All Chapters of PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN: Chapter 51 - Chapter 60
445 Chapters
MANUSIA TERLAWAK
51Aku kenal suara itu. Ya, suara Arman. Mau apa lagi dia? Kenapa polisi belum menahannya? Bukanlah Tuan Sultan sudah melaporkannya? “Hmmm.” Aku memukuli tangan Arman yang membekap mulut ini. Tanda minta dilepaskan. “Baik, aku akan melepaskanmu. Tapi jangan teriak. Aku hanya ingin bicara sebentar saja!” Terdengar suaranya mengiba. Tidak angkuh lagi seperti biasa. Tidak terdengar membahayakan. Tubuhku melemah. Tidak lagi meronta. Akhirnya aku mengangguk. Arman melepaskan bekapannya. Juga cengkeramannya di tangan ini. Kami ternyata tiba di dekat mobilnya. Aku mencoba tenang, menegakkan tubuh, kemudian merapikan rambut yang sedikit berantakan, dan mulai bertanya. “Apa yang ingin kau bicarakan? Aku tidak punya banyak waktu. Tuan Sultan pasti mencariku.” Kuucapkan itu dengan tegas, dan tanpa melihat ke arahnya. “Sudahlah! Suruh saja Tuan Sultanmu pulang duluan. Kau nanti kuantar pulang.”Aku menoleh ke arahnya.What? Tidak salah? Ringan sekali dia bicara. Dikira Tuan Sultan itu pe
Read more
ADA APA DENGAN DIRIKU?
52Aku merebahkan diri setelah selesai dengan semua pekerjaan rumah. Tubuh yang penat meminta haknya untuk segera diistirahatkan. Untunglah sejak awal Tuan Sultan memberiku jam malam. Aku sudah harus masuk kamar di jam sembilan malam. Tidak boleh berkeliaran lagi di luar kamar di atas jam itu. Jadi, sejak awal bekerja di sini aku memiliki waktu istirahat yang cukup. Secapek apa pun di siang hari, bila malamnya istirahat yang cukup, bangun selalu dalam keadaan segar. Sebenarnya, Tuan Sultan sudah menawariku untuk berhenti sebagai pelayan. Maksudnya, aku tidak harus lagi mengerjakan pekerjaan rumah mengurus kamarnya. Hanya bekerja di kantor saja agar tidak terlalu capek. Seharusnya aku senang dengan tawaran itu. Namun, entah kenapa aku menolaknya. Ada rasa tidak rela jika ada orang lain yang bebas keluar masuk kamar bos-ku itu. Nanti dia bisa melihat Tuan Sultan sedang tidur dan menatapnya lama seperti yang sering kulakukan. Atau melihat Tuan Sultan baru bangun tidur dengan muka bau
Read more
KEBEBASAN YANG TIDAK DIHARAPKAN
53“Ana, ada apa?” Lelaki yang duduk di kursi roda bertanya dengan suara dan wajah datar seperti biasa. Ia duduk di kursi roda di belakang mejanya. Sementara Andrea duduk di kursi depan meja. Di atas meja depan mereka berserakan kertas-kertas. Tidak ada yang aneh. Mereka bicara dengan normal. Gestur mereka juga normal. Seperti diskusi pada umumnya. Ya, memang Andrea duduk melipat kakinya hingga paha mulusnya terekspos, tetapi Tuan Sultan tidak akan melihat karena terhalang meja. “Ana! Ada apa?” Tuan Sultan bertanya lagi dengan suara lebih keras karena aku hanya berdiri mematung dengan mulut menganga di ambang pintu. Sumpah demi apa pun, tidak pernah aku merasa sebodoh dan semalu ini. Aku, dengan amarah membara dan prasangka buruk, membuka pintu ruangan Tuan Sultan dengan kasar. Bahkan sudah menyiapkan kata-kata kasar untuk memaki mereka, karena kupikir mereka sedang berbuat tidak senonoh. Namun kenyataan yang kulihat, mereka hanya berdiskusi biasa dengan duduk saling berjauhan.
