Semua Bab Balada Duda - Janda: Bab 41 - Bab 50
165 Bab
41. Malam Bersamamu
Rubi mendesah kala Regantara mulai menciumi lembut puncak dadanya. Rubi bergerak tak beraturan merasai setiap sentuhan di setiap titik sensitifnya dari Regantara. Rasanya baru setengah jam yang lalu dia berdiri di depan pintu apartemen Regantara sambil membawa tempat makan malam. Regantara menariknya masuk, memberikan ciuman bertubi-tubi pada wajah dan merebahkannya di atas sofa.Napas mereka saling terengah, Regantara melepaskan kaos putih yang dia kenakan, sementara kancing kemeja Rubi sepenuhnya sudah terbuka. Mata Rubi menatap Regantara, tubuh lelaki itu begitu sempurna baginya. Regantara kembali membungkukkan tubuhnya, menautkan kembali bibirnya dengan bibir Rubi. Tangan Rubi kembali melingkar di leher kekasihnya itu. Dengan satu kali gerakan, Regantara berhasil membawa Rubi duduk di atas pangkuannya.Tangan Regantara membelai lembut punggung belakang Rubi dan seketika melepaskan pengait bra milik Rubi. Perlahan satu per satu kemeja serta bra Rubi jatuh ke lantai. Mata Regantara
Baca selengkapnya
42. Kesibukan Yang Menyesatkan
"Bi," panggil Ibu Widya di depan pintu kamar Rubi yang tidak tertutup."Iya, Bu?" Rubi menutup buku laporan keuangan usahanya lalu membenarkan posisinya duduk di tempat tidur."Ada Nak Regan di depan, temui sana. Sekalian ajak makan malam saja, Ibu baru selesai membuat rendang daging," ujar Widya."Ada Mas Regan? Kok nggak bilang kalo mau kesini," ujar Rubi beranjak dari tempat tidur dan merapikan pakaiannya. "Ibu kira kalian janjian sore ini, kan malam Minggu," goda Widya."Ibu bisa aja." Rubi tersipu malu."Tama sama Ibu mau ke tempat Budhe Pur, ada acara syukuran anaknya si Joko ulang tahun ke satu. Kamu nggak apa-apa Ibu tinggal sama Mbok Inah?""Iya, enggak apa-apa, Bu. Ibu pergi naik apa? Ibu pesan taksi online aja, ben ora ngerepotin Bono. Kasian dia bolak-balik ngurusin semuanya.""Ya sudah hati-hati ya Bu." Widya mengangguk-angguk lalu keluar dari kamar Rubi diikuti oleh Rubi yang melangkah di belakangnya.Ruang tamu sore itu sida ramai dengan celoteh Tama, anak lelakinya i
Baca selengkapnya
43. Jangan Diulangi Lagi, Mas
"Ikut aja, enggak enak juga masa klien nggak kita jamu," kata Ayu pada Regantara saat mereka berada di sebuah restoran.Regantara melirik jam tangannya, waktu menunjukkan setengah delapan malam. Siang tadi dia sudah mengirim pesan pada Rubi agar tidak menunggunya makan malam nanti."Kemana?" tanya Regantara beranjak dari tempat duduknya."Aku tau salah satu club di Semarang yang bagus, kita kesana aja," ujar wanita itu denga wajah penuh semangat."Club?""Iya club malam, menurut kamu kita harus kemana? Makan sudah, membawa mereka melihat pabrik dan suasana Semarang juga sudah. Lagi pula umur mereka belum tua, masih pantas di ajak ke tempat seperti itu. Tenang aja, aku traktir," katanya lagi meninggalkan Regantara lalu menghampiri tamu mereka seharian ini."Ck, ada-ada aja," batin Regantara akhirnya mau tak mau mengikuti kemauan investor serta rekan bisnis barunya itu."Betulkan sudah buka," kata Ayu saat mereka berjalan masuk ke club malam.Suara musik terdengar keras, suasana belum b
