All Chapters of PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN: Chapter 31 - Chapter 40
445 Chapters
PAKAIKAN DASIKU!
31“Anda tidak apa-apa, Tuan?” Aku kembali berlari ke arah Tuan Sultan dan membantu membersihkan wajahnya dengan tisu. Wajah Tuan Sultan merah. Begitu juga dengan Arman. Pria itu berdiri, kemudian menudingku. “Dasar sekretaris tidak becus! Apa yang kau masukkan dalam minumanku, Bola?!” Mata Arman membeliak menatapku marah. “Anda berpikir apa, Pak? Saya hanya membuatkan minuman sesuai pesanan, Anda. Kopi hitam dengan sedikit gula.”“Ya. Sedikit gula dan kau memberi banyak garam!” Dia masih menudingku, jarinya tampak bergetar. “Lihat Pak Sultan, inilah yang saya katakan jika dia tidak berkompeten. Membuat kopi saja tidak becus!” Arman berapi-api, sepertinya ingin mempengaruhi Tuan Sultan. Sayangnya hanya ditanggapi dingin oleh bosku itu. “Kita lanjutkan pertemuan ini lain waktu, Pak Arman. Sekarang silakan tinggalkan ruangan ini! Saya mau ganti baju!”Arman diam seketika mendengar ucapan Tuan Sultan. Wajahnya yang merah padam menandakan emosinya tertahan. Marah padaku, ditambah Tua
Read more
PEKERJAAN BERAT
32“Ayo pasangkan dasiku, Ana! Apa yang kau tunggu? Kau bahkan belum pernah memasang dasiku sejak menjadi pelayan pribadiku. Padahal itu pekerjaanmu!”“Pekerjaan saya?” Aku berbalik setelah mengintip sebentar, dan mendapati dia sudah rapi dengan celananya. “Tentu saja! Kalau tidak percaya, kau buka saja surat kontak itu, dan kau akan menemukan poin itu di sana. Seharusnya aku menuntutmu karena sejak awal banyak aturan yang kau langgar!”“Benarkah?” Keningku berkerut. Kenapa aku merasa tidak pernah membaca poin seperti itu. “Ketahuan kau tidak betul-betul membaca surat kontrak itu saat menandatanganinya!” Ya, dia benar. Aku tidak membaca kontrak itu karena terlalu banyak poinnya. Malas. Siapa sangka kalau hal seperti itu dimasukkan dalam perjanjian kontrak. “Ayo pasangkan, atau kusuruh kau lembur sampai tengah malam sendiri di sini!”Mataku melebar mendengar ancamannya. Sementara lelaki yang barusan mengancam, kini menengadah. Ia sudah siap untuk dipasangkan dasi yang sudah menjunt
Read more
TEMAN BARU
33Aku gegas menarik diri saat terdengar ribut-ribut di luar ruangan Tuan Sultan. Memutus kontak mata yang sekian lama terpaut, melibatkan bukan hanya mata kami, tetapi juga jantung yang mendadak berdetak sangat ramai. Bukan hanya jantungku, tetapi juga jantung Tuan Sultan. Ya, aku dapat merasakannya karena tubuh kami saling menempel. Kurasakan wajah ini panas dan pasti memerah. Kecanggungan meraja. Aku ingin minta maaf, tetapi suara ribut-ribut di luar ruangan membetotku agar lebih dulu keluar. “Saya lihat dulu keluar, Tuan,” pamitku tanpa melihat wajahnya. Aku malu. Lalu tanpa menunggu jawaban, aku langsung keluar dari kamar pribadi Tuan Sultan. Sudah ada Pak Sam di dalam ruang kerja yang sepertinya sengaja menunggu kami. “Ada apa ini, Pak?” Aku bertanya heran. Pak Sam memindaiku sebentar sebelum melongokkan kepala ke pintu kamar. “Di mana, Bos?” tanyanya tanpa menjawab pertanyaanku. “Di dalam, Pak. Saya baru membantunya membersihkan diri. Tuan Sultan kena semburan kopi Pak
Read more
PACARAN