Read more
ABANG
54“Ana?” Terdengar nada heran dalam suara itu. Suara Tuan Sultan. Ternyata dia mengenaliku. Padahal, sudah kututup wajah ini dengan buku menu. Aku juga menanggalkan blazerku di kantor. Pramusaji membersihkan meja, dan aku tetap menutup wajah ini dengan buku menu. Tak ingin melihat reaksi Tuan Sultan yang akhirnya tahu jika aku di sini, hingga seseorang datang dan berdiri di sebelah. “Vio, kau di sini juga?” Aku meringis di balik buku menu. Kenapa sial sangat hari ini. Sudah ketahuan menguntit, Pak Sam dengan terang-terangan menyapa. Akhirnya, karena sudah terlanjur ketahuan, aku menurunkan buku menu yang sejak tadi menutupi wajah. “I-iya, Pak. Aku ingin mentraktir Anda. Bukankan kemarin sudah janji?” Akhirnya kalimat itu yang keluar dari mulutku. “Oh ya, kalau begitu ikut gabung di sana yuk!” Pak Sam menunjuk meja Tuan Sultan, di mana saat aku menoleh ke arah sana, kedua penghuninya tengah memperhatikan kami. Aku gegas mengalihkan pandangan. “Tidak perlu, Pak. Saya di sini saja
Read more
SAKIT
55Aku menjerit merasakan perih di kulit kepala akibat jambakan seseorang yang belakangan kutahu ibunya Arman. Calon mantan ibu mertuaku. Berbagai makian dan sumpah serapah berhamburan dari mulut wanita yang menarik-narik rambut ini dengan kuat. “Dasar perempuan sombong, belagu, tidak tahu diri! Baru jadi sekretaris aja sombongnya udah menyundul langit. Apa yang kau lakukan pada anakku, hah? Belum puas kau menyuruh bosmu itu membuat kolaps perusahaan keluarga kami, sekarang masih juga membuatnya di penjara? Dasar perempuan murahan! Tidak tahu diri! Tidak tahu diuntung!” Wanita itu terus saja menarik-narik rambut ini hingga aku yakin sebagiannya tercerabut. Makiannya bersahutan dengan jeritan kesakitanku. Hingga menciptakan kegaduhan yang menarik perhatian orang-orang. Pak Sam berusaha melepaskan jambakan tangan wanita itu. Akan tetapi wanita yang sepertinya sudah tidak waras itu semakin menjadi. Bukan melepaskan, ia malah semakin kuat menarik rambutku hingga kedua petugas keamana
Read more
MAAF
56“Kenapa kau pulang tanpa bicara denganku? Apa kau lupa ini masih jam kerja? Apa begitu sikap seorang karyawan? Meninggalkan pekerjaan tanpa permisi sama sekali? Apa kau tidak tahu jika di sebuah perusahaan ada peraturan yang harus ditaati?”Rentetan pertanyaan langsung menyerbuku tanpa ampun. Diucapkan dengan nada tinggi dan wajah merah. Aku menunduk merasakan hati yang semakin sakit. Semarah itu Tuan Sultan karena aku pulang tanpa memberi tahunya. “Sa-ya sudah minta izin sama Pak Sam, Tuan.” Aku mencoba menjawab walaupun dengan gagap. Aku pikir dia akan mengerti, nyatanya jawabanku semakin membuatnya murka.“Sam? Kau minta izin Hisam? Kau pikir siapa bosmu, hah?” Mata Tuan Sultan melebar sempurna. Ia semakin murka. “Aku apa Hisam sebenarnya yang bosmu? Aku atau Hisam yang memberimu gaji? Aku atau Hisam yang memberimu tempat tinggal? Selalu Hisam Hisam saja! Seolah Hisam lebih penting bagimu! Kau sama sekali tidak menghargaiku! Apa benar yang dikatakan mantan mertuamu jika kau p
Read more
APA KABAR HARGA DIRI?
