All Chapters of Melahirkan Anak untuk Sang Miliarder: Chapter 11 - Chapter 20
138 Chapters
Kabar Gembira
"Selamat, Anda hamil."Dan kabar yang ditunggu-tunggu itu akhirnya datang. Di sini jelas Sera yang merasa paling senang, karena akan memiliki seorang anak, meski bukan ia yang mengandung dan melahirkan. Xander juga ikut senang karena istrinya merasa senang.Sedangkan Tania, wanita itu termenung. Entah harus merasa senang atau tidak. Ia mengandung anak dari seorang lelaki yang bukan merupakan suaminya. Ia harus hamil di saat dirinya sendiri belum menikah. Haruskah Tania senang?Ya, Tania harus senang. Karena setidaknya ia akan bebas tidak lama lagi. Hanya sembilan bulan lagi. Setelah itu hidupnya akan menjadi miliknya sendiri. Tania hanya perlu memberikan bayinya, lalu pergi ke manapun yang ia inginkan.Tania mengusap perutnya. Tersenyum. "Istirahatlah. Aku dan Xander akan keluar," ucap Sera setelah dokter yang memeriksa Tania telah selesai dengan tugasnya. "Jika membutuhkan sesuatu, panggil saja aku. Mengerti?"Kepala Tania yang bersandar di kepala ranjang mengangguk.Xander dan Sera
Read more
Memeriksakan Kandungan
"Hari ini kan jadwalmu memeriksakan kandungan?"Tania mengangguk. Dokter belum tahu pasti berapa usia kandungan Tania. Karena itu memintanya untuk datang ke rumah sakit. Ia juga sudah bersiap-siap dan hanya tinggal berangkat."Tapi maaf, aku tidak bisa menemanimu. Aku sudah ada janji dengan temanku," sesal Sera. Ia ingin sekali menemani Tania ke rumah sakit. Melihat bagaimana perkembangan bayinya. Tapi ia sudah terlanjur ada janji dengan temannya. Tidak enak jika dibatalkan begitu saja."Tidak apa-apa. Aku bisa pergi sendiri," balas Tania. "Xander akan menemanimu."Xander yang namanya disebut langsung menoleh. Tatapannya memprotes perkataan Sera. "Kau tidak ke kantor kan hari ini? Jadi tolong temani Tania," pinta Sera."Itu tidak perlu. Aku bisa pergi sendiri." Tania menanggapi cepat. Ia tidak ingin merepotkan Xander. Apalagi lelaki itu juga tampak keberatan."Dia bilang bisa pergi sendiri. Dengan kan?" Xander menatap Sera. Kemudian kembali fokus dengan ponselnya.Sera berdecak. "Ke
Read more
Menjadi Wanita Beruntung
"Huek–huek." Tania terus memuntahkan isi perutnya. Berjongkok di pinggir jalan dengan Xander yang mengusap punggungnya. Setelah berusaha menahannya, Tania akhirnya memuntahkan isi perutnya juga. Dalam perjalanan pulang, wanita itu meminta Xander untuk berhenti di saat mobilnya baru berjalan beberapa menit. Tidak peduli Xander merasa kesal, karena ia sudah tidak tahan. Tania juga tidak mungkin muntah di dalam mobil mahal Xander. "Sudah?" tanya Xander sembari menyingkirkan beberapa anak rambut Tania yang terjuntai ke depan. Lelaki itu tiba-tiba menunjukkan kepeduliannya setelah sebelumnya menampilkan wajah kesal, karena Tania yang menyuruhnya berhenti seenak jidat. Tania yang wajahnya sudah tampak pucat mengangguk lemas. Mata sayunya menatap Xander tidak enak hati. "Aku terus merepotkanmu. Maaf," ujarnya pelan. "Masih mual?" Tanpa menanggapi ucapan Tania Xander bertanya. Tania menggeleng. Lantas kembali masuk ke mobil dengan Xander yang menuntunnya. Lelaki itu merangkul pundaknya.
