All Chapters of Terjebak di Dunia Lain: Chapter 151 - Chapter 160
227 Chapters
151. Obat Penawar
Petugas pantri datang membawakan makan malam pasien, setelah menaruh makanan itu di meja petugas pantri segera meninggalkan ruangan. Nela membangunkan Nathan untuk makan malam. "Kak bangun, ayo di makan buburnya mumpung masih panas," Nela membangunkan Nathan dengan menepuk-nepuk pundak Nathan pelan. Nathan menggeliat, dia membuka matanya. Tangan kanannya terasa sakit. "Kakak jangan bangun, aku akan memposisikan ranjang ini sedikit ke atas agar kau bisa bersandar dengan nyaman," cegah Nela saat melihat Nathan berusaha untuk bangun. Nela menarik pengait ranjang dan mulai memutarnya sehingga posisi ranjang di bagian kepala perlahan naik ke atas. "Jangan terlalu tinggi dek," pinta Nathan. Setelah memastikan posisi Nathan bersandar dengan nyaman, Nela segera menarik meja makan dorong dan mulai menyuapi Nathan pelan-pelan. Linda mengambilkan air hangat untuk Nathan sedangkan yang lainnya terlihat sedang menikmati makanan yang dibelikan Rafik di warung depan Rumah Sakit. "Sepertinya ta
Read more
152. Rawat Jalan
Azan subuh berkumandang, kokok ayam jantan bersahutan menandakan fajar telah tiba, masing-masing menggeliat dari balik selimut. Ada yang sudah beraktifitas dan adapula yang bersiap-siap ke mesjid. Di Rumah Sakit kesibukan sudah semakin jelas terlihat, para perawat mulai lalu lalang di koridor. Para cleaning service mulai menjalankan tugasnya sebelum para petugas medis dan pengunjung mulai memadati Rumah Sakit seperti biasa. Penghuni ruang Paviliun bangun untuk menunaikan sholat subuh, Nathan nampak tertisur dengan lelap. Nela tak membangunkannya. Barulah setelah selesai menunaikan ibadah subuh Nela menghampiri Nathan. "Sejak kapan Nathan ganti baju ya? Apa dia bangun sendiri?" gumam Nela tatkala melihat Nathan sudah mengganti baju dengan pakaian yang lebih rapi. Sebenarnya Nathan sudah bangun sebelum azan berkumandang, namun dia memilih untuk tetap berbaring sambil menunggu kedatangan dokter. "Kak bangun, sebentar lagi dokter akan melakukan visit," ucap Nela sambil mengguncang tub
Read more
153. Ada yang Salah
Lady Sina berdiri terpaku, bagaimana mungkin Nathan bisa terlihat sesegar itu. Tak ada yang bisa lolos dari tanaman kematian. Obat penawarnya hanya ada dua di dunianya, satu milik Raja dan satu miliknya."Apakah Raja memberikan obat penawarnya pada Nathan?"Lady Sina terus bertanya-tanya dalam hati, tatapan Nathan sangat mengusik hatinya. Mungkinkah Nathan sudah tahu jika dia yang berusaha membunuhnya?Lady Sina mengikuti Nathan sampai ke rumahnya di kawasan perumahan elite. Nampak olehnya Nathan turun dari mobil di gandeng Nela."Kakak tidur di kamarku saja, biar aku dan Linda tidur di kamar depan," ucap Nela. Paman Badar dan Linda sibuk menurunkan barang-barang dari mobil dan mengangkatnya masuk ke dalam rumah.Nathan mengikuti instruksi Nela, dia memilih masuk ke kamar dan menutupnya. Paman Badar manatap Nela bingung."Sepertinya ada yang salah dengan Nathan," kata Paman Badar."Mungkin dia kecapean paman," jawab Nela.Paman Badar mengangguk, dia mencoba untuk mengerti walau seben
Read more
154. Sayalah Pembunuh itu
Setelah pergulatan yang sangat melelahkan itu Rully dan Lady Sina masih berbaring saling berpelukan."Kau sangat hebat, rasanya aku ingin kita setiap hari seperti ini," bisik Rully.Lady Sina merasa tersanjung dengan pujian itu, hatinya berbunga-bunga. Dia ingin hidup layaknya manusia, jika cinta Rully sangat dalam untuknya maka dunia lain tidaklah berarti baginya."Malam ini aku akan menyelesaikan pekerjaanku yang tertunda, setelahnya aku akan kembali ke kerajaan untuk berpamitan. Kita akan hidup bersama selamanya," ucap Lady Sina."Aku bahagia mendengarnya, aku akan memperkenalkanmu pada semua orang. Kita akan menikah," kata Rully sambil mengecup keningnya.Kupu-kupu seakan beterbangan keluar dari hati Lady Sina yang terbuai dengan kata-kata indah Rully."Aku butuh untuk memulihkan tenagaku, sebentar lagi aku akan membunuh Nathan sesuai keinginanmu."Rully tersenyum penuh arti, rumah yang diinginkannya akan jatuh ke tangannya lalu adik Nathan yang sangat cantik itu akan diculiknya d