Baca selengkapnya
44. Aku Mau, Bi ....
Rubi masih tertidur pulas dengan lengan Regantara sebagai bantal kepalanya. Regantara memandangi wajah ayu wanita yang sekarang berada di sisinya itu. Sudah sedari tadi saat dia membuka matanya, sudut bibirnya mengembang, mengetahui wanita yang saat ini dicintainya itu rela bermalam dan menungguinya hingga terlelap dalam keadaan mabuk.Rubi menggerakkan tubuhnya ketika di sadarinya cahaya matahari masuk melalui celah tirai. Regantara buru-buru menutup matanya, dia pura-pura kembali tidur. Rubi terperangah melihat posisi Regantara sudah menghadap ke arahnya. Dada besar lelaki itu masih tertutup selimut, Rubi menikmati keindahan wajah Regantara yang begitu sempurna. Alis tebal, hidung yang mancung, rahang yang tegas, rambut yang sedikit ikaal serta kulit wajah yang tidak terdapat goresan.Rubi membelai lembut wajah Regantara, mulai dari kedua mata Regantara, lalu jarinya menelusuri batang hidung yang mancung turun ke bentuk bibir yang sedikit tebal dan seksi. Rambut-rambut halus di seki
Baca selengkapnya
45. Menabuh Genderang Perang
Bunyi bel apartemen Regantara menghentikan aktivitas pasangan yang sedang di mabuk cinta itu. Rubi mendorong tubuh Regantara pelan, dan menutup area sensitifnya. Sementara Regantara mengancingkan kembali celana yang dia kenakan dan membantu Rubi turun dari atas meja makan. "Kamu nunggu seseorang?" tanya Rubi sambil memakai kembali pakaian dalamnya dan membenarkan mini dress. "Enggak, ini hari Minggu ... aku cuma nunggu kamu seperti biasanya." "Coba di lihat, aku teruskan masak sarapan kamu dulu." Regantara membuka pintu apartemennya, lelaki bertubuh sedang dengan kaos berwarna hitam berdiri membelakangi pintu apartemen. "Bono?" Bono membalikkan tubuhnya dan tersenyum tak enak hati apalagi saat di lihatnya Regantara tak mengenakan kaos. "Eh Pak Regan," kata Bono sambil menggaruk kepalanya yang mungkin tidak terasa gatal itu. "Masuk ...." Bono masuk ke dalam apartemen Regantara, matanya memandang interior apartemen itu dan berdecak kagum. "Duduk, Bon," pinta Regantara. "Bi ..
Baca selengkapnya
46. Raja, Ratu dan Selir
Semalaman Rubi sengaja tidak membalas pesan dari Regantara apalagi mengangkat telepon dari Regantara. Masih terngiang di telinga Rubi bagaimana Ayu mengatakan sesuatu yang membuatnya naik darah.Ada lebih 20 pesan dan 50 panggilan tak terjawab di ponsel Rubi pagi itu. Rubi beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi, pagi ini dia menggantikan Mbok Inah belanja sayur mayur dan lainnya untuk catering Senin nanti.Setengah jam berlalu, Rubi keluar dari kamarnya mengenakan setelan kaos dan celana jeans bekel."Bun, pagi ini Tama diantar Pakde Bono futsal ya," ujar Tama yang sudah duduk menunggunya di ruang makan."Tama sudah bangun?" Rubi melihat jam di dinding. "Baru jam enam, kan futsalnya jam setengah delapan.""Tadi malam kan Tama tidur cepat, Bun. Jadi bangunnya juga cepat," ujar Tama sambil mengunyah roti berisi susu coklat kental manis."Oh iya, Bunda lupa." Ketukan di pintu membuat ibu dan anak itu menghentikan obrolan mereka."Uti mana?" tanya Rubi."Masih di kamar, tadi si
Baca selengkapnya
47. Menjauh Dari Kehidupan Kami
