All Chapters of Istri Pura-Pura Sang CEO: Chapter 21 - Chapter 30
61 Chapters
21. Acara Lelang Amal (1)
Rachel meregangkan tubuhnya saat sudah selesai mengerjakan seluruh pekerjaan yang ada. Ia menatikan laptopnya lalu membereskan semua barangnya setelah itu ia segera meninggalkan kantor.Sambil berjalan, ia melihat ke layar ponselnya. Dahinya mengerut saat melihat status pesanan gaunnya sudah sampai sejak kemarin tapi ia tidak melihat gaun tersebut. Ia mulai panik pasalnya acara akan diadakan dua hari lagi.Beberapa hari lalu ia menghubungi Mr. Joe untuk meminjam salah satu gaun koleksi milik pria blasteran itu, tapi sayang sekali Mr. Joe sedang berada di luar negeri dan butiknya tutup sementara. Hal itu berhasil membuat Rachel panik dan akhirnya ia memutuskan untuk membeli gaun melalui aplikasi online. Ia tidak punya banyak uang dan ia sudah memilih sebaik mungkin. Rachel memasuki kamarnya terburu-buru. Gadis itu mencoba menemukan paketnya namun nihil. "Kau cari apa?" Calvin memasuki kamar dan menatap Rachel heran. Rachel tidak menjawab. Gadis itu masih sibuk mencari ke segala penju
Read more
22. Acara Lelang Amal (2)
"Rach, aku minta maaf karena sudah membuang gaunmu sekarang ayo cepat siap-siap" ujar Calvin. Pria itu menatap Rachel penuh harap namun gadis itu masih sibuk dengan laptopnya tanpa sedikitpun menatap apalagi merespon ucapan Calvin.Sudah hampir dua hari Rachel tidak mau bicara dengan Calvin. Tidak. Sebenarnya Rachel tetap berbicara jika memang itu adalah sesuatu yang penting.Calvin menghela nafas."Jangan salahkan aku kalau aku memaksa." ujar Calvin kesal. Melihat Rachel yang masih belum melakukan apapun padahal hanya tersisa 3 jam lagi sampai acara dimulai sukses membuat kesabaran Calvin habis.Rachel harus datang kalau tidak acara itu akan kacau. Calvin benar-benar pening menghadapi Rachel kali ini. Ia sudah mengaku salah tapi entah mengapa gadis itu masih terus memusuhinya."Nyonya Miguel, kami akan membantu anda bersiap" Rachel mendelik kaget saat sekitar 6 orang wanita memasuki kamarnya. Para wanita yang terlihat sangat berpengalaman itu berhasil memaksa ia untuk bersiap. Rachel
Read more
23. Acara Lelang Amal (3)
"Aku minta maaf." ujar Rachel pelan bahkan suaranya hanpir tidak terdengar. Ia memutuskan untuk meminta maaf pada Calvin karena terlalu emosional perihal pria itu membuang gaunnya. Setelah ia renungkan, ia yakin Calvin melakukan itu demi kebaikan dirinya. Calvin tidak ingin ia dipermalukan dan ingin memberikan yang terbaik. Apalagi ini sekaligus menjadi acara pengumuman pernikahan mereka."Tidak masalah" jawaban datar Calvin membuat Rachel sedikit cemberut. Ia terlalu berharap rekasi Calvin akan berbeda.Perjalanan ditempuh hampir setengah jam dengan kondisi hening. Bahkan Nicky juga tidak berbicara apapun. Rachel hanya menatap ke luar jendela mobil.Pikirannya sedikit terganggu. Hampir semua karyawan membicarakan acara ini. Ia hanya takut dengan perlakuan yang akan ia dapatkan nanti di kantor jika semua orang tahu dirinya adalah Nyonya Miguel.Mobil berhenti dan pintu mobil dibuka. Calvin turun terlebih dahulu dan mengulurkan tanga
Read more
24. Acara Lelang Amal (4)
