All Chapters of Pembalasan Istri Sah Ditinggal Kawin Saat Jadi TKI: Chapter 11 - Chapter 20
78 Chapters
Pengganggu
"A Bimo!""Ayah!"seru Serentak Dita dan Devina. Cukup kaget karena tidak menyangka akan bertemu Bimo di sana.'Ih, menyebalkan! Bukankah dia sudah setuju untuk kasih kesempatan aku menghabiskan waktu dengan Vina? Dasar pembohong!' Dita mengutuki Bimo di dalam hatinya. Tentu saja ia tidak tahu jika semua itu adalah ulah Nadiya."Ah, siapa ini?" seru Nadiya dengan wajah kaget yang sengaja dibuat-buat. "Kita ketemu begini, takdir bukan, sih? Karena sudah ketemu, bagaimana kalau kita belanja bersama? Terdengar menyenangkan bukan?"“Tapi….” Bimo melirik ke arah Dita dengan terang-terangan. Ia sengaja tidak menyelesaikan perkataannya. Seolah-olah meminta izin kepada mantan istrinya.Tidak pantas rasanya jika ia datang dan menginterupsi kesenangan sementara yang diberikannya kepada Dita.Sementara itu, Dita segera membuang pandangan. Berpura-pura tidak melihat kode dari Bimo. Dalam hati ia berharap jika mantan suaminya peka terhadap sikapnya dan segera mengajak Nadiya pergi dari sana."Hm,
Read more
Bayar Saja Sendiri
Mengabaikan Bimo, Dedi memilih untuk pergi ke tempat lain. Pria itu malas jika harus duduk bersama dengan Bimo.Di sisi lain, Nadiya memilih barang yang berbeda sambil terus mengawasi gerak-gerik Dita. Ia akan mengambil kesempatan untuk membuat wanita itu sakit hati.Saat ia melihat Dita memilih dan akan membawakan Devina sebuah baju, Nadiya pun melakukan hal serupa. Lalu, dengan cepat menghampiri gadis kecil itu."Vina, lihat deh, baju ini cocok untuk kamu–""Wah, kamu cocok sekali pakai ini, Vina!" seru Nadiya menyela perkataan Dita dengan suara yang sedikit keras.Devina terlihat senang. Baju yang dipegang oleh Nadiya adalah sebuah gaun yang memang telah lama diidamkan oleh gadis kecil itu."Wah, Mama ingat kalau aku mau baju yang seperti ini? Makasih, Ma," ujar Devina memeluk tubuh Nadiya.Dita yang masih mematung di belakang Devina menggenggam pakaian yang dibawanya dengan erat. Tentu saja ia merasa kesal. Harusnya yang berada di posisi itu adalah dirinya, bukan Nadiya.Beberapa
Read more
Jangan Melarangku
Beruntung Lastri dan Alya datang tepat waktu.“Vina liat mainannya sama Tante Lastri dan Tante Alya dulu, ya.” Dita mengulas senyum hangat pada putrinya dan mendapat anggukan kecil dari anak itu.“Kita lihat boneka yang di sana, yuk, Vina,” ajak Alya yang segera memahami situasi. Ketiga orang itu pergi meninggalkan Dita dan Bimo.“Kenapa kamu melanggar janji kamu, A. Bukankah kamu sudah mengizinkan Devina untuk menghabiskan waktu bersamaku hari ini? Lantas kenapa kamu mengusik kesenangan yang baru kami lewati beberapa jam ini?” Dita menatap kesal pada mantan suaminya tersebut.“Aku tidak tahu kalau kalian juga ada di sini. Aku hanya mengantar Nadiya yang ingin belanja keperluan Nada di sini,” elak Bimo.“Lalu kenapa kamu tidak membawa istrimu ke tempat lain dan malah membiarkan dia mengikuti kami?”“Kamu melihat sendiri bukan, bagaimana kerasnya Nadiya?”“Bukankah seharusnya sebagai suami, kamu bisa membujuk istrimu?” Dita mendesis kesal. “Oke, kita abaikan tentang istrimu yang terus
Read more
Hanya Mengingatkan
