All Chapters of Desire In Love: Chapter 81 - Chapter 90
96 Chapters
80. Kembali Ke Jakarta
Selena kembali ke kamarnya, dia merasa sepi sendirian di kamar tersebut. Tanpa adanya Carla membuatnya harus melakukan segalanya sendiri. Selena menghembuskan napasnya, kesendriannya membuat dia teringat pada masa lalunya dengan Kevandra dan orang tua Kevandra sebelum pergi promo novelnya. FlashbackSetelah Selena mendapatkan surat keterangan bahwa dia masih hidup dan belum meninggal yang diberikan oleh Rudi. Dia menyuruh Rudi untuk memberikannya pada Devan agar perceraian mereka bisa segera dilakukan. Devan menyuruh pengacaranya untuk mengurus semuanya perceraian mereka.Setelah menyelesaikan urusannya dengan Rudi dan pengacara Devan juga berpamitan pada Marlina, dia memutuskan untuk kembali Manhattan dan pergi dari Jakarta bersama Carla juga Sean. Sesampainya di sana dia melihat keadaan di kota Manhattan, kota yang selama 5 tahun ini dia tinggalin masih terlihat sama walau sudah hampir 3 minggu dia meninggalkan ke Manhattan."Ayo Mami pulang, aku capek," ujar Sean."Anak Mami kele
Read more
81. Selena Cemburu
Devan menunggu Selena di salah satu restoran tempat mereka dulu pertama bertemu. Devan teringat kejadian dulu saat dia menyuruh Andi memisahkan Oliver dan Selena dengan menabrak mobil Oliver. "Kejadian dulu membuatku merasa paling bodoh. Bisa - bisanya aku melakukan trik seperti itu." Devan terkekeh sendiri mengingat kejadian tersebut.Tak lama Selena datang, Devan lagi - lagi terpanah melihat Selena. Wanita yang sudah menjadi mantan istrinya itu terlihat sangat cantik dengan mini dress berwarna krem dan kacamata berwarna coklat yang bertengger di hidungnya. "Kamu cantik sekali," puji Devan. "Tentu saja. Aku 'kan perempuan jadi wajar dong cantik kalau ganteng itu laki - laki," sahut Selena ketus. "Berarti aku ganteng dong. Terima kasih atas pujiannya, Lena." "Kecuali kamu, kamu ga ganteng." "Serius aku ga ganteng." Devan menarik turunkan alisnya menggoda Selena. "Sudah cukup jangan lakukan itu lagi. Jika tidak ada yang penting aku mau pergi." "Eh, jangan gitu dong nona
Read more
82. Mencari Sean
Selena dan Amanda saling berbicara, Amanda ingin melanjutkan kuliah S2 nya di Amerika. Amanda meminta pendapat Selena tentang kota Manhattan. "Terima kasih yaa Kak atas rekomennya kuliah di Amerika," ucap Amanda. "Ga masalah, nanti kamu bisa tinggal di apartemen Sean." "Apartemen Sean? Maksudnya kak? Maaf aku kurang mengerti.""Panjang sih ceritanya, tapi ku persingkat saja yaa."Selena mengatakan pada Amanda kalau Sean mendapatkan apartemen dari teman baiknya, Kevandra. Dia menjelaskan kalau Kevandra selalu membantunya dan sudah seperti ayah bagi Sean. Jadinya Kevandra memberikan apartemen pada Sean. Tapi, dia tidak memberitahukan tentang hubungannya dengan Kevandra yang telah kandas. "Tapi, bukannya Kakak tinggal di Manhattan? Kalau aku di apartemen Sean, Kakak tinggal di mana?" tanya Amanda yang kebingungan sendiri. "Kak sudah pindah ke Jakarta dan tolong kamu rahasiakan dari Kakak sepupumu yang menyebalkan itu. Dia benar - benar sangat egois." Selena sangat kesal pada D
Read more
83. Pelukan Yang Dirindukan
