Aku Istri Kekasih Sahabatku의 모든 챕터: 챕터 61 - 챕터 70
182 챕터
Bab 61. Melihatku Keluar Dari Apartemen
Aku terus melangkah menuruni tangga. Sesekali menghapus airmata yang masih berjatuhan dari kelopak. Tidak ingin ada yang mengira aku kenapa-napa. Hingga tiba di depan gedung Apartemen, aku langsung menghentikan taksi yang melaju. Untung saja saat tiba di sisi jalan, ada taksi yang lewat. Aku sangat murka dengan semua yang Aksa katakan. Dia belum pernah melihat aku semarah ini. Mungkin selama ini Aksa pikir, aku hanya perempuan lemah yang tidak bisa marah. Ya, itu benar, aku memang bukan seorang perempuan pemarah. Hanya saja, aku tidak bisa terus diam di perlakukan seperti ini. Handphone yang ada di dalam tas berdering. Terlihat jelas di layar, terpampang nama Utami. Kenapa Utami meneleponku sekarang? Saat ini bukan waktu yang tepat untuk mengangkat telepon darinya. Aku tidak mengangkat, hanya mengecilkan volume dering agar tidak menggangguku. Tak di sangka, Utami kembali memanggil. Dengan rasa yang malas, aku pun menggeser gambar telepon yang ada di layar. “Assalamualaikum, Tam!” u
더 보기
Bab 62. Rencana Tinggal Berdua
“Kamu sudah siap kan untuk pindah? Nanti di bantu oleh Asisten. Ayah belum memberi tahu Aksa tentang ini. Rencananya besok saja. Yang penting kamu sudah tahu,” ujar Pak Candra sambil tersenyum lembut padaku. Aku membalas senyuman Pak Candra. Meskipun hati diliputi rasa gundah. Aku lalu menunduk. Tidak mampu melihat sosok wajah, yang sejak ijab kabul – resmi menjadi ayah mertuaku. Ya Allah, apakah engkau tidak meridhoi rencana perceraianku dengannya? Apakah Aksa itu jodohku? Kalau dia memang jodohku, kenapa engkau tidak memberikan rasa cinta dari Aksa untukku? Kenapa aku harus merasa bersalah karena mencintai lelaki yang dihatinya ada wanita lain? “Nak, kamu harus sabar ya, menghadapi sikap Aksa. Kalau dia berbuat kasar ke kamu, lapor saja ke ayah.” Aku menatap Pak Candra sejenak. Kenapa menasehatiku seperti ini? Apa mungkin dia curiga, kalau selama ini Aksa sudah banyak menyakitiku? Pak Candra – ayahnya Aksa, beliau mungkin bisa merasakan apa yang dilakukan Aksa padaku. Aku belum
더 보기
Bab 63. Sulit Untuk Jujur
Aku tidak bisa berlama-lama di sini. Saat ini aku tidak mungkin menyampaikan apa yang ingin aku katakan. Pak Candra akan kaget dan tidak mungkin setuju dengan keinginanku. Rasanya serba salah!“Ayah, aku ke kamarku dulu ya. Aku baru ingat kalau ternyata ada tugas kuliah yang belum aku kerjakan. Besok tugas itu sudah harus di kumpulkan.” Aku berkata sambil tersenyum lembut.“Del, tunggu! Ayah ingin bertanya, sebelum kamu kembali ke kamar. Apa kamu sudah tahu tentang apartemen Aksa?”Aduh, aku harus jawab apa nih? Dari tadi pertanyaan ini yang aku takutkan jika ditanyakan oleh Pak Candra. Kalau aku jawab kalau tahu, bisa saja ‘kan Pak Candra kecewa. Karena sedari tadi aku hanya diam saja. Namun, jika aku jawab tidak tahu. Masa iya, ada seorang istri yang tidak mengetahui jika suaminya punya apartemen lain. Dan masalahnya di sini adalah, yang Pak Candra tahu hubunganku dengan Aksa baik-baik saja.Aku tidak mungkin mengatakan jujur ke Pak Candra sekarang. Meskipun sebenarnya saat ini adal
더 보기
Bab 64. Berusaha Melawan
