All Chapters of Tunjukkan Pesonamu, Nina!: Chapter 11 - Chapter 20
121 Chapters
10
Nina memutuskan untuk kembali ke tempat tidur setelah makan. Tiba-tiba saja setelah melihat sosok Ikbal, moodnya langsung terjun bebas. Ia pun menenggelamkan kepalanya di bantal, menggerutu didalam sana. Ia merasa malu pada dirinya sendiri. Padahal sejak awal, dirinya lah yang mewanti-wanti untuk tidak mudah terjatuh dalam pesona siapapun disini. Niatnya untuk mengunjungi restaurant harus Ia batalkan, sehingga Ia pun menghubungi Andre untuk izin mengerjakan pekerjaannya dari asrama saja. Nina memutuskan untuk membuka Macbooknya kemudian mengerjakan di atas kasur. "Ugh!" Chelsea menggeliat pelan. Ia membuka matanya, sedikit menyipit karena menyesuaikan diri dengan cahaya mentari yang mulai menyengat masuk melalui celah gorden. "Jam berapa ini?" Gumamnya. "Udah jam 12. Kamu mandi gih sana," Saran Nina yang masih sibuk bergelut dengan laptop. "OMG, aku ada kel--maksudnya kerjaan jam 1 nanti," Chelsea pun terburu-buru turun dari
Read more
11
Setelah makan malam, mereka semua kembali berkumpul di ruang tamu setelah muncul sebuah surat di depan pintu asrama. Sean sebagai penerima surat, membuka perlahan segel yang mengunci amplop sambil sesekali menggoda mereka yang penasaran. "Para wanita, silahkan pilih salah satu dari 4 kartu untuk menentukkan kemana tujuan kencanmu." Ujar Sean dengan lantang. Sean pun mengorek isi amplop dan benar saja, Ia menemukan 4 kartu dengan lukisan yang berbeda.  Ada pilihan pantai, museum, taman bermain, dan fine dining. Fine dining adalah salah satu impian kencan Nina sejak dulu. Ia ingin tahu bagaimana rasanya diperlakukan seperti seorang ratu. Tetapi, akan sangat canggung kalau kegiatan kencan mereka hanya makan. Nina juga tidak bisa melihat lebih jauh bagaimana kepribadian pasangannya jika tidak ada kegiatan aktif di dalamnya. Selain itu, Nina juga merasa Ia perlu sedikit fresh air mengingat sesaknya hiruk pikuk perkotaan.
Read more
12
Day 3 Pagi ini, asrama bersuara sangat ramai. Para kaula muda tengah bersiap untuk kencan pertama yang sangat mereka tunggu-tunggu.Adam mengatakan bahwa mereka akan berangkat pagi-pagi sekali karena jarak pantai yang cukup jauh dari pusat kota, yaitu memakan sekitar 2 jam untuk sampai kesana. Disisi lain, Nina merasa bersalah kepada Kanaya karena seakan tengah berselingkuh dengan Adam. Sebab Kanaya baru saja curhat tentang kebimbangannya mengenai Adam kepada Nina semalam. Namun, betapa baik hatinya Kanaya mengatakan bahwa Ia baik-baik saja dan malah ikut membantu memilihkan outfit kencannya pagi ini. "Kamu betulan nggak apa-apa, Ka?" Saat ini Nina tengah berada di kamar Kanaya dan Kesha karena Ia sangat bosan di kamarnya sendiri. Chelsea seperti tengah menjauhinya sehingga mereka bahkan tidak mengobrol sama sekali sejak malam tadi. Nina juga tidak tahu apa kesalahannya, jadi Ia mengikuti saja alur yang dibuat oleh Chelsea. Jika perempuan itu tak ingin menyapanya hari ini, yasudah
Read more
13
