Semua Bab Membungkam Nyinyiran Mertua Dan Tetangga Dengan Kesuksesan: Bab 31 - Bab 40
137 Bab
Bab 31
"Aku tau namamu, sebab Bu Ratmi setiap berkunjung ke rumahku selalu bercerita tentang Mas Romi. Dia juga memberitahuku, kalau istrinya bernama Mira. Apa ada yang salah?" tanya Mbak Delisa, dia juga menceritakan darimana dia mengetahui namaku. "Nggak ada yang salah kok, Mbak. Cuma aku kaget saja, Mbak Delisa bisa tau namaku. Ya sudah ayo diminum tehnya, Mbak!" Aku mempersilahkan Delisa untuk meminum tehnya."Iya, Mira, terima kasih," sahutnya.Kemudian Mbak Delisa pun meminum teh yang aku bikinkan, serta mencicipi kue yang aku sajikan. Setelah cukup lama dia berada di rumahku, Mbak Delisa pun pamit kepadaku serta kepada suamiku. Dia juga memberitahu kami, kalau rumahnya tidak jauh dari rumahku saat ini.*****"Lusi, katanya kamu mau pindah deket rumah Mbak. Ayo sini main, kota lihat tempat kontrakannya, sebab Mbak sudah menemukan tempat yang cocok untukmu!" Aku mengabari Lusi, kalau sudah ada kontrakan yang dekat dengan rumahku."Iya, Mbak. Lusi nanti siang meluncur ke rumah, Mbak.
Baca selengkapnya
Bab 32
"Eh, Marni. Kamu mau makan bakso juga?" tanyaku."Ya iyalah, Mbak. Masa iya aku datang ke sini makan soto, orang warung ini cuma jualan bakso tidak jualan soto. Dasar, orang aneh," sahut Marni menggerutu, kemudian dia duduk di kursi kosong yang ada di sebelahku.Marni menjawab ucapanku, dengan begitu sinis tidak ada ramahnya sama sekali. Mungkin dia terlalu benci padaku, atau bagaimana aku tidak tahu. Selama aku berada di kampungnya Mas Romi dan mengontrak dekat rumahnya, tidak pernah ada kata santun untukku, yang terucap dari mulut Marni. Tapi ya sudahlah, toh sekarang aku sudah bukan tetangganya lagi."Maksudku bukan seperti itu juga, Marni. Aku hanya mau menawari kamu makan bakso bersama. Ya kalau memang kamunya tidak mau, ya sudah." Aku berbasa basi, berkata menawari Marni. "Oh, jadi maksud Mbak Mira aku mau ditraktir, gitu?" Marni bertanya kepadaku."Iya, Mbak Marni. Mbak Mira tadinya mau nraktir, Mbak Marni. Tapi karena Mbak Marni sepertinya tidak mau, jadi Mbak Mira nggak jad
Baca selengkapnya
Bab 33
Mereka yang membaca ceritaku banyak yang menyukai, dengan apa yang aku tulis saat ini, walaupun sudah mirip seperti sinetron ikan terbang. Sesampainya di depan pintu, tanpa pikir panjang dulu aku segera membukakan pintu rumahku. Setelah aku buka, yang mengetuk pintu rumahku ternyata Bu Ratmi. Ia tengah berdiri tepat di depan pintu rumahku, sambil berkacak pinggang juga dengan wajah yang merah padam. "Eh ada, Ibu. Ayo masuk, Bu," ajakku."Nggak usah sok baik deh kamu, Mira. Aku tau kok, kamu sebenarnya nggak suka 'kan dengan kedatanganku?" Bu Ratmi bukannya menyambut ajakanku dengan terima kasih, tetapi dia malah berkata dengan sinis."Nggak kok, Bu. Siapa yang bilang, kalau Mira nggak seneng Ibu datang? Mira seneng kok, Bu. Ayo, Bu masuk," ajakku lagi.Aku berkata bohong kepada Bu Ratmi.Padahal kenyataannya, aku memang tidak suka dengan kehadirannya, sebab dengan kehadirannya aku akan terus-menerus sakit hati karena ucapannya. Tapi mungkin akan berbeda, jika dia telah merubah sika
Baca selengkapnya
Bab 34
