All Chapters of Dipaksa Menikahi CEO: Chapter 21 - Chapter 30
62 Chapters
Aira Pindah Ngajar
Seminggu kemudian Aira benar-benar menghindari Evan. Walaupun Evan berusaha untuk mendekati Aira namun hasilnya nihil.Hari ini Evan sedang di kantor, ia menyandarkan kepalanya ke kursi sambil memejamkan matanya mengingat Aira.Tiba-tiba saja Tio masuk lalu menggebrak meja membuat Evan kaget lalu membuka matanya."Apaan sih? Datang-datang main gebrak," kesal Evan namun Tio menatap dengan penuh selidik."Lu kenapa?" lanjut Evan lagi. "Nih, surat pemindahan Aira sama Farra sudah selesai dan sudah di setujui," jawab Tio lalu menyodorkan surat itu ke depan Evan.Evan tersenyum melihat surat itu begitu ia hendak meraihnya, Tio langsung menariknya kembali membuat Evan kesal. "Sini nggak," kesal Evan."Sebelum gua kasih lu surat ini, gua mau tanya apa tujuan lu mindahin mereka berdua?Gua nggak bisa Van, terus-terusan bohong. Asal lu tau Farra juga sering curiga sama gua tapi mau gimana demi lu, gua ikutan bohong," ucap Tio panjang lebar membuat Evan menghela nafas kasar."Oke, lu tau 'kan s
Read more
Foto Masa Lalu
Pagi hari; Evan sudah siap berangkat ke kantor. Sedangkan Aira dari jam 5 subuh tadi ia sudah kembali ke kamar samping.Aira juga sudah siap untuk ngajar, sekarang ia sedang berjalan menuju pagar, tapi Aira bingung kenapa mobil Evan sudah menyala sepagi ini.Tiba-tiba saja kaca mobil terbuka menampakkan Evan yang sudah rapi."Kamu udah siap?" tanya Evan. "Maksudnya?" tanya Aira balik."Masuk," suruh Evan, tapi Aira malah menggeleng."Cepetan saya buru-buru, nanti saya telat lagi," lanjut Evan membuat Aira mau tidak mau masuk ke dalam mobil."Kamu ngajar kemana? Masih dia sekolah lama atau udah di yayasan yang baru?" tanya Evan pura-pura tidak tahu."Ke yayasan yang baru Kak," jawab Aira membuat Evan mangut-mangut."Alamatnya dimana?" lanjut Evan, mendengar itu Aira langsung mengambil ponselnya dan menunjukkannya pada Evan."Benarkah itu alamatnya?" tanya Evan lagi."Iya Kak, ini alamatnya," jawab Aira membuat Evan pura-pura kaget."Wah … kebetulan banget ya, kantor saya juga tidak jau
Read more
Aira Pergi
Dadanya semakin sakit, bahkan rasanya sekarang malah susah bernafas."Kamu kenapa nangis? Mau kemana? Kenapa bawa koper?" Evan langsung mencecar Aira dengan pertanyaan bertubi."Ceraikan aku Kak," lirih Aira membuat Evan langsung kaget bukan main."Maksud kamu apa? Kamu kenapa?" tanya Evan semakin bingung. Evan berusaha menangkup wajah Aira, namun langsung di tepis kasar olehnya."Apa aku dimata Kakak?" tanya Aira dengan tegas membuat Evan kaget dan langsung membisu.Melihat itu, Aira langsung mengambil foto tersebut lalu menunjukkannya tepat diwajah Evan, lalu ia membuka kembali surat tersebut dan menunjukkannya pada Evan.Evan kaget melihat fotonya bersama Nindy sekarang ada di tangan Aira."Kamu dapat dimana?" tanya Evan hati-hati."Aku yang salah wajar jika Kakak tidak mau mengakui ku sejak awal-" "Ai maksud saya bukan begitu," potong Evan."Serendah ini 'kah aku dimata Kakak? Seperti pelakor atau jalang 'kah?" lanjut Aira lagi, dengan cepat Evan menggeleng."Aira dengar-" "Cukup
Read more
Aira Mual