"Panggilkan petugas keamanan!" Mata Rachel membelalak. Diana tidak main-main sekarang. Tak bisa dipungkiri Rachel menjadi panik. Aura sudah menghilang mencari petugas keamanan.Benar saja, tidak butuh waktu lama untuk petugas keamanan berdiri di hadapannya."Maaf nona, kami mendapatkan laporan bahwa ada pengunjung yang menghadiri acara tanpa undangan. Bisakah anda memperlihatkan undangan acara ini?" Rachel terdiam mendengar pertanyaan dari petugas keamanan tersebut."Maaf pak, undangan saya ada di pasangan saya" ujar Rachel. Aura dan Diana langsung tertawa meremehkan."Baiklah, mungkin nona bisa menghubungi pasangannya terlebih dahulu." ia benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Menelpon Calvin juga sepertinya bukan ide yang bagus. Jika Calvin sampai saat ini belum kembali berarti ada sesuatu yang penting yang perlu diurus pria itu."Bagaimana nona?"pertanyaan petugas keamanan itu kembali menyadarkan Rachel. Sepertinya memang tidak ada pilihan lain lagi selain sekarang juga menghub
Read more
25. Masa Lalu Calvin
"Putuskan hubunganmu dengan keluarga Zimmer terutama Xander atau aku akan membatalkan kontrak dan menuntut ganti rugi padamu!"Hati Rachel mencelos saat mendengar perkataan Calvin. Pria itu bahkan tidak repot-repot bertanya pada dirinya mengenai hubungan ia dengan Xander.Rachel memilih untuk diam. Ia tidak mau membalas sepatah katapun. Mobil mereka berhenti di kediaman Miguel dan Calvin langsung pergi begitu saja. Pria itu bahkan tidak menoleh ke arah Rachel sedikitpun.Rachel tidak peduli. Ia keluar dari mobil dan duduk di anak tangga menuju pintu masuk rumah. Dilepaskannya sepatu hak tinggi yang ia kenakan. Rachel meringis kesakitan saat melihat darah mengalir dari kedua kakinya yang tergores oleh sepatu tersebut.Ini semua karena Calvin terus menyeretnya.Seolah belum cukup sampai disana, ia mendapati juga pergelangan tangannya yang membengkak. Rachel menghela nafas pasrah. Ia mulai melangkahkan kakinya memasuki rumah tanpa peduli kakinya akan kotor
Read more
26. Cerita Malam Hari
"Kau mau apa?"Calvin terperanjat kaget dan refleks langsung menjauhkan tubuhnya dari Rachel. Gadis itutiba-tiba saja terbangun."Aku sedang mengobati lukamu" jawab Calvin. Pria itu menggaruk lehernya yang tidak gatal. "Maafkan aku" lanjutnya.Rachel mendudukkan tubuhnya. Gadis itu masih setengah tersadar tapi ia dapat mendengar dengan jelas bahwa Calvin sedang meminta maaf padanya."Maaf untuk apa?" Rachel kembali bertanya. Ia tidak mau semudah itu memafkan Calvin."Karena melukaimu dan semuanya" Rachel menatap Calvin yang tampak bersungguh-sungguh dengan ucapannya. Hatinya luluh. Ia lalu menepuk kursi kosong disebelahnya meminta Calvin untuk duduk di sampingnya."Baiklah akan aku maafkan, tapi aku butuh penjelasan. Kau memperingatiku agar tidak membuat masalah dan menggagalkan acara tapi ternyata kamu yang mengacaukan semuanya." ujar Rachel panjang lebar. Calvin terdiam. Pria itu menatap Rachel."Semua karena Alexander Zimmer" jawab Calvin pelan. Rachel mengerutkan dahinya tidak pah
Read more
27. Rumor (1)
"Benar. Andrea Zimmer. Ia adalah pebinis tanpa bakat dan yang ia bisa lakukan hanyalah berbisnis secara brutal. Kudengar ada rumor sekitar 10 tahun lalu ia melakukan penipuan besar-besaran pada seorang pebisnis asal Asia Timur hingga menyebabkan pria itu meninggal."Jantung Rachel seolah berhenti berdetak. Pikirannya mulai melayang kemana-mana. Entah apa yang merasukinya, tiba-tiba saja Rachel merasa pebisnis yang baru saja Calvin katakan adalah ayahnya. Tidak. Ia tidak boleh berpikir macam-macam apalagi sampai menuduh. Ayahnya meninggal dengan wajar di rumah sakit tidak mungkin ada hubungannya dengan Andrea Zimmer."Kau kenapa" melihat Rachel melamun Calvin mencoba untuk menyadarkannya. Rachel tersebtak kaget lalu menggeleng."Aku mengantuk, bagaimana kalau kita tidur" Rachel mencoba mengalihkan pembicaraan dan Calvin tampak tidak masalah dengan hal tersebut. Rachel segera melangkahkan kaki ke kamar mandi untuk membersihkan diri.***Suasana di ka
