Semua Bab Bukan Istri Pilihan Suamiku : Bab 21 - Bab 30
264 Bab
Bab 21
Hana tersenyum lebar dan menganggukkan kepalanya. "Iya tuan, saya sudah memperbaikinya."Pakai apa?" Daffin penasaran."Pakai jarum jahit dan benang tuan.""Di mana kamu mendapatkannya?" "Tadi saya meminta bantuan sama pengawal Nia, untuk membelikannya di jalan, ketika akan pulang ke rumah. Maafkan saya tuan, bila saya lupa memberi tahu anda." Wajah Hana memucat. Ia tidak menduga Bahwa Daffin akan bertanya hingga sedetail ini.Sorot mata yang penuh kemarahan, membuat bulu kuduknya berdiri. Pada akhirnya, ia menundukkan kepalanya."Baju di lemari sangat banyak. Bila aku merusak baju mu, 10 bahkan 50 pasang sekalipun, masih banyak lagi baju di dalam lemari. Kau tinggal membuang baju yang sudah aku rusak. Apa kau mengerti?" Daffin menyelipkan jarinya di dagu Hana.Hana diam tanpa bisa menjawab. "Bila baju mu di dalam lemari habis, aku akan membelikan baju yang baru, apa kamu paham?"Dadanya sesak ketika mendengar ucapan Daffin. Ingin sekali mulutnya menjawab pertanyaan dari suaminya,
Baca selengkapnya
Bab 22
"Siapkan makanan untukku." Daffin berkata, ketika memakai celananyaMata Hana terbuka lebar saat mendengar perintah suaminya. Ia sangat tidak mengerti dengan sikap pria gila yang saat ini ada di depannya. "Apakah kau tidak mendengar." Daffin mengeraskan suaranya sehingga membuat Hana terkejut. Baru semalam sikap suaminya baik sebaik-baiknya namun kini sikap suaminya sudah kembali menyeramkan hingga membuat dirinya ketakutan."Saya dengar tuan, apakah saya boleh membersihkan diri dan memakai baju, sebentar saja." Hana berkata dengan penuh permohonan. Air matanya terus mengalir tanpa bisa dibendungnya."Tidak, aku ingin kau menyiapkan makanan untuk ku sekarang!" Hana diam, meskipun pria itu sudah menjadi suaminya, namun dirinya begitu sangat malu ketika berpenampilan seperti ini di depan pria tidak berhati tersebut.Hana menatap Daffin, seperti seorang kucing yang sedang meminta belas kasihan. Meskipun ia sadar bawa pria itu, tidak akan memberikan toleran sedikitpun. Ia, hanya bisa
Baca selengkapnya
Bab 23
Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Daffin kembali ke kamar. Ia masuk ke dalam kamar dan melihat Hana yang sudah tertidur. Di tatapnya wajah istrinya. Entah mengapa, hari ini emosinya sangat cepat naik. Apalagi ketika melihat istrinya seperti ini. Daffin masuk ke kamar mandi untuk membersihkan wajahnya serta gosok Gigi. Ia kemudian keluar dari kamar mandi setelah mengeringkan wajahnya dengan handuk.Dinaikinya tempat tidur dan berbaring di sebelah istrinya. Tubuhnya terasa lelah dan ingin beristirahat. Belum lama matanya terpejam, ia kembali membuka matanya, ketika mendengar suara tangis wanita yang berbaring di sebelahnya. "Tolong lepaskan tuan, tangan saya sakit sekali." Daffin memandang Hana dengan kening berkerut. Dilihatnya Hana yang ternyata sedang tidur. Air mata menetes di celah mata istrinya. Tangisnya semakin meredam dan kembali tidur. Setelah melihat Hana yang sudah dan tidak lagi bermimpi, Daffin kembali tidur."Papa, Hana rindu papa." Hana berbicara dengan menangis
Baca selengkapnya
Bab 24
