Semua Bab Hilangnya PIL KB Di Kantong Celanaku: Bab 31 - Bab 40
70 Bab
Bab 31
"Ayah sudah lama ada di sini?" "Ayo sudah ditunggu di depan!" kata Ayah tanpa menjawab pertanyaanku.Kami pun menurut apa yang diperintahkan Ayah. Memang sebelumnya kami sengaja menutup pintu kamarku saat mengobrol, karena takut kalau terdengar orang lain. Namun tak terkira ada Ayah di depan pintu. Sejak kapan juga Ayah di sana kami pun juga tidak tahu.Setelah selesai acara aqiqah anak kami, Ayah dan Ibu berpamitan. Semua baik-baik saja. Ayah tidak ada menanyakan hal yang serius kepadaku.***Dalam satu bulan ini, ku rasa sekarang Mas Nanang jadi lebih perhatian. Sekarang jadi tidak sering menginap, ya meski masih sering pulang malam, namun sudah tidak seperti sebelum-sebelumnya. Mas Nanang sekarang tanpa disuruh pun menjadi lebih peka untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Saat Putra mengajakku begadang, dia pun juga mau bangun tengah malam.Aku sendiri tidak yakin seratus persen kalau dia akan berubah, tapi seenggaknya di lebih baik dari sebelumnya. Tapi aku selalu bersyukur
Baca selengkapnya
Bab 32
"Ya sudah, simpan foto dan video yang kamu dapat. Sebelum aku minta jangan kamu kirimkan ke aku dulu. Takut Mas Nanang tahu dan barang bukti itu dihapus olehnya."Siap Sar."Saat itulah hatiku terasa seperti diremas-remas. Sebegitu sayangnya dia dengan Hana. Padahal sejak bulan madu, Mas Nanang tidak pernah mengajakku main ke luar. Lah ini dengan Hana, dia sering banget ke hotel."Ya sudah Des, terimakasih banyak."Aku pun langsung video call Mas Nanang, namun tidak juga dia angkat. Mungkin dia takut jika ketahuan sedang makan malam dengan Hana.Kemudian aku langsung chat Mas Nanang.[Kamu makan malam bersama siapa itu, Mas? Katanya, kamu ada meeting?]Namun chat dariku tidak dia respons. Mana mungkin direspons dibuka saja tidak.Aku mencoba untuk tetap tenang. Karena aku juga lagi mengAsihi jadi aku harus tetap waras, agar Asiku tetap lancar.[Sar, suami kamu mampir ke toko kita. Dia bersama kekasihnya itu membeli beberapa helai baju haram.] Terdapat pesan masuk dari Desti.[OK. Teta
Baca selengkapnya
Bab 33
Hari ini Mas Nanang masih libur kerja, karena hari minggu. Aku sengaja mengerjakan semua pekerjaan rumah. Dari subuh aku sudah sibuk dari mencuci baju, menyetrika dan membersihkan rumah, serta memasak makanan yang beda dari yang aku masak biasanya. pokoknya semua sudah beres sebelum Mas Nanang bangun tidur, Biar mas Nanang merasa menang.Pagi ini aku sedang memakai baju pemberian dari Mas Nanang. Yang dia belikan saat bulan madu. Sebetulnya aku malu memakai pakaian ini karena menerawang. Tapi bagaimanapun tetap aku pakai.Mungkin Mas Nanang merasa senang karena aku sudah berubah menuruti semua keinginannya. Sebetulnya aku capek setelah semalaman begadang, tapi tetap aku tahan, aku ingin menunjukkan ke Mas Nanang jika aku berubah. Aku bisa menjadi wanita mandiri dan berpenampilan sesuai keinginan mas Nanang.Setelah ku lihat mas Nanang sudah bangun tidur, aku pun memanggilnya untuk segera mandi. Setelah selesai, aku pun memintanya untuk segera sarapan. Mas nanang pun menurut.Aku hari
Baca selengkapnya
Bab 34
