ANAK YANG KUBENCI 19Berdamai dengan Kayla Masih terpaku dalam ingatan masa lampau, tentang Ibu, Bapak dan aku. Seperti film yang sedang diputar, ingatanku kembali pada masa aku SMA. "Ibu, nanti aku ada belajar kelompok, uang sakunya tambahin, ya?" Kataku sambil memakai sepatu. Ibu mengangguk. "Tambah berapa?" "Lima puluh," jawabku. Ibu pun memberiku uang tujuh puluh ribu rupiah, perinciannya uang saku dua puluh ribu dan tambahan untuk belajar kelompok lima puluh ribu. Sebenarnya tidak ada belajar kelompok. Aku dan teman-teman hanya bermain saja ke kota kabupaten untuk jalan-jalan dan nongkrong. Berbonceng- boncengan sepeda motor. Aku tidak membeli bensin karena Bapak sudah membelikan full. Uang dari Ibu aku pakai membelikan bensin motornya Richard. Rasanya bangga banget saat itu bisa mengelabui ibu. Suatu hari, pernah aku merengek meminta ikut ke pasar. Awalnya Ibu menolak karena uangnya mepet tapi, aku menangis dan memaksa. Ibu pun terpaksa mengajakku. Sampai pasar aku memin
ANAK YANG KUBENCI 20Kamu Adalah Adikku "Apa kabar?" Suara berat itu kembali menyapa setelah sebulan lebih tidak mendengar karena kesibukannya di luar negeri. Senyum di bibirku merekah seketika menyambut dia yang sudah lama aku inginkan tuk berjumpa. "Kabarku baik, Mas," balasku dengan panggilan yang lain. Dia sendiri yang mengubah panggilan untuknya aku hanya menurut meski di hati sangat sreg dengan panggilan 'Mas' ini. Ia membuka pintu mobil mempersilakan aku masuk. Hal kecil mungkin tapi, perhatian yang dia berikan ini selalu membuatku meleleh. Ibu pernah bilang kalau aku ini orangnya mudah jatuh cinta hingga terperdaya pesona lawan jenis. Aku tidak percaya. Buktinya setelah kejadian sama Richard, aku tidak pernah jatuh cinta lagi. Sulit bagiku membuka hati setelah melalui perjalanan hidup yang menggoreskan luka. Hinaan yang kuterima, aib yang kutorehkan pada kedua orang tua hingga anak haram yang kumiliki. Semua menempaku menjadi pribadi yang lebih kuat dan matang. Dari semu
ANAK YANG KUBENCI 21Bestie with Kayla "Ini, silakan dicoba," Mas Aria dan Kayla duduk bersebelahan, pelayan mengambil jam dari kotak dan memasangnya di tangan Kayla. "Bagus, ya, Kak," tangan kanannya diangkat dan ditunjukkan padaku yang duduk di sebelah kiri Mas Aria. Aku tersenyum tipis dan mengangguk. Jelas aja bagus, harganya juga bagus. Awas kalau berani minta! "Suka?" Tanya Mas Aria. Sambil senyam-senyum, Kayla memilang-miling jam di tangannya. Aku tahu, dia sangat menginginkannya tapi, aku tidak setuju bila Kayla memintanya dari Mas Aria. "Suka banget!" Serunya dengan mata membulat. "Mbak, mau itu, dong," kata Mas Aria tanpa basa-basi pada Mbak pelayan toko. "Baik, Pak," si Mbak bergegas mengambil dan menulis nota. "Mas, nggak usah," bisikku dekat telinga Mas Aria. Kesenengen Kayla. "Tapi itu mahal, Kayla masih anak-anak beliin yang kW aja udah seneng," kusenggol lengan lelaki di sebelahku. "Gapapa," katanya sembari menyerahkan card ke Mbak pelayan. Keluar dari gera
ANAK YANG KUBENCI 22Mengajak Berbohong"Baik lah, semoga nanti hari Sabtu aku nggak lembur, ya," kataku akhirnya."Nggak usah takut, Mamaku tidak seperti calon Mertua di cerita novel, kok." Mas Aria tertawa saat mendengar nada ragu dari jawabanku. "Bukan begitu," sahutku cepat, "aku hanya ingin memastikan jawaban saja, kan tadi aku sudah cerita, sekarang pabrik lagi sibuk-sibuknya," elakku. Padahal memang sebenarnya aku belum siap. Belum genap satu tahun hubunganku dengan Mas Aria tapi, usia Mas Aria yang sudah matang membuatnya enggan untuk berlama-lama pacaran. Pun aku juga begitu sejatinya. Buat apa pacaran lama-lama orang usiaku juga sudah tiga puluh dua tahun."Ini minumnya." Kayla datang memecah kebisuan di antara aku dan Mas Aria. Bocah itu membuat satu teko kecil teh dan membawa tiga cangkir. "Ayo kita ngeteh," katanya sembari nyeruput duluan, membuat aku dan Mas Aria tersenyum melihat gayanya mengangkat cangkir. Seperti pendekar Cina dalam C_Drama. Mas Aria pamit pulang