Setelah menutup pintu kamar Pak Candra, aku langsung melangkah cepat. Rasanya ingin segera tiba di dalam kamar. Ada tangis yang ingin segera dikeluarkan. Ada keluh yang ingin dilampiaskan.“Kenapa takdir ini sangat tidak adil untukku? Kenapa di saat aku niat bercerai, takdir justru menginginkan kami untuk tinggak satu atap. Aku tidak mau, Ya Allah! … Aku tidak mau tinggal berdua dengan Aksa.” Aku berkata lirih di hadapan cermin. Mengajak pantulan diri bersuara. Tetapi, itu diriku – hanya omong kosong ketika mengajak diri sendiri untuk mendengarkan keluh.“Ya Allah, rasanya aku ingin gila. Kenapa aku tidak di takdirkan untuk menjadi orang gila saja? Kenapa aku harus tetap waras padahal ujian yang harus aku lewati seberat ini? … Aku tidak kuat! Aku tidak sanggup!” Aku terus berkata lirih sambil sesegukanSatu jam aku berdiri di depan cermin. Berharap Allah mengabulkan doa agar aku menjadi gila. Berharap besok ketika bangun dari tidur, semua masalah telah selesai. Dan berharap saat hari
더 보기
Bab 65. Berani Menampar Suamiku
Aku menutup mata sejenak. Menarik napas lalu menghembuskan. Tangan pun membuka pintu mobil. Aku tidak yakin bisa menang melawan Aksa. Nyaliku ciut mendengar suara lantang Aksa yang membentak. Dengan gerak yang lambat, aku keluar dari mobil. Tak Lama kemudian, Aksa juga ikut turun dari mobil.“Cepat jalan! Kamu di depan, aku di belakang,” ujar Aksa sambil menatapku. Memancarkan aura ingin membunuh.“Aku tidak tahu jalan menuju apartemen kamu kalau lewat sini. Kemarin aku lewat depan!” Aku berkata pelan sambil menunduk.“Ya ampun … Dasar perempuan bodoh! Ikut aku, jangan coba lari dari sini!”Setelah berkata, Aksa langsung melangkah. Aku ingin berlari pergi. Hanya saja, ada rasa takut jika Aksa marah dan semakin berbuat hal nekat padaku.“Jangan coba-coba berpikir untuk kabur, Del! Kamu akan tahu akibatnya kalau nekat melakukan itu! Aku tidak bisa menarik tanganmu, karena di sini banyak cctv.”Aksa mengucapkan kalimat yang seolah menjawab pertanyaanku. Ya sudah! Tak apa aku ikuti dia.
더 보기
Bab 66. Ingin Kabur Dari Apartemen
Ternyata Aksa menarik tanganku untuk di bawa ke dalam sebuah kamar. Dia lalu mendorong tubuhku agar masuk, karena aku terus saja menolak. Aku sudah tidak bisa menahan, airmata telah jatuh dari kelopak.Tak peduli jika saat ini Aksa semakin tertawa puas melihat ketakutanku. Aku sungguh tidak bisa berpura-pura kuat. Aku sangat takut – berada di dalam sebuah kamar dengan laki-laki seperti Aksa. Ya, meskipun dia adalah suami yang sudah halal secara agama dan Negara. Tetapi, perlakuan Aksa saat ini sangat tidak manusiawi. Sepertinya Aksa murka karena aku berani menamparnya.Ya Allah, apa yang akan di lakukan lelaki ini padaku? Hambamu ini sangat takut. Tolong aku, Ya Allah. Aku terus membatin. Berdoa dalam benak dengan mata yang terus mengeluarkan air bening.Aksa langsung mengunci pintu kamar ketika aku sudah terdorong masuk bersamanya. Dia lalu menaruh kunci pintu ke dalam saku celananya. Dia tidak lagi menarik tanganku. Kini aku di biarkan berdiri sendiri dan Aksa mencari sesuatu yang t
더 보기
Bab 67. Membenci Delisia (Pov Aksa)
*** Aku sedang mengendara mobil, ingin menemui kekasihku – Utami. Aku sangat mencintainya. Meskipun sekarang telah menikah dengan seorang perempuan buluk, tetapi hatiku masih untuk Utami. Perbedaan Utami dan Delisia sangat jauh. Utami cantik, putih, dan tinggi. Dia juga sosok perempuan lembut dan manja. Aku bahkan tidak menemukan satupun kekurangan Utami. Sedangkan Delisia, ahhh, aku tidak bisa menyebutkan satu per satu kekurangannya. Terlalu banyak dan tak bisa di hitung dengan sepuluh jariku Menikah dengan Delisia adalah nasib tersial yang telah terjadi padaku. Bagaimana mungkin aku yang fisiknya begini, berjodoh dengan perempuan seperti Delisia? Aku menyukai perempuan yang kemana-mana selalu berhias diri. Setidaknya, wajah yang jelek sedikit bisa tertutupi. Namun Delisia, tak pernah sekalipun aku melihatnya bermake up ketika ke kampus. Dia selalu memakai jilbab panjang menutup dada tanpa sedikitpun make up di wajah. Bagiku dia seorang perempuan kulot. Sampai sekarang, benak masih
더 보기