Read more
155. Bukankah itu Nathan?
Enrah karena sudah dua kali menghadapi situasi ini, Nela terlihat sangat tenang, dia bergegas ke sebelah kamar mengambil tas ranselnya yang berisi obat. Nela tak menghiraukan bunyi mobil yang berhenti tepat di depan rumah. Gadis cantik ini kembali ke dalam kamar, dengan sangat hati-hati dia membuka kemeja Nathan."Bantu aku membuka seluruh pakaiannya kak," pinta Nela pada Rafik. Dia menutupkan selimut ke tubuh Nathan agar tubuhnya masih tetap tertutup walau seluruh pakaiannya di buka.'Apa yang terjadi?" tanya paman Badar yang kini berdiri di depan pintu."Paman, bantu aku membalurkan bubuk ini ke tubuh bagian bawahnya kak Nathan," pinta Nela yang sudah menghafal suara paman Badar tanpa harus menengok ke belakang.Tanpa banyak bicara paman Badar segera menghampiri Nela, dia mengambil obat dari ransel Nela dan mulai membalurkannya ke seluruh tubuh Nathan.Dalam beberapa detik Nela menemukan dua jarum yamg tertancap di dada dan leher Nathan."Lihatlahlah jarum seperti ini paman, siapa t
Read more
156. Terperangkap dalam kaca
Lady Sina bagai tersengat aliran listrik ribuan volt, dalam penglihatan batinnya Nathan sedang duduk bersila melakukan meditasi, tubuhnya terlihat kurus tapi segar di bandingkan dengan Nathan yang diserangnya di dunia manusia.Lady Sina mengurungkan niatnya untuk menemui Raja, dia harus menemui mata-matanya di dapur istana, siapa tau dia akan mendapatkan petunjuk.Jika benar ini Nathan, lalu siapa yang berada di dunia manusia? Pikir Lady Sina.Dia bergegas menuju dapur istana, semua dayang maupun prajurit yang berpapasan dengannya tetap mengangguk hormat padanya. Dengan demikian Lady Sina merasa masih aman, tak ada yang tau penghianatannya. Jika Raja tau sudah pasti keberadaannya di kerajaan Goro tidak akan aman.Mata-mata Lady Sina menghampirinya, dia terlihat sangat gembira melihat dayang tertua di istana datang menemuinya, sudah pasti dayang cantik itu akan memberinya perhiasan seperti sebelum-sebelumnya. Mereka tak tahu jika pasukan Elite mengawasinya."Bisakah kau menceritakan pa
