All Chapters of Istri Pura-Pura Sang CEO: Chapter 11 - Chapter 20
61 Chapters
11. Aksi Diana (1)
Rachel berusaha menahan rasa kekesalannya saat melihat konsep yang ia rancang mati-matian dipresentasikan oleh Diana. Gadis itu meremas ujung bajunya sambil menunduk enggan mengamati presentasi tersebut. Bahkan dari penjelasan Diana, Rachel bisa menebak kalau atasan langsungnya itu menyalin mentah-mentah seluruh pekerjaannya.Rachel merutuki dirinya. Ia memang tidak memiliki pengalaman kerja tapi bagaimana bisa ia dengan mudah tertipu dan menyerahkan semua hasil kerjanya pada Diana. Rachel benar-benar kesal.“Sekian dari presentasi saya.” Diana mengakhiri presentasi dan kembali ke tempat duduknya diiringi oleh suara tepuk tangan semua yang menghadiri rapat kecuali Calvin dan Rachel.“Bagaimana menurut kalian mengenai konsep milik Diana?” Calvin bertanya dengan nada datar. Rachel menatap Calvin dengan penuh harap. Berharap pria itu akan membelanya dan mengatakan bahwa itu adalah hasil kerja kerasnya.“Menurut saya konsep ini sangat menarik, sesuai dengan keahlian Bu Diana.” Rachel mend
Read more
12. Aksi Diana (2)
"Pagi nek, Rachel belum bangun?" Calvin menyapa neneknya sekaligus bertanya mengenai keberadaan Rachel yang tumben belum terlihat."Kau masih belum menyelesaikan masalahmu dengan Rachel?" Calvin menatap neneknya bingung. Pria itu meneguk susunya sambil berpikir keras apa yang salah dari dirinya sehingga membuat Rachel marah dari kemarin."Aku tidak berbuat salah nek" ujar Calvin tanpa dosa yang langsung membuat neneknya meletakan alat makannya di atas meja. Carla menatap cucunya kesal. Calvin pintar dalam segala hal kecuali dalam hal wanita dan itu sangat menyebalkan untuk Carla."Rachel sudah berangkat kerja satu jam yang lalu. Sebaiknya kau cepat renungkan apa kesalahanmu." Carla berdiri dari kursinya dna meninggalkan Calvin yang kebingungan.***Rachel berjalan melewati Diana seolah tidak melihatnya. Ia tidak dapat membohongi dirinya kalau ia masih benar-benar kesal dan tidak terima dengan perlakukan Diana yang mengambil hasil pekerjaannya."Rachel" merasa dipanggil Rachel menghenti
Read more
13. Rumor
Rachel memasuki ruang kerja tim pemasaran dengan perasaan sedikit lebih baik daripada kemarin. Kunjungan ke pabrik membuat ia berhasil melupakan beberapa hal yang kurang mengenakan di kantor. Ia tidak begitu peduli lagi sekarang dengan apa yang akan dilakukan oleh Diana. Rachel hanya berpikir, untuk apa ia peduli jika memang kedua orang tersebut adalah sepasang kekasih. Marah atau kecewa dengan Calvin sepertinya juga suatu hal yang bodoh bagi Rachel. Seharusnya, ia sudah tahu pasti jika Calvin akan lebih berpihak pada Diana. Terkadang ia merasa bingung dengan dirinya belakangan ini, entah apa yang terjadi Rachel mulai sedikit menginginkan perhatian dari Calvin tanpa sadar.Gadis itu buru-buru menghapus segala macam pemikiran yang melintas di kepalanya. Ia mulai menyalakan komputernya dan berniat mulai bekerja. Semua yang ia lakukan saat ini adalah demi kesembuhan ibunya, ia tidak boleh melakukan hal-hal mengikuti emosinya saat ini."Rachel" merasa dirinya dipanggil Rachel menoleh. Vir
Read more
14. Pernikahan
