Lahat ng Kabanata ng Anak yang Kubenci : Kabanata 11 - Kabanata 20
40 Kabanata
Tidak Jujur
ANAK YANG KUBENCI 11Tidak Jujur Ini baju yang ke tujuh yang aku coba, semuanya salah. Aku merasa nervous hingga gonta-ganti baju. Aku bingung harus pakai baju apa untuk bertemu dengan Pak Aria? Duh Gusti, kenapa aku jadi seperti ini?Ponselku berdenting, pesan WA baru masuk. Cepat kuraih benda pipih dari kasur. Astaga! Pak Aria sudah sampai dan dia menunggu di depan gerbang. Bagaimana ini, sedangkan aku belum selesai juga memilih baju! Emang mau ke mana sih, kok aku nggak nanya. Akhirnya, aku memilih memakai rok dengan bawahan model payung. Sepatu flat warna putih membalut kakiku. Rambut yang panjang sebahu kubiarkan tergerai. Insha Allah sudah cantik.Meski usiaku sudah kepala tiga, tapi body aku masih tetap langsing lho, nggak kalah sama yang umur dua puluhan. Walau aku sudah pernah punya anak, tapi tidak ada yang berubah dari bentuk tubuhku. Tidak ada yang tahu aku punya anak di kampung. Latifah, temanku yang tahu rahasiaku juga sudah resign dari pabrik. Latifah pulang kampung k
Magbasa pa
Kabar dari Kampung
ANAK YANG KUBENCI 12Kabar dari Kampung Aku tidak tahu, hubungan seperti apa yang kini tengah aku jalani bersama Pak Aria. Kami semakin akrab, aku tidak sungkan lagi menegurnya bila dia berkunjung ke pabrik. Nggak pernah ke line sekarang, Pak Aria lebih sering di office. Kupikir, gedung 1 ~di sini ada beberapa gedung dan disebut dengan menggunakan angka~ dengan penghuni sekitar seribu orang ini sudah tahu semua tentang gossip aku dan Pak Aria. Gimana nggak, aku karyawan lama di sini, hampir semuanya dari Satpam sampai OB, dari penjahit sampai ke bagian packing, tahu semua tentang aku. Itu menurutku sih, hehehe. Mimpi indahku untuk membina rumah tangga kembali hadir. Aku layak bahagia setelah perjalanan panjang penuh tekanan dan kesialan. Deritaku saat hamil Kayla masih terasa perih hingga kini. Sendiri dengan perut yang semakin membesar, takut, khawatir, bingung, semua jadi satu. Tak ada orang yang kuajak bicara saking takutnya. Apalagi saat Richard dan keluarganya pindah entah ke
Magbasa pa
Yang tidak diketahui Rita
ANAK YANG KUBENCI 13PoV AuthorYang tidak diketahui Rita "Kayla, ini sangunya, Nduk," Gadis kecil yang sudah mengenakan seragam sekolah itu mendekat dan mengambil uang sejumlah lima belas ribu di meja makan. "Terima kasih, Mbah," ucapnya tersenyum, dimasukkannya uang itu ke dalam saku. Setelah itu, tangan mungilnya dengan cekatan menutup tepak makan berwarna pink dan mengambil botol minuman. Menutup resleting tas, Kayla lalu menggendongnya di punggung. "Kayla berangkat dulu, Mbah," Meraih tangan keriput sang nenek, Kayla kecil menciumnya. Selalu begitu setiap pagi. Embah mendesah pelan, diamati seragam rok Kayla yang sudah cingkrang. Bukan maksud sang nenek membiarkan cucunya memakai rok yang sudah kecil itu, tapi dia memang belum punya uang buat membeli kain dan menjahitkan yang baru. Sepatu Kayla juga hanya satu-satunya, tapi masih agak bagus karena nenek membelinya saat Kayla naik kelas enam. "Kay, bajunya udah mau selutut ya? Embah menunjuk kaki Kayla. Dengan baju lengan pa
Magbasa pa
Amanah Ibu