Perjalanan diiringi dengan keheningan berkepanjangan, bahkan Adam tidak mau repot untuk sekedar menyalakan musik guna memecah keheningan yang melanda. Nina hanya bisa duduk dengan tenang dan hati-hati. Seperti dugaannya, kencan dengan Adam memanglah sebuah mimpi terburuk dalam hidupnya, setidaknya untuk sementara ini. "Bagaimana perasaanmu selama di rumah?" Tanya Adam akhirnya berbasa-basi setelah sekian purnama. Nina menoleh sekilas ke arah Adam, kemudian berdehem untuk membersihkan tenggorokannya. Rasanya seperti mengalami sesi interview, "Agak kesulitan sebenarnya," Jawabnya. Nina melirik Adam sekali lagi yang terlihat sangat tampan hari ini. Meskipun sikap pria itu dingin dan datar, Nina tetap tak ingin melewatkan keindahan mahkluk Tuhan yang satu ini. Belum tentu selesai acara dia akan melihat manusia seperti Adam lagi diluaran sana. "Apa yang membuatmu kesulitan?" Dahinya mengernyit dalam tampak keheranan. Nina memandangi kaca mobil disampingnya. Pemandanga
Read more
14
Adam dan Nina baru sampai di pantai setelah menempuh waktu perjalanan cukup lama, yaitu 2 jam 30 menit. Jika ingin, Adam bisa saja menembusnya dengan waktu 1 jam. Tetapi mengingat percakapannya dengan Nina terlalu sayang untuk diakhiri, jadi pria itu sengaja lebih memelankan laju mobil agar bisa lama-lama mengenal wanita itu. Pandangan Nina terhadap Adam tentu saja berubah 180 derajat. Nyatanya pria itu sangatlah asik diajak bicara. Komunikasi mereka cenderung lebih nyambung. Apalagi saat membicarakan tentang bisnis, Nina bisa melihat binar semangat di netra pria disampingnya. Sehingga Nina semakin menguatkan asumsinya bahwa Adam adalah seorang bussines man yang sangat sukses. Semoga suatu hari, Nina bisa mengikuti jejaknya.Pantai terlihat ramai sore ini, namun tidak terlalu sepadat biasanya. Awan di seberang pulau terlihat gelap menunjukkan kuasanya yang akan menurunkan hujan siang nanti. Semilir angin kencang meniup dengan gagahnya,
Read more
15
"Apa kamu merasa kecewa karena aku memilih kartu pantai?" Nina akhirnya mengeluarkan pertanyaan yang sedari tadi Ia pendam. Mungkin saja sebenarnya ada seseorang yang diharapkan oleh Adam untuk memilih kartu tersebut. Obrolan mereka tak kian habis sejak tadi, mungkin karena mencoba saling mengenal, rasa penasaran masih besar sekali. Mulai dari membahas hobi, sampai dengan hewan peliharaan Adam yang ternyata sangat ekstrem. Pria itu senang memelihara reptil di dalam rumahnya. Tentu saja perawatan hewan-hewan seperti itu memerlukan biaya yang lumayan fantastis. Belum lagi, Adam harus menyediakan tempat yang luas, mendesainnya sedemikian rupa agar kendang-kandang itu dikamuflase seperti habitat asal para hewan peliharaan itu. Adam meneguk minumannya kemudian berujar, "Nggak. Kenapa harus kecewa?" Khas jawaban Adam. Setelah beberapa jam menghabiskan waktu dengan pria itu, sedikit banyaknya Nina hapal juga dengan kebiasaan Adam yang senang membalikkan pertanyaan dengan pe
Read more
16
Ezra menutup matanya tenang di atas kasur. Ia pulang kencan lebih cepat daripada pasangan lainnya, karena Ia memang tidak punya rencana apapun selain museum. Padahal, Ezra dan Kesha merupakan pasangan yang paling lambat untuk pergi karena mereka menunggu jam agak siangan. Diliriknya jam telah menunjukkan pukul 7 malam. Ternyata sudah cukup lama pria itu terlelap.Sesuai aturan, seharusnya sebentar lagi Kanaya akan pulang, mengingat aturan kencan hanya dibatasi sampai pukul 8 malam. Ia memutuskan untuk keluar dari kamar dan menemukan Kesha tengah sibuk melakukan--hal yang tidak Ezra pahami sebagai kaum pria. Menghias kukunya semerah darah."Eh? Udah bangun, Za?" Kesha berujar dengan nada riangnya. Semenjak pulang dari kencan, wanita itu berubah menjadi seterang mentari. Mungkin karena ketertarikannya kepada Ezra semakin besar setelah berkencan dengannya. Kesha menyadari bahwa Ezra tidak sedingin yang Ia kira. Meskipun pria itu hanya bicara singkat-
