Theresia menunggu Jemmy mengakhiri panggilan, baru mengakhiri panggilan. Dia menyadari saking gugupnya, jantungnya malah berdebar sangat kencang. Bahkan, jari tangannya juga terasa kebas.Theresia pernah mendengar nama Jemmy sebelumnya. Konon katanya, dia adalah seorang pria tua yang suka menyendiri, dingin, dan arogan. Namun dari suaranya saat telepon tadi, suara Jemmy malah terdengar sangat ramah.Theresia meletakkan ponselnya. Kata-kata Jemmy masih terngiang di dalam hatinya, “suruh dia bawa kamu ke rumah”. Theresia pun tersenyum, lalu mengambil handuk untuk menyeka wajahnya, dan berjalan keluar.Selesai mempersiapkan sarapan, Theresia kembali ke kamar. Saat ini, Morgan sedang mengenakan pakaiannya. Dia berjalan kemari, lalu membantu Morgan untuk mengancingi pakaiannya.“Maaf, tadi aku nggak sengaja angkat teleponmu. Sepertinya panggilan itu dari kakekmu.” Theresia menurunkan kelopak matanya dan berkata dengan rasa bersalah.Morgan tertegun sejenak. “Kakek?”“Iya.”Nada bicara Morga
Baca selengkapnya