57Aku berusaha melepaskan diri. Namun, tatapan itu seolah menghipnotis diri ini. Apalagi kata-kata yang keluar dari mulutnya kemudian, membuat dunia seakan berhenti beberapa saat. “Maaf, aku sudah menyakitimu, Ana.” Dia mengucapkan kalimat itu dengan dalam dan penuh perasaan. Matanya tak lepas menatap mata ini. “Aku hanya tidak rela seseorang menyakiti dan menyentuhmu. Kau, sangat berharga untukku. Hanya aku yang boleh menyentuhmu.” Kali ini ia mengucapkan kalimat itu dengan suara pelan setengah berbisik. Kedua tangannya yang memegangi tangan ini di depan dada kami, semakin menarikku hingga wajah kami mendekat. Aku menelan ludah dengan susah payah. Kurasakan tiba-tiba ada yang ramai di dalam dada ini. Entah suara apa, yang pasti jantung tidak tahu diri ini mendadak bekerja tak sesuai ritme. Meletup-letup hingga aku yakin Tuan Sultan dapat mendengar dan merasakan detak jantungku yang kacau. Dia semakin mendekatkan wajah kami. Tatapan itu terus saja menghipnotis mata ini hingga aku
Read more
MATI KUTU
58Hari ini jadwal ke pengadilan agama. Terpaksa aku harus keluar kamar. Padahal awalnya ingin mengeram saja di kamar. Minta izin tidak bekerja dengan alasan kepala pusing. Padahal, alasan sebenarnya, malu. Malu ketahuan jika aku menguntitnya. Ternyata, aku tidak bisa mengelabui seorang bos. Namanya bos, pasti tingkat kecerdasannya juga tinggi. Tak mungkin bisa dikelabui bawahan tak berpengalaman sepertiku. Kenapa aku tidak berpikir sampai ke sana? Aku mematut diri di depan cermin. Memoles wajah dengan cantik, dan memadu padankan kostum yang akan kupakai hari ini. Bukan agar terlihat cantik di depan Arman, karena ia sudah ditahan polisi. Atau untuk menarik perhatian panitera di pengadilan agama sana. Namun, untuk memberi semangat kepada diri sendiri karena akan segera menyongsong kebebasan dan status baru. Ya, mulai hari ini aku akan menyandang status baru sebagai seorang janda yang sebenarnya tidak membanggakan sama sekali. Hanya saja, dengan status baru ini, aku akan lebih lel
Read more
LUKA LAMA
59Aku berusaha melepaskan kaki, tetapi dia memeluknya erat. Tangisnya bahkan semakin menjadi. “Vio, aku mohon kebaikan hatimu. Keluarga kami saat ini benar-benar sedang terkena musibah. Ayah Arman masuk rumah sakit, anak gadisku dicerai suaminya padahal baru dua hari menikah, dia juga diusir mertuanya hanya karena salah satu anggota keluarga kami ada yang masuk penjara. Mereka menyebut itu sebuah aib. Padahal anakku sudah hamil. Tolonglah Vio, tolong suruh bosmu mencabut laporan itu agar Arman dibebaskan. Perusahaan kami kolaps, apalagi Arman dipenjara, nasibnya terkatung-katung. Nasib kami ikut tidak jelas.” Mantan ibu mertuaku terus saja mengoceh panjang diselingi tangisan. Pelukan di kakiku semakin erat. Beberapa awak media yang merekam adegan ini meng-zoom wajahku dan wajah ibunya Arman. Di antara mereka bahkan ada yang bertanya-tanya. Aku memalingkan wajah karena malu. Sementara ibunya Arman seolah tidak peduli dan tidak malu sedikit pun. Aku heran, apa yang ada di pikiran
Read more
KEJUTAN
60Hari sedang panas-panasnya saat kami meninggalkan gedung pengadilan agama. Tempat yang tidak mau kudatangi lagi seumur hidup. Semoga kelak bila Tuhan memberiku jodoh, itu adalah jodoh dunia akhiratku. Cukup dua kali namaku disebut dalam ijab qabul pernikahan. Oleh Arman, dan seseorang yang akan melindungiku dalam penjagaannya sepanjang usia. Apa dia Tuan Sultan? Entahlah, rasanya aku belum yakin. Atau memang tidak yakin. Kuakui, ada sedikit rasa untuknya. Mengingat kebaikannya selama ini, dia orang yang paling berjasa dalam perubahan hidupku. Aku jadi sesehat dan secantik ini. Dulu, bahkan berkhayal pun aku tak berani memiliki tubuh seindah dan secantik ini. Tak pernah terbersit akan memiliki penampilan seperti sekarang. Kemudian pekerjaan, saat menjadi istri Arman, jangankan terbersit menjadi seorang sekretaris bos perusahaan besar. Melamar pekerjaan sebagai buruh pabrik saja aku tidak berani karena tubuh tambunku yang menjadi kendala. Siapa yang akan memperkerjakan seseoran
Read more
PREV
1
...
45678
...
45
DMCA.com Protection Status