“Tidak peduli apa tujuannya, provokasi sama saja dengan menghabisi!” Ekspresi Solmi kelihatan dingin. “Pisau ini sudah berkarat, tidak bisa digunakan lagi!”Pada saat ini, Rafatar berjalan dengan buru-buru, lalu berkata dengan nada dingin, “Tuan Morgan, Mario sudah kembali!”Morgan mengangkat kepalanya, sepertinya sudah lama dia menunggu momen ini. Dia pun berpesan dengan nada serius, “Jalankan sesuai dengan rencana!”“Baik!” jawab Rafatar, “Aku akan segera pesan kepada yang lain.”Morgan mengangguk dengan perlahan. “Segera selesaikan peperangan ini. Jangan ulur terlalu lama. Kalau diperlukan, kalian bisa membantunya.”Solmi dapat mendengar nada buru-buru dari nada bicara Morgan. Terlintas aura muram dan kacau di dalam tatapan Solmi. Dia berkata dengan hormat, “Aku mengerti!”Morgan berdiri berjalan ke sisi jendela. Dia menatap para tentara yang sedang latihan di area pelatihan. “Setelah Sirla menampakkan diri, aku akan sambut dia langsung!”“Baik!” balas Solmi dan Rafatar dengan serem
Read more