All Chapters of Terjebak di Dunia Lain: Chapter 161 - Chapter 170
227 Chapters
161. Katakan permintaan terakhirmu!
Fajar telah menyingsing, ayam berkokok bersahutan membangunkan setiap insan yang masih tertidur lelap. Para dayang istana sudah di sibukkan dengan berbagai pekerjaan, ada yang bersiap-siap untuk memasak di dapur istana, ada yang bertugas membersihkan lokasi istana dan ada pula yang mempersiapkan air untuk mandi Raja dan Permaisuri.Raja bangun dari tidurnya, di sampingnya sudah duduk permaisuri menunggunya untuk mandi. "Aku belum ingin mandi, hubungi putera mahkota untuk menemaniku berolahraga di lapangan," pinta Raja Goro.Dayang istana baru saja hendak keluar menuju kediaman Putera Mahkota namun yang hendak di tuju sudah berdiri di depan pintu bersama ayah mertuanya."Kami datang menghadap baginda." Keduanya memberi hormat."Syukurlah kalian sudah datang, temani aku merenggangkan otot-ototku di lapangan, jangan ada yang mendekati lapangan itu selama aku berolahraga di sana," ucap Raja.Dayang yang mendengar hal itu segera memberi tahu kasim untuk mengosongkan jalan yang akan di lal
Read more
162. Kejadian yang sebenarnya
Lady Sina tertunduk lesu, sifat aslinya yang terkubur dalam kini nampak ke permukaan. Dia memprovokasi Raja, melihat gelagat yang tidak baik ini Putera Mahkota mengirimkan telepati pada ayahandanya."Maafkan atas kelancangan hamba baginda, jangan terpengaruh dengan Lady Sina, dia sengaja memprovokasi. Kita tidak tahu apa yang sesungguhnya yang terjadi, mungkin saja dulunya dia menghabisi kembarannya itu."Raja terdiam, dia kembali menarik nafas dalam mencoba mencerna apa yang di sampaikan puteranya. Jika apa yang di sampaikan puteranya ini benar maka dia tak akan memaafkan Lady Sina walau di lubuk hatinya yang paling dalam dia tak tega karena wajahnya yang sangat mirip dengan orang yang sangat di cintainya di masa lalu.Kilasan tentang kematian Lady San masih membekas dalam ingatan sang Raja. Karena kepergok menggauli kembarannya sendiri, Lady San berlari masuk ke dalam hutan dan berhasil di kejar Raja yang saat itu sebagai Putera Mahkota. Namun sayangnya saat melihat Raja mendekat, L
Read more
163. Eksekusi
Tak ingin mendengar teriakan Lady Sina, Raja segera pergi meninggalkan lapangan dengan perasaan marah. Masih terdengar di telinganya Lady Sina terus meneriakan namanya dan terus menyebut nama saudara kembarnya.Untuk menghilangkan kemarahan di hatinya, Raja bergegas menemui permaisuri, biasanya dalam suasana hati yang tidak menentu seperti itu, permaisurilah yang selalu bisa meredamnya.Putera Mahkota mendekati kurungan kaca, wajahnya tak seteduh hatinya. Hal ini yang sangat di takuti Lady Sina. Masih terbayang dalam benaknya selir Raja yang berteriak histeris saat Putera Mahkota melemparnya ke kandang kawanan singa yang sedang kelaparan. Kemudian ďia menyelamatkannya tetapi Putera Mahkota seakan tak punya hati melempar kembali tubuh selir itu berulangkali sampai meregang nyawa. Lady Sina bergidik membayangkan hal itu, nyalinya menciut tatkala Putera Mahkota mengetuk-ngetuk kaca sambil tersenyum penuh ejekan."Sepertinya tak ada lagi yang perlu di bicarakan, ayo kita bermain-main sebe
Read more
164. Kemunculan Melati