Tatapan Rachel tidak bisa terlepas dari buku nikah yang baru saja mereka dapatkan dari KUA. Pikirannya benar-benar kalut. Seumur hidupnya tidak pernah terbayang bahwa dirinya akan menikah dengan cara seperti ini. Membantah rencana ini sudah ia lakukan, tapi ada daya jika dirinya masih terikat kontrak dengan Calvin.Rachel menoleh ke arah Calvin. Pria itu juga memasang wajah datar selama proses pernikahan mereka. Tidak. Bahkan Calvin sudah seperti itu sejak mengatakan bahwa mereka akan menikah atas permintaan sang nenek.Entah apa yang ada di pikiran Calvin, tapi Rachel yakin kalau pria itu juga sama sekali tidak menginginkannya. Sampai saat ini Rachel masih yakin kalau ada sesuatu di antara Calvin dan Diana.Baru saja pemikiran itu melintas di kepala Rachel, tiba-tiba saja ponsel Calvin berdering dan ia dapat melihat dengan jelas bahwa itu merupakan panggilan dari Diana. Tanpa menunggu apapun Calvin langsung mengangkat panggilan tersebut. Rachel mendengus kesal tanpa sadar. Entah apa
Read more
15. Awal Pernikahan
"Kau sudah pulang?" Rachel menghentikan langkah kakinya saat suara rendah Calvin tiba-tiba muncul di kamar yang awalnya sunyi. Pria itu menghentikan kegiatan membaca majalahnya lalu berdiri tepat di hadapan Rachel. "Kenapa tidak mengangkat telepon?" Pertanyaan Calvin jelas membuat Rachel mengerutkan dahinya. Ia sama sekali tidak merasa ada yang salah kalau tidak mengangkat panggilan dari pria itu dan masih teringat dengan jelas jika tadi Calvin sendiri yang mengusirnya."Apakah ada masalah?" Malas meladeni Calvin, Rachel berjalan melewati tubuh pria itu. Belum ada satu centi ia melewati Calvin, pria itu sudah mendorong tubuh kecilnya membuat ia terpaksa terhimpit di antara tubuh Calvin dan pintu kamar."Kau belum tahu letak kesalahanmu?" "Apakah aku berbuat salah?" sebisa mungkin Rachel menghindari tatapan Calvin. Gadis itu berusaha untuk memberontak agar jarak dirinya dan Calvin dapat sedikit menjauh."Seorang wanita bersuami pulang pukul 2 subuh itu
Read more
16. Ciuman Pertama
"Karena kemarin kau pulang terlambat semua sudah diputuskan. Acara lelang amal minggu depan sekaligus menjadi acara resmi untuk mengumumkan statusmu sebagai nyonya Miguel."Rachel menjambak rambutnya smabil beteriak kesal saat perkataan Calvin pagi tadi terus terngiang-ngiang di kepalanya. Ini bukan mimpi. Sebentar lagi status single dirinya akan segera resmi terhapus oleh pengumuman di acara lelang amal."Kau baik-baik saja?" Suara Vira menyadarkan Rachel kalau sekarang ia masih berada di kantor. Rachel tersenyum canggung saat menyadari semua tatapan anggota tim pemasaran tertuju pada dirinya."Maafkan aku" setelah mengatakan hal tersebut Rachel segera meninggalkan kantor. Ini semua gara-gara Calvin."Ada perlu apa dengan Pak Calvin?" Pertanyaan Aura salah satu sekretaris Calvin mengejutkan Rachel. Kakinya melangkah dengan sendirinya menuju ruangan presdir. Rachel langsung menggaruk kepalanya sambil tersenyum aneh. "Tidak ada, aku hanya... tersesat" jawaban bodoh mengalir begitu saja
Read more
17. Tamu Bulanan
Rachel memegang bibirnya saat Calvin melepaskan ciuman mereka. Wajah gadis itu merah semerah tomat. Refleks Rachel segera berdiri."Ah maaf aku tidak bermaksud-""Itu kesalahan, anggap saja tidak pernah terjadi." potong Rachel. Secepat mungkin Rachel berlari keluar dari ruangan Calvin.Calvin mematung melihat kepergian Rachel. Dalam hati pria itu merutuki perbuatannya tadi. Entah apa yang baru saja merasuki dirinya, tapi ia tiba-tiba kehilangan akal sehat saat berada di dekat Rachel.Calvin berdiri menatap keluar jendela. "Apa sekarang aku jatuh cinta dengan Rachel?"*** Rachel merebahkan dirinya di sofa kamar. Pantas saja seharian ia merasa moodnya sangat buruk ternyata tamu bulanannya datang. Wajah gadis itu menjadi pucat seketika. Sakit perut yang ia rasakan memang cukup hebat kali ini."Kau kenapa?" Calvin mendekati Rachel dan mencoba menyentuh dahi Rachel namun gadis itu segera menghindar."Aku tidak apa-apa" jawaban Rachel membuat Cal
