All Chapters of Balas Dendam Dalam Cinta : Chapter 21 - Chapter 30
114 Chapters
21. Surat Cerai
“Aku tidak percaya ternyata nyalimu cukup besar juga. Harusnya aku membunuhmu kemarin, sayangnya hatiku masih sedikit baik untukmu. Saya tahu Anda akan berencana memberikan surat perceraian ini dan menggunakannya untuk sebuah rencana. Dan semua memang berjalan seperti apa yang saya pikirkan, maka Anda salah jika berpikir saya akan menghindar dari rencanaku. Begitukah, Kimbeerly?” Alexander tertawa. Ia mengambil surat cerai yang telah Kimbeerly taruh di atas meja kerjanya, dilihatnya surat perceraian tersebut dengan tersenyum setan lalu ia menatap Kimbeerly yang terlihat menahan sesuatu. Satu tangan wanita itu mengusap perutnya dengan penuh kasih sayang dan Alexander kembali terkekeh. Ia tidak akan terpengaruhi apapun yang dilakukan oleh Kimbeerly. Apapun yang telah direncanakan harus berjalan sesuai keinginannya bukan malah sebaliknya. Kimbeerly tersenyum kecut. Alexander sungguh sangat mengerti dirinya. “Aku hanya tidak ingin membuat kehidupanku semakin rumit. Aku hanya ingin mele
Read more
22. Penuh Kekhawatiran
Alexander hanya diam saja di rumah setelah hari sebelumnya Kimbeerly membuat keributan dengannya. Ya … Kimbeerly ternyata sudah mengatakan semua yang telah ia lakukan pada Alexander dan membuatnya harus berpikir ulang dengan semua rencana sebelumnya. Wanita itu menemukan banyak bukti tentang siapa Alexander yang sebenarnya hingga suasan canggung akhirnya terjadi diantara mereka. Kimbeerly juga sudah memberitahukan semua keluarganya bahwa selama ini Alexander menipu mereka, tetapi Alexander masih enggan untuk pergi begitu saja dan seolah takut dengan tindakan Kimbeerly. Jika memang dibutuhkan maka Alexander akan membunuh keluarga Kimbeerly disaat bersamaan. Kimbeerly melirik Alexander yang begitu fokus dengan ponselnya bahkan dengan sengaja tidak mematikan televisi yang menyala dan memiliki suara tinggi. Ia tidak tahu harus melakukan apapun lagi agar kehidupan keluarganya bisa bebas dari rencana Alexander dan bahkan saat perutnya mulai membuncit Alexander juga tidak pernah peduli denga
Read more
23. Bukan Akhir
Dorr!Suara tembakan yang diarahkan ke atas membuat semua orang yang berada di dalam rumah bergegas keluar untuk mengetahui hal apa yang sebenarnya terjadi. Kini, Alexander telah berada di atas puncak rencananya. Tidak ada lagi kata menunggu apalagi membiatkan waktunya terbuang sia-sia. Alexander tidak akan menunggu keputusan apapun selain hanya berfokus dengan rencananya dan semua usahanya yang sebentar lagi akan berhasil. Ia tidak peduli apa yang akan terjadi dengannya setelah ini, yang jelas ia sangat ingin melihat Jeremy bertekuk lutut meminta maaf padanya dan nyawa pria tua itu yang akan melayang setelahnya.Apapun yang terjadi, Jeremy harus terbunuh!Alexander tersenyum sinis kala Jeremy dan Victoria keluar dari rumahnya dengan tatapan bingung dan terkejut. Tak lama, Edward juga menyusul dari bagian samping rumah yang merupakan jalan menuju taman belakang rumah. Alexander semakin menyunggingkan senyumannya sebab merasa puas semua orang berkumpul dengan menakjubkan. Benar-benar s
Read more
24. Past Time