Sambil menggeliat, Aira perlahan membuka matanya membuat Evan yang sedang sembunyi semakin deg-degan. Aira meraba keningnya karena merasa ada air."Kamar Farra bocor, ya," ucapnya sambil melihat tangannya ada air.Tanpa membuang waktu Aira bangkit untuk mencari Farra, begitu ia keluar dari kamar, ia melihat pintu depan terbuka."Ngapain Farra di luar? Masa ada tamu malam-malam gini, sih," lanjutnya lalu berjalan ke pintu depan.Disisi lain, Evan langsung menghela nafas lega setalah melihat Aira keluar, lalu melihat jalan keluar selain dari pintu.'Masa gua dari jendela sih, yang benar saja,' batin Evan sambil membuka jendela pelan-pelan.'Tapi nggak apa-apa yang penting nggak ketahuan,' lanjutnya lalu ia melompat dari jendela.Sampai di depan, Aira melihat Farra dan Tio sedang ngobrol, ia langsung memutar mata malas."Pantes," gumamnya membuat keduanya kaget melihat Aira."A--Aira kamu bangun?" tanya Farra panik sambil matany melihat ke belakang Aira.'Dimana Evan?' batin Tio."Iya Fa
Read more
Aira Pingsan
Keesokan harinya, Aira merasa mualnya semakin menjadi. Bahkan semalaman ia hampir tidak tidur karena harus bolak-balik kamar mandi.Aira keluar untuk menemui Farra yang sedang memasak di dapur, saat ia sudah dekat Farra mengernyitkan keningnya."Kamu kenapa Ai? Sakit?" tanya Farra yang dibalas gelengan oleh Aira."Nggak tau Far kepalaku pusing, perutku juga kosong banget semalaman muntah," keluh Aira membuat pikiran Farra kemana-mana.'Apa Aira hamil?' batin Farra."Ya udah, kamu makan dulu itu di meja udah siap," suruh Farra membuat Aira langsung mengangguk."Maaf ya aku nggak bantuin masak," lanjut Aira."Udah santai sana makan oh iya, hari ini kamu libur aja dulu," saran Farra."Nggak ah, aku nggak mau sendiri di rumah," tolak Aira, Farra hanya menggedikkan bahunya. "Terserah 'lah," jawab Farra.***Disisi lain, Evan yang baru saja masuk ke ruangannya langsung menaruh berkas di tangannya, lalu duduk sambil menyandarkan kepalanya."Kemaren Aira kok mual-mual ya di halte, apa jangan-
Read more
Test pack
Sore hari Aira pamit pulang, tapi Evan kekeh ingin mengantarnya sampai ke rumah Farra membuat Aira mau tidak mau mengangguk.Selama perjalanan hanya ada keheningan dan Evan fokus menyetir. Aira melihat jalanan sambil sesekali memjamkan matanya karena pusing."Kalo kamu kenapa-napa hubungi saya aja," ucap Evan memecahkan suasana, Aira hanya mengangguk padahal sebenarnya hatinya menolak.Saat lampu merah, Evan melihat batagor di seberang jalan. Setelah lampu hijau ia langsung menepikan mobilnya lalu turun."Mau ngapain sih?" gumam Aira melihat Evan keluar.Beberapa menit kemudian Evan masuk ke dalam mobil dan memberikan kantong plastik yang berisi dua bungkus batagor pada Aira."Apa ini?" tanya Aira bingung. "Buat makanan kamu nanti di rumah Farra," jawab Evan lalu kembali fokus menyetir.Sampai di rumah Farra, Aira langsung turun dan masuk ke dalam. Farra yang melihat itu hanya tersenyum simpul.Dari dalam kamar Aira mengintip Evan dari jendela. Ia melihat Evan masih ngobrol dengan Fa
Read more
Aira Pergi
Evan mematung saat melihat Aira juga dengan Tio. Ia langsung gelagapan melihat Aira dan memilih mengejar Farra yang keluar dari pintu sebelah."Dek," panggil Tio membuat Farra langsung menoleh."Eh Mas, kenapa?" tanya Farra melihat Tio panik. "Aira datang ke sekolah," "Hah? Masa sih mana dia?" tanya Farra sambil celingak-celinguk."Kami bertiga tadi papasan sama Aira di pintu sebelah sana, makanya aku lari kesini nggak sanggup ngadepinnya," terang Tio, Farra langsung bungkam.'Apa yang akan terjadi?' batin Farra lalu ia menggelengkan kepalanya."Em … sudah 'lah Mas, biarin mereka berdua yang selesaikan masalah mereka," ucap Farra yang dibalas anggukan oleh Tio.Disisi lain, Evan masih mematung melihat Aira, ia masih belum percaya jika akhirnya ketahuan seperti ini. Evan menoleh ke samping tapi Tio tidak ada.'Tio kemana lagi,' batin Evan. Perlahan ia mendekati Aira, ia melihat mata Aira sudah mengembun."Ai," sapa Evan tapi Aira hanya diam memperhatikan Evan dengan serius."Buk Aira