ANAK YANG KUBENCI 14Amanah IbuBerlari menyusur koridor rumah sakit, aku tak bisa menahan tangis. Air mata ini semakin deras mengalir saat mendekati kamar ibu. Perasaanku sangat cemas, aku khawatir dengan ibuku. Sampai di kamar rawat, aku menghambur masuk. "Ibuu,"Kupeluk perempuan yang terbaring lemah dengan selang infus di tangannya. Tangisku mereda setelah bertemu dengan ibu, paling tidak aku sudah lega ibuku masih bisa merespon dengan senyum tipis. Wajah pucat ibu terlihat jelas, juga nafasnya yang cepat. "Ibu, kenapa bisa sakit, Ibu kecapaian ya, Kayla tidak pernah membantu ibu?" Pertanyaan beruntun aku lontarkan pada ibu. Perempuan tua itu tersenyum dan menggeleng lemah. "Tidak, Rita, Ibu memang sakit sendiri mungkin karena sudah tua badan Ibu ringkih," jelas Ibu. Kuseka air mataku. "Nggak usah nangis, Ibu gapapa," kata Ibu seakan tahu kesedihanku. Aku mengangguk. "Ma ..." Kayla berdiri di sampingku, dari tadi anak itu ada di sini ternyata, sampai tidak aku perhatikan. L
Magbasa pa
Kasih Ibu Sepanjang jalan
ANAK YANG KUBENCI 15Kasih ibu sepanjang jalan "Berjanji lah, Rita," ibu menatapku dengan sorot memohon. Aku menarik nafas dan menghembuskan pelan, lebih baik aku mengiyakan saja biar ibu senang dan cepat sembuh."Insha Allah, Bu," jawabku sekenanya yang penting keluar dari topik ini. Kuambil odol dan sikat gigi dari tas lalu berjalan ke kamar mandi. Sempet kulirik ibuku yang tersenyum lega.Agak siangan Bulik Mulyati yang biasa kusapa Lek Yati datang menjenguk. Perempuan bertubuh subur dengan rambut ikal itu membawa rantang susun berisi makanan. Menggelar tikar di lantai, Lek Yati mulai melepas satu persatu rantang dari kaitannya dan mulai menata di tikar. Ada nasi, sayur labu siam, tempe dan bandeng presto goreng. Aroma masakan menguar memenuhi ruangan rupanya semua masakan masih panas. Hmm menggugah selera. Ibu tidak tidur, matanya melek bahkan sempat melihat ke bawah. "Makan, Mbakyu," Lek Yati melihat kakaknya. Ibu tersenyum dan menggeleng. "Aku suapin, Bu? Enak lho sayur lab
Magbasa pa
Semua Salah Kayla
ANAK YANG KUBENCI 16Semua Salah Kayla Pengajian untuk Ibu sudah selesai, kami mengadakan tahlilan hanya tiga hari saja sudah cukup. Selanjutnya doa dari anak yang Sholeh dan shalihah adalah yang utama. Aku berjanji akan selalu menyebut nama ibu di setiap doaku.Kehidupan kembali normal, orang-orang juga sudah tidak ada yang membantu pekerjaan di rumahku. Aku pun belajar mengiklaskan bahwa semua adalah kehendak Allah. Sesekali Lek Yati, Yunia, Retno datang berkunjung, mereka membawakan makanan untukku dan Kayla. Oh ya, Kayla sudah tidak masuk sekolah. Rencananya hari ini Retno akan datang ke sekolah Kayla untuk meminta keluar anak itu dari sekolahnya. Terpaksa kubawa Kayla ke Jakarta. Aku tidak tahu lagi harus bagaimana karena keluarga besar Ibu tidak ada satu pun yang membicarakan nasib Kayla. Tidak satu pun dari mereka menawarkan diri untuk mengasuh Kayla. Entah lah, mungkin takut ketiban sial. "Kay, kemasi barang-barangmu, besok sore kita berangkat ke Jakarta," kataku pada gadis
Magbasa pa
Tidur dengan Kayla
ANAK YANG KUBENCI 17Tidur Bersama Kayla?Menangis tersedu aku di kamar. Perasaanku seperti diaduk-aduk, Ibu meninggal, rumahku hilang dan sekarang aku harus hidup bersama Kayla. Aku benci anak itu huhuhu ....Bagaimana nanti kalau aku ditanya sama anak kost yang rata-rata adalah anak buahku di pabrik? Aku takut malu, takut jadi bahan pembicaraan bahkan bahan olokan? Kupikir aku sudah bebas dari Kayla. Meninggalkan anak itu di desa dan meniti karir di kota besar. Takdir ... Kenapa harus begini? Kembali aku tersedu-sedu. Duduk dengan memeluk guling, aku juga berpikir, bagaimana kalau nanti Pak Aria tahu, Kayla adalah anakku? Huhuhu aku benci!!**Setelah semuanya siap, aku menunggu mobil travel yang akan menjemput. Kulirik Kayla di sebelahku, gadis itu tidak berbicara apapun padaku, dia diam membisu. Mengenakan kemeja lengan pendek berwarna biru jeans dan celana panjang jeans warna senada, Kayla terlihat cantik. Tidak kupungkiri, anak haram ini memang punya paras yang sebelas dua bela
