All Chapters of Kau Campakkan Aku, Kutemukan Penggantimu : Chapter 51 - Chapter 60
101 Chapters
Kisah Ini Bermula 2
POV DianaHubunganku dengan mas Galih terus berlanjut, apa lagi kami sudah sah menjadi suami istri meskipun pernikahan kami tidak tercatat di pengadilan agama. Sejak menjadi istrinya aku mendapat apapun yang aku inginkan, lelaki itu juga selalu pulang ke rumah yang aku tempati terlebih dahulu sebelum pulang ke rumahnya sendiri. Tentu saja untuk menuntaskan hasratnya, seolah-olah di rumah dia tidak mendapatkan dari mbak Safa. Entahlah aku tidak peduli, yang penting kehidupanku semakin nyaman. Hingga akhirnya terpikirkan olehku untuk menjadikan mas Galih satu-satunya milikku. Jika dia hanya menjadi suamiku maka miliknya akan menjadi milikku juga, tanpa harus berbagi dengan mbak Safa. Apalagi saat aku menginginkan mobil dia menolaknya dengan alasan takut ketahuan istrinya itu. Namun saat aku mengutarakan keinginanku itu, lelaki itu menolaknya. Dia bilang tidak bisa meninggalkan mbak Safa, tidak ada alasan untuk meninggalkan wanita itu. Apalagi wanita itu begitu perhatian pada ibunya y
Read more
Buah Dari Kesalahan
POV GALIHSuasana ruko tiga lantai ini sudah mulai sepi, karyawan-karyawan sudah pulang ke rumah masing. Hanya tinggal beberapa orang dibagian mesin jahit saja yang masih tinggal dan bekerja. Mungkin mereka sedang menyelesaikan pekerjaan mereka. Aku memang tidak pernah melarang mereka bekerja hingga jam delapan malam. Aku selesai salat Isya saat mendengar teriakkan dari arah bawah. Sepertinya itu suara Dania. Sudah sebulan ini aku mulai rajin lagi beribadah, seperti dulu saat aku masih bersama Safa seorang. Belum ada hal-hal yang menggoda diriku hingga aku sering melalaikan kewajiban pada Sang Pencipta.Bergegas aku melipat sajadah dan hendak turun kebawah, namun ternyata Dania bersama ke-dua orang lelaki sudah sampai di lantai tiga. Tempat dimana aku tinggal saat ini. Salah satu lelaki dengan tubuh kekar itu mendorong tubuh Dania ke arahku. "Jaga istrinya pak, jangan dibiarkan menggoda suami orang. Atau kalau tidak, orang-orang seperti kami yang akan memuaskan nafsunya," ucap lela
Read more
Bersiap Melahirkan?
Pulang dari staycation, badan dan hatiku terasa ringan. Mungkin kadangkala memang kami harus menyediakan waktu untuk jalan-jalan dan refreshing keluar kota dan mencari suasana baru. Apalagi nanti saat ada dua anak yang harus kami urus, kami harus berlibur meskipun harus mengajak serta mereka. Itu malah akan menambah keseruan. Semenjak perutku semakin membuncit, mas Abi semakin protektif padaku. Kadang kala ke kamar mandipun ingin diantarnya. "Aku ini hanya hamil mas, bukan sakit," keluhku kala dia terlalu berlebihan memperlakukan diriku. "Aku hanya menghawatirkan dirimu dan calon bayi kita." Padahal ini bukan kali pertama lelaki itu akan memiliki seorang anak. Tapi seakan-akan ini pertama kali baginya. Tengah malam aku terbangun karena rasa lapar diperutku, menjadi wanita hamil memang berat cobaannya. Makan sedikit cepat kenyang, tapi cepat lapar juga, bahkan tengah malam seperti ini. Dengan perlahan aku turun dari tempat tidur, tidak mau menganggu istirahat mas Abi. Jika lela
Read more
Baby Boy
