All Chapters of Mertua Melarangku Datang Di Acara Lamaran: Chapter 31 - Chapter 40
42 Chapters
POV Serena
PoV Serena [Mas, aku minta uang besok ya. 2 juta untuk ke salon, karena udah gak betah rambut panjang, pengen potong sebahu terus di smoothing sekalian. Tapi jangan bilang Mbak Serena, takut Mbak salah paham.] pesan darinya yang kubaca. Kenapa di akhir kalimat dia harus menulis seperti itu. Jikapun dia minta terang-terangan aku izinkan, kenapa harus terkadang sembunyi. **Karena pesan Amira ini membuatku semakin penasaran, dan menggulir lahir untuk membaca riwayat pesan mereka sebelumnya.Sekilas pesan dari Amira membuatku terperangah dan syok."Apa pesan yang dikirim oleh dirinya ini, kenapa dia memfitnahku?" gumamku kesal. Memang Amira kurang ajar. Ingin sekali aku berkata kasar padanya. Kembali lagi aku berusaha menahan diri. Namun emosiku kembali memuncak, ketika membaca pesan ini semakin ke bawah.[Aku sedih Mas, Mbak Serena sembunyikan makanan.] pesan dari Amira yang mengadu pada suamiku.[Yang bener? Mbak Serena itu gak pelit.] balas Mas Irwan. [Maaf Mas, aku bukan mau me
Read more
Membungkam
PoV (3)"Yang lebih membuat ibu sedih dan kecewa. Iza juga habis beli mobil baru dan motor baru yang mahal, itu si Gunawan!" "Gak bisa di biarin, ibu datang kesana bersamaku. Aku yang akan menagih pada Mbak Iza!" ucap Amira seperti menggebu. "Tapi aneh deh! Kenapa tiba-tiba Mbak Iza banyak uang? Bukannya kemarin dia habis nangis, katanya ketipu investasi. Apa dia itu pesugihan?" ujar Amira menyelidik.2 minggu yang lalu. Amira masih mengingat dengan jelas. Iza menangis, karena rumahnya akan di sita oleh Bank."Pesugihan? Enggak mungkin, Iza melakukan itu. Sesat, dan dosa besar! Kamu ngaco Amira," ucap Puspa menepis tuduhan Amira pada putri sulungnya. "Patut dicurigai Bu, karena Mbak Iza dia kaya instan, dalam sekejap. Gak masuk akal, suaminya saja gaji gak sampai 5 juta sebulan!" "Heh, benar juga ya. Tapi Ibu sulit percaya. Jika memang dia pesugihan siapa, yang akan Iza tumbal kan?" cicit Puspa yang mulai menilai ucapan Amira masuk akal juga. Perempuan paroh baya itu bergidik n
Read more
Ketahuan
PoV (3)"Mau memberi alasan apalagi, kamu Amira? Tega kamu pada istriku? Serena sudah ikhlas membantumu, dan mengizinkan kamu untuk tinggal di sini. Tapi ini balasanmu, berpura-pura baik di depannya dan mendoakan hal buruk pada istri dan calon anakku!" berang Irwan sangat kecewa pada keluarganya. Amira sudah ia beri kesempatan kedua, tangisan dan penyesalan yang saat itu ia katakan. Membuat dirinya percaya, pada sang adik. Akan tetapi Amira memang tidak pernah berubah."Irwan kamu jalan salah paham!" ucap Puspa mencoba meredam emosi putranya. "Salah paham, Ibu bilang? Jelas terdengar di sini kalian menginginkan Serena keguguran. Di mana hati dan pikiran ibu, bayi yang dikandung oleh Serena itu juga calon cucu Ibu. Apakah ibu tidak mau mempunyai cucu dariku, mengapa ibu begitu benci pada istriku? Apa salah Serena, dia melawan karena perbuatan kalian. Jika saja Ibu bersikap baik, mungkin dia tidak akan seperti sekarang!" "Mas, kamu itu tertipu sama sikap baiknya!" ucap Amira tetap ta