Diam-diam tanpa sepengetahuan Mas Nanang, aku setiap hari memer*h Asi dan ku simpan di dalam freezer. Aku sengaja melakukan hal itu karena aku sadar kalau akan lebih sibuk dari hari-hari sebelumnya. Karena aku harus mulai lebih fokus lagi untuk mengembangkan bisnis pakaian, yang aku geluti sekarang.Apalagi setelah ini aku akan sering ke luar karena sebentar lagi cabang baruku yang di jalan Argosari akan segera aku buka. Desti sudah menemukan tempat yang cocok untuk cabang baruku itu."Ingat ya, Mas! Jangan sampai lupa." Aku pun mengingatkannya kembali takut dia teledor."Iya Dek."Kemudian aku pun langsung berangkat menggunakan aplikasi Go Mobil. Aku tidak merasa khawatir kalau Putra aku tinggal di rumah bersama mas Nanang. Aku sangat yakin, kalau mas Nanang akan menjalankan sesuai instruksiku, karena aku tahu mas Nanang sangat sayang kepada Putra, jadi aku tidak khawatir.Tak lupa saat perjalanan aku mengirim pesan ke ibu dan mengabari beliau jika aku akan ke sana sore hari karena s
Baca selengkapnya
Bab 35
Melihat Ayah yang tengah bersedih, tak sadar aku pun juga menitihkan air mata. Rasanya aku tak sanggup untuk menceritakan masalah keluargaku ke pada beliau. Di sisi lain kalau aku tidak bercerita pasti ayah pun juga bakal lebih sedih lagi, apalagi kalau tahunya dari orang lain."Aku sudah tahu jawaban kamu, Nak. Kamu tidak bahagia kan, menikah dengan Nanang?" tanya beliau dengan lembut.Aku pun langsung memeluk Ayah, dan menangis sejadi-jadinya."Ya Allah berarti benar, apa yang selama ini aku rasakan. Meski kamu tidak menjawab pertanyaan ayah, ayah sudah bisa tahu apa yang Nanang perbuat kepada kamu, Nak! Berarti benar yang aku dengar waktu itu, di depan pintu kamar kamu, saat acara aqiqah Putra.""Apakah waktu itu Ayah mendengarkan pembicaraan kami? Ataukah mungkin ibu yang sudah bercerita kepada Ayah?" selidikku."Ibu kamu tidak pernah bercerita apa pun kepada Ayah. Tapi saat ayah mendengarkan pembicaraan kalian, meski tidak semuanya. Ayah bisa menangkap kemana arah pembicaraan kali
Baca selengkapnya
Bab 36
Aku pun berpikir sejenak mempertimbangkan saran dari kedua orang tuaku. "Ayah, Ibu, ini keputusan murni dari dalam hati Sari. Tolong, Ayah dan Ibu menghargai keputusan Sari ini.""Apa pun keputusan kamu, Ibu akan selalu menghargainya, Nak.""Ayah juga sama seperti Ibu kamu, Nak. Pilihlah keputusan yang tepat untuk kamu dan Putra.""Iya Bu, Ayah. Besok Sari akan keluar dari rumah mas Nanang. Sari akan tinggal di rumah Sari sendiri. Mau izin atau tidak, mas Nanang juga nggak bakalan mencari di mana keberadaan Sari. Yang jelas mas Nanang tidak akan merasa kehilangan kalau Sari tinggalkan. Sari sudah tahu sekali kalau mas Nanang sudah cinta mati kepada selingkuhannya itu. Jadi Sari rasa sia-sia juga kalau harus izin kepadanya," kataku."Itu keputusan yang bagus, Nak. Ibu mendukung kamu," kata ibu kemudian setelah selesai aku berbicara."Dengar kan, Mas! Apa keputusan Sari. Tolong, hargailah dia! Kamu tidak tahu apa yang telah terjadi kepadanya. Luka batin apa yang telah dia derita hingga
Baca selengkapnya
Bab 37
"Ayah rasa tidak akan. Aku sangat kenal dengan Pak Norman, beliau adalah orang yang terkenal dengan kebijaksanaannya. Pasti dia akan mendukung yang benar, Nak," kata Ayah percaya diri.Aku sedikit lega mendengar perkataan Ayah. Namun dalam hatiku juga masih cemas. Kadang namanya orang tua kalau sudah menyangkut anaknya meskipun perbuatan anaknya itu salah tetap saja dibela dan dianggap benar.Waktu cepat berlalu, sekarang sudah hampir jam setengah delapan malam, aku pun langsung pamit pulang karena sudah sejak pagi aku sudah meninggalkan rumah.Saat dalam perjalanan, aku bermain ponsel untuk mengusir rasa jenuhku. Ku lihat beberapa foto yang aku ambil saat bersama para resellerku. Aku pun membuat foto itu sebagai story di aplikasi hijau tak lupa aku tulis caption, "Sukses bukan hanya untuk orang kerja kantoran saja. IRT pun juga bisa sukses. With para kesayangan." Aku yang sebelum-sebelumnya tidak pernah membuat story. Sekarang dengan sengaja membuat story itu agar dilihat oleh mas Nan