Brak!Gebrakan meja yang baru saja terdengar memperlihatkan dengan jelas bahwa seseorang tersebut tengah berada diambang batas kesabarannya. Perasaan kecewa mendalam dan kemarahannya tidka bisa dibendung lagi melihat semua data di depan mejanya yang benar adanya. Mata itu menatap tajam pada satu orang kepercayaannya yang berdiri tegak di depan meja dengan wajah menunduk.“Andre … ini tidak benar, bukan?”Pria yang tengha berdiri di depan meja sang ketua itu hanya bisa diam. Tidak ada lagi kebohongan dan tidak ada yang bisa disembunyikan atau semuanya akan semakin rumit. Akhirnya, ia hanya menanggapi dengan gelengan kepala sebagai penjelas bahwa itu semua adalah kenyataan yang harus diterima oleh pria di sana.Jeremy Libason, pria itu terduduk lemas dengan ketidakpercayaan yang memenuhi otak dan hatinya. Ia mengusap wajahnya kasar dengan mencoba menyadarkan diri bahwa semua ini bisa diatasi dengan cara lain. Ia kembali menatap asisten pribadinya yang masih menundukkan kepala.“Kau suda
Read more
25. Mencari Cara
“Elyana diamlah. Dengan kau yang tidak bisa diam dan terus menampakkan wajah khawatit akan semakin membuat banyak orang berpikir aneh terhadap kita. Aku tahu kau cemas jika kita ketahuan memanipulasi keuangan perusahaan demi urusan pribadi, tetapi tetaplah tenang seolah kita tidak melakukannya. Ini semua demi kehidupan kita, oke?”Elyana mengangguk meski raut wajahnya masih belum bisa terlihat tenang seperti biasa. Rasa ketakutan itu terus menyiksanya dengan bayangan buruk yang terus saja berputar dalam kepalanya. ia tahu ini semua adalah jalan yang salah, tetapi semua ini mereka lakukan demi kehidupan mereka menjadi lebih baik dan membawa anak mereka dalam kehidupan yang nyaman tanpa harus memikirkan keuangan. Namun, sebelum semua impian mereka terwujud Jeremy dan Andre justru sudah tahu penghianatan yang mereka lakukan. Dengan begitu, Elyana tidak mungkin tidak merasa cemas akan keamanan mereka terlebih untuk anak mereka yang berusia kecil.Sementara itu, Marco berusaha mencari cara
Read more
26. Kacau
Bukannya selesai permasalahan dengan Marco dan Elyana setelah Jeremy memberikan kesempatan untuk kedua orang tersebut membuktikan ketidakbersalahan mereka, keadaan perusahaan justru semakin kacau dan beberapa saham yang diambil kembali oleh rekan kontrak Jeremy. Hal itu semakin membuat kegaduhan dengan banyak berita yang menyebar di internet tentang perusahaan Jeremy yang akan mengalami kebangkrutan. Semua karyawan yang selama dua bulan ini belum mendapatkan gaji mulai berpikir buruk dan mulai melakukan demo ke perusahaan agar segera membayar hak mereka.Andre berusaha penuh mengendalikan semua meski sangat kuwalahan. Semua orang diperusahaan tidak ada yang mempercayai Jeremy dan Andre saat ini untuk bisa menyelesaikan masalah dan klien- klien yang sebelumnya memiliki janji membatalkan begitu saja tanpa memberitahukan terlebih dahulu. Keadaan semakin kacau dan Marco yang bahkan tidak menampakkan batang hidungnya sama sekali setelah keluar dari ruangan Jeremy sebelumnya.“Tuan … perusa
Read more
27. Tidak Menemukan Jejak Apapun
“Kau sudah melacaknya?”Andre menoleh dan mengangguk. “Sepertinya Marco benar-benar sudah merencanakan hal ini sebelum pergi. Semua alamat dan apapun yang berkaitan dengannya tiba-tiba hilang tanpa jejak apapun. Aku khawatir pada tuan Jeremy. Kesehatannya menurun drastis dan semalam ia baru saja mencoba bunuh diri karena tidak tahan dengan semua berita dan rekan yang tidak mau membantu.”Jhon, Robert, Reino dan tiga orang kepercayaan Jeremy menghembuskan napas panjang. mereka berkumpul untuk mengambil rencana demi menemukan keberadaan Marco dan Elyana yang tiba-tiba menghilang. Jeremy telah berkorban banyak hal untuk mereka bertujuh dan kini saatnya mereka bersatu untuk membantu Jeremy sebagai balasan terimakasih mereka atas semua yang telah Jeremy lakukan.“Pasti ada jejak meski sulit. Marco tidak sepandai itu dalam teknologi apalagi dia bekerja dibagian keuangan. Aku yakin kita bisa menemukan satu titik agar bisa mendapatkannya, tetapi sekali lagi meski itu sulit. Di dunia ini tida
