“Nggak masalah!” Rose tersenyum datar. “Tuan Stephen mau minum apa?”“Apa pun boleh. Terserah saja!” Stephen mengangguk dengan tersenyum.Shinta bantu memesan secangkir kopi latte.Setelah semuanya duduk, Rose bertanya, “Apa Tuan Stephen punya pemikiran terhadap cincin?”Stephen melirik Shinta sekilas, lalu bertanya dengan tersenyum, “Apa dia itu asistennya Nona Rose?”“Iya, halo, namaku Shinta!” Shinta juga pintar dalam membaca mimik wajah. Dia tahu ada yang ingin Stephen bicarakan dengan Rose. Dia pun berdiri dan berkata, “Kak Rose, aku telepon bentar, ya. Aku akan segera kembali.”Rose mengangguk. “Pergilah!”Setelah Shinta pergi, Stephen baru berkata, “Maaf, tiba-tiba telepon dan ajak kamu keluar.”Rose berucap, “Kamu bisa ngomong intinya saja!”“Oke, kalau begitu, aku akan katakan. Berapa yang mesti aku keluarkan untuk berlian yang dipilih calon istriku dan juga biaya desainmu?” Stephen menggenggam kedua tangannya, lalu bertanya dengan tersenyum lembut.Rose memperhitungkannya, la
Read more