Nela kembali beraktifitas di kampus, dia harus mengejar ketinggalan beberapa mata kuliah. Saking fokusnya dengan mata kuliahnya dia tak menyadari jika seseorang sedang mengamatinya dari balik jendela."Sepertinya wanita itu memperhatikanmu," bisik Linda sambil menyenggol lengan Nela."Wanita yang mana?" mau tidak mau Nela harus melihat juga ke arah yang di tunjuk Linda.Mata Nela terbelalak, "Bukankah itu Melati?"Di luar Melati terlihat sedang berdiri dengan gelisah, konsentrasi Nela buyar dengan kehadirannya. Saat jam belajar usai, dia buru-buru keluar menghampiri Melati."Kaukah itu?" sapa Nela."Benar, maaf aku mengganggu konsentrasimu," Melati merasa sangat bersalah."Tidak apa-apa, ayo kita ngobrol di kantin," ajak Nela.Melati terlihat sangat ketakutan, matanya melirik ke kiri dan ke kanan. Melihat hal itu akhirnya Nela memutuskan untuk mengajaknya pulang."Sebentar lagi kak Nathan akan menjemputku, sebaiknya kita ngobrol di rumah saja," ucap Nela.Setelah menunggu beberapa saa
Read more
165. Pesantren
Nathan mengantar Linda kembali ke desanya karena terhitung mulai besok mereka libur kuliah. Sudah lama Linda tak mengunjungi kedua orang tuanya. Sementara itu sesuai bunyi pesan Nela, Paman Badar menjemput Kyai Lukman dan bersama-sama ke rumah Nela. Mereka sudah di sambut Nela di depan pintu. Setelah mengucapkan salam keduanya di persilakan masuk."Mari paman, mari pak Kyai, mau minum apa?" "Air putih saja," jawab keduanya bersamaan.Nela tak perlu lagi ke dapur karena di atas meja sudah tersedia air mineral. Tak berapa lama terdengar deru mobil yang berhenti di halaman. Nathan segera keluar dari mobil dan masuk ke dalam rumah melalui pintu depan."Ada tamu rupanya," kata Nathan saat melihat paman Badar dan Kyai Lukman sedang duduk berbincang bersama adiknya. Dia menjabat erat kedua tangan tamu satu persatu lalu ikut duduk bersama mereka."Nela mrnghubungi paman, sepertinya ada sesuatu yang penting?" tanya paman Badar."Benar paman, maaf hal ini pasti akan melibatkan pak Kyai lagi,
Read more
166. Hukuman untuk selir
Nenek Kolona melihat penyesalan di wajah Raja sehingga dia menjentikkan tangannya dan terbentanglah layar lebar di hadapan Raja.Dari layar lebar itu nampak permaisuri Nela sedang uring-uringan. Sesekali dia duduk lalu berdiri, hal itu dilakukannya berulang kali."Ambilkan buku bacaanku," pintanya pada dayang istana.Dayang istana lalu menyerahkan buku yang diminta permaisuri. Kemudian Permaisuri membaca buku dengan sangat serius, kemudian dia berbaring tapi masih tetap melanjutkan bacaannya.Raja menatap layar tak berkedip, "Buku apa yang sedang di bacanya?" gumamnya.Nenek Kolona menjentikkan jarinya sekali lagi dan terlihatllah buku yang sedang di baca permaisuri."Itu petunjuk keluar ke dunia manusia!" seru Raja. Matanya terbelalak kaget, dia tahu kini mengapa permaisuroli menolak bertemu dengan semua orang."Apakah Raja ingin melihat bagaimana pelariannya?" tanya nenek Kolona."Tidak perlu, aku sudah tahu bagaimana dia lari. Bukankah dengan mengusap buku itu akan segera terbentan
Read more
167. Malam yang Kelam
Nathan bersiap-siap menghidupkan mobilnya, malam ini mereka akan menuju ke pondok pesantren untuk mengantar Melati. Seseorang menepuk pundaknya."Paman?!" Nathan terkejut melihat Abylon sudah berdiri di sampingnya."Kau mau kemana? Aku akan tinggal bersamamu selama beberapa waktu ke depan.""Untuk apa? Aku sekarang baik-baik saja, paman tak perlu lagi datang ke sini, aku nanti yang akan berkunjung ke kerajaan Goro."Nathan merasa risih melihat Putera Mahkota, sebisa mungkin Nathan ingin menghindari mahluk astral. Dia benar-benar ingin hidup normal sebagai manusia walau dia tahu dalam tubuhnya terdapat darah peri."Aku ingin belajar banyak hal di duniamu, tolong jangan mengusirku. Aku tak akan merubah wujud menjadi manusia kecuali dalam keadaan mendesak!" kata Abylon. Dia bersikeras untuk tinggal bersama Nathan.Karena Abylon terus mendesak akhirnya Nathan mengalah."Baiklah! Tapi ingat jangan menggangguku dan jangan pernah melakukan hal-hal konyol yang menimbulkan kehebohan. Setelah s
