All Chapters of Tumbal Pengantin Iblis: Chapter 21 - Chapter 30
88 Chapters
21. Zaman Now (Part-2)
       Semua mata ikut mengarah kepada pemuda tampan itu.         "Dia Elang, Pa teman Kalina," lirih gadis itu.         "Kamu bawa laki-laki pulang ke rumah tanpa ijin. Jangan-jangan kamu sudah berbuat yang tidak-tidak pada anak saya!" bentak lelaki gagah itu mendadak naik pitam menatap tajam Elang.         "Saya bisa menjelaskan semua, Pak." Elang membuka suara.         "Sabar Pa, kita duduk dulu biarkan mereka menceritakan yang sebenarnya," ajak sang mama.          Semua orang duduk
Read more
22. Rencana Para Siluman
Puluhan siluman itu mulai berdesakan keluar pintu bangunan tua tersebut. Mereka mulai bergerak. Begitu pula dengan Sekar dan yang lain yang sudah berada di bukit belakang istana. Cukup lama mereka menunggu Raja Arsen keluar dari tempat persembunyiannya. Sampai sebuah sosok bayangan hitam menyembul dari semak belukar gua. Mereka mendekat dan …. "Tahan Rajaku!" teriak Elard. Sang Raja sangat terkejut, hampir dia mengayunkan pedang di tangan jika tidak mendengarkan teriakan Elard. Dalam remang-remang malam melihat siluman harimau dan yang lainnya menunggu di depan mulut gua. Ditambah lagi seorang gadis asing yang tidak pernah terlihat sebelumnya. "Kalian—." Kalimat Raja Arsen terhenti napasnya terputus-putus. "Anda terlalu lama Rajaku," ujar Lamont, siluman serigala memecah keheningan. "Kenapa kalian tau aku ada di sini?" Raja Arsen memegangi dadanya yang terlihat ada bercak darah, dengan bau anyir mulai menguar. "Ceritanya panjan
Read more
23. Rencana Para Siluman (Part-2)
        "Gadis ini bernama Sekar, Rajaku, dia gadis istimewa. Dia bisa melihat masa depan atau masa lalu hanya dengan mengamati sang target, dan melihat pada bola matanya. Dia juga mampu merapalkan mantra-mantra yang tidak pernah dipelajari sebelumnya," jelas siluman Elang.       "Benar-benar kemampuan yang langka dari bangsa manusia. Penggabungan antara klan peramal dan klan penyihir, sangat menarik," kata Raja menelengkan kepala merasa konyol.       "Saya tahu Anda masih sangsi, mau Anda dengar sesuatu yang saya lihat dari diri Anda Rajaku?" Sekar berucap.        "Baik, coba katakan," tantang Raja berkacak pinggang.        "Sebelum kekacauan ini terjadi Anda telah melalui malam yang menggairahkan dengan Selir Zemira, gadis peramal itu. Anda sangat …."       "Cukup … berhenti!" Sang Raja menyela uc
Read more
24. Rencana Para Siluman (Part-3)
         Raja Asen melangkah lebih mendekati jendela, samar mengamati ke arah dalam. Namun, dia tidak dapat mengamati siapa lelaki yang tengah dibincangkan tersebut. Hanya terlihat samar punggung lelaki itu. 'Siapa dia?' tanyanya lagi dalam hati.        "Kalian sudah sampai, jadi bagaimana kalian menemukan permata Aurora?" tanya Zemira.       "Itu susah, sudah ada yang lebih dahulu mendahului kita," lapor kepala Klan Penyihir.       "Siapa, berani sekali mereka mau berebut dengan kita?" tanya kepala Klan Peramal. "Atau jangan-jangan klan siluman sudah mencurigai gerak-gerik kita?" tanyanya lagi.       "Itu tidak mungkin Ayah, jika mereka sudah curiga pasti mereka akan mencari keberadaan Raja Arsen untuk memberitahunya. Tidak ada hal mencurigakan," keluh Zemira.       "Aku akan coba melihat dengan mata batinku," k
Read more
25. Rencana Para Siluman (Part-4)
       Raja Arsen mengakhiri ceritanya, Sekar dan yang lain menatap iba atas apa yang terjadi.       "Maaf, aku bukan raja yang baik," ujar Raja Arsen menundukkan kepala.       "Semua sudah takdir, tidak ada yang bisa mengubah itu," ujar Sekar sebelum semuanya berdebat akan hal tidak penting.        "Yang membuatku sakit dengan tega Zemira mengarahkan anak panah itu ke arahku. Dia tidak mencintaiku hanya memanfaatkanku untuk memuluskan rencananya. Suasana istana benar-benar kacau dan mencekam. Dengan bantuan para pengawal aku berhasil melarikan diri sampai kemari. Tapi aku melupakan permata kita dan sang Ratu aku tidak berhasil membawanya ikut serta," keluh Raja Arsen. "Dia tidak ada di kamarnya," imbuhnya. Memang sempat sebelum dia masuk ke arah perpustakaan, dia tidak mendapati Ratu Anantari.         "Kami telah mengamankan permata t
Read more
26. Pemberontakan