Setibanya di rumah sakit, aku langsung menemui dokter yang biasa memeriksaku. Setelah itu, dibawa ke ruang observasi. Di ruangan tersebut seorang perawat memakaikan padaku sejenis sabuk yang terhubung dengan sebuah alat yang biasa di sebut Electrocardiograph atau CTG. Alat itu berguna untuk memantau denyut jantung dan kontraksi ibu hamil. Ternyata baru terjadi pembukaan satu. Katanya jika anak pertama akan berlangsung lama untuk sampai hingga pembukaan sempurna dan siap melahirkan. "Saya bisa melahirkan normal kan, dokter?" tanyaku pada dokter cantik itu. "Insyaallah bisa Bu. Bu Safa tenangkan diri dan rileks. Pak Abimanyu nya mana? kok malah sendirian saja?" "Nanti saja saya kasih tahunya, dokter. Suami saya selalu mengkhawatirkan saya, jadi saya takut jika mas Abi menemani melewati masa pembukaan malah saya yang mengkhawatirkan dirinya," jawabku sambil tersenyum. "Saya akan menelpon mama saja untuk menemani saya," ujarku lagi. "Jika itu menurut Bu Safa yang terbaik, silahkan
Read more
Puasa
Menjelang kelahiran putra ke-duaku hatiku diliputi rasa was-was. Pengalaman kehilangan dulu membuatku tidak bisa tenang. Jika bisa menggantikannya, maka aku bersedia masuk ke ruang bersalin bahkan meja operasi untuk menggantikan Istriku melahirkan calon buah hati kami. Awal-awal menikah, aku tidak ingin wanita itu hamil. Bukan aku tak mencintainya, aku begitu mencintainya hingga takut kehilangan. Namun pada akhirnya aku menyerah pada keinginan Istriku itu, dia menginginkan untuk bisa hamil. Dipernikahan pertamanya dia dicampakkan karena suaminya menghamili wanita lain. Mendekati Hari Perkiraan Lahir aku selalu menelponnya, menanyakan apa dia sudah merasakan mulas atau belum, namun selalu saja menjawab belum. Hingga akhirnya mama menghubungiku dan mengatakan jika istriku sudah di rumah sakit dan siap melahirkan.Meskipun aku terlambat datang, tapi masih sempat menemaninya sebelum akhirnya bayi mungil berjenis kelamin laki-laki itu lahir dengan selamat. Safa juga baik-baik saja, itu s
Read more
Buka Puasa
Aku merasa ketegangan dan sakit luar biasa saat mas Abi hendak menyatukan tubuh kami. Entah rasa sakit ini nyata atau hanya didasari oleh rasa takut, aku tidak tahu. Namun aku masih saja merasakan nyerinya bagian intimku setelah melahirkanku dahulu. Aku membayangkan jika bagian itu akan robek kembali. "Lain kali saja kita lakukan, sepertinya kamu belum siap." Mas Abi berkata sambil menggeser tubuhnya dari atas tubuhku. Aku tahu dia sudah sangat menginginkan diriku, namun mau gimana lagi, aku belum bisa menguasai ketakutan dalam diriku. Bahkan hingga satu bulan setelah melahirkan, aku masih merasa nyeri dibagian intim. Apa jadinya jika kami melakukannya hubungan suami-istri. Beberapa kali kami sempat mencoba, namun pada akhirnya masih gagal. Hingga sepertinya mas Abi tak lagi berniat menyentuhku. Aku tidak begitu memperdulikan hal itu, kupikir karena Suamiku itu adalah sosok pengertian jadi pada akhirnya akupun nyaman tidak melayani kebutuhan batinnya. Lambat laun mas Abi semakin r
Read more
Susahnya Jadi Ibu
Hari ini mas Abi pulang bekerja disiang hari. Lewat tengah hari, Suamiku itu pulang dengan menentang paper bag di tangan kanannya."Ini untukmu," ucapnya sambil menyodorkan tas yang terbuat dari kertas itu padaku.apa ini Mas tanyaku sambil menerima paper bag yang diulurkan.lihat saja.tanpa bertanya lagi aku segera membuka dan melihat Apa isi dari paper bag tersebut.Buat apa kamu membeli baju seperti ini sebanyak ini mas.aku bertanya sambil mengacungkan salah satu baju yang dibeli di hadapannya bukan apa-apa Suamiku itu membeli beberapa potong lingeri dengan model dan warna yang berbeda.tentu saja untuk kamu pakai, kemarin malam saat aku melihat mu memakai baju seperti itu, membuatku tidak bisa melepas dari pandanganku Aku ingin setiap malam Kamu memakai baju seperti ini makanya aku membeli banyak sekaligus. Aku mengerucutkan bibirku, " Mana mungkin setiap malam aku pakai beginian mas?" "Mungkin, sayang," sahutnya sambil mengecup pipiku sekilas. Sepertinya Mas Abi ketagihan m
