Balada Duda - Janda

Balada Duda - Janda

Oleh:  Chida  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
83 Peringkat
165Bab
59.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Regantara menduda sejak tiga tahun silam. Kepergian sang Istri membuatnya membulatkan tekad untuk fokus membesarkan buah hati mereka begitu juga dengan pekerjaannya. Regantara menerima tantangan dari mertuanya yang adalah atasan di tempatnya bekerja untuk memperluas bisnis perusahaan di kota lain. Apa yang terjadi ketika Regantara bertemu dengan Rubi, seorang janda yang hidupnya terlalu mandiri dan mempunyai banyak kelebihan, hingga menggoyahkan janji setianya pada almarhum sang Istri? Akankah Regantara mendapatkan restu dari sang mertua yang sudah banyak berperan dalam kehidupannya? Dan peliknya lagi, tanpa sepengetahuan Regantara, sang Mertua sudah mempersiapkan calon istri untuknya.

Lihat lebih banyak
Balada Duda - Janda Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Chida
Terimakasih untuk kebersamaan kita .... Seperti janji Chida, Chida memberikan Giveaway untuk beberapa pembaca yang beruntung dan mungkin saja itu kalian. Pantengin terus IG story Chida untuk tau siapa saja pembaca yang beruntung mendapatkan GA dari aku.... Salam Sayang buat kalian semua Chida
2023-08-11 20:41:52
3
user avatar
Yanti Aching
akhir yg manis utk kayma dan tamma
2023-08-10 23:24:18
1
user avatar
Tuti Amaliyah
Akhirnya semua menemukan kebahagiaanya masing2 dengan orang yang tepat......
2023-08-10 21:16:32
1
user avatar
Anies
Extra part yang luar biasa, semua sudah bahagia dengan jalannya masing², terimakasih author kesayangan sehat² dan di tunggu karya² selanjutnya..
2023-08-10 20:48:00
1
user avatar
Muti
Yeaaay. Akhir yg manis juga untuk Tama dan Kayma.
2023-08-10 19:41:02
0
user avatar
Nury
luar biasaaa
2023-08-02 14:18:03
0
user avatar
Vinna Devina
keren ceritanya kak...
2023-07-17 14:56:00
0
user avatar
Yanti Aching
kak ini beneran selesai??? gmana dgn hati ku yg terlanjur sedih krn kay dan tamma, moga ini cuma prank aja...
2023-07-17 10:39:44
0
user avatar
Ely Endrawati
luar biasa .........
2023-07-17 10:25:49
0
user avatar
Lina Herlina
di tunggu terus klanjutannyaaa
2023-07-09 18:28:32
0
user avatar
Enisensi Klara
Yeaay ......
2023-07-08 17:34:42
0
user avatar
Nury
bagus sekalii isi ceritanyaaaaa
2023-07-08 16:47:55
0
user avatar
Tuti Amaliyah
Tama harus di hadapkan dengan pilihan yang sangat sulit
2023-07-08 11:38:12
0
user avatar
mrs.yudi
always ditunggu update nya ...
