All Chapters of AKAN KUBALAS KECURANGAN SUAMIKU: Chapter 11 - Chapter 20
25 Chapters
Bab 11
AKAN KUBALAS KECURANGAN SUAMIKU"Ayah dan Ibu lebih percaya dengan omongannya Mas Ridwan daripada Arin? Arin yang telah dikhianati Mas Ridwan. Dia menjalin hubungan dengan Indri, keponakan Mbak Jum. Dan mereka juga sudah menikah siri," jelasku dengan napas yang tersengal-sengal."Indri? Kamu salah, Rin. Mereka hanya teman, tidak lebih. Bukannya Indri karyawan kalian? Kenapa kamu berpikir sejauh itu?" jawab ibu masih tetap tidak percaya dengan penjelasanku. Sebenarnya apa yang telah Mas Ridwan dan Indri katakan pada orang tuaku? Sampai-sampai Ayah dan Ibu begitu percaya dengan mereka."Salah? Arin melihat dengan mata kepala Arin sendiri. Semua karyawan toko saksinya. Arin juga punya saksi kalau mereka sudah menikah siri. Tapi kalau Ayah dan Ibu memang tidak percaya dengan Arin, tidak apa-apa," jawabku langsung berlalu meninggalkan Ayah dan Ibu ke kamar dengan mengajak Arza.Ku'dudukkan Arza di atas kasur dan kuputarkan film kartun favorit dia. Langsung kuhempaskam tubuh ini di samping
Read more
Bab 12
AKAN KUBALAS KECURANGAN SUAMIKU Kuparkirkan mobil dan tetap berada di dalam. Kini mataku terarah pada dua orang yang sedang bergandengan mesra hendak masuk ke dalam toko. Mas Ridwan dan Indri. Aku tidak ingin Arza melihat papanya bersama perempuan lain. Arza memang masih kecil, tapi dia tidak boleh melihat kelakuan papanya yang memalukan seperti itu. Akan kubimbing dan kudidik Arza tumbuh menjadi anak yang baik. "Mama, ayo ulun, ayo!" Dengan ucapan polosnya, Arza mengajakku turun dari mobil."Iya, Nak, sebentar ya!" jawabku dengan melihat ke depan menunggu Mas Ridwan dan Indri benar-benar masuk."Ayo Arza, kita turun!" ajakku setelah melihat Mas Ridwan dan Indri masuk ke toko."Pagi, Bu," sapa beberapa karyawan dengan mengulas senyum."Pagi."Aku melihat renovasi toko sudah hampir selesai. Memang tidak butuh waktu lama, karena hanya merenovasi bagian tengah. Pembatas antara tokoku dengan toko Mas Ridwan."Din. Tolong kamu temani Arza sebentar!" pintaku dengan mendekatkan Arza pada
Read more
Bab 13
AKAN KUBALAS KECURANGAN SUAMIKU"Mas Ridwann ...," teriakku dengan menggedor pintu rumah kontrakan Indri.Klek Sosok perempuan yang tak asing bagiku keluar dari balik pintu.Mbak Jum? Ternyata sekarang dia tinggal dengan Mas Ridwan dan Indri? Heh ... tiga pengkhianat kumpul jadi satu. Tapi bukan itu yang menjadi urusanku saat ini."Mas Ridwan mana?" tanyaku langsung menyelonong masuk ke dalam."Arin, sabar!" panggil Feby dengan menarik tasku. "Sabar? Kamu memintaku untuk sabar, Feb? Mas Ridwan tiba-tiba mengambil Arza dari rumah Ibu." Feby pun kena sasaran atas kemarahanku pada Mas Ridwan."Ada apa ini?" tanya Mas Ridwan yang keluar dari balik gorden."Arza mana? Kenapa kamu bawa Arza dari rumah Ibu? Keterlaluan.""Arin ... Arin. Kamu tuh bisa ngga sih, ngga usah marah-marah! Arza itu anakku juga. Terus, apa salah kalau seorang Ayah mengajak anaknya sendiri?""Tergantung. Ayah seperti apa dulu? Aku ke sini bukan untuk bicara panjang lebar denganmu. Sekarang, Arza, mana?"Kesabarank
Read more
Bab 14