Read more
157. Dimana Raja?
Akhirnya Nathan mengikuti Abilon menuju lapangan. Dari jauh Nathan tak melihat apapun."Kata paman, Lady Sina terperangkap di lapangan. Mana dia? Bahkan perangkap kaca yang kau ceritakan juga tak ada. Jangan-jangan dia sudah melarikan diri," ucap Nathan.Putera Mahkota tertawa lalu mengusap wajah Nathan. Kini Nathan bisa melihat dari jauh sebuah kaca berukuran besar, di dalamnya dayang istana tertua kerajaan sedang duduk bersila. Tak ada yang bisa melihat perangkap itu kecuali orang-orang tertentu saja, itupun atas ijin Raja dan Putera Mahkota."Baguslah! Tapi jika Lady Sina kembali lalu dimana Raja'?" Nathan menghentikan langkahnya sambil melayangkan pertanyaan pada Abilon.Putera Mahkota ikut berhenti dan menatap Nathan yang sedang kebingungan."Sudah past Raja di balairung istana," jawab Putera Mahkota meyakinkan."Apakah kau sudah melihat Raja secara langsung bebera hari ini? Dengar paman! Lady Sina tak akan kembali ke kerajaan dengan tangan kosong. Artinya dia kembali karena tela
Read more
158. Kedatangan Nathan dan Abilon
Sudah seminggu Nathan terbujur kaku di Rumah Sakit, setelah Nela mengeluarkan semua racun dari dalam tubuhnya nyawanya masih tertolong tetapi kondisinya masih sangat kritis. Ada yang mengganggu pikiran Nela, sampai saat ini tindakan transfusi darah tidak bisa di lakukan karena golongan darah Nathan tidak di temukan lagi."Paman, sepertinya dia bukan Nathan!" kata Nela saat dia dan paman Badar kebingungan dengan situasi ini.Badar terhenyak dan mendongak, di tatapnya Nela lalu mengarahkan kembali pandangannya kepada Nathan yang terbujur kaku di atas ranjang pasien dengan selang infus yang menempel di tangan."Jika dia bukan Nathan lalu siapa? Dan dimana Nathan?""Paman lihatlah di atas bibirnya yang di bawah hidung, tak ada lekukan di sana, sepertinya dia dari dunia lain menggantikan posisi kak Nathan, aku yakin kak Nathan sekarang ada di dunia lain itu," ucap Nela.Hanya mereka berdua yang berada di dalam ruangan menjaga Nathan sehingga mereka bebas membicarakan kondisi Nathan yang ses
Read more
159. Raja siuman
Dengan sangat cekatan, Nela memasukkan obat ke mulut Raja sampai semua larutan obat itu tertelan. Dan hanya beberapa menit kemudian Raja segera siuman."Kalian? Ah...dimana Lady Sina? Dia hampir saja membunuhku," katanya dengan geram sambil berusaha untuk bangun."Jangan bangun dulu kak, aku akan meminta perawat untuk mencabut alat-alat ini," cegah Nela."Begini saja dek, kau buka sendiri alat-alat ini, aku akan menggantikan tempatnya dan paduka Raja berubahlah menjadi diri anda, kembalilan ke kerajaan, terima kasih untuk semua yang telah anda lakukan padaku," Nathan memberi hormat.Nela mengerti apa yang di maksud kakaknya, untuk itu dia segera mencabut semua peralatan yang menempel di tubuh pasien yang tiba-tiba berubah menjadi sosok pria dewasa yang sangat tampan dan berwibawa. Nela menatapnya dengan takjub, wajahnya bercahaya dan tubuhnya tinggi besar dan tegap. Perutnya rata bagaikan tubuh seorang atlit."Sekarang paman turunlah dari ranjang, dan kak Nathan berbaringlah sebelum p
Read more
160. Raja kembali
Perawat masuk bersama dokter, seakan tak percaya dengan laporan keluarga pasien mereka datang memastikan sendiri apakah pasien yang dinyatakan kritis itu telah bangun dari komanya."Ini sungguh keajaiban, patut di syukuri semuanya," ucap dokter sambil memeriksa kondisi Nathan.Dokter memasukkan kembali stetoskopnya ke dalam saku jaket putihnya. Setelah menginstruksikan beberapa hal yang di catat oleh perawat, dokter segera keluar dengan sebelumnya menepuk-nepuk bahu Nathan."Cepat sembuh, lihat perkembangan besok jika kondisi pasien stabil sudah boleh pulang," kata dokter.Paman Badar dan Nela tersenyum bahagia, semua masalah sudah teratasi. Nela menatap Nathan dengan tatapan yang sulit diartikan. Kisah Nathan masih disimpannya dalam benaknya untuk di dalaminya sendiri. Percaya atau tidak tetapi itulah yang terjadi. Andai dulu dia tidak di sekap di dunia lain maka dia akan membantah semua cerita Nathan.Sementara itu Raja dan Putera Mahkota kembali ke kerajaannya dengan di kawal Pangl
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
23
DMCA.com Protection Status