All Chapters of PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN: Chapter 41 - Chapter 50
445 Chapters
MULUT SAMPAH
41Aku berbalik kembali menghadap Arman. Begitu juga dengan Tuhan Sultan. Kami menatapnya tajam. Sementara yang ditatap menyeringai menjijikkan. “Kenapa?” tantang Arman. “Kalian tidak terima?”Aku menatapnya tajam. “Tidak kusangka mulutmu sebusuk itu, Arman!”Arman melangkah maju. Wajahnya merah. “Itu memang kenyataan! Kalian selingkuh di belakangku!” Tangannya menuding kami. “Jaga bicaramu Arman!” Aku tersulut emosi. Laki-laki tidak tahu diri itu sudah membuat kesabaranku di ambang batas. “Di antara kita tidak pernah terjadi apa pun. Mungkin kau lupa sudah menceraikan aku. Sebelum mengusirku, kau sudah menceraikanku, Arman! Apa hakmu mengatakan itu padaku?” Aku menatapnya tajam. Arman terjengkit, kemudian mengerjap. Sepertinya laki-laki itu kepalanya terbentur. Dia amnesia, lupa kalau sudah menjatuhkan talak. “I-itu baru secara agama, bukan? Secara negara kita masih terikat. Masih bisa rujuk.” Arman berkilah. Antara mual dan geli aku melihatnya. “Aku masih bisa merujukimu, Viol
Read more
KELUARGA TOXIC
42Mata ini semakin melebar. Aku marah dengan semua ucapan Arman, tetapi di sisi lain, kaget kenapa kursi roda Tuan Sultan bisa bergerak sendiri, dengan cepat pula. Namun, satu kesimpulanku, si penumpang kursi roda itu pastilah sedang murka. Ini alamat tidak baik! Jangan sampai terjadi sesuatu di sini!Dengan gerakan cepat, aku meraih hendel kursi roda Tuan Sultan, kemudian menahannya agar tidak mendekati Arman. “Tenang tuan, kita tidak boleh terpancing!” Aku menarik kursi roda Tuan Sultan menjauhi Arman. Dapat kulihat wajah Tuan sultan yang merah padam menahan amarah. Sementara di depan sana, laki-laki mulut sampah itu menyeringai penuh kemenangan. Dengan jantung yang berdetak tak teratur, aku memutar kursi roda Tuan Sultan agar tidak menghadap Arman lagi. Kemudian kembali menenangkannya. “Tuan, tenang! Tahan amarah Anda. Aku yakin Arman pasti sengaja melakukan ini, agar Anda marah dan terjadi keributan yang akan mengundang perhatian banyak orang. Jika orang-orang berkumpul, mak
Read more
AKU MARAH!
44Hari yang melelahkan. Bertemu Arman dan keluarganya adalah mimpi buruk. Aku membaringkan diri di atas kasur. Tubuh yang penat sedikit rileks. Kutatap satu set perhiasan mutiara dalam kotak cantik. Besok pagi aku akan mengembalikan benda ini kepada Tuan Sultan. Rencananya, malam ini kukembalikan. Bahkan tadi aku sudah menyambanginya di atas. Akan tetapi saat melihat mood-nya buruk, aku memutuskan menundanya. Pertemuan dengan Arman dan keluarganya benar-benar mimpi buruk. Bukan hanya untukku tetapi juga Tuan Sultan. Arman dan keluarganya seperti racun yang menebarkan keburukan kepada semua orang. Bukan hanya yang mengenal mereka, bahkan orang yang baru mereka temui. Entahlah kenapa ada orang-orang seperti itu. Seolah tidak puas menjadikanku pembantu di rumah mereka, kini setelah aku punya kehidupan sendiri pun, mereka masih saja memendam kebencian. Padahal aku merasa tidak punya salah terhadap mereka. Semua yang telah terjadi, tidak menjadikan mereka menyesal. Padahal kudengar
Read more
PAHLAWAN