Read more
168. Malam yang kelam 1
Semua orang di dalam pendopo ikut berdiri, karena mereka orang yang terlatih sehingga perubahan wajah kedua tamu tidak membuat mereka terkejut."Kami tidak punya urusan dengan kalian, aku datang untuk menjemput kedua isteriku," kata Raja Batista.Terdengar tawa Nela, dengan beraninya dia menunjuk Raja Batista."Duniamu adalah duniamu, duniaku adalah duniaku, aku tak pernah menikah dengan siapapun. Jangan pernah melanggar batasanmu wahai Peri, sesungguhnya manusia lebih kuat dari bangsamu. Enyahlah dari sini sebelum kau akan terbakar menjadi abu," Nela berkata dengan berapi-api. Dia kini tidak takut lagi, sebelum dia mengatakan hal itu, sebelumnya dia sudah berzikir dan membaca ayat-ayat pendek di dalam hati.Batista tersentak kaget, kata-kata Nela seakan mengandung hawa panas, dia sempat terhuyung. Nenek Kolona dengan sigap segera menopang tubuhnya."Kami tidak ingin berseteru dengan bangsa manusia, ini terkait dengan perjanjian di dunia kami jadi tolong jangan ikut campur," ucap nene
Read more
169. Akhir sebuah perjalanan (Tamat)
Sudah berhari-hari Rully tak mendapatkan kabar dari Lady Sina, berulang kali dia masuk ke ruang khusus mencoba memanggil nama kekasih dunia lainnya namun sang kekasih tak juga muncul.Rully hendak memulai pekerjaan ilegalnya sehingga dia membutuhkan pengawalan dari sang kekasih. Perdagangan ilegalnya akan di pasok ke beberapa daerah di wilayah indonesia."Dimana kau Lady?" Rully nyaris putus asa.Perdagangan ilegalnya kali ini memiliki resiko tinggi, walau dia sudah menyebar anak buahnya di beberapa tempat tetapi dia masih merasa was-was. Rully keluar dari ruang khususnya dan menjumpai Ningsih yang kini sudah tinggal beberapa hari di rumahnya."Besok kau ikut denganku ke Jakarta, barang-barangku diperkirakan dua hari lagi akan tiba," ucap Rully."Barang apa? Mengapa tidak langsung di kirim ke daerah kita?" tanya Ningsih."Barang ini sangat berharga, kita akan kaya raya, aku rencana akan membeli pesawat jet, dan kita bisa keliling dunia kapan saja. Barang itu akan di distibusi melalui
Read more
170. Extra part
Atas permintaan pembaca, cerita ini akan terus berlanjut ke part 2, harap bersabar ya?==================================Nela merasa kini tak ada lagi yang mengganggu kehidupan mereka, dia berkonsentrasi pada kuliahnya. Menggeluti dunia obat-obatan seakan menjadi candunya."Kakak, apa kau tidak bosan hanya bergelut di sawah dan bolak-balik mengantarku?" tanya Nela suatu hari saat mereka duduk minum teh dan pisang goreng di teras rumah "Apa maksudmu?' Nathan balik bertanya.Nela belum langsung menjawab, di teguknya teh hangat itu sedikit demi sedikit, lalu mengambil sepotong pisang goreng dan mengunyahnya."Apa kakak tidak punya keinginan kuliah?" akhirnya Nela menjawab dalam bentuk pertanyaan sambil mulutnya terus mengunyah pisang goreng."Ah kamu, orang berilmu itu tidak harus duduk di bangku kuliah, belajar dari pengalaman, kehidupan sekitarnya dan alam semesta itu juga namanya kuliah alam," jawab Nathan sambil bercanda."Ah tidak nyambung, Linda gimana kak, sudah bikin pendekatan
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
23
DMCA.com Protection Status