Jam baru menunjukkan pukul enam pagi. Matahari bahkan belum benar-benar naik sempurna, tapi rumah berwarna krem di ujung jalan itu sudah riuh luar biasa. Bukan karena televisi menyala atau suara radio kencang, melainkan suara teriakan, tawa, dan tangisan tiga bocah mungil yang berusia tiga tahun.“Bunda… Raka lapar!” teriak seorang bocah dengan rambut acak-acakan, sambil berlari ke dapur. Itu si sulung kembar, Raka, yang meski hanya berbeda beberapa menit dari saudara-saudaranya, selalu merasa dirinya paling tua dan paling berhak duluan.Belum sempat Aluna menjawab, suara lain menyusul.“Bunda… Rama juga lapar, tapi Rama mau susu dulu…” suara ini lebih lembut, disertai tatapan mata bulat yang penuh harap. Itulah Rama, si kembar nomor dua, paling kalem, paling penurut, tapi justru sering bikin Aluna kewalahan karena manja.Dan tentu saja, tak lama kemudian terdengar suara ketiga, lebih keras, disertai langkah kecil yang berisik.“Bunda! Rajen nggak mau nasi, mau biskuit ajaaaa!” teriak
Last Updated : 2025-09-08 Read more