ANAK YANG KUBENCI 23Cemburu "Ma, besok ambil raport tengah semester," kata Kayla sembari memberikan undangan dari sekolah. Kubaca undangannya. "Duh, besok, ya?" Mengigit bibir, soalnya besok jadwalku sibuk banget karena ada pengiriman. Mana jam delapan lagi undangannya. Keknya kalau izin juga nggak dikasih. "Kalau aku nggak bisa gimana, nih?" Melihat Kayla. "Yaa, harus bisa dong," merajuk. Ck! Mikir dulu gimana caranya. Datang dulu, absen terus izin ambil raport. Semoga bisa. "Kalau misalnya yang ngambilin ..." gadis itu menatapku senyam-senyum.Menoleh pada Kayla, "siapa?" "Minta tolong Mas Aria, gimana, Mah?" Kayla meringis. Bola mataku menatapnya lama. "Apa mau?" "Coba aja, Mah, kalau yang bilang Mama doi mau deh," bersemangat. Mengambil ponsel, aku pun mengusap namanya di layar. Terhubung. "Halo, Rit,"Halo, mas, lagi di mana?" Tanyaku. "Masih di kantor,""Belum pulang, sibuk, ya?" "Sudah selesai kok. Ni mau pulang, gimana?""Emm, mau minta tolong," kataku sembari
ANAK YANG KUBENCI 24Anak yang Kubenci 24Membatalkan Janji Tarik nafas, buang. Tarik nafas, buang. Begitu sampai sesak di dada menghilang. Jangan main hati, pikir pakai otak. Kayla anakku, Mas Aria kekasihku semuanya berhubungan dekat denganku. Kayla mungkin merindukan sosok laki-laki sebagai figur seorang ayah sedangkan Mas Aria sedang berusaha meraih hatiku utuh. Bisa saja Mas Aria sedang mengambil hatiku dengan cara memberi perhatian lebih kepada 'adikku' Kayla. Banyak pria mendekati calon istri dengan berbuat baik kepada keluarganya dengan maksud untuk mengambil hati agar bisa diterima di keluarga perempuan. Sama halnya dengan Mas Aria, dia hanya tahu saudara atau adikku satu-satunya adalah Kayla. Jadi saat ini Mas Aria sedang dalam misi berbaik hati dengan Kayla untuk mendapatkan dukungan. Positif thinking aja. Kalau Kayla di samping membutuhkan figur seorang ayah apa lagi dong yang membuatnya dekat dengan Mas Aria? Memberesi lagi kotak cantik milik Kayla dan menaruhnya d
ANAK YANG KUBENCI 25Ditikung Anak Sendiri?"Mah, aku nanti mau keluar, ya?" Kayla meminta izin saat bertemu denganku di dapur. "Mau ke mana?" Melirik Kayla. Tanganku sibuk menuang sendok gula ke gelas. "Nonton," "Sama siapa?" "Ramai-ramai, sama temen," jawabnya dengan wajah ceria. Mengaduk teh, aku diam saja. Baru kali ini, Kayla meminta izin keluar, sebelumnya dia hanya keluar bersamaku. "Nonton di mana?" Bertanya sambil berjalan ke meja makan. "Di mall anu," Kayla menyebut nama salah satu mall terbesar dan terlengkap di pinggiran kota Jakarta ini. Bocah itu mengikuti. "Boleh, ya, Mah?" Merayu. Kepalaku mengangguk tipis, "jangan pulang malam, jam empat harus sudah di rumah!" "Ok, siap, Mama sayang ..." CupCupKecupan mendarat di kedua pipiku. Aku terkejut dan tangan langsung mengelap pipi. "Dih! Bau iler!" "Hahaha," Jam sembilan pagi, Kayla sudah siap. Memakai celana jeans dan atasan model sweater rajut warna merah muda. Rambut Kayla dibiarkan tergerai seperti biasa ha
ANAK YANG KUBENCI 26Membongkar Masa Lalu Rita PoV Author"Aku ingin mengenalkan kamu pada Mamaku,"Kayla yang sedang menyiapkan minuman di dapur tak sengaja mendengar ucapan Aria, lelaki yang selama ini menjadi pasangan Mamanya, Rita. Kayla terdiam, menunggu jawaban apa yang akan diberikan Mama Rita. "Emm, gimana, ya?" Rita terdengar ragu. Kayla melihat sepintas ke ruang tamu, di sana dia melihat Rita yang nampak duduk tegang tidak bersandar. Gadis cantik bernama Kayla itu menghela nafas lalu membawa nampan dengan minuman ke ruang tamu. "Mari kita ngeteh!" Teriaknya mencairkan suasana. Aria dan Rita kembali santai bahkan tertawa melihat gaya Kayla yang lucu saat minum teh. Setelah permintaan Aria, Rita menjadi lebih pendiam dan lebih banyak menghabiskan waktu di kamar. Hal ini membuat Kayla ikut mikir. "Kasihan Mama, dia tidak tahu harus berbuat apa, aku harus membantunya,"Malam hari saat Rita sedang di kamar, Kayla dengan sengaja mendatangi. Sambil memijat kaki Rita, Kayla me