Sekar menatap gamang, "Ada pengkhianat pada Bangsa Siluman yang menjadi mata-mata dari para Klan," ungkap Sekar membuat mereka terbelalak. "Kau benar, aku melihat saat aku mengendap-endap untuk menguping pembicaraan Zemira dan Klan-nya. Tetapi, aku tidak tahu siapa, dia menutup wajah dengan tudung jubah yang dikenakan, aku hanya melihat tangan berotot itu," ungkap Raja Arsen. Mendadak suasana hening, tidak ada lagi yang berkomentar. Mereka hanyut dalam pikiran masing-masing. Hanya suara binatang malam yang merambah bersahutan. "Apa mereka juga tahu keberadaanmu Sekar?" keluh Gavin merasa bersalah melibatkan gadis yang dia cintai ikut terseret bahaya. "Aku rasa tidak," jawab Raja Arsen yakin. "Maksud Anda?" Lamont mendekat. "Kalian yang mengambil permata Aurora, bukan?" tanya Raja Arsen. Dijawab anggukan oleh ketiga teman dan bawaannya itu. "Lalu Sekar, sebelumnya kau telah merapalkan mantra agar keberadaan mereka tidak dapat tercium jejaknya,
Read more
27. Pemberontakan (Part-2)
"Ini gawat kita telah terkepung, dari penglihatanku aku melihat mereka berbondong-bondong di segala arah menuju kemari membawa banyak senjata dan obor," jelas Gavin. "Celaka, kita belum sampai di titik aman!" kata Raja Arsen. "Apa kita akan mati di sini?" keluh Lamont. "Tidak bisakah kita melawan mereka saja?" tanya sang Raja. "Jumlah mereka sangat banyak dari apa yang kita kira. Dan anda ingat pada ucapan ayah klan siluman harimau. Beliau bilang mereka dapat merapalkan mantra untuk menghilangkan kekuatan dan energi bangsa siluman," ucap siluman elang dengan nada tinggi. "Berapa lama mereka akan sampai ke arah kita?" tanya Sekar. "Masih cukup lama." "Sekar bisakah kau hancurkan saja permata itu? Setidaknya jika kita mati mereka juga tidak akan mendapatkan permata itu," Raja Arsen mulai putus asa. Sekar menitihkan air mata, kebingungan berkecamuk di hatinya. Mereka semua merasa putus asa, cemas, bingung dan marah. Pe
Read more
28. Penyegelan Permata
Jaman Old Suara riuh teriakan dan tangis mulai samar-samar terdengar. Banyak anggota klan bangsa siluman yang disiksa di alun-alun kerajaan. Entah mantra apa yang para klan itu gunakan untuk melumpuhkan kekuatan bangsa siluman, tubuh kuat bangsa siluman berubah menjadi lemas tidak bertenaga ketika klan penyihir merapalkan mantra tersebut. Banyak klan bangsa siluman terbunuh dalam peperangan itu, hanya sebagian kecil dari mereka yang dievakuasi darurat yang masih selamat. Mereka tertangkap diikat dicambuk bahkan berkali-kali ketua klan perdukunan dan ketua klan peramal menghunuskan pedang mereka. Darah segar mengalir dimana-mana. "Katakan di mana kalian sembunyikan permata itu!" teriak ketua Klan Peramal sembari menghunuskan pedangnya pada salah seorang siluman harimau. Argh! Teriakan memilukan terdengar bersama dengan suara daging robek karena sayatan. Bau anyir darah semakin menguar. Malam tragedi yang sangat memilukan. "Sampai matipun kami tidak
Read more
29. Penyegelan Permata (Part-2)
Di tempat yang berbeda, Raja Arsen dan yang lain kebingungan. Ada drama pemukulan perut dan sebagainya agar Permata Aurora keluar dari mulut Gavin. Sekar hanya bisa menutup mulut yang menganga dengan kedua tangan melihat adegan kekerasan itu. Bagi bangsa siluman itu hal wajar, tidak sakit sama sekali. Namun, berbeda dengan Sekar yang baru pertama kali melihat orang dipukuli. "Astaga Sekar, kenapa kau ceroboh sekali. Aduh bagaimana ini?" cebik Lamont panik buakan main. "Astaga, apa yang kalian lakukan," keluh Gavin ketika tubuhnya menjadi bulan-bulanan temannya. "Mungkin kau pukul lagi pada bagian punggung, Lamont!" Sang Raja berucap. "Karena aku bingung harus bagaimana, maafkan aku," keluh Sekar. "Bersiaplah Elang, aku akan memukulmu dengan keras," kata Lamont. "Hentikan, astaga!" pekik Elard melerai, "kalian keterlaluan, sudah hentikan. Semua sudah terlanjur," keluh Elard membuat teman-temannya berhenti melakukan hal konyol. "Lebih b
Read more
30. Permata Aurora
Bukan berpikiran buruk, tetapi mengingat tidak ada lagi siluman yang menghampiri mereka. Rasanya berat mengatakan jika semua sudah mati. Hanya saja, sebisa mungkin mereka berpikir positif, mungkin mereka menyelamatkan diri. Semoga demikian. Mengingat kekejaman para Klan Peramal dan Klan Penyihir, di mana membunuh bangsa sendiri pun terlihat tanpa dosa, macam orang membunuh ayam. Miris. "Menurutku kita fokuskan penyerangan pada ketua klan mereka. Aku akan berusaha mematahkan mantra jika mereka menggunakan itu pada kalian." Sekar menghapus air matanya. Dia merapalkan sebuah mantra, kedua tangan teratun seperti menari lalu muncul cahaya putih. Sekar mengibaskan cahaya putih itu yang kemudian masuk ke tubuh masing-masing siluman. Suara riuh semakin terdengar mendekat. Dan benar tak berapa lama gerombolan orang-orang tersebut mulai terlihat satu persatu. Mereka bertiga menutup mata, seolah sesuatu telah masuk, tubuh terasa ringan dan bugar. "Mereka sud
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status