Magbasa pa
Kontrak Rumah
ANAK YANG KUBENCI 18Bab 18Kontrak Rumah "Tidur situ,"Dengan dagu aku menunjuk kasur sebelah sana, yang dekat tembok. Kayla beringsut naik tempat tidur lalu dengan sangat pelan, gadis kecil itu merebahkan dirinya menghadap tembok. Kulempar selimut padanya, kuberi dia bantal karena ada dua. Untuk guling karena cuma satu, itu milikku.Malam semakin larut, aku belum bisa tidur. Melirik sebentar pada Kayla di sebelahku yang meringkuk tanpa bergerak, lalu aku menengadah melihat ke atas pada lampu yang menyala temaram. Mana aku bisa tidur kalau sempit begini? Ini hanya kamar kost untuk single dengan kamar berukuran 3x4 saja. Tempat tidurnya juga kecil ukuran 160x200 sedangkan Kayla tubuhnya bongsor sudah hampir sama denganku. Padahal aku sudah nyaman tinggal di sini, gara-gara ada Kayla terpaksa aku harus pindah mencari kontrakan. Suara ayam berkokok terdengar sayup-sayup, sudah pagi rupanya. Tanganku meraba bawah bantal mencari ponsel untuk melihat jam. Jam empat kurang dua puluh, sud
Magbasa pa
Berdamai dengan Kayla
ANAK YANG KUBENCI 19Berdamai dengan Kayla Masih terpaku dalam ingatan masa lampau, tentang Ibu, Bapak dan aku. Seperti film yang sedang diputar, ingatanku kembali pada masa aku SMA. "Ibu, nanti aku ada belajar kelompok, uang sakunya tambahin, ya?" Kataku sambil memakai sepatu. Ibu mengangguk. "Tambah berapa?" "Lima puluh," jawabku. Ibu pun memberiku uang tujuh puluh ribu rupiah, perinciannya uang saku dua puluh ribu dan tambahan untuk belajar kelompok lima puluh ribu. Sebenarnya tidak ada belajar kelompok. Aku dan teman-teman hanya bermain saja ke kota kabupaten untuk jalan-jalan dan nongkrong. Berbonceng- boncengan sepeda motor. Aku tidak membeli bensin karena Bapak sudah membelikan full. Uang dari Ibu aku pakai membelikan bensin motornya Richard. Rasanya bangga banget saat itu bisa mengelabui ibu. Suatu hari, pernah aku merengek meminta ikut ke pasar. Awalnya Ibu menolak karena uangnya mepet tapi, aku menangis dan memaksa. Ibu pun terpaksa mengajakku. Sampai pasar aku memin
Magbasa pa
Adikku
ANAK YANG KUBENCI 20Kamu Adalah Adikku "Apa kabar?" Suara berat itu kembali menyapa setelah sebulan lebih tidak mendengar karena kesibukannya di luar negeri. Senyum di bibirku merekah seketika menyambut dia yang sudah lama aku inginkan tuk berjumpa. "Kabarku baik, Mas," balasku dengan panggilan yang lain. Dia sendiri yang mengubah panggilan untuknya aku hanya menurut meski di hati sangat sreg dengan panggilan 'Mas' ini. Ia membuka pintu mobil mempersilakan aku masuk. Hal kecil mungkin tapi, perhatian yang dia berikan ini selalu membuatku meleleh. Ibu pernah bilang kalau aku ini orangnya mudah jatuh cinta hingga terperdaya pesona lawan jenis. Aku tidak percaya. Buktinya setelah kejadian sama Richard, aku tidak pernah jatuh cinta lagi. Sulit bagiku membuka hati setelah melalui perjalanan hidup yang menggoreskan luka. Hinaan yang kuterima, aib yang kutorehkan pada kedua orang tua hingga anak haram yang kumiliki. Semua menempaku menjadi pribadi yang lebih kuat dan matang. Dari semu
Magbasa pa
PREV
1234
DMCA.com Protection Status