Sarima berkata dengan tidak peduli, “Tidak apa-apa, menantuku akan membawa kembali istrinya kepadaku!”Rose merasa gusar hingga ingin mengakhiri panggilan. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata dengan suara rendah, “Ibu, apa kamu nggak merasa perkembangan hubunganku dengan Juju terlalu cepat?”Sarima menyesap teh, lalu berkata dengan lembut, “Rose, apa kamu merasa bahagia sekarang?”Rose mengangguk tanpa ragu.“Gimana kalau dibandingkan saat bersama Devin?”Rose berpikir sejenak, lalu mengangguk. “Bukannya bagus!” Sarima tersenyum tipis. “Kalau kamu bahagia, itu berarti kamu suka sama Juno. Perasaan cinta itu datangnya seperti badai. Kamu tidak akan diberi waktu untuk berpikir sama sekali. Lagi pula, Juno sudah menunggu sangat lama. Mungkin semua ini tergolong cepat bagi kamu, tapi semuanya sudah tergolong sangat lama baginya!”Rose pun tertawa, lalu berbaring di atas sofa. Hatinya sungguh berbunga-bunga.Sarima melanjutkan, “Kamu memang anak seni, tapi jangan berpikir kebanyakan, tida
Baca selengkapnya