Semua Bab Dipaksa Menikahi CEO: Bab 11 - Bab 20
62 Bab
Pengakuan yang Menyakitkan
Seminggu telah berlalu dan seminggu itu pula Evan dan Aira benar-benar menjadi suami-istri seutuhnya.Walaupun Evan masih sangat cuek dan dingin, itu tidak menjadi masalah besar buat Aira.Pagi ini, Aira dan semua guru sedang rapat di kantor."Ini rapatnya kok belum mulai-mulai ya?" tanya Aira."Lagi nunggu tamu katanya," jawab Farra sambil memainkan ponselnya. "Tamu apa? Kok aku nggak tau," "Ya mana kamu tau, kamu kan sering banget libur.Itu lagi nunggu tamu atasan dari sebuah perusahaan katanya mau ngasih bantuan untuk murid-murid yang kurang mampu di sekolah kita," lanjut Farra."Perusahaan apa itu?" Aira terus bertanya membuat Farra berhenti memainkan ponselnya lalu melihat Aira."Ya ... mana aku tau 'lah liat aja sendiri nanti." kesal Farra.Beberapa menit kemudian masuk kepala sekolah yang di iringi dengan para tamu dan staf lainnya.'Loh, itu bukannya Kak Evan?'batin Aira lalu ia menyenggol-nyenggol lengan Farra."Apa lagi sih, Ai?" tanya Farra yang masih setia dengan ponseln
Baca selengkapnya
Aira Sakit Hati
"Ayo ... balik ke kantor," ucap Evan tiba-tiba dari belakang Tio dan Farra membuat keduanya langsung menghadap ke belakang."Cepet banget sih bentar lagi kek," rengek Tio membuat Evan memutar mata malas lalu memalingkan wajahnya ke samping.Dari kejauhan ia melihat Aira sedang berjalan menuju kantor, Evan terus memperhatikannya sampai Aira masuk ke dalam."Disamperin bukan di liatin aja," sindir Tio membuat Evan langsung tersadar dan Farra terkekeh."Lu mau ikut atau gua tinggal?" ancam Evan."Dih ... kok ngancem sih iya gua ikut. Dek, Mas pergi dulu ya," ucap Tio yang dibalas anggukan oleh Farra."O iya Far kalian biasa pulang jam berapa?" tanya Evan membuat Farra menaikan alisnya sebelah."Jam 1 setelah dzuhur," jawab Farra membuat Evan lang mengangguk."Lu mau jemput Aira ya," goda Tio tapi tidak dihiraukan oleh Evan, ia malah berjalan menuju parkiran."Maklum Dek itu julukannya bos kutub," ucap Tio pada Farra lalu ia mengejar Evan.Sampai di kantor Evan langsung ke ruangannya, set
Baca selengkapnya
Evan Jujur pada Tio
Pukul 5.00; Evan menggeliat perlahan membuka matanya. Ia meraba kasur tapi tidak ada Aira, ia langsung berdiri mencari Aira tapi hasilnya nihil.'Apa dia udah pindah ke samping,' batin Evan lalu ia bergegas ke kamar mandi.Disisi lain, Aira tengah membersihkan kamarnya yang sudah seminggu di tinggal. Setelah itu ia bersiap untuk berangkat ke sekolah."Aku lewat belakang aja kali ya kalo keluar, malas banget soalnya kalo liat dia terus." gumannya di depan kaca."Dia pikir aku perempuan murahan apa? Aku nggak minta makan sama dia, aku bisa sendiri." lanjutnya lalu mengambil tasnya dan keluar dari pintu belakang.Sedangkan Evan sedari tadi ia menunggu Aira tapi tidak kunjung lewat sudah hampir jam 7.30. Tanpa membuang waktu ia langsung berjalan menuju kamar samping.Tok! Tok!"Aira ..." panggil Evan tapi tidak ada sahutan, ia melihat ke jendela Aira tapi hasilnya tetap nihil. Tanpa membuang waktu Evan langsung berangkat ke kantor.Di sekolah; Aira dan Farra sedang ngobrol di kursi dekat
Baca selengkapnya
Farra Akhirnya Tau
