Semua Bab Bukan Istri Pilihan Suamiku : Bab 11 - Bab 20
264 Bab
Bab 11
Hana terbangun, di lihatnya jam yang ternyata sudah jam 8 pagi. Apa yang dilakukan suaminya, sungguh membuat tenaganya habis terkuras dan lemas. Hingga terlambat bangun seperti ini. Dipandangnya wajah Daffin yang saat ini tertidur lelap. Entah apa yang dirasakannya saat ini. Meskipun wajah suaminya tampan, namun tidak membuat dirinya merasa senang. Apa yang dilakukan Daffin, membuat pesona ketampanannya sudah tidak terlihat lagi. "Mungkin memang sudah seperti ini bila menjadi pengganti. Diperlakukan dengan sangat tidak manusiawi. Sapi jantan aja, mungkin nggak tega melakukan hubungan dengan sapi betina tanpa jeda. Tapi dia beda, tenaganya mungkin lebih kuat daripada sapi. Sepertinya ini orang, keturunan kuda liar. Yang memiliki tenaga kuat dan tidak ada capek-capeknya," batinnya."Ya ampun, kenapa aku harus lihat dia seperti ini." Hana merasa menjadi orang bodoh saat ini. "Sarapan." Hana teringat bahwa dirinya terlambat bangun dan belum membuat sarapan. Ia turun dari atas tempat t
Baca selengkapnya
Bab 12
Jantungnya seakan mau lepas dari tempatnya, ketika membalikkan tubuh. pria bertubuh tinggi dan tegap itu sudah berdiri pas di hadapannya. "Tuan kenapa anda mengejutkanku?" Hana mengusap dadanya. "Aku tidak mengejutkanmu, apa kau menganggap aku salah?" Daffin berkata dengan wajah tanpa dosa. Pria itu tersenyum tipis ketika melihat wajah istrinya yang memucat.Hana hanya diam tanpa berani membantah apa yang dikatakan suaminya. "Anda tidak salah tuan, saya yang salah. Jantung saya ini mungkin sangat tidak baik, sehingga terlalu mudah terkejut." Ia tersenyum, menutupi rasa kesalannya."Bagus bila kau menyadarinya." Daffin menatap istrinya."Saya sangat menyadarinya tuan." Walau bagaimanapun saat ini, dirinyalah yang harus mengalah dengan pria setengah gila yang menjadi suaminya. Daffin diam menatap wajah istrinya. Ia mendekatkan wajahnya dengan wajah Hana. Hana sangat gugup, ketika melihat Daffin yang mendekatkan wajahnya seperti ini. Ia memejamkan matanya ketika pria itu akan me
Baca selengkapnya
Bab 13
Hana diam memandang suaminya. "Apa gak malu, gak pakai baju gitu." Hana, malu sendiri ketika melihat suaminya yang berjalan tanpa sehelai benangpun. Dipegangnya dadanya yang sampai saat ini masih berdegup dengan cepat. Setelah selesai mandi, dipakainya pakaian yang diambil dari dalam lemari. Pakaian yang dipilihnya, begitu sangat sempurna melekat di tubuhnya yang mungil. Hana tahu bahwa baju ini, memang ukurannya, bukan ukuran tubuh milik kakak tirinya. Yang mana tubuh kakak tirinya tinggi langsing, tidak sama seperti tubuhnya yang tergolong mungil."Apa kamu sudah selesai memasang bajumu?" tanya Daffin yang berdiri di belakang Hana."Sudah tuan," jawab Hana dengan tersenyum."Sekarang pasangkan pakaianku." perintah Daffin."Ya ampun kenapa nasib aku seperti ini, sudah dapat suami setengah gila, sekarang dapat bayi tua." Hana mengomel dalam hati sambil memandang suaminya."Aku tidak punya waktu menunggu kamu menatap wajah tampan ku," ucap Daffin."Ya tuan, maafkan saya. Wajah anda
Baca selengkapnya
Bab 14
