All Chapters of Jenderal Naga : Chapter 61 - Chapter 70
1531 Chapters
Bab 61
Di pintu gerbang kawasan militer, terdapat banyak tentara bersenjata lengkap dan seorang Letnan Jenderal berpangkat tinggi. Tapi, para tentara ini hanya berdiri tegak saja.Letnan Jenderal juga tidak mengatakan apa-apa, malah berjalan ke samping sambil menelepon dengan suara pelan, "Pak, saya sudah mengusir Toni, tetapi mobil Naga Hitam datang dan sekarang di hadang oleh keluarga Kurniawan, keluarga Kurniawan sepertinya tidak tahu identitas Chandra, apa yang harus kita lakukan sekarang?""Lakukan saja pekerjaanmu dengan baik, jangan terlalu memperhatikannya.""Siap."Letnan Jenderal menelepon dan meminta perintah dari Arya, lalu menunggu di pintu tanpa memeriksa tiket masuk.Chandra juga tidak bisa berkata apa-apa menghadapi tuduhan keluarga Kurniawan, Aku ingin masuk, apa hubungannya dengan kalian?Dia menurunkan kaca mobil, melihat Leon dan yang lainnya yang memarahinya dengan keras bahkan naik ke depan mobil hanya dapat berkata tanpa daya, "Hei, apa yang kalian lakukan? Kamu tidak
Read more
Bab 62
Keluarga Kurniawan penuh dengan penyesalan setelah melihat Chandra memasuki area militer dengan mobil, karena mereka tadi masih mengejeknya. Terlebih lagi, Letnan Jenderal di gerbang area militer sangat menghormatinya.Mungkinkah Chandra adalah orang yang hebat?Di wilayah militer.Chandra yang sedang mengemudikan mobil menoleh untuk melihat Nova, tersenyum dan sambil berkata, "Nova, aku tidak berbohong padamu, kan?"Nova melihat Chandra dan bertanya, “Chan, bilang yang benar, kamu siapa?”Saat ini, dia kembali meragukan Chandra, karena sejak mengenal Chandra, banyak hal telah terjadi dan hal-hal ini sangat sulit dipercaya! Pertama, Chandra yang menyembuhkan lukanya. Kedua, orang penting seperti Ihsan yang menjamunya secara langsung. Ketiga, Harion sebagai pemilik Sentosa, secara langsung menyerahkan kartu member Platinum. Hari ini adalah yang keempat kalinya. Ini terlalu luar biasa!Chandra menjelaskan, "Aku hanya seorang tentara veteran yang telah mengabdi selama sepuluh tahun, tidak
Read more
Bab 63
Di depan gerbang area militer sangat sunyi, tidak ada yang berani mengatakan apa pun. Tiba-tiba terdengar suara klakson yang menarik perhatian banyak orang dan membuat mereka semua tercengang.Kenapa kembali lagi?Letnan Jenderal dan tentara di pintu, langsung berdiri tegak dan memberi hormat."Hormat, Pak!"Suara yang rapi dan nyaring bergema!Yani menurunkan jendela mobil untuk memperlihatkan wajahnya yang penuh kegembiraan dan kebanggaan yang tidak bisa disembunyikan.Pada saat mobil ingin lewat, semua konglomerat yang mengantre langsung memberi jalan untuk mereka. Yani bahkan menjulurkan kepalanya, melambai kepada para prajurit di kedua sisi untuk menyapa. Ekspresi dan postur itu, benar-benar terlihat seperti seorang perwira.Setelah mobil melaju keluar dari kawasan militer dan berhenti di depan keluarga Kurniawan, Yani pun membuka pintu dan turun.Dia mengangkat kepalanya tinggi-tinggi, wajahnya penuh dengan senyum dan rasa bangga.Dengan senyum cerah di wajahnya, dia berteriak, "
Read more
Bab 64