Read more
28. Tidak Seharusnya
Suara ketukan pintu membuat Elyana menoleh. Marco sedang berada dikamar dan Elyana takut jika ia membuka pintu sembarangan. Elyana ingin memanggil Marco saat sebuah suara langsung membuatnya segera membuka pintu.“Halo … apakah ini rumah, Tuan Marco? Anda memesan tiket pesawat, bukan?”Elyana membuka pintu dengan senyuman lebar. Namun begitu melihat siapa orang yang sedang berada di hadapannya membuat Elyana mematung. Berbeda dengan Elyana, orang tersebut justru menampakkan senyuman tipis dan masuk ke rumah begitu saja.Marco yang baru saja keluar dari kamar mematung ditempat setelah melihat siapa orang yang baru saja masuk ke dalam rumahnya. Orang tersebut menampakkan senyuman dan mendudukkan diri di kursi.“Rumah yang sederhana dengan keluarga yang harmonis. Aku iri sekali.”Marco melihat Elyana yang terlihat ketakutan dan bahkan tidak kunjung masuk kembali ke dalam. Marco menghembuskan napas panjang lalu berjalan mendekat. Mendudukkan diri di kursi lain dengan pandangan menunduk.“
Read more
29. Napas Terakhir
Baru saja membuka pintu rumah dan keluar untuk segera membawa Alex kembali, Marco ditodong pistol tepat di depan wajah dan membuatnya diam seketika. Sorot matanya mulai menatap siapa orang yang telah lancang menodongkan senjata api tersebut kepadanya, sedikit tersentak lalu sebuah senyuman tersungging dari bibirnya.Orang-orang Jeremy telah datang.“Akhirnya kami menemukanmu, Marco si penghianat!”Marco menajamkan matanya menatap orang yang baru saja bicara. Kebencian semakin mendarah daging dalam benaknya melihat semua orang ini. Beraninya mereka ikut mengganggu kehidupannya setelah ia mengakhiri dengan Jeremy dan semua keluarga Libason. Mereka tidak berhak dalam apapun kecuali rekan Marco dalam bekerja, selebihnya mereka tidak harus ikut campur seperti ini.“Hei! Hei! Hei! Ada apa dengan tatapan itu?”“Marco … siapa yang datang?”Robert menatap ke dalam rumah dan tersenyum menyapa Elyana yang terdiam membisu ditempatnya setelah melihat mereka. Jhon masuk ke dalam rumah dan disusul
Read more
30. Kehidupan Yang Pahit
Kehidupan baru setelah kehilangan kedua orang tuanya. Hanya hidup bersama dengan paman dan sepupunya sampai usianya menginjak remaja dan usahanya yang tidak pernah berhenti setelah kehilangan kedua orang yang ia cintai. Alex sudah tumbuh menjadi pria remaja sekarang dan sedang bekerja keras dengan tujuannya yang semakin pasti. Sudah sepuluh tahun lalu sejak kepergian kedua orang tuanya, akhirnya Alex memiliki sesuatu yang pasti untuk mempertahankan kehidupannya. Hidup dalam kepastian dan tentu saja dengan segudang harapan.“Alex makanlah lebih dahulu. Sudah dua jam kau berolahraga tanpa berhenti.”Alex menoleh pada Velena yang datang dan membawakan nampan yang penuh dengan makanan dan minuman serta buah segar. Alex tersenyum dan menuruti permintaaan Velena untuk segera mendekat dan makan.“Kau tidak lelah, hm? Kau tidak pernah berhenti melakukan kegiatan meski hanya beberapa menit. Apa yang membuatmu begitu bersemangat dalam melakukan semua pekerjaan, huh? Aku iri sekali.”Alex hanya
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status