Semua orang di dalam pendopo ikut berdiri, karena mereka orang yang terlatih sehingga perubahan wajah kedua tamu tidak membuat mereka terkejut."Kami tidak punya urusan dengan kalian, aku datang untuk menjemput kedua isteriku," kata Raja Batista.Terdengar tawa Nela, dengan beraninya dia menunjuk Raja Batista."Duniamu adalah duniamu, duniaku adalah duniaku, aku tak pernah menikah dengan siapapun. Jangan pernah melanggar batasanmu wahai Peri, sesungguhnya manusia lebih kuat dari bangsamu. Enyahlah dari sini sebelum kau akan terbakar menjadi abu," Nela berkata dengan berapi-api. Dia kini tidak takut lagi, sebelum dia mengatakan hal itu, sebelumnya dia sudah berzikir dan membaca ayat-ayat pendek di dalam hati.Batista tersentak kaget, kata-kata Nela seakan mengandung hawa panas, dia sempat terhuyung. Nenek Kolona dengan sigap segera menopang tubuhnya."Kami tidak ingin berseteru dengan bangsa manusia, ini terkait dengan perjanjian di dunia kami jadi tolong jangan ikut campur," ucap nene
Sudah berhari-hari Rully tak mendapatkan kabar dari Lady Sina, berulang kali dia masuk ke ruang khusus mencoba memanggil nama kekasih dunia lainnya namun sang kekasih tak juga muncul.Rully hendak memulai pekerjaan ilegalnya sehingga dia membutuhkan pengawalan dari sang kekasih. Perdagangan ilegalnya akan di pasok ke beberapa daerah di wilayah indonesia."Dimana kau Lady?" Rully nyaris putus asa.Perdagangan ilegalnya kali ini memiliki resiko tinggi, walau dia sudah menyebar anak buahnya di beberapa tempat tetapi dia masih merasa was-was. Rully keluar dari ruang khususnya dan menjumpai Ningsih yang kini sudah tinggal beberapa hari di rumahnya."Besok kau ikut denganku ke Jakarta, barang-barangku diperkirakan dua hari lagi akan tiba," ucap Rully."Barang apa? Mengapa tidak langsung di kirim ke daerah kita?" tanya Ningsih."Barang ini sangat berharga, kita akan kaya raya, aku rencana akan membeli pesawat jet, dan kita bisa keliling dunia kapan saja. Barang itu akan di distibusi melalui
Atas permintaan pembaca, cerita ini akan terus berlanjut ke part 2, harap bersabar ya?==================================Nela merasa kini tak ada lagi yang mengganggu kehidupan mereka, dia berkonsentrasi pada kuliahnya. Menggeluti dunia obat-obatan seakan menjadi candunya."Kakak, apa kau tidak bosan hanya bergelut di sawah dan bolak-balik mengantarku?" tanya Nela suatu hari saat mereka duduk minum teh dan pisang goreng di teras rumah "Apa maksudmu?' Nathan balik bertanya.Nela belum langsung menjawab, di teguknya teh hangat itu sedikit demi sedikit, lalu mengambil sepotong pisang goreng dan mengunyahnya."Apa kakak tidak punya keinginan kuliah?" akhirnya Nela menjawab dalam bentuk pertanyaan sambil mulutnya terus mengunyah pisang goreng."Ah kamu, orang berilmu itu tidak harus duduk di bangku kuliah, belajar dari pengalaman, kehidupan sekitarnya dan alam semesta itu juga namanya kuliah alam," jawab Nathan sambil bercanda."Ah tidak nyambung, Linda gimana kak, sudah bikin pendekatan
Kerajaan Billu sangat disibukkan dengan berbagai kejadian. Rentetan masalah datang silih berganti, belum juga menemukan keberadaan permaisuri kini Raja mereka sedang sakit dan nenek Kolona yang mereka andalkan sedang sekarat.Selir Melati alias Nina sedang menanti kelahiran buah hati, penjagaan diperketat. Sementara yang mengambil alih urusan kerajaan adalah Sekretaris Kerajaan di dampingi Puteri Balqis. Sang Puteri sampai hari ini belum juga menunjukkan tanda-tanda kehamilan, bahkan setiap hari mereka terus mengupayakan proses itu namun tak juga membuahkan hasil. Puteri Balqis bahkan berpikir untuk selingkuh dengan pengawal pribadinya, namun kesempatan untuk itu sama sekali tidak bisa dia laksanakan. Rendy bahkan tak pernah jauh-jauh darinya."Sebenarnya apa yang telah menimpa Raja?" tanya Puteri Balqis pada panglima kerajaan."Raja dan nenek Kolona pergi ke dunia manusia mencari keberadaan permaisuri, untunglah hamba sempat menyusul mereka, jika tidak nyawa Raja tidak tertolong," j