Rasa bersalah, semakin menghantuinya, ketika mendengar perkataan Hana. Tidak diduganya, apa yang dilakukannya, akan berakibat seperti ini. "Tangan kamu tidak apa-apa. Berhentilah berpikir buruk seperti itu." Daffin memasang pengait kecil di belakang punggung Hana.Apa yang dikatakan Daffin, tidak bisa membuat hatinya tenang. Hana semakin takut dan mencemaskan tangannya, yang saat ini sangat sakti bila digerakkannya. Bagaimana nasibnya nanti bila disuruh pergi tanpa. memiliki tangan. Hana semakin menangis seperti anak kecil yang sedang ketakutan. "Sudah jangan menangis." Bentak Daffin. Melihat Hana menangis seperti ini, membuat dirinya semakin takut dan panik. Hana berusaha untuk meredam suara tangannya. "Bila saya tidak memiliki tangan lagi. Saya tidak ingin hidup. Saya sudah tidak memiliki siapa-siapa. Selama ini, hanya dengan tangan ini saya bisa bekerja. Namun tangan saya." Hana sudah tidak bisa berkata-kata lagi Ketika membayangkan itu semua. Hanya Isak tangisnya yang lolos dari
Baca selengkapnya
Bab 25
Daffin tidak bisa menutupi rasa cemas dan gugupnya. Bagaimana bila Hana kehilangan kedua tangannya karena perbuatan yang dilakukannya. Dilihatnya Hana sekilas dan kembali fokus dengan kemudinya.Hana sangat takut ketika melihat Daffin yang mengemudi dengan kecepatan tinggi seperti ini. Pria itu tidak ada henti-hentinya membunyikan klakson mobilnya. "Tuan, tolong pelan sedikit, saya takut."Daffin baru menyadari akan bahayanya mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi seperti ini. Saat ini meskipun tidak ada kemacetan, namun kondisi jalan cukup padat. Ia menurunkan gas mobilnya dan sedikit melambat.Daffin memberhentikan mobilnya di parkiran rumah sakit. Ia kemudian turun dari dalam mobil dan berlari masuk ke dalam rumah sakit. Mobil ditinggalkan dalam keadaan masih menyala. "Yang sakit aku, kenapa dia yang lari ke dalam dan tinggalkan aku. Apa dia gak tahu, kalau aku gak bisa buka pintu." Hana menangis. Disaat kondisi sakit seperti ini, suaminya tetap tidak peduli kepadanya. Hana men
Baca selengkapnya
Bab 26
"Istri pak Daffin mengalami Dislokasi bahu di tangan sebelah kanan dan dislokasi siku di tangan sebelah kiri. Saya sangat kasihan sekali lihat istri, pak Daffin." Dokter Irwan berkata sambil memandang hasil ronsen di tangannya."Apa itu dislokasi dok?Apa ini parah?" Tanya Daffin."Dislokasi bahu ini, adalah kondisi ketika bonggol tulang lengan bagian atas terlepas dari sendi bahu. Dalam artian tulang bagian bahu bergeser. Sedangkan bagian siku, juga mengalami hal yang sama. Jadi tidak ada yang namanya patah tulang ,namun rasa sakit yang diderita oleh pasien, sangat sakit sekali."Lalu apa penanganannya dok, apa perlu dioperasi?" tanya Daffin dengan panik."Untuk sementara ini saya tidak menyarankan di operasi." Dokter Irwan sedikit tersenyum."Lalu dok?" Daffin tidak tega melihat Hana yang terus menangis dan kesakitan seperti ini. Untuk pertama kalinya ia merasa kasihan dan merasa bersalah seperti ini, melihat kondisi Hana."Kita akan melakukan penanganan segera, untuk mencegah send
Baca selengkapnya
Bab 27
"Ini kamar rawat kamu. Bagaimana, apa kamu suka?" Daffin memandang Hana dengan tersenyum. Hana diam ketika mendengar ucapan suaminya yang begitu sangat menjengkelkan. Bila dirinya memiliki keberanian, sudah pasti Hana ingin memaki-maki pria yang saat ini berdiri di depannya. Ia ingin melupakan rasa kemarahannya. Namun Hana hanya bisa berangan dan bermimpi. Pada kenyataannya, ia sungguh tidak berani melakukan hal tersebut. Apa yang dilakukan Daffin, membuat rasa ketakutan dan trauma untuknya. "Aku tinggal sebentar, kamu duduklah di sini." Daffin memandang sofa yang ada di dalam kamar. Hana hanya diam memandang sofa yang di tunjukkan oleh suaminya. Setelah memastikan, istrinya berada di dalam kamar, Daffin kemudian pergi. Hana hanya diam memandang ke sekeliling kamarnya. Kamar ini memiliki fasilitas yang sama seperti hotel. Ia tidak menduga bahwa suaminya mengambil kamar kelas presiden suite seperti ini. Melihat kamar yang saat ini ditempatinya, membuat Hana tak tenang dan memili