"Ada apa?" tanya Widya saat melihat Rubi masuk dengan wajah cemberut lalu di susul Regantara yang berhenti di depan pintu karena menyadari kakinya kotor."Ada apa?" tanya Widya lagi pada Regantara."Saya permisi ke belakang dulu, Bu ... mau cuci kaki," ujar Regantara."Ada-ada aja," gumam Widya. "Tama, Uti pergi melayat dulu ya, kamu di rumah sama Bunda," ujar Widya lalu meninggalkan Tama dengan kebingungan yang melihat orang-orang dewasa di sekitarnya seperti sedang pernah dingin.Rubi meletakkan barang belanjaannya, memisahkan satu demi satu agar bisa dia susun di lemari es. Wajah Rubi masih terlihat kesal, diambilnya keranjang buah satu per satu buah yang di sediakannya untuk seisi rumah sudah tersusun rapi. Regantara yang baru saja keluar dari kamar mandi melihat perilaku Rubi yang masih menampakkan wajah kesal."Ada apa sih, Bi. Cerita dong, gimana aku tau salah aku dimana kalo kamu nya begini."Rubi masih saja diam, sungguh enggan rasanya jika mengingat kembali perlakuan Ayu ke
Baca selengkapnya
48. Deep Talk
Regantara memasuki kamarnya, Kayma dan Arsa sudah menunggunya di tempat tidur. Setiap kali Regantara pulang ke Jakarta, cara ini lah yang dia pakai untuk selalu dekat dengan anak-anaknya."Papa," panggil Kayma. "Sini." Kayma menepuk sisi tempat tidur.Regantara ikut masuk ke dalam selimut, menciumi pucuk kepala buah hatinya."Ada cerita apa?" tanya Regantara menepuk bantal kepalanya."Papa, Tante Ayu itu temannya mama?" tanya Kayma."Iya, kenapa?""Baik ya, Pa. Tadi sebelum Tante Ayu pulang, Tante Ayu janji mau ajak Kay sama Arsa ke mall.""Hhmm ....""Papa suka sama Tante Ayu?" Arsa yang tidur di sisi Kayma pindah tempat ke sisi Regantara."Tante Ayu itu teman bisnis Papa, jadi ya Papa harus suka," jawab Regantara."Tapi kalo Arsa sih senengnya kalo Papa dekat sama Tante Rubi. Tante Rubi itu baik, suka bikinin kita makanan, Mas Tama juga baik," celoteh Arsa."Tapi Tante Rubi nggak pernah ajakin kita jalan-jalan ke Mall," sahut Kayma. "Tante Ayu aja yang baru kenal kita udah janji mau
Baca selengkapnya
49. Masih Tanda Tanya
"Anak-anak sudah bangun?" tanya Rubi pelan saat bertandang ke apartemen Regantara pagi itu."Belum, masih pada tidur. Tama mana?" Regantara kembali merebahkan dirinya di sofa ruang tengah."Nanti naik di antar Bono. Tadi ke minimarket di bawah, katanya mau belikan Arsa sesuatu." Rubi langsung mengarahkan langkah kakinya menuju dapur. "Aku buat macaroni schotel buat anak-anak, salad buah buat kamu. Mas ...." Rubi sudah tak mendengar suara Regantara, lelaki itu tertidur kembali di atas sofa. Selesai menyiapkan sarapan pagi dan membukakan pintu untuk Tama, Rubi meminta Tama membangunkan Kayma dan Arsa sementara Rubi mencoba membangunkan Regantara."Mas ... Mas, bangun. Sarapan dulu, yuk." Rubi membelai lembut pipi Regantara, kekasihnya itu belum juga membuka matanya. Rubi menundukkan tubuhnya, wajahnya mendekat pada wajah Regantara."Nanti di liat anak-anak, loh. Takutnya aku nggak bisa nahan," ujar Regantara menarik sudut bibirnya tanpa membuka matanya."Ke ge-er an kamu," kekeh Rubi.
Baca selengkapnya
50. A Good Night Kiss
"Ini Uti aku," ujar Tama mengenalkan Widya pada Kayma dan Arsa. "Uti aku pinter masak, kalian tinggal sebut aja makanan apa yang mau kalian makan malam ini, pasti Uti buatin." "Cantiknya, namanya siapa?" tanya Widya saat melihat gadis kecil dengan rambut di kuncir kuda itu. "Kayma, umur delapan tahun mau sembilan tahun," jawab Kayma menyambut uluran tangan Widya. "Namanya cantik seperti orangnya. Kalo yang ini, namanya siapa?" tanya Widya saat melihat Arsa masih menggamit tangan Rubi. "Yang ini namanya Arsa, Uti. Si anak manis yang murah senyum," kata Rubi. "Kalian darimana?" tanya Widya. "Ngajakin anak-anak jalan-jalan ke Mall, Bu." Regantara mengacak-acak rambut Arsa. "Mau ke kamar aku nggak? Aku punya beberapa buku dan mainan, ayok," ajak Tama. "Boleh, Pa?" Kayma meminta izin pada Regantara. "Boleh dong," jawab Regantara sambil tersenyum. "Aku ambil perlengkapan anak-anak dulu di mobil," kata Rubi. "Biar aku aja." Regantara melangkah kembali ke teras rumah Rubi. "Mau di
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
17
DMCA.com Protection Status