2023-07-08 10:37:47
0
user avatar
Muti
Sweeeet yaa
2023-07-08 09:58:18
0
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 6
165 Bab
1. Pahit
"Biadab kalian!" teriak Rubi saat memergoki suaminya dan salah satu karyawannya sedang bercinta di gudang ruko tempat usaha Rubi yang baru saja berdiri empat bulan."Tega kamu, Mas," isaknya memegangi dadanya yang begitu terasa sakit."Rubi ... Rubi, ini enggak seperti yang kamu pikirkan. Dia yang paksa aku," ujar Dimas memohon."Tega kamu, Mas ...." Rubi terduduk di lantai sementara wanita yang bersama Dimas sedang membenahi pakaiannya."Pergi kalian dari sini! PERGI!!" usir Rubi."Mbak ...." Mbok Inah membantu Rubi berdiri.Wanita itu terlihat kacau, sementara Dimas masih berdiri di depan pintu."Antar saya pulang, Mbok. Dan kamu, jangan pernah lagi menginjakkan kaki di sini, saya tidak mau melihat kamu di sini atau dimana pun," ujar Rubi menatap tajam ke arah wanita bertubuh mungil itu."Rubi ... Rubi dengar penjelasan aku, dia yang menggoda aku, aku khilaf, Sayang," mohon Dimas."Aku jijik lihat kamu, Mas ... jangan pernah dekati aku atau sekalipun Tama. Ingat itu!" Ancam Rubi."O
Baca selengkapnya
2. Tawaran Dari Mertua
"Papaaa ...," seru Arsa saat melihat SUV putih itu memasuki pekarangan rumah mereka. Dua malaikat kecil itu melambai-lambaikan tangannya pada Regantara. "Papaaa, katanya janji hari ini mau ke tempat mama," ujar Kayma saat Regantara sudah berdiri di hadapan mereka. "Papa, kan kasihan mama kalo kita nggak dateng lagi," ujar Arsa. Sembari berjongkok menyamakan posisinya dengan kedua anaknya, Regantara bergantian membelai kepala buah hatinya. "Besok, kalo udah nggak hujan kita ke tempat mama, ok?" "Janji ya? Kay udah beliin bunga kesukaan mama tadi." "Oh ya? Sama siapa belinya?" Regantara berdiri, menggandeng kedua tangan putra dan putrinya itu masuk ke dalam rumah mewah bercat putih. "Sama Oma dong," sahut wanita separuh baya yang masih sangat terlihat cantik. "Tadi sepulang sekolah mampir ke toko bunga yang biasa—" lanjutnya lagi. "Kamu sudah di tunggu Papa di ruang makan," ujar Irma. "Kay sama Arsa tunggu Papa di kamar ya," titah Irma. Biasanya jika sedang seperti ini, itu artin
Baca selengkapnya
3. Suasana Baru
"Pak, meeting setengah jam lagi di mulai," kata Arven assisten Regantara."Kenapa mendadak meetingnya, Ven?" Regantara beranjak dari kursi kerjanya menutup laptop."Kurang tahu juga, Pak. Pak Wahyu meminta semua jajaran terkait untuk hadir, termasuk tadi saya lihat direktur perusahaan cabang kita di Semarang," terang Arven.Regantara orang pertama yang hadir di rapat sore itu lalu di susul beberapa manager divisi dan para jajaran direksi perusahaan food and beverage yang sudah berdiri lebih dari 30 tahun itu. Dan terakhir sosok lelaki tua yang masih nampak gagah itu pun memasuki ruangan.Rapat sore itu berjalan dengan baik, laporan dari semua cabang pun di terima Wahyu dengan garis bibir yang bangga, termasuk cabang baru mereka di Semarang."Ada satu hal yang ingin saya sampaikan, terkait dengan perkembangan cabang baru kita di Semarang. Pak Ramli ...." Sorot mata Wahyu berhenti menatap lelaki berumur 50 tahun itu. "Sebagaimana kita tahu kesehatan Pak Ramli belakangan ini sedang berma
Baca selengkapnya
4. Sambel Goreng Ati