Read more
Hukuman
HukumanWarga mulai berdatangan."Kenapa Mbak?" tanya salah seorang dari warga. "Ini, kakak ipar saya berzina dengan perempuan lain. Ketika istrinya tidak ada!" jelas Amira.Gunawan dan wanita itu panik. Mereka ketakutan akan di habisi karena ketahuan.Tak hanya pria, para wanita yang bertetangga dengan Iza ikut berkumpul. Lebih banyak wanita yang hadir, karena di jam seperti ini, banyak pria yang sedang bekerja. "Kamu berbuat zina, di sini!" tunjuk seorang perempuan bernama Sella. Rumahnya tepat di sebelah Iza. "Kita bisa kebagian dosa, jika membiarkan ini terjadi!" ujar salah seorang warga."Bubar kalian, saya tidak melakukan hal buruk! Ini hanya fitnah, perempuan ini tadi mengantarkan makanan!" ujar Gunawan memberi penjelasan."Makanan, apa yang dia antarkan? Pakaian sexy, makeup menor, makanan atau mengantarkan tubuhnya!" cecar Amira yang geram melihat Gunawan. Berusaha mengelak."Kamu udah mengkhianati putriku, b*jingan!" Puspa mengambil sapu lidi yang ada di samping rumah, da
Read more
Kedekatan
Kedekatan Iza maju dan merebut paksa tas wanita itu. Yang ia sandang. Iza menarik paksa hingga wanita itu merasa sakit, pada lehernya."Mir, itu Gunawan masih hidupkan?" bisik Puspa ada rasa ketakutan."Ibu jangan takut, dia itu cuma pingsan!" jawab Amira."Ibu takut jika dia mati, nanti Ibu bisa dipenjara, Mir!" "Ibu apa sih, cuma dipukul gitu doang masa dia mati? Lemah banget!" ucap Amira dan ia mengalihkan pandangannya pada Iza.Iza sedang mengecek isi tas wanita itu, mengeluarkan dompetnya, dan dia mendapatkan banyak lembaran uang cash di dalamnya. "Apakah ini uang bayaran dari suamikum?" tanya Iza dan memukulkan uang itu pada wajah si wanita. "Siapa namamu, pelakor, jawab!" hardik Iza."Cantika!" jawabnya."Apa yang kamu lakukan dengan suami saya, benar kalian sudah tidur berdua dan melakukan hal itu?" cecar Iza. Hatinya sakit mendapati Gunawan main perempuan. "Aku hanya di booking oleh suamimu, kita hanya kenal lewat aplikasi. Aku bukan pelakor, ini memang pekerjaanku. Aku
Read more
Karma
KarmaAmira dan juga keluarganya merasa curiga, dengan apa yang dilakukan oleh Iza. Namun mereka tidak bisa menemukan bukti apapun.Dan sekarang hubungan Iza dengan keluarganya, semakin menjauh. Dia tidak pernah lagi menemui Puspa.Seperti orang yang tidak saling mengenal, sehingga Puspa men-cap Iza sebagai anak durhaka yang sudah melupakan ibunya sendiri.Berulang kali Amira menuntut uangnya, tapi sama saja jawabannya. Bahkan sangat menyakiti Amira dengan caranya yang tidak mau membayar uang itu, dan merasa tak punya hutang. **Sudah hampir 4 bulan ini. Serena tidak ada bertemu dengan keluarga suaminya. Karena mereka juga tidak ada datang ke rumah itu, namun beberapa kali Ibu mertuanya menelpon untuk meminta uang pada Irwan.Puspa tidak mau menyia-nyiakan kesempatan, karena putranya itu naik jabatan dan gaji Irwan juga banyak. Bagaimanapun Puspa akan memanfaatkan sang putra.Bahkan Puspa menarget agar Irwan mengirim sebanyak 5 juta, setiap bulan. Kadang di tengah bulan dia minta tra
Read more
Untukmu, Mas!