Bab 68. Berjanji Menikahi Utami (Pov Aksa)
“Sayang, maaf ya aku ngerepotin kamu pagi-pagi. Aku nggak tahu kenapa mobilku bisa mogok,” ujar Utami dengan suara manja padaku.Aku kini telah tiba di lokasi mobil Utami mogok. Dia menghampiriku dengan wajah panic. Aku langsung mengusap lembut pucak kepala kekasihku ini.“Tadi aku sudah menelepon pihak bengkel untuk mengambil mobilmu di sini. Tidak perlu khawatir, nggak lama lagi mereka akan tiba,” ujarku sambil tersenyum lembut pada Utami. Ya, tadi di perjalan ke sini, aku sudah menelepon pemilik bengkel langgananku. Yang pastinya bengkel miliknya sangat terkenal di kota ini.“Tetapi aku harus ke kampus sekarang, sayang. Jam setengah sembilan aku kuliah. Masa iya, aku harus nunggu sampai mobilku selesai di perbaiki.” Utami merengek. Wajahnya terlihat sangat cantik kalau sedang panik begini.Aku kembali mengusap puncak kepalanya, lalu bibir berkata, “kalau begitu aku antar kamu dulu ke kampus. Mobil ini, biar aku yang jaga. Aku masuk kuliah jam sepuluh jadi tidak masalah menunggu sam
더 보기
Bab 69. Bagiku Dia Perempuan Kumuh (Pov Aksa)
Aku berjanji akan menikahi perempuan yang namanya sudah lama menjadi kekasihku. Hanya dia perempuan yang cocok bersanding denganku. Lagi pula, aku tidak ingin banyak orang menganggap aku lelaki buaya, kalau tidak jadi menikahi Utami.Di suatu ketika, saat aku dan Utami sedang nonton di apartemen, Utami mempertanyakan sesuatu yang membuatku terdiam beberapa detik.“Sayang, kapan kamu membawaku ke rumahmu? Selama kita pacaran, kamu belum mengenalkan aku ke orangtuamu.”Aku tersadar jika memang selama pacaran dengan Utami. Aku belum sekalipun membawanya bertemu dengan ayah. Aku jarang bercerita ke Utami tentang keluargaku. Saat bersamanya, aku lebih senang menjadi pendengar terbaik saat dia menceritakan kisah hidupnya. Sehingga, Utami pun tidak mengetahui jika sekarang aku hanya memiliki seorang ayah. Ibuku sudah lama meninggal – Sejak aku masih duduk di bangku sekolah menengah atas.“Iya, sayang. Kapan ya orangtuaku bisa bertemu dengan kamu? Nanti aku akan tanyakan ke mereka.”Jawabanku
더 보기
Bab 70. Mengunci Delisia (Pov Aksa)
“Ini mobilnya kenapa, Bang?” tanya karyawan bengkel yang bernama Diwan. Dia dan satu temannya baru saja tiba di lokasi. Mereka langsung memeriksa kerusakan mobil.“Aku nggak tahu, tadi pacarku nelepon kalau mobilnya tiba-tiba mogok,” ujarku yang kini berdiri di samping Diwan. Aku memang bukanlah lelaki yang tahu banyak tentang dunia mesin mesin mobil.“Kami bawa di bengkel saja ya. Kami mau pastikan dulu bagaimana keadaan mesinnya.”Diwan berkata sambil mengecek-ngecek mesin mobil.“Boleh. Ini kuncinya. Kalau sudah selesai, tolong kabari aku, Bang.” Aku berkata sambil tersenyum. Mereka langsung menderek mobil Utami. Sehingga meskipun mesin mobil Utami dimatikan, masih tetap bisa di bawa ke bengkel.Aku langsung meninggalkan lokasi setelah mobil kekasihku di bawa ke bengkel. Sebarnya aku ingin pulang ke apartemen, takutnya Delisia bisa kabur. Hanya saja, kuliah hari ini juga penting. Dan yang paling Utama. Aku bisa bertemu dengan kekasihku.Setibanya di kampus, ternyata dosen tidak jadi
더 보기
이전
1
...
56789
...
19
DMCA.com Protection Status