Read more
Susahnya Jadi Ibu 2
"Bagaimana mas, Qia tidak jadi ke rumah mama?" Tanyaku saat mas Abi kembali ke kamar. Sejak tadi aku tidak mendengar suara mobilnya keluar dari rumah ini. Setelah Mas Abi keluar kamar, aku menyusui Albi dan menenangkannya hingga bayi itu tertidur lagi."Tidak sayang, tadi mas bujuk dan akhirnya hanya menelpon mama saja.""Dia mengadu pada neneknya ya mas," tanyaku lirih. Mas Abi hanya menjawab pertanyaanku dengan anggukan kepala saja. "Aku tidak bermaksud membentak Qia mas, aku hanya refleks saja berteriak saat melihat Albi dalam gendongannya. Kamu percaya padaku kan, kamu tidak marah padaku kan?" "Tidak sayang, mas bisa mengira-ngira apa yang terjadi. Reaksi spontan seorang ibu yang melihat anaknya dalam bahaya. Tapi lain kali coba lebih slow down jika hal itu terjadi lagi, mungkin intonasi dan kata-katanya lebih diperhalus. Qia bilang tadi dia melihat adiknya menangis dan ingin menenangkannya seperti kamu menenangkan Albi jika dia menangis. Lalu tiba-tiba kamu datang dan membent
Read more
Wanita Baru Mantan Suami
Kuketuk pintu kamar putri sambungku, ini sudah waktunya makan siang dan makanan juga sudah siap. Tidak lama menunggu, pintu dibuka oleh mama. Wanita yang sudah tidak muda lagi itu mantap kearah cucu perempuannya yang masih duduk diatas ranjangnya. "Ayo tadi Oma bilang apa?" ucap mama pada Qia, cucunya. Perlahan gadis kecil itu mendekat padaku, lalu setelah dekat tubuhnya menubruk dan memeluk pinggangku dengan erat. "Maafin Qia, ma. Qia sudah salah sangka pada mama dan mengabaikan mama dari kemarin," ucap gadis kecil itu tanpa melepaskan pelukannya. Aku menatap mama, wanita itu tersenyum dan mengedipkan mata padaku. Mungkin selama didalam kamar tadi, mama menasihati cucunya dan menjelaskan semuanya. Bisa saja mas Abi sudah mengatakan apa yang sebentar terjadi lebih dulu pada mama. "Mama juga minta maaf ya, sayang. Mama refleks berteriak karena takut adik jatuh. Adik kan berat, jadi kasian Qia kalau gendong-gendong adik. Kalau mau memangku adik, boleh nanti kalau sama papa dan mam
Read more
Berteman dengan Istri Mantan
" Assalamualaikum ...." Sebuah sapaan mengagetkanku yang sedang asyik dengan desain baru yang tengah aku kerjakan. "Wa'alaikumsalam," jawabku.Aku menatap ke arah wanita yang barusan memberikan salam padaku. Setelah hampir enam bulan sejak pertemuan kami di pusat grosir itu, baru sekarang aku bertemu lagi dengan Lili. Untuk apa wanita ini datang ke tempatku. Jika dia datang untuk urusan pribadi biasanya satpam akan memberitahuku terlebih dahulu. Tapi jika tamuku mengatakan datang untuk urusan pekerjaan maka satpam akan langsung menyuruhnya datang ke tempatku bekerja. "Silahkan duduk, Lili," ucapku sambil mempersilahkan duduk di depan meja kerjaku."Boleh nggak duduk di sofa aja," ucapnya meminta ijin."Tentu saja boleh." Aku berkata sambil berjalan menuju sofa yang berada tidak jauh dari meja kerja. "Mau minum apa?" tanya aku menawarkan."Tidak usah repot-repot mbak, air putih saja," jawabnya. Aku memang menyediakan air mineral kemasan gelas di atas meja di depan sofa. Sengaja
Read more
PREV
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status