Untukmu, Mas!Amira dibawa ke rumah sakit, setelah mengalami pecah ketuban di usia kandungan yang yang masih berjalan 7 bulan. Ada kendala pada kehamilan Amira. Yang ng disampaikan oleh Dokter. Secepatnya ia harus di operasi Caesar demi keselamatan ibu dan bayi. Puspa menghubungi Irwan. Agar putranya itu datang ke rumah sakit. Namun ponsel Irwan tidak aktif."Kenapa nomornya tidak aktif, di saat genting seperti ini!" Puspa menggerutu, kemudian mencoba menghubungi kembali.Tetap saja nomor Irwan masih tidak aktif. Perempuan paruh baya itu, tangannya mulai berkeringat karena gugup.Kali ini Puspa mencari nomor Serena.Reva berjalan tergesa-gesa menuju rumah sakit."Di mana Amira, Bu?" tanya Reva dengan raut wajah khawatir. "Amira sedang di IGD. Dia akan segera dioperasi!" jawab Puspa. "Operasi?" ulang Reva memastikan."Keadaan janinnya mengkhawatirkan, ketubannya sudah pecah dan dikhawatirkan, akan semakin mengering jika tidak dilakukan tindakan operasi secepatnya. Ibu takut terjadi
Read more
Mengadu
PoV (3)"Sadar Iza! Apa yang kamu lakukan ini salah!" teriak Gunawan mencoba menyadarkan Iza yang kalap. "Harusnya kamu Mas yang sadar! Dirimu yang melakukan kesalahan, menikah lagi tanpa izinku. Aku tidak pernah akan mau dipoligami, sampai kapanpun itu!" Iza menunjuk wajah suaminya menggunakan pisau, sedikit lagi pisau itu sudah mengenai kulit wajah Gunawan.Membuat pria itu tertegun dan gugup."Kamu maju selangkah saja, maka aku akan melukaimu!" ancam Iza dengan matanya penuh kilat kemarahan."Turunkan pisau itu Iza," pinta Gunawan dengan suara yang hampir tercekat. "Aku tidak akan menurunkannya! Jangan berani bergerak!""Kita bisa bicarakan ini dengan baik-baik," Gunawan mencoba menegosiasi. "Bicarakan dengan baik? Apa yang baik, kamu mau mengusirku dengan Vino dari rumah ini. Kamu tidak bisa melakukan itu Mas, aku tidak akan mau mengalah dengan perempuan ini. Siapa dia, yang baru saja datang ke rumah ini dan ingin merebut semua milikku. Kamu mengancamku kan Mas, ingin melaporka
Read more
Kalap
PoV (3)"Bayiku meninggal, Mas!" jawab Amira dan terdengar terisak. Irwan belum mengetahui tentang ini."Maksudmu, bagaimana. Kamu sudah melahirkan Amira, kapan?" tanya Irwan yang baru saja mengetahui, tentang meninggalnya bayi Amira."Aku mengalami pecah ketuban sebelum waktunya, dan harus menjalani operasi untuk menyelamatkan bayiku. Tapi bayiu tidak selamat Mas, dia sudah meninggal di dalam rahim. Sebelum dikeluarkan, kamu tidak ada datang ke sini, justru sedang berbelanja dengan istrimu. Apa kamu tidak mempunyai empati lagi Mas, padaku? Aku baru saja kehilangan anakku, dan kalian sedang bersukacita membeli perlengkapan bayi!" cerocos Amira yang menyudutkan Irwan.Membuat Irwan seolah menjadi kakak yang kejam padanya."Sungguh Amira, mas tidak tahu dengan apa yang menimpamu. Nanti mas dan Mbak Serena akan ke sana, untuk menjenguk kamu," ujar Irwan."Tidak perlu kamu jenguk aku, jika kamu membawa istrimu itu!" tolak Amira masih bersikap angkuh."Cukup Amira! Di keadaan seperti ini
Read more
Rahasia
PoV SerenaAku mencari warga, yang mungkin kebetulan sedang lewat. Untuk meminta pertolongan, agar Mbak Iza segera di selamatkan.Siapa yang menyangka ini bisa terjadi pada Mbak Iza. Tiba-tiba saja mendapatkan kabar, dia akan dibunuh oleh suaminya sendiri.Sungguh kejam Mas Gunawan melakukan KDRT pada istrinya, bukan lagi KDRT tapi rencana pembunuhan.Jangan sampai itu terjadi. Di malam seperti ini pasti banyak orang yang ada di rumah, waktunya bersantai dengan keluarga. Dengan membawa perut yang sudah mulai membesar, dan membuatku kesusahan berjalan cepat. Untuk meminta pertolongan.**Beberapa saat aku kembali membawa beberapa warga, yang memang tadi aku panggil, untuk membantu Mas Irwan mendobrak pintu itu. Aku belum sempat ke rumah pak RT. Yang terpenting sekarang adalah, menyelamatkan Mbak Iza. Dari kengerian suaminya sendiri.Bagaimana tetangga akan bisa mendengar, permintaan tolongnya. Suara jeritan Mbak Iza saja terdengar samar-samar, mungkin dia berada di belakang rumah. Sed
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status