44Aku berusaha melepaskan diri saat sadar Tuan Sultan tengah menciumiku. Aku mendorong wajahnya dengan tenaga yang ada, tetapi ia tak membiarkanku. Bukan melepaskan, ia semakin dalam menciumi bibir ini. Sebelah tangannya memelukku tubuh ini erat, sedangkan sebelah lagi menahan tengkukku. Bukan hanya mencium, ia bahkan menghisap bibirku cukup kuat. Ia juga berusaha memasukkan lidahnya ke dalam mulutku. Aku meronta, berusaha melepaskan diri, tetapi entah setan apa yang merasukinya. Ia semakin ganas. Aku meronta sekuat tenaga hingga kursi roda yang kami tumpangi meluncur mundur dan menabrak tepian ranjang. Namun, itu tak cukup membuatnya menghentikan aksi. Ia terus saja menciumi bibir ini seolah ingin memakanku. Apa Tuan Sultan sudah gila? Atau ia kesurupan? Aku bisa merasakan bibir ini perih, mungkin terluka oleh giginya. Akan tetapi ia tidak juga melepaskanku. Aku bahkan sudah merasakan napas ini tersengal, karena hak bernapasku sudah dirampas paksa. Aku ingin berteriak, tetapi
Read more
HANTU RUANG OLAH RAGA
45Aku menatap diri di depan cermin. Rambut acak-acakkan dan bibir bengkak dengan sedikit luka akibat ulah bos aneh, terpampang jelas di sana. Orang bilang ciuman itu enak dan memabukkan. Apalagi ciuman pertama. Apanya yang enak? Aku merasakan napasku sesak, dan bibirku perih. Itu bukan ciuman, lebih tepatnya, dia melahap bibirku dengan rakus seperti orang kelaparan. Lagi pula, apa yang ada di pikiran bos aneh itu? Apa dia sudah gila? Kenapa tiba-tiba menciumiku? Hukuman katanya? Apa salahku hingga ia menghukumku? Kesalahan macam apa yang hukumannya ciuman?“Arghhh....” Aku berteriak kesal seraya menghapus bibir dengan tisu basah. Entah untuk ke berapa kali. Bahkan, bekas tisu sudah berserakan di meja. Berharap bekas ciuman itu hilang bersamaan dengan usapan demi usapan yang malah membuat bibir ini semakin lecet. Hilang sudah keperawanan bibir ini. Aku sudah ternoda. Padahal aku berharap ciuman pertamaku terjadi dalam suasana romantis dan dengan laki-laki yang kucintai. Dilakukan
Read more
KUCING KAWIN
46Bahkan keledai pun tidak mau jatuh dua kali ke dalam lubang yang sama. Apalagi aku manusia. Kejadian tadi pagi membuatku tahu jika Tuan Sultan mengambil kesempatan untuk menciumku dengan dalih hukuman. Kini, saat kejadian sama terulang, tentu aku tahu jika dia kembali menangkap tubuh ini. Dan yang terasa basah itu adalah tubuhnya yang habis berolahraga. Aku tahu kini berada dalam pangkuannya lagi, dan ia berusaha menciumku lagi. Entah ada apa dengan dirinya. Sejak tadi main sergap. Apa libidonya sedang tinggi? Ah, mikir apa aku ini! Yang penting sekarang aku harus melepaskan diri. Belajar dari pengalaman tadi pagi. Sebelum ia berhasil mencium lagi bibir ini, kujambak rambutnya dengan kuat, kemudian menarik kepalanya ke belakang hingga menjauh dari wajah ini. Tidak hanya itu, setelah berhasil menegakkan tubuh, kugigit lengannya yang masih memeluk tubuhku. Terasa keras dan asin dari keringatnya, tetapi tetap kuperkuat gigitan hingga ia berteriak kesakitan dan akhirnya melepask
Read more
ULAH ARMAN
47Aku merebahkan diri setelah menyumpal telinga dengan headset. Kuputar musik cukup keras dari ponsel. Tentu dengan mematikan wifi-nya lebih dulu. Aku ingin istirahat setengah hari ini, tak peduli bos aneh yang terus memanggil-manggil atau mungkin pak Sam yang kembali menghubungiku. Yang terjadi hari ini cukup melelahkan. Setelah semalam lelah menghadapi keluarga Arman, hari ini masih lelah juga menghadapi Tuan Sultan dan Pak Sam yang aneh. Aku memutuskan mau tidur, tanpa ingin memikirkan apa pun. Bukankah bila hari minggu Tuan Sultan memberiku waktu istirahat setengah hari? Semua yang diucapkan Pak Sam tadi kuanggap angin lalu. Kuanggap ia sedang bercanda. Tak ada satu pun yang kuanggap serius. Agar kepala ini tak semakin pusing. Semoga saja besok keadaan kembali normal seperti sedia kala. Seperti sebelum kami berangkat ke pesta. **Senin pagi kujalani hari seperti biasa. Membereskan kamar Tuan Sultan sebelum berangkat ke kantor. Untunglah sikapnya kembali seperti biasa. Tida