34Aku mengangguk ke arah Faris sebelum melangkah ke ruangan Tuan Sultan. Inilah yang aku takutkan. Bos memergoki kami. Kuharap tadi Faris langsung kembali ke ruangannya. Apalah daya sekarang Tuan Sultan sudah melihat kami. Aku mengetuk pintu yang tidak sepenuhnya tertutup. Kemudian masuk sambil menunduk, saat kudapati wajah Tuan Sultan merengut merah. Lebih menakutkan dari sebelum-sebelumnya. “Waktu istirahatmu aku potong menjadi lima belas menit saja!”“Apa?” Aku berseru lebih dari kaget. Begitu masuk langsung disambut ucapannya yang membuat shock. Apa maksudnya hanya lima belas menit? “Tidak jelas?” Dia menatapku tajam. “Waktu istirahat siangmu hanya lima belas menit saja. Itu cukup untuk makan siang. Selebihnya untuk salat, kau boleh melaksanakan pada saat jam kerja.”Aku menatap nanar lelaki yang duduk di kursi roda dan memberikan perintah tak terbantah itu. Bagaimana bisa dia memotong waktu istirahatku yang seharusnya satu jam, menjadi lima belas menit saja? Itu penindasan
Read more
SHOCK TERAPI
35Aku menjalani sisa hari ini dengan tutup mulut. Semua kulakukan dalam diam. Entah di kantor, di mobil, sampai di rumah. Tak bersuara sedikit pun, bahkan bila Tuan Sultan sengaja menyuruh sesuatu di luar tugasku. Semua kujalani saja dengan tetap menutup mulut. Hari ini aku ingat jadwal mengganti gorden dan seprei di kamar Tuan Sultan, dan aku belum sempat menggantinya tadi pagi. Sampai di rumah, aku hanya ke kamar untuk menaruh tas kerja, dan langsung menuju lantai atas dengan menaiki tangga. Sementara Tuan Sultan naik lewat lift bersama Pak Sam. Aku tiba di sana dan sudah mendapati dia tiduran di ranjangnya. Sepertinya memang kurang sehat. Karena biasanya tidak tiduran sepulang kerja. Aku bingung saat ingin permisi mengganti seprei dan selimutnya. Aku memilih langsung naik ke atas kursi tinggi, benda yang biasa kugunakan untuk mengganti gorden. Aku melirik dari atas. Lelaki itu memejam di ranjangnya. Dia tidak terganggu dengan kehadiranku. Padahal aku yakin dia tahu aku ada d
Read more
SEMAKIN ANEH
36Hari ini kujalani dengan aneh dan risih. Aku merasa tidak bisa maksimal bekerja. Berada di dalam ruangan bersama dengan Tuan Sultan dengan meja kami saling menghadap rasanya itu seperti ... ah, apa ini hanya perasaanku saja? Sejak tadi kurasakan Tuan Sultan sering menatapku lama. Sebenarnya meja kami tidak berhadapan persis. Mejaku agak ke pojok sejajar dengan pintu masuk. Sementara meja Tuan Sultan berada di tengah ruangan yang bila seseorang membuka pintu akan dapat melihat langsung mejanya. Mejaku juga menyamping posisinya bila dilihat dari meja Tuan Sultan. Namun, ekor mata ini dapat menangkap bila ada gerakan apa pun dari meja sebelah. Makanya aku tahu jika dia sering menatapku. Apa ada yang di wajah ini?Aku mengeluarkan cermin dalam kemasan bedak. Memindai wajah ini. Tidak ada yang aneh. Aku baik-baik saja, kok. Lalu, kenapa dia terus saja menatapku seolah kami baru bertemu hari ini? Ah, entahlah. Aku tak ingin dibuat lebih pusing. Namun, keheranan masih saja menggang
Read more
PANGLING
37Entah kata apa yang dapat mewakilkan perasaanku saat ini. Setelah keluar dari kantor tadi, Tuan Sultan membawaku ke sebuah butik ternama kota ini. Pemiliknya adalah temannya sendiri. Seorang wanita tinggi, langsing, dan cantik yang aku tahu seorang desainer ternama. Ia sering menjadi langganan para artis dan pesohor tanah air yang mempercayakan berbagai kostum untuk acara besar dan penting. Tuan Sultan meminta wanita itu memilihkan gaun yang cocok untuk kupakai ke pesta pernikahan nanti malam. Wanita itu bersama seorang karyawannya membawaku berkeliling butiknya. Menunjukkan berbagai koleksi mereka yang rata-rata limited edition. Aku sampai bingung sendiri memilih yang mana. Karena bagiku yang baru pertama kali melihat baju-baju bagus dan mahal seperti itu, semua terlihat indah dan bagus. Lagipula, untuk menghadiri pesta pernikahan seseorang yang bahkan tidak kukenal, kenapa aku harus tampil sempurna? Ya. Sempurna. Tuan Sultan ingin aku tampil sempurna di pesta itu. Ia mengatak
