Theresia tidak menyetujuinya. Dia tetap berkata dengan nada arogan, “Aku kira aku yang paling unggul!”Morgan menatapnya dengan kaget. Ujung bibirnya sedikit terangkat ke atas. “Hanya karena masuk dua sesi pelajaran, kamu malah jadi percaya diri?”Morgan menyindir dengan raut serius, alhasil Theresia pun tertawa terbahak-bahak. Saking lucunya, dia hampir saja jatuh ke tubuh Morgan. Untung saja, dia masih bisa mempertahankan akal sehatnya.Tiba-tiba sebuah bola melambung kemari, membentur paha di atas bangku, lalu jatuh bergulir di sekitar kaki Morgan.Anak-anak yang sedang bermain sepak bola pun terbengong. Semuanya hanya melihat dari jarak belasan meter, tidak ada satu pun yang berani maju.“Sudah lihat belum, semua orang takut sama kamu.” Theresia membela diri sendiri.Morgan melirik sekilas. Dia mengambil bola dan berdiri berjalan ke sisi halaman. Dia menoleh, lalu menjerit ke sisi Theresia, “Kemari, biar aku ajar kamu main sepak bola!”Morgan berdiri di bawah sinar matahari, sosokn
Read more