Selena dengan panik berlari menuju taman, dia sangat khawatir pada keadaan putrnya. Tanpa Selena ketahuai di taman Sean dan Devan saling tertawa dan bercanda bersama. Berkali - kali Devan mencium pipi putranya. Selena sangat terkejut melihat ada Sean dan Devan. Dia tak menyangka Sean berbohong padanya, hal tersebut membuatnya sangat kesal dan dengan cepat menghampiri Sean dan Devan. "Devan!" hardik Selena.Mendengar suara Selena membuat Devan dan Sean sangat terkejut melihat Selena ada dihadapan mereka. Apalagi wajah Selena terlihat memerah menahan amarahnya yang sudah dipuncak batas kesabarannya. "Bagus yaa Devan! Kamu memang tak pernah berubah!" bentak Selena dengan marah. "Apa maksudmu? Aku tak pernah berubah? Bukannya kamu yang masih saja egois," jawab Devan. "Egois? Aku egois! Kamu yang ga memikirkan perasaanku. Kamu bertindak sendiri sesuka hatimu. Sean itu masih kecil kamu ajarkan berbohong, bapak macam apa kamu ini!" "Apa ga kebalik? Kamu yang mengajarkan Sean berbo
Read more
84. Kebahagiaan Devan
Devan kembali kembali ke apartemennya dengan perasaan bahagia bukan hanya bahagia saja, tapi sangat bahagia. Akhirnya dia bisa bermesraan kembali dengan Selena walau hanya ciuman saja itu sudah lebih dari cukup. Ciuman yang sangat dia rindukan dan terganggu oleh kehadiran Sean yang tiba - tiba muncul. "Yaa ampun Lena. Kamu membuatku ga bisa tidur nih," ujar Devan dengan gelisah. "Kenapa juga aku tadi nolak untuk menginap di rumah Selena. Kalau tadi aku ga nolak pasti menginap di rumah Lena dan aku bisa main maju mundur loh, aduh bodoh banget sih aku ini. Kenapa aku ga ambil kesempatan padahal ini 'kan kesempatan yang baik banget, ibaratnya golden time. Aduh bego bin tolol deh aku ini," ucap Devan dengan sangat menyesal tak menggunakan kesempatan tidur di rumah Selena. "Nah, 'kan aku jadi pengen kawin nih, tapi kawin sama siapa? Aaarrrghh Lena hanya kamu satu - satunya wanita yang mampu membuatku automatis berdiri tanpa perlu kamu melakukan apapun. Kamu cuman diam dan ga ngapa-ng
Read more
85. Melamar Selena
Seorang wanita melihat dirinya di depan cermin, dengan rambut cokelat panjang tergerai indah menutupi punggungnya. Dia mengenakan gaun merah yang membalut ketat tubuh ramping dengan pantat membulat. Pipi putihnya merona natural seperti buah persik. Lipstik warna senada menambah cerah senyuman.Keanggunan semakin nyata tatkala kalung bertahtakan berlian menggantung di leher jenjangnya. Mungkin kata cantik tak akan cukup untuk mendeskripsikan mahakarya Tuhan satu ini dan wanita yang terpantul dicermin itu adalah Selena yang tampak sangat cantik.Akhirnya dia memutuskan memakai gaun merah setelah beberapa jam sibuk memilih apa yang harus dia kenakan, dia berharap pemampilannya dapat membuat Devan selalu mengingatnya. Sean yang ada di sana memperhatikan penampilan Selena, dia tahu Maminya akan bertemu dengan Devan. Walau dia tidak ikut serta, tapi dia bahagia Maminya akan kembali bersama Papinya. "Cie ... cie ... Mami mau ketemu Papi sudah dandan mulu sih, kayak anak ABG aja, Mi," ujar
Read more
86. Cara Melamar Selena
6 bulan kemudianHubungan Devan dan Selena sudah berjalan 6 bulan. Mereka sudah seperti pasangan muda-mudi yang sedang di mabuk cinta, hasrat mereka saling memiliki. Rasa cinta mereka semakin menggebu - gebu dan tak mengenal tempat seperti saat ini, Devan dan Selena saling berciuman mesra, menautkan bibir mereka di dalam kamar yang ada di kantor Devan.Setelah mereka selesai rapat untuk konsep menerbitkan novel Selena yang baru. Devan dan Selena mengambil kesempatan untuk rapat pribadi mereka berdua sendiri. Saling bermesraan, berciuman dengan gairah yang memuncah. Desahan Selena keluar dari bibirnya yang seksi, merasakan kenikmatan saat Devan menyesapi salah satu gunung kembarnya. Lidah Devan membelai dengan lembut pucuk gunung kembar dan tangannya meremas agak kasar gunung kembar membuat sang pemilik menggeliyat merasakan kenikmatan. "Aaah, Dev." Suara desahan Selena lolos dari bibirnya.Devan tak melanjutkan lagi kemesraan mereka, dia tahu batasan yang tidak dapat dilanggarnya.
