ANAK YANG KUBENCI 21Bestie with Kayla "Ini, silakan dicoba," Mas Aria dan Kayla duduk bersebelahan, pelayan mengambil jam dari kotak dan memasangnya di tangan Kayla. "Bagus, ya, Kak," tangan kanannya diangkat dan ditunjukkan padaku yang duduk di sebelah kiri Mas Aria. Aku tersenyum tipis dan mengangguk. Jelas aja bagus, harganya juga bagus. Awas kalau berani minta! "Suka?" Tanya Mas Aria. Sambil senyam-senyum, Kayla memilang-miling jam di tangannya. Aku tahu, dia sangat menginginkannya tapi, aku tidak setuju bila Kayla memintanya dari Mas Aria. "Suka banget!" Serunya dengan mata membulat. "Mbak, mau itu, dong," kata Mas Aria tanpa basa-basi pada Mbak pelayan toko. "Baik, Pak," si Mbak bergegas mengambil dan menulis nota. "Mas, nggak usah," bisikku dekat telinga Mas Aria. Kesenengen Kayla. "Tapi itu mahal, Kayla masih anak-anak beliin yang kW aja udah seneng," kusenggol lengan lelaki di sebelahku. "Gapapa," katanya sembari menyerahkan card ke Mbak pelayan. Keluar dari gera
ANAK YANG KUBENCI 22Mengajak Berbohong"Baik lah, semoga nanti hari Sabtu aku nggak lembur, ya," kataku akhirnya."Nggak usah takut, Mamaku tidak seperti calon Mertua di cerita novel, kok." Mas Aria tertawa saat mendengar nada ragu dari jawabanku. "Bukan begitu," sahutku cepat, "aku hanya ingin memastikan jawaban saja, kan tadi aku sudah cerita, sekarang pabrik lagi sibuk-sibuknya," elakku. Padahal memang sebenarnya aku belum siap. Belum genap satu tahun hubunganku dengan Mas Aria tapi, usia Mas Aria yang sudah matang membuatnya enggan untuk berlama-lama pacaran. Pun aku juga begitu sejatinya. Buat apa pacaran lama-lama orang usiaku juga sudah tiga puluh dua tahun."Ini minumnya." Kayla datang memecah kebisuan di antara aku dan Mas Aria. Bocah itu membuat satu teko kecil teh dan membawa tiga cangkir. "Ayo kita ngeteh," katanya sembari nyeruput duluan, membuat aku dan Mas Aria tersenyum melihat gayanya mengangkat cangkir. Seperti pendekar Cina dalam C_Drama. Mas Aria pamit pulang
ANAK YANG KUBENCI 23Cemburu "Ma, besok ambil raport tengah semester," kata Kayla sembari memberikan undangan dari sekolah. Kubaca undangannya. "Duh, besok, ya?" Mengigit bibir, soalnya besok jadwalku sibuk banget karena ada pengiriman. Mana jam delapan lagi undangannya. Keknya kalau izin juga nggak dikasih. "Kalau aku nggak bisa gimana, nih?" Melihat Kayla. "Yaa, harus bisa dong," merajuk. Ck! Mikir dulu gimana caranya. Datang dulu, absen terus izin ambil raport. Semoga bisa. "Kalau misalnya yang ngambilin ..." gadis itu menatapku senyam-senyum.Menoleh pada Kayla, "siapa?" "Minta tolong Mas Aria, gimana, Mah?" Kayla meringis. Bola mataku menatapnya lama. "Apa mau?" "Coba aja, Mah, kalau yang bilang Mama doi mau deh," bersemangat. Mengambil ponsel, aku pun mengusap namanya di layar. Terhubung. "Halo, Rit,"Halo, mas, lagi di mana?" Tanyaku. "Masih di kantor,""Belum pulang, sibuk, ya?" "Sudah selesai kok. Ni mau pulang, gimana?""Emm, mau minta tolong," kataku sembari
ANAK YANG KUBENCI 24Anak yang Kubenci 24Membatalkan Janji Tarik nafas, buang. Tarik nafas, buang. Begitu sampai sesak di dada menghilang. Jangan main hati, pikir pakai otak. Kayla anakku, Mas Aria kekasihku semuanya berhubungan dekat denganku. Kayla mungkin merindukan sosok laki-laki sebagai figur seorang ayah sedangkan Mas Aria sedang berusaha meraih hatiku utuh. Bisa saja Mas Aria sedang mengambil hatiku dengan cara memberi perhatian lebih kepada 'adikku' Kayla. Banyak pria mendekati calon istri dengan berbuat baik kepada keluarganya dengan maksud untuk mengambil hati agar bisa diterima di keluarga perempuan. Sama halnya dengan Mas Aria, dia hanya tahu saudara atau adikku satu-satunya adalah Kayla. Jadi saat ini Mas Aria sedang dalam misi berbaik hati dengan Kayla untuk mendapatkan dukungan. Positif thinking aja. Kalau Kayla di samping membutuhkan figur seorang ayah apa lagi dong yang membuatnya dekat dengan Mas Aria? Memberesi lagi kotak cantik milik Kayla dan menaruhnya d