"Bonoooo ...."Suara nyaring Rubi membuat Bono harus berlari tergopoh-gopoh menghampiri pemilik catering tempat dia bekerja."Ini sudah selesai semua," kata Rubi menyodorkan dua paper box berisi sambal ati kentang dan ikan pesmol yang akan dia bawa ke sebuah perusahaan food and beverage."Mudah-mudahan tendernya, kita menangkan ya, Mbak," ucap Bono merapikan perlengkapan yang akan mereka bawa."Iya, mudah-mudahan ... habis antar aku, nanti jemput Tama ya. Takutnya hujan ... banjir." Rubi meraih tas tangannya."Terus, Mbak Rubi nanti naik apa?""Aku bisa pake ojek online, sekalian mau ke toko Bu Ratih beli perlengkapan roti, sudah mulai sedikit.""Oke ....""Cepet ya, Bon. 15 menit kita sudah harus berada di sana," ujar Rubi meraih helm dari tangan Bono."Iya, Mbak ...."Nyatanya, 15 menit berubah menjadi 30 menit lantaran mereka harus terjebak macet di Simpang Lima."Demo, Mbak," ujar Bono membuka kaca helmnya."Demo apalagi?""BBM, Mbak.""Ya ampun." Rubi mendegus kesal."Mau demo ka
Baca selengkapnya
5. Menang Tender
"Jadi ... ditinggal gitu aja, Mbak?" Bono menyeruput es jeruknya."Setelah dia mencicipi masakan kita," jawab Rubi."Hhmm ... tapi kayaknya kita menang, Mbak," kata Bono yakin."Seyakin itu kamu, Bon." Rubi kembali berkutat dengan catatannya."Mbak Rubi cerita kalo wajahnya kayak seneng gitu kan waktu nyobain sambal goreng ati." Bono menggeser sedikit gelas berisi es jeruk ke sisi kanannya."Iya sih.""Nah ... masakan yang kita suguhkan kemarin itu aku rasa lebih merakyat. Ya Mbak Rubi tau lah, di sana banyak karyawan pabrik kan ... rata-rata penikmat masakan biasa, itu yang kita jual." Bono mengubah posisi duduknya."Iya, aku ngerti ... cuma aku gak suka bos nya. Sombong ... ih kamu kalo liat juga bakal gemes." Rubi meletakkan pulpennya. "Mukanya itu nyebelin, gayanya gini kalo ngomong," ujar Rubi memperagakan tangan Regantara yang di lipat di depan dada."Haha ... hati-hati Mbak, biasanya dari benci jadi cinta." Bono tertawa."Hush ... opo toh, kamu ada-ada aja. Eh iya, kamu hari in
Baca selengkapnya
6. Bos Semprul
"Dua menu ini untuk hari Senin dan Selasa ya, Bu," ujar Rubi meletakkan dua kantung kresek di lantai dapur di susul Bono yang membawa lebih banyak kantung kresek berwarna hitam."Ya sudah, nanti Ibu dan Mbok Inah yang kerjakan. Kamu siap-siap sekarang," ujar wanita berumur 55 tahun itu pada Rubi."Nanti ada Yanti yang akan membantu kita, Bu. Rubi hanya sebentar kok ....""Terus yang di toko hanya dua orang? Roti sudah dikerjakan semua?" tanya Widya lagi."Sudah semua, semua tugas mereka sudah Rubi bagi-bagi. Jadi mudah-mudahan ndak ada masalah."Ibu Widya mengangguk-angguk, selama ini wanita paruh baya itu selalu percaya dengan semua yang Rubi kerjakan. Rubi hanya memintanya untuk membantu sebisanya saja."Mbak, ayo nanti kita terlambat ... enggak enak," ujar Bono. "Aku tunggu di depan, ya.""Iya, aku siap-siap dulu," ucap Rubi lalu menoleh ke arah Widya. "Mbok Inah, semangat ya ...." Rubi mengangkat lengannya lalu tersenyum ke arah wanita yang sama tuanya dengan sang Ibu."Iya, Mbak
Baca selengkapnya
7. Mimpi Di Siang Bolong
"Kenapa nggak naik pesawat?" tanya Irma saat Regantara memasuki kamar rawat inap Arsa malam itu. Regantara langsung menghampiri tempat tidur dimana Arsa yang sudah terlelap."Gimana Arsa, Ma?" tanya Regantara tanpa menjawab terlebih dahulu pertanyaan Irma."Sudah stabil," jawab Irma. "Panasnya sudah tiga hari sama hari ini, siang tadi panasnya tinggi sekali. Waktu mau di antar ke rumah sakit, Arsa mengalami kejang," ujar Irma yang berdiri di ujung tempat tidur. "Maaf ... Mama jadi kecolongan—""Enggak apa-apa, Ma. Yang penting sekarang Arsa sudah stabil." Regantara tersenyum, dia tidak ingin ibu mertuanya itu semakin sedih. "Dokter bilang apa, Ma?""Tadi sudah cek lab, nanti mungkin dokter jaga yang akan membacakan hasilnya. Mama juga dari tadi menunggu." Irma melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 8 malam."Kayma?""Kayma pulang sama opa nya, dia mau nunggu kamu tapi Mama bilang besok saja, nanti kecapekan." Irma menarik kursi di dekatnya. "Kamu sudah makan?""Belum, Ma ... bel