Bimo hanya bisa menghela napas pasrah dengan segala kekesalan yang sedang ia rasankan. Kedua wanita itu sama -sama keras kepala. Tidak. Setahu Bimo, Dita dulu bukanlah wanita seperti itu. Dita dulu adalah istri yang sanagat penurut dan patuh padanya. Ah, kenapa ia jadi mengenang masa lalu. Yang jelas, Bimo harus mencegah dua wanita itu bertemu lagi atau mereka akan membuat keributan dan mengundang perhatian para mengunjung yang lain.“Tante makasih, ya, udah beliin Vina ini,” ucap Devina sembari menujuk keranjang yang tengah ia dorong.“Sama-sama, Sayang. tante, kan, sudah janji sama kamu kalau hari ini Tante akan belikan apa pun yang Vina mau.” Dita menghentikan langkahnya dan wanita jongkok di lantai untuk mengimbangi tinggi Devina. “Besok tante harus pulang ke Malang dan tente enggak tahu kapan kita bisa ketemu lagi. Jadi, hari ini kita akan menghabiskan waktu bersama, ya,” ucap Dita.“Iya, Tante,” balas Devina dengan senyum yang mengembang dikedua sudut bibir mungilnya. Dita seg
Read more
Memberi pelajaran
Bimo tampak mencengkeram sebelah tangan Nadiya yang terangkat dan nyaris melayangkan sebuah tamparan di wajah Dita. Rahangnya tampak mengeras, pertanda bahwa ia sangat murka atas perbuatan istrinya. Sementara itu, Dita refleks menutup wajahnya dengan kedua tangan, berusaha menghindari tindakan kasar yang akan dilakukan Nadiya padanya. Mendapat serangan mendadak, Nadiya pun Sigap menoleh ke bekakang dan seketikan matanya membeliak sempurna, saat mendapati sang suami yang ternyata berusaha menahannya. "Kamu apa-apaan sih, Ä?" bentak Nadiya dengan tatapan murka. Jelas saja ia tidak terima atas perlakuan suaminya. Secepat kilat Nadiya berusaha mengentakkan tangannya, berusaha melepaskan dari cengkeraman Bimo. Nihil. Alih-alih melepaskan, Bimo justru menyeret wanita itu keluar dari pusat perbelanjaan tersebut. "A, apa yang kamu lakukan? Lepaskan aku!" Nadiya memberontak dan berusaha melepaskan tangannya berulang kali. Namun, lagi-lagi ia gagal lantaran cengkeraman tangan kekar di per
Read more
Berpisah
Dita memandang senang wajah cantik Devina yang tersenyum bahagia. Senyum yang telah lama tak dilihatnya, dan mungkin butuh waktu yang tak sebentar untuk melihat senyuman itu lagi.Jujur saja, Dita sangat tidak rela berpisah dengan putri kecilnya itu. Namun, dia pun tidak bisa melanggar janji yang telah dibuatnya kepada Bimo. Terkadang rasa egois menguasainya. Agar pergi dan hidup berdua dengan Devina."Mau pulang sekarang?" tanya Lastri memegang pundak Dita. Wanita itu tampak tersentak dan kembali ke dunia nyata."Ah ... i-iya. Kita pulang aja, yuk. Kasian Devina pasti capek," jawab Dita kikuk. "Iya, ‘kan, Sayang?" Ia mengalihkan pandangan ke arah Devina.Gadis kecil itu tersenyum lebar. "Aku masih kuat, kok, Tante. Tapi ...." Devina tampak ragu untuk menyelesaikan perkataannya.Sesaat Dita saling beradu pandang dengan Lastri dengan wajah yang tampak keheranan. "Tapi kenapa, Sayang?""Aku mau pulang saja, Tante. Aku mau sama Mama dan Ayah," jawab Devina ragu dengan nada yang semakin
Read more
Kampung Halaman
Kedua sahabat itu mulai membersihkan dan membereskan rumah peninggalan orang tua Dita. Terlihat beberapa tetangga yang saling berbisik bertanya apakah anak pemilik rumah itu sudah kembali. Yang mereka tahu, Dita memang pergi ke luar negeri untuk menjadi seorang TKI. Dita tidak peduli dengan omongan beberapa tetangga yang membicarakan perihal dirinya yang tidak kembali saat orang tuanya meninggal, dan mencibir dirinya.Benar yang dikatakan Lastri, mereka benar-benar akan berkeringat hari ini. Kedua sahabat itu mulai memilah beberapa barang yang masih bisa dipakai dan memang harus dibuang.Barang-barang yang ada di dalam rumah pun masih dengan posisi yang sama saat terakhir ditinggalkan oleh pemiliknya. Dita mulai menurunkan foto-foto yang menempel di dinding dan membersihkan debu-debu yang menempel. Rasa nyeri itu kembali mengingatkannya pada dua orang terpenting yang sangat berarti dalam hidupnya selama ini. Helaan napas panjang terdengar dari wanita itu. Dita mulai melanjutkan kegi