Suasana di kediaman Raja Batista sangat hening, para pengawal menjaga di depan kamar Raja dan tak satupun berani mendekat. Putri Balqis menyaksikan bagaimana tabib Jorgi berupaya mengobati kakak kandungnya ini."Kita tunggu sebentar lagi, paduka akan segera siuman," tabib Jorgi mengakhiri terapinya. Dia memperbaiki cara duduknya, tak sengaja tonjolan besar menyembul dari balik celananya membuat putri Balqis terbelalak. Tabib Jorgi pura-pura tak tahu dia malah sengaja menggosok-gosok celananya dengan sebelah tangannya.Putri Balqis menelan ludah dengan susah payah, peluhnya bercucuran menahan hasrat yang tiba-tiba muncul menyeruak begitu saja dalam dirinya."I...i..itu tu..tu..tuan!" Balqis menunjuk tangan Raja yang mulai terlihat bergerak.Tabib Jorgi pura-pura tak melihat dia malah melakukan sesuatu dengan erotis, pura-pura membetulkan celananya yang sedikit terjepit, dia lalu berdiri dan tak sengaja tangannya menyenggol pinggul sang Putri. Melihat Putri Balqis yang diam saja, tabib
Kerajaan Goro disibukkan dengan sakitnya permaisuri, untunglah Putra Mahkota membatalkan niatnya tinggal di dunia manusia. Dia bersama Dewi datang mengunjungi ibunya di kediamannya."Hamba datang menghadap ibunda," ucap kedua pasangan ini saat tiba di kediaman permaisuri."Oh Putera Mahkota, ku kira kau masih berada di dunia manusia," kata permaisuri sambil terus berbaring di pembaringan."Belum saatnya aku tinggal di sana ibunda Ratu, bagaimana kesehatanmu?" tanya Abilon sambil mendekat dan menggenggam tangan ibunya."Ibumu ini hanya kecapean saja, tadi sudah di periksa tabib menurutnya hanya demam biasa, setelah minum tonik pasti akan bisa berkativitas seperti biasa lagi," jawab permaisuri yang terlihat sedang berusaha memaksakan senyumnya.Dewi membantu membetulkan selimut yang menutupi ibu mertuanya "Bagaimana kandunganmu nak?" tanya permaisuri pada Dewi dengan suara lirih."Kandunganku baik-baik saja ibunda, cepatlah sembuh agar kita bisa bersama-sama menanti kelahiran buah hati
Sejumlah pasukan elite yang sedang berlatih ilmu beladiri pada seorang pertapa segera bersiap-siap meninggalkan gunung yang tinggi menjulang itu dan kembali ke kerajaan Goro."Sampaikan salamku pada Rajamu, dalam keadaan terdesak aku akan turun untuk membantunya," pesan pertapa Sunan pada pasukan yang digemblengnya ini."Baiklah guru!' ucap salah satu pasukan elite."Kita sampai diminta kembali mendadak seperti ini pasti ada kejadian mendesak!""Jangan banyak menduga, kita hanyalah bawahan. Secepatnya kita kembali dan bergabung dengan pasukan inti di kerajaan."Para pasukan elite saling berbisik satu sama lain, mereka belum sepenuhnya melatih dirinya dengan pertapa itu dan kini sudah dipanggil pulang.Sementara panglima kerajaan sudah mengatur strategi perang, beberapa pasukan di tempatkan di perbatasan, semua sudut telah di tempati oleh pasukan elite, para pasukan bayangan berpatroli di semua penjuru. para wanita sudah berhasil di pindahkan ke tempat perlindungan kecuali para wanita
Rendy menunggang kuda dengan kecepatan tinggi, hatinya gelisah. Dia memikirkan istrinya. Ini merupakan pengalaman baru bagi Rendy, menunggang kuda bersama rombongan pengawal lainnya. Kehidupan di dunia lain memang tak seindah dunia manusia, dia seakan kembali ke zaman dahulu kala. Seingatnya kampung yang dilaluinya bagaikan kampung yang sering di tontonnya pada serial drama kolosal melalui layar televisi.Di dunia ini dia tak melihat layar televisi satupun, jika bukan karena putri Balqis dia tak ingin lagi tinggal di dunia yang menurutnya aneh ini."Sebentar lagi malam akan segera tiba tuan, sebaiknya kita istirahat di kampung yang terdekat dari sini," usul pengawal yang menunggang kuda di sebelahnya."Masih berapa kampung lagi yang harus kita lewati?" tanya Rendy."Sekitar lima kampung lagi tuan, jadi sebaiknya kita menginap di penginapan terdekat, besok pagi kita lanjutkan perjalanan menuju istana," jawab pengawal itu.Jantung Rendy semakin berdebar tidak karuan, mana di dunia ini t