Disisi lain, Aira dan Farra masih ngobrol di ruang tengah."Ai kita tidur dimana?" tanya Farra membuat Aira langsung berfikir."Tapi Far kataku mending kamu temenin Ibu Kak Tio deh, kasian takut sedih banget sendiri di kamar," usul Aira."Tapi kamu sendiri gimana?" tanya Farra lagi."Aku mah gampang di kamar belakang aja, tasku juga di situ kalo gitu aku kesana deh," ucap Aira yang dibalas anggukan oleh Farra lalu Aira berdiri dan berjalan ke kamar. Aira hampir sampai ke kamar, ia berpapasan dengan Tio.Tapi tatapan Tio ke Aira beda seolah-olah ingin mengatakan sesuatu. "Kak," sapa Aira, lidah Tio terasa kelu hendak menjawab sapaan Aira.Dengan segera ia tersenyum lalu mengangguk tanpa menjawab Aira lalu ia berjalan melewati Aira.'Kak Tio pasti masih sangat sedih di tinggal sama Papanya,' batin Aira lalu ia masuk ke kamar.Disisi lain Evan menunduk, ia masih belum percaya kalo ia mengatakannya pada Tio.'Gimana ini? Jangan sampe orang kantor tau kalo gua udah nikah, apa kata orang
Baca selengkapnya
Di Kunci dalam Gudang
"Dek, Aira itu orangnya seperti apa?" tanya Tio kembali membuat Farra mendongak dan mengingat sikap Aira."Aira baik, penyayang, setia tapi kalo udah marah susah Mas." "Maksud kamu susah seperti apa?" lanjut Tio."Kalo Aira marah itu tandanya dia udah nggak suka dan susah bujukinnya. Gini Mas misalnya aku sama Aira udah lama sahabatan, Aira itu susah buat marah.Tapi sekalinya marah itu bisa nggak mau ngeliat aku lagi, gitu loh Mas di bilang egois ya gitu 'lah Mas.Dan yang aku kenal Aira itu bukan tipe cewek yang bergantung pada cowok." lanjut Farra membuat Tio mangut."Evan itu adalah cowok paling egois yang pernah Mas kenal, walaupun dia sahabat Mas dari kecil ya tetap aja sifat egoisnya nggak ilang," terang Tio."Mas kata Ibu kita tunangan dulu, gimana menurut Mas?" tanya Farra mengalihkan pembicaraan membuat Tio langsung mengangkat alisnya sebelah."Kalo Mas jangan dulu Dek, Mas maunya kita langsung nikah aja tunggu keadaan membaik," jawab Tio yang dibalas anggukan oleh Farra."
Baca selengkapnya
Aira Baper
Sekitar satu jam Aira tertidur tiba-tiba ia menggeliat, ia merasa perutnya berat.Saat ia membuka matanya, ia langsung kaget melihat Evan tidur sambil memeluknya."Malah ikutan tidur," gumam Aira pelan lalu ia duduk bersandar ke tembok karena merasa bosan.Ia mengambil ponselnya dan menonton drama Korea kesukaannya.Beberapa menit kemudian, Evan terbangun ia melihat Aira sedang duduk meringkuk seperti orang kedinginan sambil menonton.Evan langsung duduk di samping Aira matanya melirik apa yang sedang di tonton istrinya.Begitu Evan melihatnya bertepatan dengan adegan kiss romantis yang biasa ada di drama Korea.Aira yang melihat itu langsung melirik Evan dan membalikkan ponselnya.Evan hanya tersenyum lalu menggeleng, samar-samar mereka mendengar suara adzan, Aira langsung mematikan ponselnya."Udah dzuhur juga belum dibukain beneran di sengaja ih," Aira berdecak kesal.Evan yang melihat Aira sudah bosan langsung berdiri mencari jalan keluar. Ia membuka jendela dan melihat ke bawah t
Baca selengkapnya
Pulang ke Kota
Di sela-sela makan, Evan memperhatikan Aira kemudian ia teringat sesuatu."Ai," panggil Evan membuat Aira langsung melihat Evan."Kenapa?" tanya Aira, Evan bingung harus bagaimana mengatakannya. Ia menggaruk alisnya lalu menatap Aira."Kira-kira kalo kita jangan pake panggilan saya lagi, gimana menurut kamu?" tanya Evan membuat Aira menyergit. "Maksudnya?" tanya Aira bingung."Ya secara 'kan, Tio sama Farra juga udah tau kalo kita udah nikah.Sekalian untuk jaga-jaga takutnya ntar di depan orang tua kita keceplosan manggil gitu." terang Evan membuat Aira langsung berfikir."Ya udah, emang mau panggilan apa?" lanjut Aira membuat Evan diam dan berfikir."Gimana kalo saya-kamu atau aku-kamu?" tanya Evan membuat Aira menyergit."Kalo aku mah gampang Kak lagian 'kan biasanya manggil Kakak juga,.Kakak sendiri gimana bisa nggak pake panggilan itu?" Aira balik bertanya membuat Evan langsung kesal."Ya bisalah," kesal Evan membuat Aira menggedikkan bahunya."Kali aja, 'kan orang kayak Kakak b