Read more
18. Gaun
"Singkirkan tanganmu atau aku akan menciummu sekarang juga"Mendengar ucapan Calvin, refleks Rachel langsung menutup mulutnya. Calvin yang sudah menduga hal tersebut langsung memanfaatkan situasi dan meletakan kompresan di dalan baju Rachel.Gadis itu mendelik kaget saat merasakan sentuhan tangan Calvin di kulit perutnya. Tiba-tiba saja ia merasa suhu kamar menjadi sangat panas."Tidak perlu gugup, aku suamimu sekarang" ujar Calvin saat merasa tubuh Rachel menegang."Kita suami istri kontrak" ujar Rachel sambil memalingkan wajahnya. Ia enggan melihat adegan Calvin mengompres perutnya."Tapi kita sah di mata hukum dan agama" Rachel mendengus kesal saat Calvin mengucapkan hal tersebut. Pria itu memang tidak salah hanya saja Rachel masih belum bisa menerima bahwa sekarang dirinya berstatus istri orang."Tidur saja, panggil aku jika ada yang kau butuhkan. Besok kau tidak perlu masuk kerja aku akan mengajukan cutimu ke tim pemasaran." Calvin berdiri lalu meninggalkan Rachel sendirian di kam
Read more
19. Pasar Malam
"Siapa Mr. Joe?" Rachel menjerit kaget saat tiba-tiba Calvin muncul di belakangnya. Gadis itu melirik jam dinding dan sedikit heran pria itu sudah pulang sebelum tengah malam."Bukan siapa-siapa dia hanya mantan atasanku waktu magang" jawab Rachel. Calvin hanya mengangguk-anggukan kepala dan lalu membuka jasnya."Kau sudah makan malam?" pertanyaan basa basi dilontarkan Rachel agar suasana tidak terlalu canggung. Ia mencoba untuk bersikap lebih baik pada Calvin karena pria itu kemarin sempat merawatnya."Belum, kau sendiri bagaimana?" Rachel menjawabnya dengan gelengan kepala. "Aku akan minta chef untuk masak kalau begitu" Rachel menahan lengan Calvin. Gadis itu menggelengkan kepalanya lalu tersenyum."Sebagai ucapan terima kasih kemarin kau sudah merawatku, bagaimana kalau aku traktir makan malam di luar?" Calvin mengerutkan dahinya bingung."Boleh saja, kebetulan ini belum terlalu malam." segera saja Rachel berdiri lalu pergi ke kamar mandi untuk bersiap-siap."Tunggu 5 menit ya!" s
Read more
20. Kelemahan Calvin
Mobil sedan mewah Calvin terparkir di pinggir jalan. Pria itu masih kaget dengan apa yang baru saja terjadi. Ia masih menyangkal bahwa dirinya muntah dan Rachel sedang membersihkan apa yang baru saja ia muntahkan.Rachel mencoba membersihkan sebisanya, setidaknya sampai kursi pengemudi cukup bersih untuk digunakan kembali sementara waktu. Alat yang tersedia hanya sebotol air mineral dan sekotak tisu."Masih sedikit bau tapi sudah bisa kau gunakan kembali" Rachel memanggil Calvin yang hanya menatap jalan raya tanla melakukan apapun."Sudahlah ini juga salahku, aku yang membawamu ke tempat makan tadi. Maaf ya, aku benar-benar tidak tahu kalau perutmu lemah dengan makanan yang kurang higenis." Rachel mencoba membujuk Calvin. Ia sudah seperti itu sejak tadi turun dari mobil."Pulang naik taksi saja" ketus Calvin membuat Rachel kebingungan. "Sudah terlalu larut untuk cari taksi, di sini juga cukup sepi. Ayo masuk ke mobil jangan malu soal ini aku tidak akan membocorkannya ke siapapun." C
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status