AKAN KUBALAS KECURANGAN SUAMIKU Setelah pulang dari rumah Dina, aku ingin ke tempat Ayah dan Ibu. Sedangkan Arza memang sengaja tidak kuajak. Alhamdulillah, dua hari tinggal di butik, Arza terlihat nyaman dan langsung akrab dengan karyawan di sana. Aku pun tidak khawatir saat meninggalkan Arza bersama mereka.Aku meminta salah satu karyawan di butik untuk fokus menjaga Arza selama kutinggal. Sambil mencari pengganti Mbak Jum.-----"Assalamu'alaikum.""Wa'alaikumsalam." terdengar jawaban salam dari Ibu. Raut wajah Ibu terlihat begitu kesal. Sepertinya Ibu masih marah denganku."Ayah mana, Bu?" Ibu tidak menjawab pertanyaan dariku, bahkan menatap pun enggan. "Ibu masih marah?" tanyaku lagi. "Arin ke sini untuk memberitahu Ayah dan Ibu, kalau sekarang Arin dan Arza tinggal di butik."Seketika Ibu langsung menatapku tajam."Kamu keluar dari rumah itu?""Iya, Bu. Arin memang mengosongkan rumah tersebut, karena Arin ingin membuktikan kalau tuduhan Mas Ridwan itu salah besar."Hahh ... t
Read more
Bab 15
AKAN KUBALAS KECURANGAN SUAMIKUAku berusaha untuk tetap tenang saat duduk di kursi sidang yang seumur hidup tak pernah kubayangkan sedikitpun.Pandanganku terus menatap ke depan dan tak ingin menoleh ke samping. Di mana ada Mas Ridwan yang duduk di sebelahku.Ketika sidang sudah dibuka oleh Hakim Ketua, perasaan deg-deg'an begitu terasa. Meskipun memang sudah mantap untuk bercerai dengan Mas Ridwan, tapi persidangan ini membuat perasaanku tiba-tiba begitu pilu. "Saudara Ridwan Setiawan, apakah anda tidak mempertimbangkan kembali keinginan anda untuk bercerai dengan saudari Arin Prameswati?"Sebuah pertanyaan dari Hakim Ketua yang ditujukan pada Mas Ridwan. Meskipun pandangan ke depan, tapi aku tahu kalau Mas Ridwan menoleh ke arahku sebelum akhirnya menjawab pertanyaan dari Hakim Ketua."Tidak Bapak Hakim, saya tetap pada pendirian saya untuk bercerai."Jawaban yang membuat perasaanku berkecamuk. Tapi memang inilah yang harus aku hadapi. Karena sudah menjadi pilihan."Lalu, bagaima
Read more
Bab 16
AKAN KUBALAS KECURANGAN SUAMIKU"Bu Arin akan datang atau mewakilkan saya dalam sidang ikrar talak besok?" tanya Pak Herman pengacaraku."Apa saya harus datang, Pak Herman?""Alangkah lebih baiknya kalau Bu Arin datang dalam sidang ikrar talak. Karena sudah mendapat surat panggilan dari pengadilan. Kalaupun ingin diwakilkan juga tidak apa-apa.""Ya sudah, saya akan datang.""Baik, Bu. Besok kita bertemu di pengadilan."----------Setelah beberapa kali melewati sidang. Hari ini memasuki sidang ikrar talak. Kali ini aku akan hadir dalam sidang tersebut. Setelah bebarapa kali sidang sebelumnya, aku lebih memilih tidak hadir karena sudah memberi kuasa penuh pada Pak Herman, pengacaraku.Dari awal, sidang perceraianku dengan Mas Ridwan memang berjalan lancar. Mungkin karena aku dan Mas Ridwan sama-sama menginginkan proses perceraian ini segera selesai. Meskipun dari pihak pengadilan selalu memberi kesempatan pada kami untuk memperbaiki rumah tangga dan rujuk kembali.Hemh ... kuhembuskan n
Read more
Bab 17
AKAN KUBALAS KECURANGAN SUAMIKU "Mbak Arin?" sapa seorang pelanggan yang terlihat keluar dari tokonya Mas Ridwan."Mbak Dila. Kenapa Mbak? Ada yang bisa saya bantu?" "Sekarang toko batiknya sudah beda ya, Mbak? Kenapa karyawannya tidak ada yang saya kenal? Makanya saya langsung keluar dan mencari toko milik Mas Ridwan dan Mbak Arin. Tapi mbaknya itu melarang saya untuk masuk ke toko ini," terang Mbak Dila dengan menunjuk perempuan di pojokan.Mbak Jum? Akhirnya dia muncul lagi di toko ini setelah berapa lama tidak kelihatan bak ditelan bumi."Toko sudah dibagi menjadi dua, Mbak. Dan kebetulan, semua karyawan yang dulu ada di toko saya. Silahkan masuk dan dipilih! Nanti karyawan saya akan melayani dengan sepenuh hati." Aku memandang Mbak Jum dengan tatapan tajam. Dia terlihat begitu gugup dan salah tingkah.Tidak berapa lama, terlihat Mas Ridwan datang bersama Indri. Akhirnya, laki-laki tidak bertanggung jawab itu menampakkan batang hidungnya.Sepertinya yang Mas Ridwan lakukan hany