Baca selengkapnya
Rencana Membangun Yayasan Sendiri
Setelah makan batagor sampai kenyang. Aira mulai menguap, lalu menyandarkan kepalanya.Sedangkan Evan yang masih mengemudi kesal karena jalanan begitu macet. Sekitar jam 10 malam, akhirnya mereka sampai Evan menoleh ke samping ia tersenyum melihat Aira sudah tidur.Tanpa membuang waktu Evan langsung turun membuka pintu rumah dan pintu kamarnya.kemudian Evan kembali lagi ke mobil, ia menggendong Aira membawanya ke kamarnya, lalu ia merebahkan tubuh Aira di ranjang. Saat evan hendak merebahkan Aira ke ranjang. Tiba-tiba Aira menggeliat membuat Evan hilang keseimbangan dan akhirnya Evan jatuh menindihnya."Akh ...," ringis Aira karena merasa sakit di timpa Evan.Perlahan ia membuka matanya, ia langsung terbelalak mendapati Evan di atasnya."Awas Kak berat tau," kesal Aira sambil mendorong dada Evan. Seketika Evan sadar, ia langsung berdiri di ikuti dengan Aira duduk.Ia bangkit dari ranjang hendak mengambil tasnya, Evan yang melihat itu langsung menyergit."Mau kemana?" tanya Evan mel
Baca selengkapnya
Urus Surat Pindah Aira
Sore hari; Aira sedang manyapu halaman dan menyirami kebun Evan di belakang rumahnya."Perasaan Kak Evan itu orangnya jutek, diem dan jaim. Tapi kok bisa ya tangannya ramah banget sama sayuran, nih sampe seger-seger begini.Aku panen aja kali ya, sayang banget pada busuk," ucap Aira saat ia sedang menyirami kebun Evan.Disisi lain, Evan yang baru saja sampai langsung memarkirkan mobilnya.Baru saja Evan keluar dari mobil ia langsung heran melihat halaman bersih dan basah.'Siapa yang bersihin sama nyiram halaman ini? Masa sih Aira yang ngerjain?' batin Evan lalu ia bergegas ke rumah kecil Aira."Aira," panggil Evan sambil mengetuk pintunya. Aira yang sedang memetik sayuran, samar-samar mendengar namanya dipanggil."Di belakang," sahut Aira keras membuat Evan langsung bergegas ke belakang rumahnya.Dari kejauhan Evan melihat Aira yang begitu serius memetik semua kebunnya."Mau diapain itu segitu banyak? Mau jualan di pasar?" tanya Evan membuat Aira langsung berbalik."Dimasak 'lah,"
Baca selengkapnya
Anniversary Gagal
Malam hari; Aira sudah rapi dan sekarang ia sedang memandangi dirinya di depan cermin. Dengan balutan gamis biru muda dan juga pashmina."Aku ngapain sih dandan sampe gini banget. Palingan cuma akal-akalan Kak Evan biar aku baikan sama dia huh," ucapnya lalu ia menghembuskan nafas kasar.Tok! Tok! Tok!Terdengar suara pintu diketuk, Aira langsung membukanya tidak lupa ia mengubah ekspresinya menjadi jutek.Begitu Evan melihat Aira pandangannya langsung tidak bisa di alihkan dari wajah Aira."Kak, ini mau pergi atau nggak sih?" tanya Aira membuyarkan lamuanan Evan."I--iya yuk berangkat," ajak Evan, lalu menyodorkan tangannya berharap Aira mau memegang tangan Evan. Namun, hasilnya nihil Aira malah pergi begitu saja tanpa menghiraukan Evan.Sedangkan Evan langsung menurunkan tangannya kembali lalu menyusul Aira yang sudah masuk ke dalam mobil.Begitu Evan masuk ia manatap Aira tapi tidak dengan Aira. Ia langsung memalingkan wajahnya ke arah kaca mobil. Tanpa membuang waktu Evan langsun
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status