Read more
17
Nina turun dari mobil saat Adam membukakan pintu untuknya. Tampaknya belum usai kejutan untuk Nina hari ini, Adam tiba-tiba saja menggandeng tangannya dengan erat. Nina terkesiap dan reflek melepaskan genggamannya dari Adam, "Eh?" "Oh, maaf. Kamu nggak nyaman?" Tanya Adam dengan anda khawatir. "Err--nggak enak sama yang lain," Nina terlihat sungkan."Nggak apa-apa. Kita harus pamer sama mereka," Adam menautkan jemari mereka dengan perlahan, sambil menunggu penolakan kedua dari Nina. Namun wanita itu tampak diam saja, seperti menerima genggaman Adam. Adam diam-diam tersenyum kemudian membukakan pintu dan mempersilahkan Nina untuk masuk terlebih dahulu."Nina! Ayo sini kita makan!" Ajak Kanaya. "Duluan aja. Kita baru aja makan kok," Tolak Nina dengan halus. "Oh, yaudah ikut nyemil aja sini," Ajak Kesha kemudian.Nina kemudian duduk di sebelah Kanaya. Sayangnya kursi kosong hanya tersisa di sebelah Chelsea, sehing
Read more
18
DAY 4Saat ini keempat wanita sedang merias diri di kamar Chelsea dan Nina sambil mengobrol. Meskipun tidak ada jadwal kencan hari ini, para wanita tetap mempertahankan penampilannya mengingat mereka direkam 24 jam oleh kamera dimana-mana. Nina yang sedang fokus mencatok rambutnya hanya menyimak percakapan yang tidak jauh-jauh tentang para pria."Kamu juga suka Ezra, Kak? Sekarang Ezra tiba-tiba populer ya." Gumam Kesha yang masih bisa didengar oleh ketiganya."Bukan suka, cuman mau mencoba kenal aja. Kemarin kan aku udah jalan sama Ikbal tuh. Aku kepengen kenal mereka satu-satu biar aku tahu harus milih yang mana," Jawab Chelsea. Nina memperhatikan Kanaya dari balik kaca yang kini juga telah menatapnya. "Emangnya kamu nggak suka Kak Ikbal Ce?" Akhirnya Kanaya membuka suara. "Hm, jujur aja aku baper sih soalnya dia manis banget selama kencan semalam. Tapi aku bosan, soalnya kebanyakan cerita tentang dirinya sendiri. Bag
Read more
19
"Lagi ngapain di dalam kamar, kok pada nggak ke ruang makan?" Nina berjalan bersisian di tepi kolam renang bersama Adam. Adam memutuskan untuk menyantap sarapan bersama Nina di tempat duduk santai sembari menikmati hari yang cerah."Pada ngobrol. Biasalah cewek." Nina kemudian menyuap sarapan kecilnya, "Hm, enak. Makasih ya." "Sama-sama. Hari ini bisa temani aku sebentar? Sekalian makan diluar. Aku mau ngajak kamu ke tempat langgananku," Ajak pria itu.Tentu saja mata Nina langsung berbinar terang, "Mau, tapi--emangnya kita boleh keluar? Soalnya nggak ada jadwal dari staf kan?""Ah, masa acara dating show melarang finalisnya buat kencan sih," Ujar Adam santai."Hah? K-kencan?" Tanya Nina lagi, memastikan pendengarannya tidak salah.Adam kemudian mengangguk, "Terus apa? Study tour?" Ujar Adam dengan nada bercanda. Kemudian jemarinya menyeka saus yang setia menempel di sudut bibir Nina. "Pelan-pelan aja makannya, aku nggak akan
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status