Read more
DEMO
48Aku dan Tuan Sultan saling pandang sebelum bergumam dengan bibir bergetar. “Tuan...?”Sementara dengan wajah merah padam, lelaki itu mengayuh kursi rodanya sendiri menuju pintu. Di mana di depannya semakin ramai orang berteriak menyuruh kami keluar. “Keluar kalian, dasar pasangan selingkuh!”“Pezina!”“Pantas saja mejanya dipindah ke dalam, biar bebas berzina?”“Bos tidak bermoral! Memberi contoh buruk!”“Kami tidak menyangka memiliki bos bermoral rendah!”Entah cacian dan nyinyiran apa lagi yang terlontar dari mulut-mulut puluhan orang yang berkerumun di depan ruang kerja Tuan Sultan itu. Suara-suara itu semakin jelas, terlebih saat pintu terbuka. Dengan memutar kursi rodanya sendiri, Tuan Sultan keluar dan menemui mereka. Aku sendiri masih mematung di sini dengan gemuruh hebat dalam dada. Betapa tega Arman memfitnah diriku setelah semua perlakuan buruknya selama menjadi istrinya. Seolah belum puas menjadikanku pembantu di rumahnya, menghina fisikku dengan selalu memanggil Bo
Read more
GEGAR OTAK
49“Kenapa Anda menambah runyam keadaan, Tuan?” tanyaku saat membantu membersihkan noda bekas telur di wajahnya. Noda telur mentah yang amisnya lumayan membuat mual. Sementara blazerku yang juga terkena telur, sudah kuganti lebih dulu. Faris memang keterlaluan. Ia sepertinya sengaja membawa telur mentah untuk melempari Tuan Sultan. Entah apa motifnya. Dia bilang melawan kemungkaran. Apa pun alasannya, tidak dibenarkan melempari orang lain dengan sengaja, apalagi alasan yang mereka bawa tidak dapat dibuktikan. Begitu mudah Arman menghasut para karyawan. Memprovokasi mereka untuk mendatangi dan mengata-ngatai kami yang mereka tuduh berselingkuh dan berzina. Maka pantas jika Tuan Sultan langsung melaporkan mereka berdua dengan tuduhan-tuduhan itu. Lalu, karyawan lain yang dianggap provokator pun sudah dipecat dengan tidak hormat oleh Tuan Sultan. Tiada ampun bagi mereka. Karyawan lainnya yang ikut-ikutan dalam insiden tadi, yang akhirnya dibubarkan polisi bawaan Pak Sam, ada yang ke
Read more
BERI WAKTU!
50“Ana, kenapa kau diam saja?” Tuan Sultan bertanya kesal saat aku hanya diam memperhatikan wajahnya yang hari ini berubah-ubah. Itu menurutku. “Lalu, saya harus jawab apa, Tuan?”Pertanyaan bodoh! Namun, aku memang tidak tahu harus menjawab apa. Tiba-tiba dia mengajak menikah. Kapan pacarannya? “Kau harus menjawab ‘ya'. Tidak boleh jawab 'tidak'!”Lah, ini pemaksaan namanya. “Kalau saya jawab tidak?” Aku ingin tahu reaksinya. “Tidak boleh jawab tidak, harus jawab ya!”“Tapi saya tidak mau menikah dengan Tuan!” Aku menjawab lantang. “Kenapa?” Keningnya berkerut. “Karena ... karena tidak ada cinta di antara kita! Kita tidak saling mencintai, kan? Bagaimana mau menikah?” Aku memberikan jawaban logis. Itu benar, bukan? “Kalau begitu, ayo kita saling mencintai!” Ajakan yang menggelikan. Seperti mengajak bermain petak umpet. Aku memutar bola mata. “Tuan, mencintai itu bukan minum obat yang bisa dipaksa. Mencintai itu sebuah proses. Proses rasa yang tumbuh dengan alami. Tidak bisa
Read more
PREV
1
...
34567
...
45
DMCA.com Protection Status