Hana duduk di sofa ruang tamu dan menunggu suaminya pulang dari kantor. Dua cangkir kopi dan goreng pisang sudah tersaji di atas meja. Sore ini kondisi cuaca terasa cukup sejuk setelah hujan turun di sore hari. Secangkir kopi dan goreng pisang yang masih dalam kondisi panas, sangat cocok menemani sore. Agar rasanya semakin enak, diberinya toping coklat, keju dan susu kental manis di atasnya. Hana dengan cepat beranjak dari duduknya, ketika mendengar suara mobil suaminya. Ia keluar dari dalam rumah dan berdiri di depan teras, untuk menjemput tuan suami. "Tuan, aku senang anda sudah pulang." Hana mengambil tangan suaminya dan mencium punggung tangan nan lebar tersebut.Daffin memandang istrinya yang sudah terlihat segar, selepas mandi. Rambutnya yang hitam dan panjang, masih terasa basah ketika dipegangnya. Hana mengambil tas dari tangan Daffin. Dengan sangat malu-malu, ia menunjuk keningnya. Mereka sudah melakukan hubungan suami-istri, rasanya tidak apa, bila meminta kecupan di k
Baca selengkapnya
Bab 15
Chapter 15Setelah libur beberapa hari, Hana berencana untuk kembali ke kampus. Ia ingin segera menyelesaikan skripsinya dan melakukan bimbingan dengan dosennya. Kata demi kata sudah disusunnya. Namun tetap saja, keberaniannya tidak ada. Dipandangnya Daffin secara diam-diam."Bagaimana ini, aku takut, tapi butuh. Ya sudah dicoba saja," tekadnya. Belum berbicara saja, jantungnya sudah berdegup dengan cepat. Kakinya mulai gemetar."Tuan apa saya boleh meminjam uang?" Hana bertanya ketika Daffin sudah menghabiskan sarapannya. Daffin memandang Hana dengan sedikit mengerutkan keningnya."Maaf tuan, Anda boleh memotong gaji saya bulan depan." Setelah menimbang-nimbang, pada akhirnya, ia memberanikan diri untuk meminjam uang, mengingat, tuntutan kebutuhan skripsinya."Berapa yang kamu butuhkan?" tanya Daffin.Dengan ragu-ragu, Hana mengangkat dua jarinya."Dua juta?" tanya Daffin."Tidak tuan Rp. 200.000 saja, soalnya saya butuh uang untuk print out makalah saya, agar bisa bimbingan den
Baca selengkapnya
Bab 16
Hana bersiap-siap untuk ke kampus. Dipilihnya long dress tanpa lengan berwarna merah, dikombinasikan dengan cardigan berwarna hitam yang memiliki lengan seperempat. Melihat lebel harga dari baju yang akan dikenakannya, membuat bulu kuduknya merinding.Diambilnya buku catatan yang sudah disiapkannya untuk mencatat hutangnya. Buku ini juga akan dipakainya untuk menulis menu yang di sukai dan tidak disukai suaminya. Apa saja hal yang di sukai dan tidak disukai Daffin. Meskipun semuanya terkesan ribet, namun bagi Hana, ini merupakan hal yang penting, agar tidak melakukan kesalahan karena."Ini baju dikasih gratis atau hutang sih? Malu gak ya, kalau aku tanyakan tentang baju ini." Hana memandang lebel harga cardigan dan long dress tersebut. "Bila sempat dia mengatakan ini hutang, entah bagaimana cara aku membayarnya." Hana mengusap wajahnya dan memandang long dress yang sudah di letaknya di atas tempat tidur. "Ini baju sangat bagus sekali, kainnya lembut dan dingin. Ya harganya juga se
Baca selengkapnya
Bab 17
Hana kemudian menghubungi no ponsel suaminya, melalui panggilan Vidio call. Dengan sangat cepat sambungan Vidio call yang dilakukannya diangkat oleh Daffin. Hana diam ketika melihat wajah tampan suaminya yang saat ini memenuhi layar ponselnya. Daffin terlihat sangat gagah dengan posisi duduk yang tegap. Entah apa yang harus di ucapnya saat ini. Mau marah, sudah pasti. Ingin sekali ia menolak apa yang diberikan suaminya, namun Hana tidak berani melakukan itu. Pada akhirnya, ia frustasi sendiri.Hana memandang dasi yang di pakai suaminya. Dasi yang terpasang di leher Daffin, terlihat sangat tidak rapi. Ia tidak mengerti, mengapa pria itu tidak membenarkan sendiri dasinya. Hingga sampai saat ini, tidak ada satu katapun yang terucal dari bibirnya, ia hanya diam, menatap wajah pria yang begitu sangat menyebalkan, menurutnya. Daffin diam ketika menatap wajah istrinya yang saat ini menatapnya. "Apakah kamu merindukan aku istriku, sehingga kamu hanya ingin menatapku saja ."Daffin berkata d
