Share

Cita-Cita Asmi

Asmi mengembuskan napas berat.

"Ih Aa mah, Aa lupa ya soal Neng mau tinggal di desa?"

Mulut ini spontan membola, "ooh iya lupa hehe."

"Isssh dasar." Asmi ngambek, ia palingkan wajahnya ke samping.

"Hehe maaf Neng, Aa tuh terlalu mensyukuri dan menikmati masa-masa sekarang sampe lupa sama keinginan istri Aa untuk tinggal di desa, eh tapi Neng, ngomong-ngomong semuanya 'kan udah normal, sekarang Hasjun juga udah aman dan Neng udah gak terlalu cemas berlebihan lagi, kenapa Neng tetep mau pindah ke desa?" tanyaku serius.

Asmi kembali duduk normal.

"Sebetulnya A, enggak tahu kenapa ya Neng teh ngerasa lebih tertarik tinggal di desa dan ingiiin banget menghabiskan masa tua itu di desa, membesarkan anak-anak kita di alam dan aktifitas seperti Neng dulu, ngurus sawah, ngurus kambing dan lainnya, di desa itu udaranya bersih, apalagi di sawah dan di kebon, emm plong rasanya, bikin pikiran juga lebih rileks dan tenang," jawabnya panjang lebar.

Denger Asmi ngomongin suasana desa, aku jadi langsun
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status