All Chapters of MADU, YANG DIBELI OLEH MERTUAKU: Chapter 11 - Chapter 20
37 Chapters
11. Akad Nikah 
MADU, YANG DIBELI OLEH MERTUAKUBab 11 Akad Nikah "Kalau pun dibatalkan, tetap saja Ara gak bakal hidup damai, terus dihantui rasa bersalah karena tak bisa memberi keturunan dan cucu. Ibu mertua sangat mendambakan kehadiran cucu kandung, Mbak.""Jangan lemah jadi perempuan, kita temui mertuamu.""Pakde, Ara paham Pakde sayang sama Ara, tapi semua ini sudah dipikirkan matang-matang. Tolong hargai keputusan Ara, Pakde.""Pikirkan lagi, Ra. Jangan hanya memikirkan kebahagian mertuamu, tapi kamu lupa dengan kebahagian diri sendiri.""Insyallah, ada hikmah indah di balik ini semua, Mbak.""Pergi dari sini.""Pakde ....""Cepat pergi!""Pak, jangan kasar gitu sama Ara.""Percuma saja kita membela anak ini, dia tidak peduli dengan dirinya sendiri. Adikku pasti kecewa di alam sana.""Hiks, hiks, Pakde ...." Kalau Pakde sudah bicara demikian, air mata langsung mengalir deras. Andai Pakde tahu, aku pun terluka. Tapi, dituntut punya keturunan dengan kondisi sulit hamil, sangat menyiksa. "Usir
Read more
12. Hamil 
MADU, YANG DIBELI OLEH MERTUAKUBab 12 Hamil "Huwek!""Huwek!""Kamu kenapa, Mel?""Gak tahu, Mbak. Nyium bau nasi goreng malah mual banget. Huwek ... huwek."Tak terasa empat bulan sudah berlalu. Selama ini, alhamdulilah aku merasa baik-baik saja. Mas Arya tampak lebih condong kepadaku, walaupun sikapnya tetap berusaha adil. Mulai dari jadwal tidur, sampai uang bulanan. Ya, meskipun uang bulanan yang diberikan Mas Arya hanya pas-pasan, kebutuhan rumah lebih banyak ditutupi oleh uangku. "Mel, jangan-jangan kamu hamil, Nduk.""Masa sih, Bu, ko, cepet banget.""Tentu bisa dong, Nduk. Mela ini peranakannya subur, sekali saja sudah pasti berbuah. Tunggu yah, Mel, ibu panggil Arya, kalian harus secepatnya ke rumah sakit.""Arya!"Mulai terasa, dua orang yang awalnya sangat menyayangiku, kasih sayangnya jadi terbagi. Mereka pergi ke rumah sakit tanpa mengajakku. Aku dibiarkan di sini menunggu Raka. "Yang, sabar, Mbak.""Gak papa, Mbok. Titip Raka yah, aku masih mau ngurusin kerjaan."Ak
Read more
13. Bukti
MADU, YANG DIBELI OLEH MERTUAKUBab 13 Bukti"Dok, terima kasih, izin minta nomernya boleh? tahu saja saya ada keperluan untuk bertemu dokter lagi." Dokter mengangguk, kami bertukaran nomer telepon. Setelahnya, aku ingin kembali ke rumah, tapi saat ini bukan waktu yang tepat. Emosi terus menguasai hati. Percuma aku memaksa ibu dan Mas Arya untuk jujur, mereka pasti berkelit. Aku harus cari cara untuk mengorek kebenarannya."Innalilahi, berarti mertua atau suamimu sengaja membunuh bayi kalian?""Mungkin seperti itu, Mbak. Tapi, Ara mau mengumpulkan bukti lebih banyak lagi.""Bagus, Ra. Dari dulu aku emang curiga sama suamimu itu. Kamu cari bukti yang banyak. Tahu saja, suami dan mertuamu memang menyimpan banyak rahasia.""Mbak Yuli jangan cerita siapa-siapa, yah. Biarkan untuk saat ini semuanya berjalan seperti biasa. Ada waktunya aku bongkar semua bukti yang aku dapatkan.""Iya, Ra. Mbak dukung apapun yang mau kamu lakukan. Asal kamu hati-hati, dan jangan gegabah. Kalau butuh bantuan
Read more
14. Madu Bertingkah