Read more
Tamu Asing
“Mas Indra?” Dita berucap pelan sembari menatap pria di depannya.“Mas kapan datang? Kenapa tiba-tiba ada di rumah?” tanya Ayu sembari menghampiri pria tersebut.“Salim dulu,” ucap pria jangkung tersebut sembari menyodorkan tangannya di depan wajah Ayu, dan langsung disambut oleh remaja tersebut, lalu mencium punggung tangan pria itu. “Pintar,” ucap pria itu sembari mengelus pucuk kepala Ayu.“Mas, Ayu bukan anak kecil lagi,” protes Ayu yang memanyunkan bibirnya dan menepis tangan pria tersebut.“Dita?” Seorang wanita paruh baya yang muncul dari dapur segera berjalan menghampiri Dita. “Ya ampun, akhirnya ibu bisa ketemu lagi sama kamu.” Wanita paruh baya tersebut langsung memeluk Dita dan terisak.“Alhamdulillah, Bu. Tuhan masih memberikan Dita umur panjang, dan bisa kembali lagi ke desa kelahiran Dita ini,” ucap Dita yang membalas pelukan wanita paruh baya tersebut.Wanita itu semakin terisak dalam pelukan Dita. Sedangkan Dita hanya bisa mengusap lembut punggung wanita paruh baya i
Read more
Aku Sudah Bercerai Dengannya, Bu.
“Mbak Dita, ya?” tanya wanita bergaun merah tersebut. “Iya. Maaf kamu ….” Dita tidak melanjutkan kalimatnya. “Kenalkan saya Inggrit, Mbak. Calon istri Mas Indra,” wanita itu memperkenalkan diri sembari tersipu. “Mas Indra meminta saya agar menjemput Mbak Dita dan Mbak Lastri untuk makan malam bersama di rumah Ibu,” ucapnya lagi.“Oalah. Maaf, ya, jadi ngerepotin,”balas Dita yang merasa tidak enak hati.“Tidak apa, Mbak. Mas Indra minta maaf tidak bisa menjemput, karena takut akan menjadi fitnah dan gunjingan para tetangga nantinya. Ayu juga masih mengerjakan tugas sekolah. Katanya biar cepat selesai supaya bisa ngobrol sama Mbak Dita setelah makan malam,” jelas Inggrit sembari tersenyum pada kedua wanita di depannya.“Ya ampun eggak tahu diri banget kita, ya, Ta. Udah numpang makan, enggak bantu apa-apa lagi,”celetuk Lastri. “Eggak apa, Mbak. Kami senang dengan kedatangan kalian, kok. Ibu sama Ayu jadi terlihat lebih ceria,” sanggah Inggrit. Ketiga wanita itu pun berjalan bersama
Read more
Kamu?
Dita tidak kuasa menahan air matanya saat Ibu memeluk tubuhnya. Wanita paruh baya itu juga menangis. “Dita baik-baik saja, kok, Bu. Mungkin ini sudah menjadi takdir Dita. Dita yakin bisa melewati semua ini,” imbuh Dita yang sedang mengulas senyum tipis. Ibu mengangguk dengan air mata yang terus menetes. Ia hanya sedang menghibur Dita dengan percaya jika wanita itu baik-baik saja. Tidak ada orang yang baik-baik saja dengan sebuah perpisahan. Sebaik apa pun cara yang ditempuh, tetapi tetap akan meninggalkan luka dan kesedihan.Banyak hal yang ingin ditanyakan oleh wanita paruh baya itu pada Dita, tetapi dia juga tidak ingin kembali mengulik luka yang belum mengering. Dia tahu bagaimana perjuangan Dita terhadap mantan suaminya tersebut. Dita rela tinggal bersama suaminya di tempat asing dan jauh dari kedua orang tuanya. Bahkan Dita rela bekerja di negeri orang demi membantu perekonomian keluarga kecilnya, meninggalkan buah hati yang masih kecil. Dan ... setelah perjuangan itu, bukan k
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status