolong.Ardi yang melihat Mika tergeletak tak berdaya bukannya menolong tapi malah meninggalkan Mika.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status