Read more
28. Rumor (2)
"Bagaimana kondisi ibumu?" tanya Calvin saat melihat Rachel sudah pulang. Gadis itu hanya mengangguk dan merebahkan tubuhnya di kasur."Ibuku baik-baik saja, operasinya juga berhasil. Aku sangat lelah hari ini, bisakah kau membiarkanku tidur di kasur khusus hari ini saja?" Rachel memohon pada Calvin. Ia benar-benar lelah hari ini. Menunggu operasi ibunya saja sudah menguras tenaga dan pikirannya, ditambah ia juga harus mengurus banyaknya pekerjaan kantor yang mau tidak mau harus tetap ia kerjakan.Sepetinya memang Diana sudah resmi menyatakan perang. Hari ini ia mengajukan cuti dengan alasan operasi ibunya namun Diana tetap memberinya pekerjaan dengan dalih kejar deadline.Ia hanyalah seorang karyawan biasa dan sudah pasti tidak bisa menolak lalu inilah hasilnya. Rachel terkapar tidak berdaya di atas kasur milik Calvin tanpa peduli pria itu juga sedang duduk berselanjar kaki."Baiklah silahkan gunakan kasur ini sepuasnya khusus hari ini saja." Melihat Rachel yang tampak sangat kelelah
Read more
29. Masakan Calvin
"Kau pikir kau akan menang? Asal kau tahu, sejak dulu Calvin milikku! Aku, Diana, tidak akan membiarkan kamu wanita murahan merebut Calvin dariku!" Rachel menegang saat Diana berkata dengan pelan tepat ketika wanita itu berjalan melewati dirinya. Tepat setelah mebgatakan hal itu, Diana segera berlalu.Ia masih tidak percaya. Hubungannya dengan Calvin tidak ada yang tahu, tapi Diana mengatakan seolah wanita itu mengetahui segalanya.Kini ia mulai paham alasan Diana terus mengusiknya. Semakin dekat ia dengan Calvin maka perilaku Diana akan semakin brutal. Rachel hanya bisa tersenyum getir.***Sudah hampir seminggu kehidupan kantor Rachel berantakan akibat berbagai rumor tentang dirinya. Rumor itu semakin hari semakin berkembang. Bahkan ada suatu saat ia mendengar orang-orang bergosip kalau ia memiliki anak dengan Alexander Zimmer.Ia tidak maslaah dengan semua rumor itu, hanya saja hal itu sedikit banyak mempengaruhi pekerjaannya. Semua yang ia kerjakan
Read more
30. Malapetaka (1)
"Tolong aku Vin, mereka semua menyakitiku"Bagai tersambar petir di siang bolong tubuh Calvin langsung menegang mendengar ucapan parau Rachel. Pria itu mencoba untuk lebih mendekatkan diri pada Rachel agar bisa mendengar lebih jelas."Rumor sialan itu!" seru Rachel kesal. Ia membalikkan tubuhnya dan mulai terlelap."Rumor?" Merasa tidak mendapat jawaban dari Rachel, Calvin mengecek kondisi gadis itu. Rachel sudah terlelap. Perasaan Calvin tidak enak. Ia mengambil ponselnya dan meninggalkan pesan untuk Nicky mengenai rumor apa yang sedang beredar di perusahaan tentang Rachel.***Rahang Calvin mengeras saat pagi tadi Nicky melaporkan rumor yang selama ini beredar padanya. Pria itu terus mengutuk dirinya sendiri karena merasa begitu bodoh sampai tidak tahu hal besar telah terjadi di perusahaannya sendiri.Lebih parahnya lagi hal itu terjadi pada Rachel!Pria itu terdiam. Ia mencoba memikirkan berbagai c
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status