Read more
Kedatangan Orang Tua Xander
Sera menatap bingung beberapa pekerja bangunan yang berlaku lalang di mansionnya. Ia menghampiri Xander setelah lelaki itu selesai berbicara dengan salah satunya."Apa yang mereka lakukan?" tanya Sera."Aku menyuruh mereka untuk membuat lift di sebelah kamar."Dahi Sera berkerut. "Kenapa tiba-tiba?" Sebelumnya Xander tidak mau ada lift di mansionnya. Karena itu tidak dibangun lift. Xander membuka bibirnya. Ingin menjawab ketika melihat Tania menuruni tangga. Berjalan dengan langkah pelan sambil berpegangan pada pilar tangga. Mungkin takut akan terpeleset lagi."Tidak ada yang tiba-tiba. Aku memang sudah berniat membangun lift sejak lama," jawab Xander kemudian.Sera akhirnya mengangguk. Ia lantas menghampiri Tania karena melihat wanita itu. "Kenapa kau turun? Kepalamu sudah tidak pusing?" tanyanya.Tania menggeleng. "Aku sudah merasa lebih baik.""Syukurlah kalau begitu," ucap Sera. Kemudian meninggalkannya untuk pergi ke dapur sehingga hanya tersisa Xander. Tania memberanikan diri m
Read more
Permen Jahe
"Mommy melihat Xander?" Sera menghampiri Angeline. Bertanya pada ibu mertuanya itu. Ketika keluar dari kamar mandi, ia sudah tidak melihat Xander yang awalnya masih tidur di ranjang.Angeline yang sedang mengeluarkan sesuatu dari dalam wadah menoleh. "Xander sedang berkuda dengan Daddy mu," jawabnya.Sera mengernyit. "Pagi-pagi begini?" "Iya. Sekalian berolahraga katanya. Daddy mu yang memaksa Xander untuk ikut, karena tidak mau sendirian. Xander awalnya tidak mau. Tapi setelah dijanjikan Ferrari p4/5, anak itu langsung bersemangat," jelas Angeline.Sera terkekeh. Pantas saja Xander mau bangun pagi hanya untuk sekedar berolahraga. Suaminya itu paling malas jika disuruh olahraga, tapi meski begitu badannya tetap bagus. Ternyata Xander dijanjikan sebuah mobil yang memang sangat diinginkannya.Sera tahu mobil itu hanya diproduksi satu unit di dunia. Dan kalah cepat dengan daddynya yang sudah membelinya lebih dulu. Ayah dan anak itu memang sering bersaing untuk mendapatkan barang-barang
Read more
Alergi dan Perhatian
"Aku...sebelumnya tinggal di Galaxy club." Bibir Tania terlalu sulit berkata bohong sehingga kalimat itu keluar begitu saja dari mulutnya. Padahal ia sudah berencana tidak akan mengatakannya. "Apa?" Angeline menatapnya bingung."Bukankah itu tempat para pel–" Alex ikut bertanya. Tapi perkataannya belum selesai ketika ia kembali mengatupkan bibir."Tania tinggal di rumah yang berada didekat Galaxy club, Mom, Dad. Bukan di Galaxy Club-nya. Dia pasti salah berbicara." Sera menyahut dengan kekehan garing. "Benar kan, Tania?"Tania mengangguk kaku. Angeline diam dengan kernyitan di dahi sebelum ikut terkekeh. "Oh, jadi seperti itu."Suasana kemudian menjadi hening. Hanya ada suara sendok yang beradu dengan piring. Hingga suara batuk seseorang memecah keheningan. Semua orang menoleh pada Tania yang terbatuk hebat dengan tangan memegangi leher.Xander dengan gerakan tidak kentaranya mendorong gelas berisi air ke arah Tania. Lelaki itu duduk di depan Tania.Tania yang memang butuh minum lan
Read more
Tertawa Tanpa Beban
Keluar dari lift, Tania menghampiri pelayan yang terlihat sedang mengelap meja di ruang tamu. "Halo Lyla," sapanya dengan senyum tersungging di bibirnya."Nona? Nona sudah sembuh?" tanya Lyla. Ia tidak ke kamar Tania karena Angeline melarangnya. Nyonya besarnya itu yang berkata akan merawat Tania sendiri."Sudah," jawab Tania. Hanya ruam kemerahan di kulitnya akibat alergi saja yang masih tersisa. Tapi sudah tidak terlalu gatal seperti sebelumnya."Saya melihat Nona sepertinya sangat senang? Karena sudah sembuh ya?"Tania yang wajahnya berseri, tampak semakin berseri lagi. Wanita itu tersenyum sangat lebar. Ia memang senang karena sudah tidak merasa sesak napas dan demam lagi, kulitnya juga tidak terlalu gatal. Tapi ada yang membuat Tania lebih merasa senang. Yaitu orang yang merawatnya hingga sembuh seperti ini.Tania merasa dipedulikan, diperhatikan oleh ibunya. Angeline memang bukan ibunya. Tapi bolehkah Tania menganggapnya sebagai ibunya? Tania terlalu senang mendapatkan sesuatu y