Baca selengkapnya
Bab 18
Hana memutuskan sambungan Vidio call bersama dengan suaminya. Dipandangnya Nia yang berdiri di belakangnya. "Apa kamu sudah dengar?Apa aku harus mengulang kembali ucapan suami ku saat di telpon?" Tanyanya dengan kesal."Tidak usah nyonya, saya sudah mendengarnya, silahkan nyonya." Pengawalan Nia memberi isyarat tangannya, agar Hana jalan lebih dulu.Tanpa berkata lagi, Hana berjalan lebih dulu meninggalkan Nia. Entah apa kata teman-temannya nanti bila melihatnya memiliki pengawal pribadi seperti ini. Memikirkan ini, membuat Hana pusing sendiri. Hana berjalan menuju ke biro. Langkah kakinya terhenti ketika mendengar suara yang memanggilnya. Ia membalikkan tubuhnya dan tersenyum memandang sahabatnya. "Aku tadi ragu dan takut untuk memanggil. Aku Kirani salah orang." Nara berkata dengan hebohnya.Hana hanya diam, ketika mendengar ucapan sahabatnya."Kamu benar-benar sudah berbeda sekarang. Ini baju aku yakin harganya sangat mahal, cantik sekali. Wow bahannya juga sangat bagus." Nara
Baca selengkapnya
Bab 19
Hana sudah tidak berkata-kata lagi, ia fokus membuka celana kain yang dipakai suaminya. Setelah selesai membuka pakaian Daffin, Ia diam dan berdiri didepan suaminya."Apa seperti ini yang kau mau. Aku tidak suka mengulang kembali apa yang sudah aku perintahkan kepada mu. Apa kau mendengar apa yang kukatakan." Dafin mengeraskan suaranya. Hingga Hana terkejut."Hana diam dengan wajah yang memucat ketika Daffin membentaknya dengan keras. Ia hanya diam dan pasrah, ketika Daffin menarik baju piyama yang dipakai, hingga kancing baju piyama itu rontok seketika."Seperti ini yang kau inginkan?" Daffin menatap Hana.Hana menggelengkan kepalanya. Ia hanya diam ketika Daffin menarik bajunya dengan kasar dan melemparkannya ke lantai. "Aku tidak suka bila kamu tidak menuruti apa yang ku perintahkan dengan cepat." "Maafkan saya tuan." Hana menundukkan wajahnya.Daffin hanya diam ketika istrinya meminta maaf kepadanya. Ia memandang wajah istrinya yang sudah memuncak. Dengan cepat, ia melepaskan p
Baca selengkapnya
Bab 20
"Selama 45 menit tidak boleh berpakaian." Daffin mengingatkan."Iya tuan." Hana tersenyum.Daffin hanya diam dan kemudian pergi meninggalkan kamarnya.Hana memandang pakaiannya yang berserakan di lantai. Dikutipnya baju itu satu persatu. Dilihatnya kancing baju yang sudah tidak ada tersisa. Hana mencari buah bajunya yang berserakan dilantai. Ia kemudian mengutipnya dan mengumpulkannya. Setelah mengumpulkan semua kancing bajunya, Hana berjalan menuju lemari tas. Diambilnya tas yang tadi dipakainya untuk ke kampus dan mengeluarkan jarum jahit serta benang di dalam tasnya. "Untung aja tadi aku minta mbak Nia, untuk membelikan jarum dan juga benang. Aku sudah sangat memahami seperti apa tingkahnya. Dia tidak pernah berpikir untuk merusak pakaian. Sekarang aku bisa menjahit pakaian-pakaian yang sudah di rusaknya itu. Tidak mungkin aku membuangnya, sedangkan baju-baju itu harganya sangat mahal dan aku terlilit hutang." Hana berkata sendiri sambil memandang bajunya. Hana memasukkan benang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
27
DMCA.com Protection Status