MADU, YANG DIBELI OLEH MERTUAKUBab 14 Madu Bertingkah"Ko, kamu yang marah sih, Mas.""Kamu berubah, Ra. Mulai pelit, perhitungan, dan dingin sama aku. Semua ini salah kamu sendiri, kamu yang mau aku menikah lagi. Jangan malah bersikap seolah-olah aku yang salah.""Poligami ini permintaan ibumu, bukan aku!" bentakku kesal. Bayangan bukti-bukti yang aku dapatkan, memancing emosi. "Arrgh! mau bagaimana lagi, semuanya sudah terjadi. Gini aja, aku minjam uangmu sepuluh juta, nanti aku cicil untuk menggantinya. Ini demi anak yang kita dambakan, Ra.""Ralat ucapanmu, Mas. Cucu yang didambakan ibumu, bukan aku. Jadi, urus sendiri, jangan libatkan aku.""Ara!"Aku tak peduli Mas Arya terus berteriak memanggilku, lebih baik masuk kamar, dan menguncinya. Berusaha menenangkan hati agar bisa bersikap seperti biasanya. Terasa sangat sulit, tetapi aku harus bisa. Demi terbongkarnya semua rahasia yang disembunyikan dariku selama ini."Nduk, ibu boleh masuk sebentar?" Ibu mertua mengetuk pintu kama
Read more
15. Pesan Mesra
MADU, YANG DIBELI OLEH MERTUAKUBab 15 Pesan Mesra"Ibu bentak Ara?""Bu-bukan maksud ibu begitu.""Oh, ternyata ibu lebih sayang sama Melati?" "Mangkanya kamu jangan keterlaluan, Ra. Melati memang mantan pembantu di sini, tapi sekarang dia istri Arya, tolong hargai Melati.""Siapa yang gak menghargai dia, Bu? aku cuman suruh Melati urus anaknya, jangan seenaknya nyuruh Mbok Yah, itu bukan tugas Mbok Yah, tapi tugas Melati sebagai ibunya.""Maaf, Mbak, aku cape habis belanja, belum lagi mual-mual, namanya juga hamil muda.""Tolong, Nduk, pahami Melati. Dia sedang mengandung, wajar kalau mudah lelah, dan tak bisa kerja berat. Tolong kamu maklumi, dulu saat kamu pernah hamil muda juga, pasti rasanya sama.""Mbok Yah, ayok keluar dari sini. Aku yang menggaji Mbok Yah, maka cuman aku yang boleh kasih perintah.""Baik, Mbak."Malas berdebat, aku tarik saja Mbok Yah keluar. Saat ini, aku lebih menghargai Mbok Yah dibandingkan ibu mertuaku. Rasa sayangku sudah luntur, tertimbun kekecewaan y
Read more
16. Foto Pernikahan
MADU, YANG DIBELI OLEH MERTUAKUBab 16 Foto Pernikahan"Chatnya sedikit doang, sih. Pasti udah di hapus."Aku foto saja pesan yang ada, untuk tambahan bukti. Aku coba menjelajahi ponsel Mas Arya, tetap tak ada yang mencurigakan. "Oh, iya, goegle drive."Mas Arya bukan orang bodoh. Kalau dia menyimpan rahasia, pasti menyembunyikannya secara rapi. Aku buka goegle drive, tempat penyimpanan di luar memori internal ponselnya. Ada folder berjudul 'istri dan anak tercinta' makin gusar saja perasaanku. Aku tarik napas dalam-dalam sebelum membukanya. Aku klik folder tersebut, menutup mulut saking kagetnya. Hampir aku berteriak kencang. "Astagfirulloh, Ya, Allah."Luar biasa, suamiku benar-benar menyimpan rahasia. Ada foto melati menggunakan gaun pernikahan yang berbeda dari yang dia gunakan kemarin. Apa ini tandanya mereka sudah menikah? jadi selama ini mereka sudah membohongiku? sialan, beraninya kamu, Mas Arya. "Apa, ini foto saat anaknya dalam kandungan jadi ...."Ponsel Mas Arya terja
Read more
17. Mengamankan Harta
MADU, YANG DIBELI OLEH MERTUAKUBab 17 Mengamankan Harta"Beraninya kamu nampar aku!""Mbak juga nampar aku. Ya, wajar dong, kalah aku ngelawan. Jangan mentang-mentang banyak duit. jadi bisa seenaknya.""Hahaha, dasar gak tahu diri. Pergi dari rumahku.""Pergi!"Wajah Melati langsung pucat. Dia tak bisa berkutik. Pasti baru tahu ekspresiku ketika benar-benar marah. Dia pikir aku hanya perempuan lemah dan bodoh? oh, tentu tidak, Melati. Aku bahkan sudah tahu semuanya. Sayang saja, aku harus bersabar, ingin melihat sejauh mana tingkah mereka. "Ada apalagi ini, Nduk. Astaga, ribut terus.""Bu, bantu Melati membereskan bajunya, suruh dia pergi dari sini.""Ara, kamu kenapa? jangan berbuat sesuka hati, kasihan Melati sedang hamil.""Hiks, hiks, Bu, aku memang miskin, tapi jangan diperlakukan seperti hewan juga.""Kamu keterlaluan, Ra. Apa yang membuat kamu kaya gini? sadar, Nduk.""Terserah, aku tunggu Melati pergi dari sini. Aku pantau dari kamar."Masuk kamar, dan mengunci pintu. Emosi