"Eh, ada Mbak Romlah. Maaf ya, kami sedang ada sedikit insiden." Aku berkata sambil tersipu, sebab malu sama Bu Romlah."Nggak apa, Mira. Mbak kesini cuma mau ngasih ini, ada sedikit oleh-oleh buat kamu, sebab suami Mbak baru datang habis dinas dari luar kota. Ini terima." Mbak Romlah, menyerahkan bungkusan paper bag dari tangannya kepadaku.Aku pun segera menerima, pemberian dari Mbak Romlah. Rupanya Mbak Romlah, walaupun wajahnya jutek dan nada bicaranya selalu sinis, terapi dia ternyata orangnya baik. Sedangkan mertuaku yang wajahnya ramah, nada bicaranya lembut kalau sama orang lain, tetapi aslinya jahat kepadaku. Memang benar kata pepatah, jangan suka menilai sesuatu dari cangkangnya. Sebab apa yang kita lihat, belum tentu seperti apa yang kita rasa."Terima kasih ya, Mbak," ucapku."Iya, sama-sama. Ya sudah Mira, Mbak permisi dulu. Silahkan kamu lanjutkan kembali perang baratayudanya, Mira. Lawan orang jahat yang sekiranya suka menindas. Mbak suka sama orang yang tegas dan tidak
Baca selengkapnya
Bab 35
"Alhamdulillah, Mbak. Insyaallah aku sanggup, tapi aku butuh modal sama orang buat bantuin aku, Mbak." Lusi menyanggupinya, ia juga menceritakan, kalau ia butuh modal dan juga orang buat membantu pekerjaannya. Semoga dari jualan kue ini, aku juga bisa menambah pundi-pundi rupiah, biar aku bisa membangun sebuah butik dan juga toko kue. Jadi selain menulis dan juga jualan online, aku juga ingin mengembangkan usahaku tersebut, supaya dapat menampung orang-orang yang susah mencari kerja dan membutuhkan kerjaan sampingan untuk membantu keluarganya. "Kamu tenang saja, Lusi, kalau untuk masalah modal, Mbak akan membantumu. Tapi kalau untuk orang yang akan membantumu, biar nanti Mbak minta bantuan sama Mbak Romlah saja, supaya dia membantu untuk mencarikannya." Aku pun bersedia membantu Lusi untuk memberikan modal, buat belanja bahan kue, aku juga akan meminta bantuan kepada Mbak Romlah untuk mencari orang buat membantunya."Ya ampun, terima kasih ya, Mbak. Aku senang banget bisa bekerja sa
Baca selengkapnya
Bab 36
"Iya, Bu. Ibu tenang saja, Mira akan menjadi orang sukses kok. Sekarang Mira juga kan bekerja kepada Rani, Mira sudah menuruti mau Ibu supaya Mira bisa bekerja. Nah uang gaji dari Rani itulah, yang akan Mira kumpulkan, supaya menjadi orang sukses." Aku menanggapi ucapan Bu Ratmi."Hah, itu sih kelamaan, Mbak Mira. Mau sampai kapan Mbak Mira, ngumpulin uang dari hasil gaji Mbak itu? Menurutku, lebih baik, Mbak Mira izinkan saja Mas Romi untuk menikah lagi denganku, gampang 'kan? Nanti kalau kami sudah menikah, Mbak Mira juga nggak perlu cape-cape kerja. Mbak nggak perlu juga pontang-panting untuk mengumpulkan uang, supaya bisa membuktikan sama Ibu, kalau Mbak mampu menjadi orang sukses. Sudahlah Mbak, kalau memang nasibnya harus menjadi orang susah, ya susah aja. Mbak itu tinggal terima nasib, nggak usah ribet-ribet deh," timbrung Delisa. Ia panjang lebar berbicara, ia juga mengomentari semua ucapanku. Andai saja aku tidak sedang berpura-pura miskin, mungkin aku akan mengungkapkan se
Baca selengkapnya
Bab 37
"Apa yang mau dilaporkan tentang Mira, Bu? Kepada siapa kalian akan melapor?" Mas Romi, yang tiba-tiba berdiri di ambang pintu bertanya kepada Ibunya.Bu Ratmi dan Delisa yang tadinya terlihat begitu angkuh, kini terdiam dan wajah mereka menjadi pucat pasi. Mungkin mereka merasa kaget, dengan kedatangan Mas Romi yang begitu tiba-tiba. Jangankan mereka yang sedang berkata kasar kepadaku, aku pun merasa kaget, dengan kedatangan suamiku yang begitu tiba-tiba seperti ini."Romi, kok masih siang begini kamu sudah pulang, Nak? Kenapa juga Ibu tidak mendengar suara mobilnya?" tanya Bu Ratmi, ia langsung bertanya dengan nada lemah lembut terhadap anaknya itu."Mobil Romi rusak, Bu. Sekarang mobilnya ada di bengkel, makanya jam segini Romi sudah pulang." Mas Romi menyahut pertanyaan Ibunya."Ya ampun, jadi mobil kamu rusak, Nak," tanya Bu Ratmi menegaskan.Ia terlihat begitu prihatin mendengar penuturan anaknya tersebut. Pantas saja jam segini Mas Romi sudah pulang, padahal baru juga jam sepu