ANAK YANG KUBENCI 25Ditikung Anak Sendiri?"Mah, aku nanti mau keluar, ya?" Kayla meminta izin saat bertemu denganku di dapur. "Mau ke mana?" Melirik Kayla. Tanganku sibuk menuang sendok gula ke gelas. "Nonton," "Sama siapa?" "Ramai-ramai, sama temen," jawabnya dengan wajah ceria. Mengaduk teh, aku diam saja. Baru kali ini, Kayla meminta izin keluar, sebelumnya dia hanya keluar bersamaku. "Nonton di mana?" Bertanya sambil berjalan ke meja makan. "Di mall anu," Kayla menyebut nama salah satu mall terbesar dan terlengkap di pinggiran kota Jakarta ini. Bocah itu mengikuti. "Boleh, ya, Mah?" Merayu. Kepalaku mengangguk tipis, "jangan pulang malam, jam empat harus sudah di rumah!" "Ok, siap, Mama sayang ..." CupCupKecupan mendarat di kedua pipiku. Aku terkejut dan tangan langsung mengelap pipi. "Dih! Bau iler!" "Hahaha," Jam sembilan pagi, Kayla sudah siap. Memakai celana jeans dan atasan model sweater rajut warna merah muda. Rambut Kayla dibiarkan tergerai seperti biasa ha
ANAK YANG KUBENCI 26Membongkar Masa Lalu Rita PoV Author"Aku ingin mengenalkan kamu pada Mamaku,"Kayla yang sedang menyiapkan minuman di dapur tak sengaja mendengar ucapan Aria, lelaki yang selama ini menjadi pasangan Mamanya, Rita. Kayla terdiam, menunggu jawaban apa yang akan diberikan Mama Rita. "Emm, gimana, ya?" Rita terdengar ragu. Kayla melihat sepintas ke ruang tamu, di sana dia melihat Rita yang nampak duduk tegang tidak bersandar. Gadis cantik bernama Kayla itu menghela nafas lalu membawa nampan dengan minuman ke ruang tamu. "Mari kita ngeteh!" Teriaknya mencairkan suasana. Aria dan Rita kembali santai bahkan tertawa melihat gaya Kayla yang lucu saat minum teh. Setelah permintaan Aria, Rita menjadi lebih pendiam dan lebih banyak menghabiskan waktu di kamar. Hal ini membuat Kayla ikut mikir. "Kasihan Mama, dia tidak tahu harus berbuat apa, aku harus membantunya,"Malam hari saat Rita sedang di kamar, Kayla dengan sengaja mendatangi. Sambil memijat kaki Rita, Kayla me
ANAK YANG KUBENCI 27PoV Aria Tidak Masalah "Mas, Mamamu seperti apa sih orangnya?" Tanya Rita padaku saat di dalam mobil. Aku menoleh sekilas sambil tertawa kecil. Rata-rata perempuan sudah merasa ilfil duluan jika mau dikenalkan dengan calon Mertua. "Emang kenapa?" "Gapapa sih, nanya aja. Tipenya tuh gimana, pendiam atau cerewet gitu," "Ooh ... Mamaku orangnya asyik kok, gaul, nggak usil apalagi kepo," jawabku. Memang Mama orangnya easy going. Tidak pernah mengurusi hidup orang lain yang penting saling menghargai dan sopan. Mama tidak akan keberatan dengan siapa pun gadis yang kupilih. Keluargaku pemikirannya moderat tidak memaksakan kehendak."Oh, gitu ....""Takut?" "Nggaak," tertawa. Rita bukan perempuan pertama yang singgah di hatiku, aku pernah membina rumah tangga tetapi gagal. Jadi, bukan aku perjaka tua ya! Hehehe. Bersama Rita, aku merasa cocok. Orangnya cantik, good looking, meski bekerja sebagai buruh pabrik tapi, Rita berbeda. Tata krama-nya bagus, nggak suka mem
ANAK YANG KUBENCI 28Mengakui Akhir-akhir ini Kayla semakin sibuk dengan ponselnya jarang mengobrol denganku lagi. Aku sudah menegurnya beberapa kali, dia menurut untuk beberapa menit tapi, selanjutnya kembali ke kamar dengan mendekap dan senyam-senyum sendiri dengan ponselnya. Persis orang sedang dimabok cinta. Jiwa kepoku meronta ingin tahu apa isi dari ponsel Kayla. Cemburu? Tidak! Aku hanya khawatir dia salah pergaulan. Seperti pagi ini, saat aku bangun pagi Kayla belum keluar dari kamarnya. Biasanya dia dulu yang bangun sholat Subuh lalu nyapu dan mandi. Melewati kamar Kayla, aku mendengar suara tawanya. Menoleh dan melihat pintu kamar Kayla tidak tertutup rapat. Rupanya Kayla tadi sudah bangun Subuh lalu masuk kamar lagi untuk berkutat dengan ponselnya. "Ahahah, masak sih, Mas?" Terdengar suara Kayla dengan tawanya yang manja. Memanggil 'Mas' pada siapa, ya? Karena penasaran aku berhenti dan memasang telinga baik-baik. "Cantik dong, akyu," "Eh! Mas juga ganteng lho kek ar