Baca selengkapnya
8. Acara Dadakan
Lonceng di pintu masuk toko roti malam itu berbunyi. Rubi masih menghitung sisa roti yang berada di etalase, sedangkan dua pegawai lainnya berada di ruang belakang membereskan peralatan, maklum saja sudah pukul setengah sembilan malam yang artinya toko sebentar lagi tutup."Mau yang ini satu, ini satu, ini juga, yang ini masih bagus?" Regantara menunjuk satu roti keju, roti isi coklat, rasa kopi dan dua risole mayonaise yang tersisa tiga buah id etalase dekat Rubi berdiri.Rubi mengangkat wajahnya, wanita itu gelagapan saat melihat Regantara berada di toko roti miliknya."Pak Regan?""Kamu?" Regantara ikut terkejut melihat wanita berpostur sedang itu berdiri di balik etalase roti. "Kok di sini?" tanya Regantara."Milik saya, Pak," jawab Rubi canggung."Oh ... milik kamu." Regantara mengangguk-angguk."Saya siapkan dulu pesanan Bapak," ucap Rubi sambil mengambil kotak kue. "Hanya ini saja, Pak?" tanya Rubi memberanikan diri menatap lelaki itu."Iya, berapa?""Tiga puluh lima ribu," jaw
Baca selengkapnya
9. Interaksi
"Mbak ...." Bono memanggil Rubi membuat wanita itu pun ikut menoleh ke arah pintu masuk. Rubi cepat-cepat beranjak dari tempat duduknya saat melihat Regantara berjalan ke arahnya. "Pak," sapa Rubi sambil menundukkan sedikit kepalanya memberi hormat diikuti Yanti dan Bono. "Saya bisa minta kopi?" tanya Regantara. "Hah?" Mata Rubi terbelalak. "Diantar ke meja dekat jendela," kata Regantara lagi. "Oh, iya Pak." Rubi memberanikan kode pada Bono untuk membuatkan Regantara kopi. "Mbak, manis?" tanya Bono. "Enggak tau," jawab Rubi. "Lah, terus?" Bono kebingungan. "Tanya gih," titah Rubi. "Yang nanya?" tanya Bono lagi. "Ya kamu, Bon," jawab Rubi kesal. "Wes, biar aku yang nanya," sahut Yanti mengikat tinggi rambutnya. "Woo ... kesempatan dia." Bono menggelengkan kepala. Tak berapa lama Yanti kembali dengan tersenyum. "Kopi apa?" tanya Bono dan Rubi bersamaan. "Tanpa gula," cebik Yanti. "Pas di tanya mukanya datar buanget, huh." "Lah terus tadi ngapain senyum?" Bono mulai ta
Baca selengkapnya
10. Suami Orang
Entah ini kali ke berapa mereka berinteraksi, hanya percakapan sederhana tapi kali ini jantung Rubi berdetak begitu kencang ketika tawaran itu terucap dari bibir Regantara. "Masuk," pinta Regantara lagi dan benar saja hujan tiba-tiba turun begitu deras. "Terimakasih, Pak," ucap Rubi. "Sama-sama," jawab Regantara dengan tatapan lurus ke depan menatap jalan yang di guyur hujan deras. "Mau kemana?" "Saya?" "Ya iya kamu, kan di sini cuma ada saya dan kamu." Regantara tersenyum tipis. Rubi ikut tersenyum. "Saya mau ke salah satu kafe di jalan Ahmad Yani, bertemu teman," ujar Rubi. "Hujannya makin deras," ucap Regantara melihat ke atas langit. "Menurut kamu banjir nggak jalan Ahmad Yani?" "Biasanya banjir tapi nggak parah, Bapak bisa turunkan saya di halte nggak jauh dari jalan protokol." "Enggak perlu, biar sekalian saya antar," ujar Regantara tanpa menoleh ke arah Rubi. Hujan mulai reda saat mereka mendekati kafe, meski terhalang dengan kemacetan dikarenakan beberapa genangan ai
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status