Baca selengkapnya
Bab 28
Daffin diam memandang istrinya. Pria itu tidak berbicara apa-apa lagi. Diberikannya waktu untuk Hana beristirahat."Permisi pak, saya mengantarkan makanan siang pasien." Ucap petugas rumah sakit yang mengantarkan makan siang pasien di jam 11 siang."Iya letak saja." Daffin masih duduk di tepi tempat tidur yang saat ini ditiduri oleh Hana. Sejak tadi ia hanya diam memandang wajah istrinya yang pucat.Setelah petugas rumah sakit meletakkan nasi, jus, buah dan cake, wanita yang berseragam biru itu keluar.Daffin mengambil nasi goreng yang tadi di belinya. kemudian duduk di sofa dan memakan nasi gorengnya. Daffin beranjak dengan cepat dari duduknya ketika mendengar Hana menangis meminta tolong. Ia berlari ketempat tidur Hana. Daffin diam ketika dilihatnya Hana yang ternyata sedang tertidur.Air mata menetes di celah matanya. "Tolong hentikan sakit. Tolong jangan buat saya seperti ini. Tolong lepaskan saya." Hana berkata dengan menangis. dirinya begitu sangat rapuh saat ini. tidak ada
Baca selengkapnya
Bab 29
Hana terbangun setelah dirinya merasa tidur cukup lama. Selama menikah dengan Daffin ini untuk pertama kalinya, ia merasakan tidur dengan waktu yang lama seperti ini, sehingga rasa lelah di tubuhnya sedikit berkurang. Hana diam ketika merasakan bahwa ia sedang dikompres. Dipandangnya tangan kiri dan kanannya yang juga sedang dikompres. "Sudah bangun?" Mita mengusap kepalanya dengan lembut. Wanita paruh baya itu tersenyum dan mencium pipi Hana. Hana diam ketika melihat ternyata ada mama mertuanya di dalam kamarnya. "Sudah tante," jawabnya."Jangan panggil tante, panggil mama." Mita tersenyum dan mengambil handuk yang menempel di kening Hana. Ia kembali membasahkan handuk itu dengan air dingin dan meletakkan di kening Hana. "Gimana apa masih sakit?" Mita mengusap pipi Hana.Hana menggelengkan kepalanya. "Tangan Hana rasanya kebas dan seperti kesemutan," ucapnya yang masih belum bisa merasakan tangannya."Tidak apa-apa, itu karena efek dari obat bius." Mita tersenyum.Hana hanya diam
Baca selengkapnya
Bab 30
Hana berpikir sejenak. Dalam kondisi sakit seperti ini, rasanya malu harus di abaikannya. Ia begitu sangat takut dengan Daffin. Apa yang dilakukan suaminya semalam, masih terbayang jelas oleh ingatannya. "Ayo Mama antar." Mita membantu Hana untuk duduk. "Iya ma." Hana yang sudah tidak tahan ingin membuang air kecil, akhirnya menerima niat baik mertuanya. Ia berangsur duduk dengan sangat berhati-hati dan kemudian turun dari tempat tidur dengan dibantu mama mertuanya. Daffin tidak bisa membayangkan, bagaimana kemarahan mamanya bila mengetahui perbuatan yang dilakukannya terhadap istrinya.Mita berjalan dengan memegang pinggang Hana. Ia masuk ke dalam kamar mandi bersama dengan Hana. Tanpa bertanya, Mita mengangkat rok yang saat ini dipakai menantunya. Melihat bagian paha Hana, membuatnya terkejut. Goresan yang berdarah dan cukup panjang. Dengan darah yang sudah mengering. Luka gigitan yang masih tampak jejak gigi. Mita diam sejenak saat melihat ini semua. Dibukanya celana dal
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
27
DMCA.com Protection Status