Read more
Anak Itik yang Tersesat
Tania keluar dari mobil setelah dibukakan pintu oleh Jonathan. Lalu berjalan bersisian melewati lorong rumah sakit. Setelah 'bergosip' tentang Xander, Jonathan mengajak Tania untuk jalan-jalan. Tania menerimanya karena ia tidak ada pekerjaan di rumah. Tania merasa bosan.Niat awal memang untuk berjalan-jalan. Tapi saat di perjalanan, Jonathan tiba-tiba menerima telepon dari rumah sakit. Jadilah mereka di sini sekarang."Kau mau menunggu di ruangan ku?""Aku ingin berkeliling sekitar rumah sakit saja. Apakah boleh?""Boleh, terserah padamu. Aku mengajakmu jalan-jalan, tapi malah berakhir di sini. Maaf ya," ucap Jonathan tidak enak hati. Tapi pasiennya tidak bisa ditinggalkan."Tidak apa-apa." Tania tersenyum tidak masalah."Aku akan menyelesaikan pekerjaanku dengan cepat. Lalu kita pergi ke tempat yang kau inginkan."Tania mengangguk. Jonathan mengacak rambutnya, kemudian pergi ke ruang operasi. Mereka berdua memang langsung akrab secepat itu. Karena Tania melihat Jonathan sebagai oran
Read more
Salah Orang!
"Dari mana saja kau?!"Tania baru memasuki pintu masuk mansion saat teriakan Xander itu membuatnya berjengit kaget."Kau dari mana? Kenapa tidak memberitahu jika ingin pergi?" Sera bertanya pada Tania. "Dia pergi bersamaku. Bukankah pelayan sudah memberitahumu?" Jonathan yang baru masuk menyahut. Saat ia mengajak Tania pergi, Xander dan Sera sedang tidak ada. Tapi ia sudah memberitahu pelayan agar mengatakannya pada mereka."Apa ada yang mengizinkanmu membawanya?" ujar Xander datar. "Kau bisa memberitahuku atau Sera terlebih dahulu. Dia panik mencarinya.""Sera yang panik, atau dirimu X?"Sera mengerutkan kening. "Kau berbicara tidak jelas lagi," ucapnya dengan memutar bola matanya. "Xander tentu saja juga panik. Tania tidak bisa ditemukan, sementara dia membawa anak kami di perutnya.""Baiklah, baiklah, aku minta maaf karena mengajak Tania pergi tanpa memberitahu kalian dulu." Jonathan mengalah.Xander melihat Tania yang menunduk. "Apa kau tidak bisa mengabari barang hanya sebentar?
Read more
Juru Masak Xander
Tania bergerak gelisah dalam tidurnya. Tubuhnya ia baringkan dengan posisi miring ke kiri. Sebentar kemudian berubah menjadi ke kanan. Lain menjadi terlentang.Tania membuka matanya sembari memegangi perut sebelum kemudian duduk. Ia mengucek matanya, lalu melirik ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul dua pagi.Tidur Tania sudah sangat nyenyak sebelumnya. Tapi dibangunkan oleh rasa lapar di perutnya. Ia sudah mencoba menahan dan berusaha untuk kembali tidur, tadi tidak bisa.Tania akhirnya turun dari ranjang dan berjalan keluar kamar. Suasana di sekitarnya tampak sepi dan gelap. Semua orang pasti sudah tidur. Pintu kamar Xander dan Sera juga tertutup rapat.Tania pergi ke dapur. Tanpa menyalakan lampu, ia masuk ke dalam. Mencari makanan yang bisa dimakan di dalam kulkas. Tapi tidak terdapat apapun. Hanya ada bahan makanan mentah. Tania tidak bisa menunggu untuk memasaknya terlebih dahulu.Tania beralih ke lemari pantry, dan ia menemukan sesuatu di sana. Sebuah toples berisi
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status