Aku melempar senyum tipis ke arah wanita yang berada di hadapanku saat ini. "Bunda tenang saja. Masalah itu sudah Medina pikirkan baik-baik. Seperti yang Bunda bilang, Medina selalu berpikir panjang dulu sebelum memutuskan sesuatu, dan itu sudah Medina lakukan." Kuletakkan cangkir teh yang airnya baru saja kuminum ke atas meja. "Baguslah Nak, Bunda tidak mau nantinya kamu menyesali keputusanmu saat ini. Makanya Bunda sarankan pikirkan baik-baik dengan kepala dingin biar tidak ada penyesalan di kemudian hari," lanjutnya menegaskan.Aku mengangguk pelan, mengiakan. "Tapi kamu baik-baik saja kan, Nak?" Hah? Aku reflek mendongak mengangkat kepala yang tertunduk di hadapannya. Lalu bertanya lewat kernyitan dahi. "Mentalmu kuat kan? Meski kalian menikah karena perjodohan, tapi Bunda tahu kalau kamu itu sangat mencintai Surya. Entah kalau dia. Bunda tidak ingin membahas lelaki itu. Yang Bunda tahu, Bunda bisa melihat ada cinta di matamu untuknya. Semua orang juga bisa melihat bagaimana
Read more