Baca selengkapnya
Bab 38 Pov Hana
POV HanaKenalkan aku adalah Hana adik kelas mas Nanang. Aku dulu sangat mengidolakan mas Nanang karena dia termasuk anak yang keren di sekolahku. Apalagi sejak aku tahu kalau dia seorang pemain basket hingga membuat nilai tambah mas Nanang di hatiku. Aku pun diam-diam sangat mengidolakannya.Namun kenyataannya Mas Nanang lebih suka dengan teman sebangku, Savira. Selama ini aku hanya bisa memandangnya saja. Dia sering ke kelasku tapi bukan untuk menemuiku, melainkan untuk menemui Savira. Meski begitu aku tetap saja senang.Aku juga sadar diri kalau aku jelek tidak cantik seperti Savira, yang berkulit putih bersih, berhidung mancung, matanya belok, dan bibirnya yang tipis, dan juga rambutnya hitam lurus panjang sebahu.Penampilanku terlihat culun, karena aku tidak suka dandan. Kata teman-temanku, sebetulnya aku juga cantik, kalau aku berdandan. Bahkan Mereka mendukungku untuk berdandan, namun aku tidak mau aku kurang percaya diri.Hingga suatu ketika Mas Nanang lulus sekolah hingga sam
Baca selengkapnya
Bab 39
Aku tidak ingin melepaskan mas Nanang. Ingat-ingat dulu aku ingin sekali menjadi pacarnya. Tapi kalah dengan Savira. Sekarang Savira tidak ada jadi ini adalah kesempatan aku untuk bisa dekat dengan Mas Nanang. Masalah istrinya pikir belakangan saja, yang penting sekarang bagaimana caranya mas Nanang agar bisa nyaman dan selalu dekat denganku.Sekarang hubungan kami sudah hampir satu bulan. Ku lihat mas Nanang terlihat sudah sangat benar-benar nyaman dengan aku. Bahkan dia berniat ingin menjadikan aku sebagai istri ke dua. Meski dalam hati kecilku aku mau, tapi aku tetap menolaknya, itu pun ku tolak dengan cara halus. Karena kalau aku jadi menikah dengan Mas Nanang, aku takut jika aku terkekang olehnya, aku jadi nggak bisa main bersama yang lain.Aku pun bilang dari pada aku jadi istrinya Mas Nanang aku lebih baik menjalin hubungan dengannya dengan cara diam-diam saja yang penting tidak ketahuan oleh istrinya.Aku sangat tahu sekali bagaimana perasaan Mas Nanang sekarang, dia kecewa den
Baca selengkapnya
Bab 40
"Kok gak diangkat, Mas?" tanyaku sambil menggoda. Sebenarnya aku ketir-ketir juga sih."Biarin saja lah, nggak usah diangkat! Pasti bentar lagi dimatikan, setelah itu dia akan kirim pesan," jawabnya kemudian."Tapi nanti kalau dia ke sini bagaimana, Mas? Aku takut kalau dia memergoki kita bersama.""Tenang saja, mana mungkin dia tahu mengenai hubungan kita. Semua sudah aman, Hana," terangnya."Ya sudah kalau gitu, Mas. Aku tenang sekarang," kataku.Kalau sudah bersama aku, mas Nanang benar-benar tidak mau diganggu oleh istrinya.Setelah itu sambil menunggu makanan datang, kami mengobrol dengan santai dan seperti biasa dia suka mengeluarkan jurus gombalnya. Ya, seperti layaknya laki-laki lainnya yang sering aku temui.Saat menunggu mas Nanang datang tadi, aku pun mendapatkan kabar dari laki-laki spesialku. Dia berencana akan menemuiku besok. Aku pun langsung menyetujuinya apalagi aku sudah lama tidak bertemu dengan dia. Kelihatannya dia juga sudah mulai ingin serius kepadaku. Apalagi di
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status