Read more
Bab 18
AKAN KUBALAS KECURANGAN SUAMIKU"Arin," ucap Mas Ridwan. Aku masih tetap berdiri karena rasanya enggan untuk mendekat.Seketika Ayah dan Ibu menatapku dengan menganggukan kepala. Pertanda kalau aku harus mendekat pada Mas Ridwan.Perlahan aku melangkahkan kaki dan mendekat. Kini aku sudah duduk persis di hadapan Mas Ridwan. Wajahnya tidak menunjukkan penyesalan atas perbuatannya. Tapi kulihat Mas Ridwan memendam rasa amarah yang begitu besar.Aku hanya terdiam menunggu Mas Ridwan akan bicara apa. Sesekali pandanganku menoleh ke arah Ayah dan Ibu yang ada di sebelahku."R-Rin, aku akan menyerahkan semua toko untukmu. Mobil dan juga rumah yang aku tempati saat ini bersama perempuan penipu itu," terang Mas Ridwan dengan pandangan nanar.Aku begitu kaget dengan apa yang diucapkan Mas Ridwan. Apa maksud Mas Ridwan? Dan perempuan penipu, siapa yang dia maksud? Indri kah? Pikirku penuh tanda tanya.Tiba-tiba Mas Ridwan memegang tanganku dengan tangan yang terborgol. "Maaf." Aku pun segera
Read more
Bab 19
AKAN KUBALAS KECURANGAN SUAMIKU"Apa ini, Rin?" tanya ibunya Mas Ridwan yang saat itu tengah duduk di samping ibuku.Kebetulan malam ini kedua orang tuaku dan kedua orang tua Mas Ridwan berkumpul. Mereka semua memang akan menginap di rumah kontrakanku untuk beberapa hari."Itu kunci rumah dan juga kunci mobil milik Mas Ridwan, Bu."Kedua orang tuanya Mas Ridwan saling berpandangan. Sepertinya mereka terlihat bingung."Kemarin Mas Ridwan meminta Arin untuk mengambil semua harta miliknya dari Indri. Apa tadi Mas Ridwan tidak cerita pada Ayah dan Ibu soal ini?"Mereka terlihat menggelengkan kepala."Apa Mas Ridwan tidak cerita apapun soal Indri?" tanyaku lagi pada kedua orang tua Mas Ridwan.Lagi-lagi mereka menggelengkan kepala."Waktu Ayah dan Ibu menemui Ridwan, dia tidak bicara apa-apa soal itu. Ridwan hanya menangis dan meminta maaf atas perbuatannya selama ini. Ayah dan Ibu juga tidak bertanya apapun padanya. Rasa kecewa kami pada Ridwan masih begitu terasa.Sekarang ini aku tidak
Read more
Bab 20
AKAN KUBALAS KECURANGAN SUAMIKU"Arin," sapa Daffa dengan tatapan yang begitu hangat. Sesaat kami pun saling berpandangan."Ekhem ... ekhem ... kaya'nya yang jemput kamu ngga cuma Arin deh, Daff. Aku seperti ngga dianggap," ucap Feby membuat kami mengalihkan tatapan padanya."Iya, bawel," ucap Daffa dengan mengelus rambut Feby dengan kasar. "Mobil kamu mana, Feb?""Di rumah Arin. Nanti kita ke sana dulu ambil mobilku, Daff!"Daffa tidak menghiraukan jawaban dari Feby. Tetapi dia malah menatapku lagi. Dan kali ini tatapannya begitu dalam.Aku sangat gugup dan salah tingkah dengan sikap Daffa yang seperti itu."Pulang ... pulang." Lagi-lagi Feby membuat kami kelimpungan. "Daff, kamu mau duduk di depan dengan Arin atau di belakang?" tanya Feby."Depan aja deh, Feb." jawab Daffa yang membuat mataku membulat sempurna. "Eh, maksudku belakang aja." Sepertinya dia memang sengaja ngerjain aku.Kuhembuskan napas lega dengan memalingkan wajah."Berarti aku di depan dengan Arin, ya. Terus kamu di
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status