Baca selengkapnya
Bab 38
Memang pada dasarnya mertuaku itu matre, jadi dia tidak percaya begitu saja, dengan apa yang aku ucapankan. Bahkan pada saat aku mengakui, kalau aku adalah pemilik rumah, serta toko kue ini juga dia tidak percaya. Ditambah lagi sekarang, aku mengatakan akan membeli angkot ya tambah tidak percaya."Baiklah, Bu, kalau memang itu maunya Ibu. Lusa Ibu datang saja ke sini karena aku akan pergi ke rumahnya Pak Hasan untuk membeli mobil angkotnya. Tapi Mira ingin Ibu berjanji, jika Mira bisa membuktikan, kalau Mira ini telah berhasil menjadi menantu yang Ibu harapkan. Apa Ibu mau membatalkan, acara perjodohan Mas Romi dengan Mbak Delisa?" Aku bertanya kepada Bu Ratmi, tentang timbal balik setelah nanti aku mampu membuktikannya kepada Beliau."Ok, Ibu akan berhenti menjodohkan Delisa dengan Romi. Tapi itu Ibu lakukan, jika kamu mampu membuktikan, kalau kamu bisa menjadi orang yang sukses, Mira. Tapi jika kamu tidak mampu membuktikan ucapanmu, kamu harus melepaskan Romi sepenuhnya untuk Delisa
Baca selengkapnya
Bab 39
Delisa meminta penjelasan kepada suamiku, kenapa ia tidak mau menikahinya. "Maaf, Delisa, tapi Mas Romi dari dulu juga tidak pernah memberikan harapan apapun kepadamu. Mas, tidak pernah menyuruh kamu untuk menunggu, sampai kamu tidak menikah dengan pria lain. Mas dari dulu bilang sama kamu, kalau Mas hanya mencintai Mira. Dia yang kini menjadi istriku, Ibu dari kedua anakku. Dia istri yang sholeha dan juga setia, walaupun Mas belum bisa memberikan kehidupan yang layak untuknya. Justru Mira lah, yang mengangkat derajat kehidupan Mas Romi seperti sekarang ini. Asal kalian berdua tau, kalau rumah ini beserta toko kue yang ada di depan adalah miliknya Mira. Ia yang telah bersusah payah membangun semuanya, bukan temannya yang bernama Rani, seperti yang diucapkan Mira selama ini," ungkap Mas Romi."Mas, darimana kamu tau tentang semua ini? Padahal kan aku belum pernah membicarakannya kepadamu," tanyaku heran."Aku mengetahuinya, sebab aku telah membaca sertifikat rumah serta toko yang t
Baca selengkapnya
Bab 40
"Ya sudah, Bu, kalau begitu Delisa pergi saja. Percuma juga Delisa berada di sini, kalau sudah tidak dibutuhkan lagi," pamit Delisa, kemudian ia berdiri dan pergi tanpa menoleh lagi kepada kami.Delisa bahkan tidak menyalami Bu Ratmi, ia put tidak mengajak Bu Ratmi untuk pergi bareng dengannya. Delisa sepertinya sakit hati sekali, setelah tahu kalau dirinya tidak akan bisa mendapatkan Mas Romi."Bu, Ibu mau pulang apa mau menginap disini?" Mas Romi bertanya kepada Ibunya."Ibu mau pulang, tapi Ibu mau dianterin sana kamu, Romi. Mau ya, Rom. Kamu nganterin Ibu," pinta Bu Ratmi."Iya, Mas, mending kamu anterin Ibu dulu. Kasihan juga, kalau Ibu mesti pulang sendirian." Aku menyuruh Mas Romi untuk mengantarkan Ibunya.Biar seburuk apapun Bu Ratmi memperlakukan aku, tetapi ia tetap Ibu dari suamiku yang harus aku hormati dan aku jaga perasaannya. Justru, aku menginginkan Bu Ratmi menyayangiku dengan sepenuh hatinya. Aku ingin merasakan kasih sayang dari seorang mertua, yang tidak pernah
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
14
DMCA.com Protection Status