Read more
PESTA
38“Kamu kenapa Arman?” Wanita laksana toko emas berjalan di depan sana terdengar bertanya. Aku menoleh ke arah mereka. Kulihat wanita itu menatap heran anaknya juga aku bergantian. “Ana, ayo masuk!” Suara Tuan Sultan membuatku mengalihkan pandangan dari mereka. Aku mengangguk seraya ingin mendorong kursi rodanya. Namun, Pak Sam mencegah. “Biar aku yang dorong. Masa wanita cantik suruh dorong kursi roda?” Pak Sam yang menyusul ke butik setelah menghandel pekerjaan kantor, mengambil alih pegangan kursi roda Tuan Sultan. Ia tersenyum seraya menggoda. “Rayuan buayanya disimpan untuk wanita-wanita di dalam sana nanti!” Suara Tuan Sultan yang terdengar ketus dan dingin membuat kami saling pandang sebelum masuk dengan mendorong kursi rodanya. Tuan Sultan yang kaku tidak suka Pak Sam memujiku. Padahal aku tahu Pak Sam hanya basa-basi saja. Aku mengikuti mereka tanpa melirik lagi rombongan keluarga toxic di belakang sana yang jadi ramai entah membahas apa. Aku tidak peduli. Tidak ada j
Read more
KEPANASAN
39Entahlah, kenapa aku tiba-tiba ingin jadi pahlawan, ya? Ingin rasanya aku mengacungkan tongkat sambil berteriak kepada semua orang yang menatap kami. ‘Dengan kekuatan bulan... aku akan menghukummu!’Tentu hanya dalam hati aku berani berteriak, karena aku sadar bukan sailormoon. Kami tiba di depan pelaminan indah di mana dua sejoli dan keluarga tengah mengalihkan pandangan ke arah kami. Aku bukan tidak tahu sejak tadi Cindy menatap tajam diri ini. Bukan! Bukan lagi menatap tajam, melainkan seolah mengulitiku dengan pandangannya hingga ke ulu hati. Kenapa ia bersikap seperti itu? Iri? Cemburu? Tidak mungkin, bukankah ia yang meninggalkan Tuan Sultan? Lalu kenapa sekarang seolah tidak rela bosku itu aku dampingi? Lihat tatapannya yang tak lepas dari gaun dan tas yang aku tenteng ini, Cindy pasti tahu persis berapa harganya. Entah kenapa, aku malah sengaja ingin memanasinya. Masih terbayang bagaimana angkuhnya dia waktu menyuruhku membuatkan minuman karena merasa dirinya akan j
Read more
TIDAK WARAS
40Aku terseok-seok mengikuti langkah Arman yang menyeret tangan ini. Entah ke mana ia akan membawaku. Yang kutahu sudah terlalu jauh meninggalkan Tuhan Sultan di dalam sana. Aku meronta minta dilepaskan, tetapi Arman tak menggubris. Hingga saat sampai di tempat agak sepi, laki-laki itu menghentikan langkahnya. “Lepas!” Aku berteriak lagi, karena walaupun langkahnya sudah berhenti, tangannya masih mencengkeram kuat. “Apa yang Anda lakukan Pak Arman? Apa Anda sudah gila? Apa yang Anda inginkan?” Aku mencoba melepaskan cengkeraman tangannya di pergelangan tangan ini. “Lepas! Sakit tahu!” Aku menghentakkan tangannya karena ia tak mau melepaskan pergelangan tangan ini. Akhirnya tanganku terlepas setelah beberapa kali menepis tangannya, aku meringis seraya mengusap pergelangan yang memerah. “Apa yang Anda inginkan?” tanyaku dengan suara tinggi. Kutatap tajam wajah tidak tahu malu itu. Dada ini bergerak sangat cepat menahan amarah. Aku marah padanya. Dia pikir siapa dirinya berani memp
Read more
PREV
123456
...
45
DMCA.com Protection Status