Read more
87. Rencana Sean dan Devan
Devan menghubungi Sean, dia harus menanyakan pada putranya yang pintar itu harus bagaimana melamar Selena. "Halo anak paling ganteng sedunia," sapa Devan. "Hai Papi paling ganteng sedunia," balas Sean. "Sudah makan belum, Nak?" "Sudah dong Papi." "Ooh iya Sean, besok pulang sekolah jam berapa?" tanya Devan. "Jam 12 Pi." "Besok Papi jemput ke sekolah yaa." "Okey dokey Papi." "Papi love Sean." "Sean love Papi." Keesokan paginya Selena akan mengantarkan Sean ke sekolah. Saat dia akan mengeluarkan mobil dari garasi Devan datang ke rumah Selena. Penampilan sangat santai, hanya memakai celana pendek, sendal jepit, topi, dan kacamata hitam melengkapi ketampannya. Devan tersenyum ke arah Selena, memperlihatkan barisan gigi putih hasil dia rajin sikat gigi dengan teratur. Hari ini dia memang sengaja datang pagi - pagi ke rumah Selena untuk mengantarkan Sean ke sekolah sekalian dia bisa bertemu dengan Selena. "Ngapain ke sini? Bukannya kita ga boleh k
Read more
88. Melamar Selena 2
Hari ini Sean dan Selena ke Dufan. Selena mengerti bagaimanapun Sean masih anak - anak walau dia memiliki kepintaran melebihi anak - anak seusianya. Saat mereka tiba di Dufan Sean sangat bahagia, dia melirik ke samping sudah ada Devan di sana dan berpura - pura kaget ada Devan. "Mami, itu Papi bukan?" tanya Sean. "Papi? Maksudmu, Devan?" ujar Selena mengedarkan pandangannya ke sana ke sini. "Kamu mencariku," ucap Devan tiba - tiba berada di samping Selena. "Kamu kenapa bisa ke sini? Apa kamu mengikutiku? Bukannya perjanjian kita itu seminggu lagi baru bisa ketemu. Ini baru 2 hari." "Lena, aku tidak mengikutimu. Kamu aja yang terlalu percaya diri, naluri sebagai seorang Ayah tergugah. Aku mimpi tadi malam kalau Sean berada di sini jadilah aku ke Dufan." "Modus!" "Jangan terlalu berpikiran negatif sayang tak baik untuk kesehatanmu dan kecantikanmu."Selena hanya mendengus kesal, dia tak percaya Devan mengatakan alasan yang tak masuk akal. Devan melirik ke arah Sean sambi
Read more
89. Pernikahan Yang Sempurna
Tanpa terasa waktu terus berlalu. Selena dan Devan akan mengikat janji suci mereka kembali, sudah tak ada lagi dendam dan rasa sakit hati di dalam hati mereka. Memaafkan dan menerima segala kekurangan pasangan adalah yang terbaik bagi mereka. Pernikahan mereka dulu dilandasakan oleh rasa sakit hati, tapi pernikahan mereka sekarang sangat berbeda tak seperti dulu. Sudah tak ada lagi rahasia di antara mereka, sudah tak ada lagi salahpaham. Semua masalah sudah mereka selesaikan dan saling memaafkan. Selena mencoba gaun pengantin yang akhirnya dia pilih sendiri bukan seperti dulu dibelikan Devan. Devan dan Sean menunggu Selena mencoba gaun pengantin duduk bersama di sofa butik. "Mami lama amat sih, Pi," keluh Sean. "Sabar Nak. Inilah cobaan kita kaum pria, wanita kalau sudah mencoba berbagai macam pakaian bisa sampai satu semester," ucap Devan. "Ini baru gaun pengantin gimana kalau make up yaa Pi. Banyak amat deh yang di pake, dempul ini lah, dempul itu lah. Melelahkan." "
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status