Read more
Pernikahan di Undur
Disisi lain hari sudah terang menunjukkan pukul 7 pagi. Sekarang Aira ada di halte setelah perjalanannya sekitar setngah jam di dalam angkot kemudian ia turun begitu saja.Ia tidak tahu harus kemana, matanya terus menatap kendaraan yang lalu lalang di depannya.Tidak sengaja matanya menatap ke seberang jalan, ada gang dan banyak rumah petak.Entah dorongan apa tangannya menarik kopernya dan kakinya menyebrang jalan setelah melihat lampu merah.Sampai di gang tersebut, Aira terus berjalan melihat kiri-kanan mencari tempat bertanya.Dari kejauhan matanya tidak sengaja melihat seorang nenek yang sedang menyiram bunga, Aira langsung mempercepat langkahnya."Assalamualaikum Nek, permisi." sapa Aira pada Nenek tersebut. Sekatika Nenek tersebut menghentikan aktivitasnya lalu melihat Aira."Maaf saya nggak bisa jawab salamnya, saya Kristen," jawabnya membuat Aira langsung gelagapan."Ma--maaf Nek." ucap Aira merasa bersalah, tapi Nenek tersebut malah tersenyum."Kamu mau kemana Nak, bawa-bawa
Read more
Ketahuan
Keesokan harinya pagi-pagi sekali Evan udah berangkat dari rumahnya. Ia bukan ke kantor melainkan ke komplek kontrakan Aira, perjalanan dari rumahnya ke situ sekitar satu jam setengah.Sampai di gang rumah Aira, Evan memarkirkan mobilnya di tepi jalan dan ia menunggu Aira di dalam mobil, ia melihat jam tangannya sudah menunjukkan pukul 06.30 pagi.Tangannya mulai ia ketuk-ketukkan ke setir seperti sedang menggendang bass."Sepertinya sebentar lagi Aira keluar." gumamnya lalu menyandarkan kepalanya ke kursi mobil, sambil sesekali ia teringat kejadian tadi malam.Benar saja sekitar setengah jam kemudian, Aira keluar dengan tergesa-gesa.Evan langsung menyalakan mobilnya dan mengikuti Aira pelan-pelan dari seberang jalan.Sekarang posisi mobil Evan ada di belakang angkot yang di tumpangi Aira dan terlihat jelas oleh Evan karena Aira duduk paling belakang.***Disisi lain, Tio sudah menunggu Evan di ruangannya karena pagi ini akan ada rapat dadakan. Namun sampai sekarang Evan belum juga d
Read more
Pamit diam-diam
Dari jauh ia melihat Aira sudah hampir masuk ke gang rumahnya, Evan kembali mengejar Aira. Saat sudah dekat ia langsung menarik pergelangan tangan Aira."Mau apalagi sih Kak, aku itu nggak nuntut apa-apa sama kamu.Aku nggak marah kalo kamu kembali sama cinta pertamamu silahkan," lanjut Aira lalu ia menghempaskan tangan Evan dan berjalan cepat ke kontrakannya.Evan kembali mematung apakah Aira benar-benar membencinya.Tanpa mereka sadari ternyata Tio dan Farra menyaksikan pertengkaran mereka dari dalam mobil.Tio menepikan mobilnya saat melihat Evan mengejar Aira di seberang jalan."Aku rasa kita pulang aja Mas takutnya nanti setalah melihat kita datang bukannya Aira senang tapi malah sebaliknya," ucap Farra setelah menyaksikan pertengkaran dua sejoli tersebut."Mas juga bingung sekarang siapa yang egois diantara mereka," lanjut Tio lalu ia melajukan mobilnya."Sekarang kita kemana?" tanya Tio, Farra hanya menggeleng."Aku juga nggak tau Mas, kita pulang aja harapanku untuk ketamu Air
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status