Read more
18. Kadal dikadalin
MADU, YANG DIBELI OLEH MERTUAKUBab 18 Kadal dikadalin"Beneran, upahnya Mbak kasih aku sepuluh juta?""Iya, tolong yah.""Dua puluh juta gimana? soalnya takut gak cukup Mbak kalau cuman sepuluh juta, aku juga mau ajak anakku.""Oke deal." "Tapi, Mbak gak bohongin aku 'kan?""Tenang aja, aku ada di rumah ini, kalau sudah terjual, aku langsung kasih duitnya.""Oke, deal."Kami bersalaman, tanda setuju. Ternyata Melati tak sepintar yang aku bayangkan. Dia mudah terhasut bau-bau duit. Ya, tak heran, kalau dia bodoh, tak mungkin menyuruh suaminya menikahiku, dan selama dua tahun ini mereka berjauhan. Istri yang cerdas, akan bertahan dalam segala keadaan, berusaha mendukung suami untuk sukses. Bukan malah jadi penipu dan kriminal seperti Mas Arya. *"Mbok, aman?""Aman, Mbak.""Jaga yah, Mbok. Aku pasang dulu CCTV-nya.""Siap, Mbak."Berdasarkan perenungan panjang, ide cemerlang melintas di kepala. Saat kondisi rumah sepi, aku pasang saja CCTV kecil di kamar ibu, Melati, dapur, dan ruang
Read more
19. Gerak Lebih Cepat
MADU, YANG DIBELI OLEH MERTUAKUBab 19 Gerak Lebih CepatPrang!"Aww!""Ara!"Aku sengaja menyenggol minumannya. Mas Arya tampak kaget dan kesal. Tapi, dia berusaha menyembunyikan kekesalannya. "Biar Mas ganti yah, Sayang.""Gak usah, Mas. Aku aja yang ambil, sekalian mau ke toilet.""Ya sudah."Aku ambil ponsel, masuk ke toilet dulu. Mau menghubungi Mbok Yah yang sedang mengawasi Melati. "Hallo, Mbok, bagaimana Melati?""Dia masih di kamar, Mbak.""Tolong pesankan makanan buat dia, terus suruh pelayan hotel yang mengantarkan. Sebelum diserahkan ke pelayan, taburi obat tidur dulu.""Siap, Mbak, laksanakan.""Bagus, hati-hati, Mbok."Sambungan telepon aku matikan. Sambil menunggu Mbok Yah beraksi, aku lancarkan juga rencana jahilku. Kamu pikir aku sebodoh itu, Mas? dulu memang bodoh, karena aku pikir kamu benar-benar mencintaiku. Tidak untuk saat ini, kebusukanmu sudah mulai terungkap. Tak tahan, aku akan gerak cepat mengamankan aset, lalu mendepakmu dari rumahku. "Mas, nih, aku pes
Read more
20. Bangkrut 
MADU, YANG DIBELI OLEH MERTUAKUBab 20 Bangkrut “Mengacau bagaimana, Pak Eko?”“Mas Arya mencoba mencari tahu apakah pabrik benar-benar bangkrut atau tidak, dia juga memkasa saya dan bagian keuangan memberikan uang pabrik.”“Wah, semakin berani juga dia. Tolong dijaga Pak Eko, jangan sampai berkas-berkas penting ada di tangannya. Terus, jangan berikan uang sepeser pun, bilang saja ini perintahku.”“Siap, Mbak Ara.”Kesal sekali, pria itu memang tak bisa melihatku santai. Mau tak mau aku segera kembali ke rumah. Untung supir keperayaanku sudah menjemput sejak aku sudah di bandara. Waktunya kembali menuju kenyataan pahit. Tenang saja, rasa pahit ini sudah aku nikmati, layaknya setiap tegukan dalam secangkir kopi.“Mas, ngapain ngacak-ngaxak pabrik?” tanyaku sesampainya di rumah. Mas Arya, ibu dan Melati sudah menunggu di ruang tamu.“Mbak sih, kenapa main ninggalin kami, terus buat Mas Arya mabok segala. Pasti Mbak punya renana jahat sama kami? tega banget sih, Mbak, sama suami dan adi
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status