Chandra tidak menyangka bahwa suatu hari dia akan jatuh sampai menjadi supir untuk orang lain. Namun, dia merasa bahwa perilaku Yani juga cukup melegakan.Setelah melihat dia mengemudi memasuki area militer lalu keluar lagi beberapa kali, wajah keluarga Kurniawan menjadi pucat dan terlihat marah.Konglomerat lainnya malah seperti sedang menonton pertunjukan.Abdul juga tidak berdaya.Mengapa Naga Hitam bertingkah seperti orang kampung, jika tindakannya dilaporkan kembali ke ibu kota, betapa memalukannya itu?Namun, menurut Chandra ini sangat bagus! Hari-hari ini benar-benar santai.Chandra keluar lagi, ketika dia hendak berbalik dan masuk lagi, Nova berkata, "Chan, cukup, lihat kamu sudah menunda pemeriksaan surat undangan mereka."Chandra berbalik dan menatap Yani bertanya sambil tersenyum, "Ma, apa Mama merasa baikan?"“Haha, sudah! Mama sudah merasa baikan.” Yani tidak bisa menutup mulutnya sambil tersenyum. Mama lega sekali, hari ini akan jadi hari yang paling dibanggakan Mama dala
Read more
Bab 65
Sekarang seperti semua itu karena dipaksa oleh kehidupan.Chandra mengangguk dan berkata, "Tidak masalah membuka klinik, tapi setelah lewat beberapa waktu ya, Ma, karena aku mendengar bahwa CBD di kota akan mulai menarik investor, saat itu kita baru membuka klinik di gedung yang baru dibangun itu.""Plak."Yani mengangkat tangannya dan memukul dahi Chandra sambil memarahinya, "Apa kamu tahu di mana itu? Itu tempat kelas atas yang akan menjadi pusat keuangan paling ramai di negara ini. Kamu masih ingin membuka klinik di sana, jangan bicara aneh-aneh, bahkan hanya biaya untuk masuk saja sudah sangat mahal."Chandra menyentuh kepalanya dengan muka polos.Biaya masuk?Dia berencana akan membeli seluruh CBD lalu akan membuka klinik, siapa yang berani meminta biaya masuk padanya.Namun, dia mengerti dan tidak berbicara lagi. Karena jika dia memberi tahu mereka bahwa dia akan membeli CBD, dia pasti akan diperlakukan seperti orang bodoh.Ketika Hendro mendengar bahwa Yani akan memberikan uang
Read more
Bab 66
”Ma, Mama kenapa?! Sikap Mama kenapa begitu?! Kakek datang secara langsung, tapi kenapa Mama seperti ini?”“Iya, merasa hebat?”“Cepat berlutut dan minta maaf sama Kakek!”Keluarga Kurniawan yang mengikuti di belakang tampak menyudutkan Yani secara bersamaan. Sedangkan Yani mendadak mengubah sikapnya dan memasang senyum lebar dan berkata,“Pa, rumah aku kecil dan bukan vila. Selain itu, nggak ada banyak kursi di dalamnya. Nggak ada tempat buat duduk, jadi aku nggak mempersilakan Papa masuk ke dalam. Kalau ada urusan, kita bicarakan di sini saja. Wah! Bawa hadiah juga ternyata! Hendro, kenapa masih diam? Cepat terima hadiahnya.”“Oh!”Hendro langsung menerima hadiah yang telah dibawa oleh keluarga Kurniawan. Namun karena jumlahnya cukup banyak, tidak akan cukup jika hanya dia sendiri yang menerimanya. Dengan suara melengking dia berseru, “Indah, bantu ambil barangnya!”Lelaki itu memberikan hadiah-hadiah tersebut sebagian pada Indah, setelah itu dia menerima lagi hadiah lainnya dari kel
Read more
Bab 67
“Ada rokok dan minuman alkohol. Boni, besok bawa ini ke toko di depan komplek dan tanya mereka bisa dapat harga berapa.”Boni yang sedari tadi bungkam hanya merespons istrinya dengan berdeham.“Ma, nggak perlu segitunya. Kita semua satu keluarga, kenapa harus merusak hubungan kita?” tanya Nova dengan suara pelan.“Memangnya kamu ngerti apa?!” sentak Yani.“Mama sudah cukup dengan sikap mereka! Sekarang kita nggak perlu melihat wajah mereka lagi! Hendro, kamu harus lebih semangat! Nggak perlu ke Yorda lagi dan ganti pekerjaanmu! Mama nggak percaya kalau kita akan kelaparan setelah keluar dari keluarga Kurniawan!”“Iya,” jawab Hendro dengan suara kecil sambil menundukkan kepalanya.Chandra menguap menahan kantuk. Kemarin malam dia pergi melakukan urusan penting hingga sedikit kurang tidur.“Nova, aku ke kamar dan tidur sebentar.”“Iya, tidurlah,” jawab Nova. Setelah itu dia mengeluarkan ponselnya dan menonton acara pelantikan dari Arya.Chandra masuk ke dalam kamar milik Nova yang sudah
