All Chapters of Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama: Chapter 2581 - Chapter 2590

Dua hari kemudian, Theresia sudah sembuh total dan keluar dari rumah sakit.Roger mengantar Theresia pulang ke rumah. Sebelumnya, Roger sudah mencari pembantu paruh waktu untuk membersihkan rumahnya. Roger memasukkan bunga yang dibelinya ke dalam vas, lalu berkata dengan tersenyum lembut, “Kamu pergi mandi dulu. Santai saja. Nanti kita makan di luar untuk rayakan kamu keluar dari rumah sakit.”Theresia tersenyum datar. “Keluar rumah sakit juga perlu dirayakan?”“Bukan hanya merayakan kamu keluar rumah sakit saja, juga merayakan hari jadi kita. Kita rayakan dua hal gembira ini!” Roger sedang bercanda.Theresia mengangguk dengan tersenyum. “Kalau begitu, kamu tunggu aku sebentar.”“Oke!” Terlihat raut wajah lembut di wajah tampan Roger.Theresia kembali ke kamar utama. Roger pun duduk sebentar di ruang tamu, lalu berjalan ke balkon. Ketika melihat buku yang masih belum selesai dibaca Theresia di atas meja, Roger mengambilnya, lalu membacanya sejenak.Mereka berdua sudah jadian. Sekarang,

Sonia selalu mengira dirinya bermental kuat. Dulu, dia harus bertumpu pada keyakinan bahwa dia akan menemukan Reza, supaya bisa kembali menyalakan harapan untuk hidup.Lantas, bagaimana Theresia bisa bersikap tenang dan tersenyum santai di hadapan orang-orang? Theresia memang lebih kuat daripada Sonia!Jadi, selamanya Sonia tidak memiliki alasan untuk menyalahkan Theresia kenapa malah melepaskan abangnya dan memilih Roger!Morgan adalah nyawa Theresia. Menunggu tanpa batas dan memeluk harapan kosong bisa menghancurkan hasratnya terhadap hidup. Sama seperti ketika abang pergi waktu itu, Sonia hampir kehilangan harapannya untuk bertahan hidup. Dia hanya mengalami masalah seperti itu sekali saja, tidak mungkin ada kedua kalinya lagi. Jadi, dia sepenuhnya memahami keputusan Theresia sekarang.“Kalau kamu ngomong seperti itu, aku juga mengerti!” Ranty mengangkat alisnya, lalu menoleh untuk mendengus. “Tenang saja. Aku masih akan menganggap Theresia menjadi temanku. Kelak kalau bertemu lagi,

Pada awal bulan April, Keluarga Herdian mengantar maskawin ke rumah Keluarga Bina di Kota Atria.Jemmy sengaja menyuruh orang untuk membereskan ruangan untuk menaruh maskawin dari Keluarga Herdian.Tommy dan Lysa berkunjung ke rumah. George dan Diana juga sudah mengambil cuti untuk ikut ke Kota Atria. Mengenai Reza, semuanya tidak perlu dikatakan lagi. Semua tentang pernikahan diatur sendiri olehnya.Setelah mengetahui kabar Keluarga Herdian hendak kemari, seluruh media Kota Atria berbondong-bondong berdatangan, bahkan pihak resmi juga datang, berkumpul di depan Kediaman Keluarga Bina.Kali ini, Jemmy juga tidak bersikap rendah hati. Dia hanya meminta anggotanya untuk memperketat pengamanan.Setelah hari yang ramai ini, semua orang di Kota Atria mulai membahas soal resepsi pernikahan Keluarga Herdian dengan Keluarga Bina.Suasana di halaman depan sangat ramai. Sementara, Sonia sedang menyuap White di halaman belakang.Reza berjalan kemari. Dia mengambil sebiji buah pinus, lalu mengupas

Morgan menuangkan alkohol kepada Jemmy. “Kalau kamu berbicara seperti ini, aku tidak akan menikah dan juga tidak berani memiliki anak.”“Sonia saja sudah mau menikah. Apa kamu sebagai abangnya tidak malu untuk ketinggalan?” Jemmy mendengus dingin. “Aku tidak mendesakmu. Kamu malah mengira temperamenku bagus.”Morgan berkata dengan tersenyum datar, “Justru karena Sonia sudah menikah, aku juga tidak perlu buru-buru.”Jemmy berucap, “Jangan jadikan Sonia sebagai alasan. Kamu sudah pulang sekarang. Jangan bikin aku mencemaskanmu lagi!”Morgan tersenyum. Nada bicaranya malah terdengar serius. “Kakek, kamu sudah bekerja keras selama beberapa tahun ini.”Tiba-tiba mata Jemmy menjadi basah. “Di antara kita, untuk apa mengatakan ucapan seperti itu. Asalkan kamu dan Sonia baik-baik, aku juga bersedia untuk hidup menderita 10 tahun lagi.”Mereka berdua makan sembari mengobrol. Makan siang diselesaikan dalam waktu satu jam. Setelah selesai makan, mereka berdua berjalan ke halaman belakang. Jemmy m

Saat makan, Theresia memang bersikap seperti biasa, tetapi Roger tetap menyadari bahwa dia sedang bersandiwara. Dia sedang berlagak bersikap tenang dan seperti biasa.Roger juga menganggap semuanya tidak pernah terjadi. Dia menceritakan masalah bertemu klien bisnis aneh, lelucon yang dia alami di perusahaan, dan juga cerita orang-orang di sekitarnya kepada Theresia.Theresia mendengar dengan sangat serius. Hanya saja, terkadang tatapannya terlihat sedikit linglung.Selesai makan, Roger mengusulkan untuk menonton film.Theresia berkata, “Aku merasa agak capek hari ini. Lain hari saja.”Roger mengangguk dengan perhatian. “Oke, kita perginya kapan kamu ada suasana hati saja!”Roger mengendarai mobil mengantar Theresia pulang. Setelah menuruni mobil, dia melihat bayangan punggung wanita itu. Tiba-tiba Roger merasa agak panik. “There!”Theresia menghentikan langkahnya, lalu membalikkan tubuhnya. “Ada apa?”Di dalam kegelapan malam ini, Roger menatap Theresia dengan penuh rasa serakah. “Tida