Read more
Bab 68
Hari ini merupakan hari besar yang menggemparkan bagi Kota Rivera. Hari pelantikan Arya sebagai penerus dari lima wilayah militer. Tiga keluarga kaya di kota ini tampak sedang terikat di atas kursi dalam keadaan kepala yang terpenggal.Sedangkan anggota keluarga Sinaga sudah kabur dari Kota Rivera. Namun Chandra sudah mempersiapkan semuanya sebelumnya. Dia sudah memerintahkan orang untuk mengunci seluruh akses baik via laut, udara dan darat. Lelaki itu melarang keempat keluarga besar untuk pergi dari kota ini.Setelah pelantikan Arya, para petugas juga ikut unjuk diri dan menjelaskan perihal kematian dari ketiga keluarga tersebut. Seorang napi yang telah dijatuhkan hukuman mati ditarik keluar dan dipasangkan topeng yang digunakan oleh Chandra, setelah itu langsung ditembak mati di tempat dan dijadikan sebagai bentuk pertanggungjawaban pada masyarakat.Karena itu, panasnya masalah ini telah berhasil ditekan untuk sementara waktu. Mengenai empat keluarga besar di Kota Rivera, untuk kelua
Read more
Bab 69
”Asal kamu mau, aku nggak masalah. Aku jadi tentara selama sepuluh tahunan dan cukup banyak uang yang tersimpan.”“Aku nggak ada kebiasaan menghabiskan uang lelaki.”“Baiklah.”Chandra tidak berkata apa pun lagi. Kalau Nova ingin kerja, maka dia akan mengikuti kemauan perempuan itu. Dia sendiri juga masih sedang mempersiapkan semuanya dan masih belum tahu kapan waktu pastinya bisa selesai.“Cuci muka dulu, aku mau tukar baju.”“Oh.”Chandra menganggukkan kepalanya dan melangkah keluar. Di ruang tamu tidak ada orang, kemungkinan mereka semua sedang pergi. Dia yang baru saja bangun dari tidur panjangnya melangkah ke arah kamar mandi dengan langkah sempoyongan.Setelah selesai membasuh wajah dan menyikat gigi, Chandra memutuskan untuk duduk menunggu di ruang tamu. Tidak butuh waktu lama untuk Nova keluar dari kamar dengan pakaian rapi. Penampilan perempuan itu membuat mata Chandra berbinar seketika.Nova mengenakan kemeja putih dengan bawahan rok ketat yang dipadu dengan sepatu hak. Dia t
Read more
Bab 70
Chandra mengendarai motornya dan membawa Nova ke sebuah pusat rekrutmen yang ada di sekitar sana. Saat tiba di depan pintu, Nova berkata, “Chandra, kamu tunggu aku di luar. Aku sendiri saja yang keliling di dalam.”“Kenapa? Kamu keberatan karena malu kalau aku jalan sama kamu?” tanya Chandra dengan nada jenaka.Dengan cepat Nova menjelaskan, “Bukan gitu! Aku harus keliling cukup lama dan takut merepotkanmu. Di dekat sini ada warnet, kamu bisa main-main dulu di sana sambil tunggu aku. Nanti setelah selesai, aku akan menghubungimu.”Dia mendorong kedua bahu Chandra. Nova sering membaca buku yang di dalamnya mengatakan bahwa seorang lelaki sangat tidak menyukai berkeliling dengan perempuan. Dia benar-benar khawatir Chandra akan merasa dirinya merepotkan lelaki itu.“Aku nggak bisa main permainan yang seperti itu. Sebaiknya aku ikut kamu saja. Kamu terlalu cantik, aku nggak bisa tenang,” ujar Chandra sambil terkekeh. Hati Nova terasa manis dengan hati yang berbunga-bunga. Dalam hatinya yan
Read more
PREV
1
...
56789
...
154
DMCA.com Protection Status